Anda di halaman 1dari 26

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau menyimpan
suatu fluida bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau
menyimpan fluida cair maupun gas atau bahkan keduanya yang memiliki tekanan
dan temperatur yang berbeda-beda. Kegagalan dalam perancangan dapat
mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat merenggut korban jiwa dan dapat
merusak lingkungan disekitarnya.kegagalan bejana tekan dapat disebabkan oleh
faktor pemilihan material yang tidak sesuai, desain yang tidak benar, prosedur
fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang kurang.
Dalam perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin tingkat
keamanan bejana tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering digunakan
dalam perancangan adalah standar ASME Boiler and Pressure Vessel Code yang
diterbitkan oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME).
Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang digunakan
merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling berhubungan. Kedua faktor
tersebut telah tercakup didalam ASME section VIII. ASME section VIII devisi 1
berisi tentang persyaratan umum, tambahan dan larangan spesifik untuk material
bejana tekan. Di antaranya mengenai metode perancangan, pengujian, fabrikasi,
inspeksi, dan sertifikasinya (ASME, 2008)
Menurut Aziz (2014), perancangan bejana tekan menggunakan metode yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak
software yang digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software
PV Elite. Dalam jurnalnya perancangan tersebut menggunakan material untuk shell
dan head adalah SA 516 Grade 70, tekanan operasi 3,1 MPa, dimensi panjang
bejana tekan 5900 mm, diameter bejana 2140 mm, dan corrosion allowance sebesar
6 mm. Hasil dari software PV Elite, ketebalan shell yang didapat adalah 30,45 mm,
sedangkan perhitungan manual adalah 29,84 mm. Untuk ketebalan head
berdasarkan perhitungan PV Elite didapat 30,18 mm, sedangkan perhitungan
5

manual adalah 17,92 mm. Tekanan maksimal berdasarkan PV Elite adalah untuk
head 5,1356 MPa dan shell 5,0418 MPa, sedangkan dari perhitungan manual untuk
head 1,0144 MPa dan untuk shell 3,9102 MPa.

2.2. Dasar Teori


2.2.1. Definisi Bejana Tekan
Menurut Satrijo (2012) bejana tekan (pressure vessel) merupakan suatu
tempat atau wadah untuk menyimpan atau menampung suatu fluida, baik berupa
cairan ataupun gas. Bejana tekan sering digunakan sebagai salah satu alat proses
yang digunakan di suatu industri, khususnya pada industri kimia, perminyakan, dan
pembangkit listrik. Bejana tekan dirancang agar mampu menampung atau menahan
cairan atau gas yang memiliki temperatur maupun tekanan yang berbeda dari
keadaan lingkungan.
2.2.2. Klasifikasi Bejana Tekan
Menurut posisinya, bejana tekan dapat di klasifikasikan menjadi dua macam
posisi (Aziz, 2014) yaitu:
a. Posisi vertikal
Posisi vertikal (Gambar 2.1) yaitu posisi tegak lurus bejana tekan
terhadap sumbunya. Posisi ini banyak dipakai dalam instalasi anjungan
minyak lepas pantai, yang mempunyai tempat terbatas.

Gambar 2.1 Bejana Tekan Vertikal (Aziz, 2014)


6

b. Posisi horizontal
Bejana tekan posisi horizontal (Gambar 2.2) banyak digunakan di
ladang minyak didataran karena memiliki kapasitas produksi yang lebih
besar.

SHELL
MANHOLE

HEAD

SADDLE SADDLE

Gambar 2.2 Bejana Tekan Horizontal (Aziz, 2014)

2.2.3. Bagian-Bagian Bejana Tekana


Bejana tekan terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang
mendukung dalam menjalankan fungsinya. Dibawah ini merupakan bagian-bagian
dari bejana tekan (Pratama, 2013):
a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya terbuat
dari material baja, namun pada beberapa aplikasi bejana tekan dapat juga
menggunakan material lain. Shell terbuat dari satu atau lebih plat yang
difabrikasi dengan metode dilas sehingga membentuk silinder atau bola.
b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana tekan.
Head biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-nya. Fabrikasi
head dilakukan dengan cara melakukan forming pada plat material head
sehingga terbentuk head sesuai yang diinginkan, setelah itu head
disambungkan ke bagian shell dengan cara di las.
7

Ketebalan head merupakan parameter utama yang perlu diperhatikan


agar bejana tekan dapat bekerja pada tekanan oprasionalnya dengan aman.
Forming pada head biasanya akan mengurangi ketebalan dari ketebalan
awal plat head. Oleh karena itu ketebalan head setelah proses forming harus
diperhatikan agar dapat menahan tekanan oprasi yang telah ditentukan.
Ada beberapa tipe bentuk head, diantaranya sebagai berikut
(Megyesy, 1998):

Hemi-spherical Head Ellipsoidal Head

Cone Torisperical Head

Gambar 2.3 Tipe Bentuk Head (Megysey, 1998)

c. Nozzle
Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana tekan yang
pada umumnya berbentuk tabung dan terbuat dari material baja yang
diletakkan pada bagian head dan shell dengan cara dilas. Nozzle memiliki
Nozzle
memiliki beberapa macam kegunaan, misalnya sebagai bukaan bagi alat
8

instrumentasi atau sebagai akses keluar masuknya manusia untuk


melakukan maintanance (manhole). Bentuk dari nozle seperti
diilustrasikan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Nozzle (Pratama, 2013)

d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang keseluruhan
bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana tekan dari beban
berat, angin, dan gempa yang mungkin akan terjadi. Ada beberapa jenis
support yaitu:
1) Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan horizontal.
Bejana tekan pada umumnya disangga menggunakan 2 buah saddle.
Contoh pemasangan saddle dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Saddle (Pratama, 2013)


2) Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana tekan silindris
vertikal maupun bejana tekan bola. Skirt dilas pada bejana tekan lalu
dipatenkan pada tanah yang telah diberi pondasi beton. Pada bejana tekan
9

vertikal skirt dilas pada bagial shell bejana tekan atau bisa juga pada bagian
buttom head bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt dilas
pada bagian tengah shell.
3) Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga bejana tekan
vertikal berukuran kecil yang dilas dibagian shell-nya. Rasio maksimum
antara panjang leg dengan diameter shell biasanya 2:1. Banyaknya jumlah
leg yang diperlukan tergantung dengan besarnya ukuran bejana tekan.
e. Reinforcement Pad
Plat penguat atau reinforcement pad adalah plat yang digunakan untuk
penguatan nozzle. Reinforcement pad terletak pada bagian bawah nozzle
dan menempel pada bagian shell dengan cara dilas. Penggunaan
reinforcement pad tidak selalu dibutuhkan, melalui perhitungan yang
dilakukan dapat diketahui apakah perlu atau tidaknya menggunakan
reinforcement pad. Ketebalan reinforcement pad menentukan kekuatan
dalam penguatan nozzle.

Gambar 2.6 Reinforcement Pad (Pratama, 2013)

2.2.4. Beban Yang Bekerja Pada Bejana Tekan


a. Beban Temperatur
Dalam istilah bejana tekan, ada dua macam istilah temperatur yang
digunakan, yaitu:
10

1) Temperatur Operasi (To)


Temperatur operasi adalah temperatur yang diperlukan pada saat
proses produksi yang dilayani oleh suatu bejana tekan.
2) Temperatur Desain (Td)
Temperatur desain adalah temperatur yang diperlukan untuk
mendesain bejana tekan. Rumus yang digunakan untuk mendesain
bejana tekan adalah sebagai berikut:
.........................................................................(2.1)
Keterangan:
Td = Temperatur Desain (oF)
To = Temperatur Operasi (oF)
Jika bejana tekan bekerja pada temperatur dibawah -20oF, maka
besarnya temperatur desain sama dengan temperatur terendah dari
temperatur operasinya.
b. Beban Tekanan internal
Ada dua macam istilah tekanan yang digunakan dalam bejana tekan,
yaitu:
1) Tekanan Operasi (Po)
Tekanan operasi adalah tekanan yang digunakan untuk proses
produksi yang dilayani oleh bejana tekan pada saat bejana tekan
dioperasikan.
2) Tekanan Desain (Pd)
Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan dalam merancang
bejana tekan. Tekanan fluida atau kandungan lain di dalam bejana tekan
harus diperhatikan.

.....................................................................(2.2)

............................................................................(2.3)
11

Keterangan:
Pd = Tekanan Desain [psi]
Po = Tekanan Operasi [psi]
a = Margin [maks (0,1 . Po atau 10 psi)]
Phs = Tekanan Hidrostatik (Tekanan yang timbul akibat
fluida cair di dalam bejana tekan) [psi]
= Densitas Fluida (Air) [kg/m3]
g = Percepatan gravitasi bumi [m/s2]
z = Tinggi Bejana Tekan [in]

2.2.5. Tegangan Maksimum yang Diijinkan


Maximum allowable stress values atau tegangan maksimum yang diijinkan
berbeda-beda untuk setiap material dan tergantung pada nilai desain temperatur.
Nilai tegangan maksimum yang diijinkan diatur dalam standar ASME B31.1.
2.2.6. Efisiensi Sambungan
Besarnya nilai efisiensi sambungan atau joint effisiency tergantung pada
bentuk sambungan dan prosentase tes radiografi yang dilakukan pada bejana tekan.
Untuk jenis sambungan las butt welding dengan penetrasi penuh, jika X-Ray-nya
100% maka nilai efisiensi sambungannya atau E=1.
2.2.7. Penentuan Ketebalan Shell dan Head
Perhitungan ketebalan shell dan head dilakukan berdasarkan tekanan internal
dan dimensi dalam dan dihitung dalam kondisi terkorosi (corroded). Untuk
menentukan ketebalan shell dan head bejana tekan dapat dilakukan dengan rumus
pada Tabel 2.1:
12

Tabel 2.1 Penentuan Ketebalan shell dan head Berdasarkan


Tekanan Internal dan Dimensi Dalam (Megyesy, 1998)
No Bagian Dimensi Dalam

1
Cylindrical Shell

Ellipsoidal Head

Cone and Conical Section


Untuk , dimana L = 96 in

4
Untuk , dimana L = 96 in dan r = 6 in

Torispherical Head
13

2.2.8. Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)


Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) adalah tekanan kerja
maksimal yang diijinkan oleh suatu bejana tekan, MAWP bejana tekan merupakan
tekana maksimum internal atau eksternal, yang dikombinasikan dengan beban-
beban yang mungkin akan terjadi dan tidak termasuk faktor korosi (CA) pada saat
kondisi temperatur operasi. MAWP bejana tekan ditentukan oleh komponen yang
paling lemah (Komponen shell, head, atau flange).
Perhitungan untuk menentukan MAWP adalah sebagai berikut:
a. MAWP Shell
..............................(2.4)

Keterangan:
S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]
E = Efisiensi Sambungan
tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]
Rcorr = Jari-Jari Dalam Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]

b. MAWP Head
...............................(2.5)

Keterangan:
S = Tegangan maksimum yang diijinkan Material [psi]
E = Efisiensi Sambungan Las
tcorr = Tebal Shell tanpa Faktor Korosi [in]
Dcorr = Diameter Bejana Tekan tanpa Faktor Korosi [in]

c. MAWP Flange
Penentuan MAWP flange dilakukan dengan memilih ratting yang
memiliki nilai MAWP diatas tekanan desain (P d) dengan menggunakan
tabel ASME B16.5.
14

d. MAWP Bejana Tekan


Besarnya MAWP bejana tekan ditentukan oleh MAWP terkecil dari
tiga komponen bejana tekan diatas (Komponen shell, head, atau flange).
2.2.9. Tekanan Tes Hidrostatik
Tekanan tes hidrostatik adalah tekanan yang digunakan untuk mengetes
kekuatan bejana tekan setelah selesai diproduksi. Perhitungan besarnya nilai
tekanan tes hidrostatik dilakukan dengan rumus berikut:

...............................................(2.6)

Keterangan:
Phs = Tekanan Tes Hidrostatik [psi]
Pd = Tekanan Desain [psi]
S dengan TTest = Tegangan maksimum yang diijinkan Material
dengan Temperatur Test [psi]
S dengan TDesain = Tegangan maksimum yang diijinkan Material
dengan Temperatur Desain [psi]
2.2.10. Beban angin
Perancangan bejana tekan terhadap beban angin mengacu pada 3 standar
yaitu:
a. Standar ASA A58.1 1955
Hubungan antara kecepatan angin dan tekanan yang dihasilkan pada
bejana tekan untuk penampang lingkaran adalah sebagai berikut:
..................................................................................(2.7)
Keterangan:
VW = Kecepatan Angin [mph]
PW = Tekanan Angin [psi]
b. Standar ANSI A58.1 1982
Tekanan angin yang terjadi pada bejana tekan didapat dari
persamaan berikut:
........................................................................(2.8)
15

Keterangan:
Qs = Wind Signation Pressure pada Ketinggian 20 ft [psi]
Cq = Shape Factor atau Pressure Coefficient
= 1,4 untuk Square atau Rectangular Tower
= 1,1 untuk Hexa atau Octagonal Tower
= 0,8 untuk Round atau Elliptical Tower
= 0,9 untuk Cylindrical Vessel dengan Peralatan Tambahan
Ce = Exposure and Gust Factor Coefficient (Tabel 2.3)

Tabel 2.2 Exposure and Gust Factor Coefficient (Megyesy, 1998)


Tinggi (ft) Exp. C Exp. B
0-2 1,2 0,7
20-40 1,3 0,8
40-60 1,5 1
60-100 1,6 1,1
100-150 1,8 1,3
150-200 1,9 1,4
200-300 2,1 1,6
300-400 2,2 1,8

Catatan:
- Jika di sekitar tower terdapat pohon atau gedung (dengan tinggi
sekitar 20 ft) dalam jarak 1 mile dari lokasi (menutup area bejana
tekan lebih dari 20%), maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.B.
- Jika di sekitar tower tidak terdapat pohon atau gedung dalam
jarak 1 mile dari lokasi, maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.C.
c. Standar ANSI atau Asce 7 1995 (approved 1996)
Tekanan angin pada luas proyeksi dari tower silindris adalah sebagai
berikut:
.....................................................................(2.9)
16

Keterangan:
F = Design Wind Force [lbf]
Qz = Velocity Pressure pada ketinggian di atas tanah [psi] (Tabel 2.4)

Tabel 2.3 Velocity Pressure


Basic wind speed [mph] 70 80 90 100 110 120 130
Velocity pressure [psf] 13 17 21 26 31 37 34

G = Faktor Akibat Tekanan Angin (Tabel 2.5)


Tabel 2.4 Coefficient G (Megyesy, 1998)
HEIGHT
Above Ground, ft. EXPOSURE B EXPOSURE C EXPOSURE D
0-15 0,6 1,1 1,4
20 0,7 1,2 1,5
40 0,8 1,3 1,6
60 0,9 1,4 1,7
80 1,0 1,5 1,8
100 1,1 1,6 1,9
140 1,2 1,7 2,0
200 1,4 1,9 2,1
300 1,6 2,0 2,2
500 1,9 2,3 2,4

Keterangan:
- Di urban / sub-urban area, menggunakan Exp B (0,8)
- Di open terrain with scattered obstruction, menggunakan Exp C
(0,85)
- Di flat, un-obstructed area, menggunakan Exp D (0,85)
Cf = Faktor Bentuk (Shape Factor)
Af = Luas Proyeksi Tower [ft2]
=D.H
17

Ket:
- D = Diameter Bejana Tekan [ft]
- H = Tinggi Bejana Tekan [ft]
2.2.11. Beban gempa
Kondisi pembebanan pada bejana tekan karena beban gempa bisa dianggap
sebagai batang kantilever jika beban bertambah secara proporsional ke ujung
bebasnya (Megyesy, 1998). Metode perancangan didasarkan pada metode Uniform
Building Code (UBC 1991).

(a) (b)
Gambar 2.7 (a) Diagram Distribusi Gaya. (b) Diagram Gaya Geser
(Megyesy, 1998)

Gambar 2.7 menunjukkan skema distribusi gaya sepanjang bejana tekan serta
diagram gaya geser yang terjadi.
a. Base Shear (V)
Base share merupakan jumlah total horizontal seismic shear pada
dasar bejana tekan. Berikut adalah persamaannya:
....................................................................(2.10)

Keterangan:
V = Total Seismic Shear at base [lbf]
Z = Faktor Zona Seismic
I = Occupancy Importance Coefficient (1 untuk bejana tekan)
18

C = Koefisien Numerik (tidak lebih dari 2,75)


=

Rw = Koefisien Numerik (2,9 untuk bejana tekan)


W = Berat Bejana Keseluruhan [lbf]
b. Overtuning Moment
Overtuning moment atau momen guling adalah jumlah momen dari
semua gaya pada bejana tekan

Gambar 2.8 Skema Bejana Tekan Vertikal


(Megyesy, 1998)

Dengan melihat parameter bejana tekan pada Gambar 2.8, maka


dapat dirumuskan:

.................................................(2.11)

............(2.12)

............(2.13)
19

Keterangan:
M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]
Ft = Total Horizontal Seismic Force pada Ujung Atas Bejana [lbf]
H = Tinggi Bejana Tekan Termasuk Skirt [ft]
V = Total Seismic Shear at Base [lbf]
Mx = Momen Pada Jarak X [ft.lbf]
M = Momen Maksimum Pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]
2.2.12. Desain Skirt Support
Jenis support yang paling sering digunakan pada bejana tekan vertikal adalah
skirt. Skirt umumnya dilas pada bagian buttom head dari bejana tekan dan jenis
pengelasan yang digunakan menentukan tebal dinding skirt yang diperlukan.
Dalam melakukan perhitungan tebal lasan diperlukan nilai efisiensi
sambungan pengelasan. Ketebalan skirt dapat ditentukan dengan rumus berikut ini:

................................................................(2.14)

Keterangan:
t = Tebal Dinding Skirt [in]
MT = Momen pada Sambungan Skirt ke Head [ft.lbf]
R = Jari-Jari Skirt [in]
S = Minimum dari Nilai Kekuatan Material Head atau Skirt [psi]
E = Efisiensi Sambungan Skirt ke Head
= 0,6 untuk jenis sambungan Butt Weld
= 0,45 untuk jenis sambungan Lap Weld
W = Berat Tower di Atas Sambungan Skirt ke Head (pada kondisi
operasi) [lb]
2.2.13. Desain Penguat Nozzle
Dalam perancangan nozzle dengan plat penguat (Gambar2.9) terdapat
beberapa aturan yang harus dipenuhi, diantaranya:
a. Tidak perlu mengganti sejumlah logam aktual yang terbuang (akibat lubang
nozzle), tapi hanya sebesar yang diperlukan untuk menahan tekanan internal
20

(A). Tebal bejana pada opening biasanya lebih kecil dari pada di lokasi lain
dari shell atau head.
b. Plat aktual yang digunakan dan leher nozzle biasanya lebih tebal daripada
yg diperlukan sesuai perhitungan. Kelebihan tebal dinding bejana (A1) dan
dinding nozzle (A2) digunakan sebagai penguatan. Hal serupa,
perpanjangan ke dalam dari opening (A3) dan luas logam las (A4) dapat
juga diperhitungkan sebagai penguatan.
c. Penguatan harus dalam batas nilai tertentu.
d. Luas penguatan harus naik proporsional jika nilai kekuatan lebih rendah dari
pada kekuatan dari dinding bejana.
e. Luas yg diperlukan untuk penguatan harus dijamin pada semua bidang
melalui pusat opening & tegak turus permukaan bejana.

Gambar 2.9 Nozzle dengan Plat Penguat (Megyesy, 1998)

Keterangan:
A = luas yang diperlukan untuk menahan tekanan internal pada
shell atau head.
A1 = luas kelebihan pada dinding bejana tekan. Besarnya luasan
ini dipilih yang paling besar antara dua persamaan berikut:
............................................(2.15)
21

Atau
............................(2.16)

Keterangan:
t = Tebal Dinding Bejana (tidak termasuk CA)
tn = Tebal Dinding Nozzle (tidak termasuk CA)
A2 = luas kelebihan pada dinding nozzle. Besarnya luasan ini
dipilih yang paling kecil antara dua persamaan berikut:
.....................................(2.17)
Atau
..................................(2.18)
Keterangan:
tm = Tebal dinding nozzle tanpa sambungan yang
diperlukan
A3 = Luas perpanjangan ke dalam bejana tekan dari opening.
Besar luasan ini ditentukan dengan persamaan berikut:
......................................(2.19)
Keterangan

h = Jarak nozzle projection di sisi dalam dinding

bejana tekan (tidak termasuk CA)

c = Corrosion Allowance (CA)


A4 = Luas logam pengelasan [in2]
A5 = Luas plat penguat
Jika besarnya luas A lebih besar dari jumlah luasan (A1, A2,
A3, dan A4) maka nozzle tersebut tidak memerlukan plat penguat,
sedangkan jika nilai A lebih kecil dari jumlah luasan (A1, A2, A3,
dan A4) maka nozzle tersebut memerlukan plat penguat yang
luasnya minimal sebesar A5 atau secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
22

A > (A1 + A2 + A3 + A4) tidak memerlukan plat penguat


A > (A1 + A2 + A3 + A4) memerlukan plat penguat
2.2.14. Software PV Elite
PV Elite merupakan salah satu software yang digunakan untuk perancangan
dan menganalisa bejana tekan (Pressure Vessel) dan alat penukar panas (Heat
Exchanger) (PV Elite Quick Start, 2013). Software PV Elite tersedia dalam versi
yang mudah digunakan dibanding dengan software lainnya dan hasil analisa yang
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat mempercepat dalam mendesain suatu
bejana tekan atau alat penukar panas. Software ini telah menggunakan standar atau
kode terbaru seperti ASME Boiler and Pressure Vessel dalam perancangannya
sehingga diakui dan diterima dalam dunia industri.
a. Fitur PV Elite
Software PV Elite versi 2016 memiliki beberapa fitur yang terus
dikembangkan. Dibawah ini merupakan fitur yang terdapat pada software
PV Elite 2016:
1) Interface yang dapat menambahkan data elemen sekaligus melihat
elemen bejana tekan yang sedang ditambahkan.
2) Dapat digunakan untuk merancang bejana tekan vertikal dan
horizontal dengan head berbentuk elips, torispherical, hemi-
spherical, conical, dan flat.
3) Perhitungan bobot mati dari rincian bejana tekan seperti nozzle, lug,
ring, dan insulasi.
4) Perhitungan ketebalan dinding untuk tekanan internal dan eksternal
sesuai dengan aturan ASME Section VIII Divisi I dan II, PD 5500,
dan EN-13445.
5) Data angin menggunakan standar ASCE, Uniform Building Code
(UBC), The National (Canadian) Building Code, India standards serta
Britis, Mexican, Australian, Jappanese, dan European standards.
6) Sistem satuan ditetapkan oleh pengguna.
7) Evaluasi ring pengaku untuk beban tekanan eksternal.
23

8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan dengan


mengkombinasikan pengaruh tekanan, berat mati, dan beban dalam
keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika dilakukan tes hidrostatik.
9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi persyaratan
tekanan.
10) Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar
perancangan.
11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul untuk
setiap halamannya. Penambahan komentar dapat dimasukkan pada
setiap titik dalam output.
b. Alur Kerja PV Elite
Dalam pengoprasian software PV Elite terdapat tiga langkah kerja
yang harus dilakukan, yaitu:
1) Input
Langkah input adalah langkah memasukkan data-data yang
dibutuhkan dalam perancangan bejana tekan.
2) Analisis
Tahap analisis adalah dimana data yang telah diinputkan
diterjemahkan oleh software dengan perancangan dan analisis
algoritma, menerapkan aturan kode atau standar yang sesuai, dan
menampilkan hasilnya.
3) Output
Tahap output menyajikan data berupa laporan akhir yang
komprehensif dari hasil analisis.
c. Antarmuka PV Elite 2016
1) Tampilan Awal
Tampilan awal PV Elite berupa perintah untuk memilih Nozzle
Database yang akan dipakai dalam desain bejana tekan seperti pada
Gambar 2.10.
24

Gambar 2.10 Tampilan Awal PV Elite 2016


2) Input Processors
Konten ini dipakai untuk menentukan jenis data yang diperlukan
untuk analisis, design constraints, judul laporan input data general dan
input data lainnya seperti beban gempa dan beban angin. Yang perlu
diperhatikan adalah bagian design constrains dimana analisis
keseluruhan untuk bejana tekan dikendalikan dan ditentukan. Toolbar
input data tersebut ditunjukan pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Toolbar Input Processors


25

1. General Input
Tab ini digunakan untuk mengisi data untuk elemen model
bejana tekan yang dirancang. Untuk memasukkan data ini
yaitu dengan cara klik elemen bejana tekan pada gambar
model, kemudian memasukkan data untuk elemen tersebut
pada general input tab. Toolbar general input ditunjukkan
pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Toolbar General Input


2. Design Constrains
Tab ini digunakan untuk memasukkan data perancangan
bejana tekan seperti tekanan, temperatur, dan ketebalan
dinding bejana tekan. Toolbar design constrains ditunjukkan
pada Gambar 2.13.
26

Gambar 2.13 Toolbar Design Constrains


3. Load Case
Tab ini digunakan untuk memasukkan kombinasi beban
tegangan dan tekanan nozzle pada bejana tekan. Toolbar load
case ditunjukkan pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Toolbar Load Case


4. Wind Load
Tab ini digunakkan untuk memasukkan data beban angin.
Toolbar wind load ditunjukkan pada Gambar 2.15.
27

Gambar 2.15 Toolbar Wind Load


5. Seismic Load
Tab ini digunakan untuk memasukkan data beban gempa.
Toolbar seismic load ditunjukkan pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Toolbar Seismic Load


3) Penambahan Elemen
Penambahan elemen seperti cylindrical shell, eliptical head,
torispherical head, spherical head, cone, welded flat head, support,
dan ANSI/bolted flange dapat ditambahkan dengan memilih pada
menu toolbar. Toolbar elements ditunjukkan pada Gambar 2.17.
28

Gambar 2.17 Toolbar Elements


4) Penambahan Detail
Penambahan detail pada model bejana tekan seperti nozzle,
platform, stiffening ring, tray, dan lain-lain dapat ditambahkan dengan
memilih pada menu toolb yang berada di samping
. Toolbar details ditunjukkan pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Toolbar Details


Nozzle merupakan detail yang pasti digunakan kedalam model.
Konfigurasi nozzle yang berbeda dapat dipertimbangkan, diantaranya
adalah nozzle tanpa plat penguat dan dengan plat penguat, nozzle
menonjol tanpa plat penguat dan dengan plat penguat, ada pula nozzle
special forged yang tersedia untuk analisis. Toolbar perancangan
nozzle ditunjukkan pada Gambar 2.19.
29

Gambar 2.19 Toolbar Perancangan Nozzle


5) Output
Untuk mengetahui rincian hasil perhitungan software PV Elite
yaitu dengan mengklik button analyze atau menekan tombol F12 pada
keyboard. Pada tampilan hasil perhitungan PV Elite telah
Report List
mencari jenis perhitungan yang kita butuhkan.

Gambar 2.20 Tampilan Hasil Perhitungan PV Elite

Anda mungkin juga menyukai