Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Hidraulika

Jurusan Teknik Sipil

PERCOBAAN 11
KEHILANGAN ENERGI AKIBAT GESEKAN FLUIDA PADA PIPA KASAR

11.1 DASAR TEORI


Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran, dan digunakan
untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. atau lebih kecil dari tekanan
atmosfer. Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lain.
Jaringan pipa adalah pipa-pipa yang saling berhubungan yang menjadi laluan aliran
ke suatu lubang keluar tertentu yang dapat datang dari beberapa rangkaian. Sistem
perpipaan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : pipa hubungan seri, pipa
hubungan parallel, dan pipa bercabang.
Pada zat cair yang mengalir didalam bidang batas (pipa, saluran terbuka atau bidang
datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan aliran
karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya
kehilangan energi selama pengaliran.
Kehilangan energi disebabkan oleh gesekan atau friksi dengan dinding pipa.
Kehilangan energi oleh gesekan disebabkan karena cairan atau fluida mempunyai
kekentalan, dan dinding pipa tidak licin sempurna.
Persamaan Darcy-Weisbach
Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas. Tekanannya biasa
lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfir (aliran tertutup).
Fluida yang mengalir di dalam bidang batas akan terjadi tegangan geser dan gradien
kecepatan pada seluruh medan aliran akibat adanya kekentalan fluida (viscosity).
Tegangan geser (τo) tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi sepanjang
pengaliran. Untuk aliran mantap pada penampang pipa yang seragam tegangan geser yang
terjadi sepanjang pipa adalah konstan.

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

Gambar 11.1. Penurunan rumus Darcy-Weisbach


Pada Gambar di atas, dengan mengaplikasikan persamaan Bernaulli untuk aliran riil
untuk penampang 1 dan 2 pada Gambar diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
………...........………… (11.1)

Total tinggi kehilangan (head loss) sepanjang pipa umumnya disebabkan gesekan
(friction) dan disimbolkan hf.
Laju tinggi kehilangan atau gradien tenaga adalah:

……………………………………… (11.2)
Untuk V1 = V2, maka persamaan (11.1) diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

. ........…..………………. (11.3)
Gaya-gaya yang bekerja pada zat cair adalah gaya tekanan pada kedua
penampang, gaya berat dan gaya gesekan. Dengan menerapkan Hukum Newton II untuk
gaya-gaya tersebut akan didapat:
…………...........…….(11.4)

Kedua ruas dibagi dengan γ A dan L Sin θ = Z1-Z2, sehingga:

………………………...(11.5)

. ……………….……………….……..(11.6)

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

Untuk pipa lingkaran : R = A / P = D / 4 , sehingga persamaan (11.6) diatas dapat


dituliskan sebagai berikut:

. ………………………………….……(11.7)
Dengan memasukkan factor gesekan fluida:

Persamaan (2-7) diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

. …………………………..…………..(11.8)
dimana:
hf : kehilangan energi akibat gesekan fluida (m)
f : koefisien gesekan (Darcy-Weisbach)
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
V : kecepatan aliran dalam pipa (m/dtk)
g : percepatan gravitasi ( ~ 9,81 m/dtk2)
Persamaan (11.8) disebut dengan persamaan Darcy-Weisbach untuk kehilangan
energi akibat gesekan fluida pada aliran dalam pipa.
Koefisien gesekan f, untuk aliran turbulen dapat ditentukan dari fungsi kekasaran
relative e/D dan Bilangan Reynold R = VD/ υ . Sedangkan e adalah kekasaran mutlak
dari pipa.
Persamaan Hagen Pouiseuille untuk aliran laminar (Re ≤ 2000) adalah:

……………......................………………........……….. (11.9)
Atau nilai koefisien gesekan pada persamaan (11.8) adalah f = 64/Re
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Blasius (1913) mengemukakan
rumus koefisien gesekan f untuk pipa halus (smooth pipes) dalam bentuk:

. .………………………………………..(11.10)
Persamaan (11.10) berlaku untuk kondisi aliran 4000 ≤ Re ≤105
Prandtl dan Nikuradze untuk pipa dengan kekasaran halus artificial membagi tiga
daerah aliran turbulen :

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

- Daerah turbulen halus (smooth turbulent zone) yang mana nilai koefisien
gesekan f hanya merupakan fungsi dari bilangan Reynold Re adalah sebagai berikut:
.
…………………………….(11.11)
- Daerah turbulen transisi (transitional turbulent zone) nilai koefisien gesekan f,
merupakan fungsi dari kekasaran relative e/D dan bilangan Reynold Re.
- Daerah turbulen kasar (rough turbulent zone) nilai keofisien gesekan f hanya
merupakan fungsi dari kekasaran relative e/D adalah sebagai berikut:

……………………………..(11.12)
Colebrook dan White (1939) mendapatkan fungsi dengan menjumlahkan untuk
kondisi halus dan kasar yaitu persamaan (11.11) dan (11.12) sebagai berikut:

………...............…..………..….…….(11.13)
Persamaan (11.13) merupakan persamaan implicit, untuk memudahkan
perhitungan Moody (1944) menampilkan persamaan Colebrook-White menjadi suatu
diagram dengan sebutan Diagram Moody.
Dengan hubungan antara koefisien gesekan f dan bilangan Reynold Re dan
dikenal hingga sekarang dengan sebutan Diagram Moody.

Gambar 11.2 Diagram Moody

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

Untuk keperluan perencanaan dan perancangan aliran melalui saluran pipa


persamaan (11.13) digabung dengan persamaan (11.8) menjadi persamaan :

Tabel 11.1 Ringkasan Formulasi Tahanan Pengaliran Dalam Pipa.

11.2 ALAT DAN BAHAN


1. Pompa air
2. Bak penampungan

3. Bak pembuangan
4. Stop watch

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

11.3 LANGKAH KERJA


1. Menjalankan mesin pompa pada hidraulich bench untuk mengalirkan air dalam system
pipa.
2. Memasukkan masing-masing hand-held meter pada bagian pipa kasar atau pada
tapping 1 dan tapping 2 yang terhubung dengan manometer.
3. Membuka kran pengatur (valve) pada hidraulic bench hingga tercapai aliran yang
diinginkan sehingga terjadi pembacaan tinggi kehilangan pada masing-masing
manometer.
4. Memastikan tidak ada gelembung udara pada pipa karet hand-held meter dengan
melakukan buka-tutup katup pengeluaran gelembung udara, hingga gelembung udara
hilang.
5. Melakukan pembacaan tinggi kehilangan pada kedua manometer (h1) dan (h2) dan
melakukan pembacaan volumetric tank, V (Volume air dalam satuan liter) yang keluar
dari system pipa dan mencatat waktu yang dibutuhkan (T1, T2 dan T3).
6. Melakukan beberapa variasi aliran sehingga terdapat beberapa perbedaan pembacaan
tinggi kehilangan (1-n data) pada manometer dan melakukannya sebanyak 5 kali
percobaan.
7. Mengukur suhu air yang keluar dari system pipa.

11.4 DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 11.2 Data Hasil percobaan pipa kasar

L diameter H (mm) Volume T (dtk)


No.
(m) (m) H1 H2 Hm (ltr) T1 T2 T3 T rata-rata
1 1 0.0152 204 163 41 2 31.00 31.19 32.83 31.67
2 1 0.0152 220 155 65 2 30.16 29.66 31.30 30.37
3 1 0.0152 247 142 105 2 21.10 22.35 21.69 21.71
4 1 0.0152 285 123 162 2 16.44 16.17 16.78 16.46
5 1 0.0152 307 111 196 2 14.79 14.93 15.77 15.16

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

Tabel 11.3 Hubungan Temperatur Air terhadap Kekentalan Kinematik

Sumber : Modul Praktikum “FLUID FRICTION IN A ROUGHENED PIPE”


Karena suhu air yang diperoleh adalah sebesar 30°C , maka berdasarkan tabel
diatas kekentalan kinematik yang digunakan ialah 8,009 x 10 -7 m2/s.

11.5 ANALISA PERHITUNGAN


A. Perhitungan Debit (Q)

Dimana :
0,002
= Q = Debit air dalampipa(m3/detik)
31,67

Q = 0,00006 m³/dtk V = Volume air dalampipa(m3)


t = Waktu (detik)

Tabel 11.4 Analisis Perhitungan Debit (D)

Volume waktu Q
No.
(m3) (detik) (m3/detik)

1 0.002 31.67 0.00006


2 0.002 30.37 0.00007
3 0.002 21.71 0.00009
4 0.002 16.46 0.00012
5 0.002 15.16 0.00013

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

B. Perhitungan Kecepatan Aliran (V)

Luas Penampang Q
V =
A
A =
0.00006
=
= 0,0152² 0.00018

= 0,000181 m² = 0.348 m/dtk

Tabel 11.5 Analisa Perhitungan Kecepatan Aliran (V)

Diameter Q Luas Penampang Kecepatan


No.
(m) (m3/detik) Pipa (m2) (m/detik)

1 0.0152 0.00006 0.00018 0.348


2 0.0152 0.00007 0.00018 0.363
3 0.0152 0.00009 0.00018 0.508
4 0.0152 0.00012 0.00018 0.670
5 0.0152 0.00013 0.00018 0.727

C. Perhitungan Angka Reynold

Re =

Dimana :
Re = Angka Reynold
V = kecepatan aliran air dalam pipa (m/s)
D = diameter pipa (m)
v = Viskositas kinematika

0,348 × 0,0152
𝑅𝑒 = 8,009 × 10−7

= 6607,6

Tabel 11.6 Analisa Perhitungan Angka Reynold

diameter Kekentalan kecepatan Angka


No.
(m) Kinematik (m2/s) (m/detik) Reynold

1 0.0152 0.0000008009 0.348 6607.6


2 0.0152 0.0000008009 0.363 6890.4
3 0.0152 0.0000008009 0.508 9638.6
4 0.0152 0.0000008009 0.670 12712.2
5 0.0152 0.0000008009 0.727 13802.1

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

D. Perhitungan Keofisien Gesekan (f)

0,316
𝑓=
𝑅𝑒 0,25

Dimana :
f = koefisien gesekan
Re = angka Reynold

0,316
f =
6607,60,25
= 0,0350

Tabel 11.7 Perhitungan Koefisien Gesek (f)

diameter Angka Keofisien


No.
(m) Reynold Gesek (f)

1 0.0152 6607.6 0.0350


2 0.0152 6890.4 0.0347
3 0.0152 9638.6 0.0319
4 0.0152 12712.2 0.0298
5 0.0152 13802.1 0.0292

E. Perhitungan Kehilangan Energi (hf)

𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓 × ×
𝐷 2𝑔

1 0,3482
hf = 0,0350 × ( )×
0.0152 2 𝑥 9,81

= 0,0142 m

Tabel 11.8 Perhitungan Kehilangan Energi

diameter kecepatan Keofisien Kehilangan


No. L (m)
(m) (m/detik) Gesek (f) Energi (hf) (m)
1 0.0152 1 0.348 0.0350 0.0142
2 0.0152 1 0.363 0.0347 0.0153
3 0.0152 1 0.508 0.0319 0.0276
4 0.0152 1 0.670 0.0298 0.0448
5 0.0152 1 0.727 0.0292 0.0517

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Kecepatan (V) dengan


Angka Reynold (Re)
11.9 Tabel Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Angka Reynold (Re)

No. V Re V2 V x Re

1 0.348 6607.6 0.1212 2300.51


2 0.363 6890.4 0.1318 2501.65
3 0.508 9638.6 0.2579 4895.07
4 0.670 12712.2 0.4487 8514.83
5 0.727 13802.1 0.5289 10037.42
∑ 2.616 49650.8 1.4885 28249.48

y =ax + b
𝑛𝑥Ʃ(𝑉.𝑅𝑒)−Ʃ(𝑉).Ʃ(𝑅𝑒) (Ʃ𝑉 2 ).Ʃ𝑅𝑒−Ʃ(𝑉).Ʃ(𝑉.𝑅𝑒)
𝑎= 𝑏=
𝑛.(Ʃ𝑉 2 )−Ʃ(𝑉)² 𝑛.(Ʃ𝑉 2 )−Ʃ(𝑉)²

(5)(28249,48)−(2,616)(49650,8) (1,4885)(49650,8)−(2,616)(28249,48)
𝑎= 𝑏= (5)(1,4885)−(2,616)²
(5)(1,4885)−(2,616)²

= 18978,6 = 2× 10-11

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Kecepatan (V) dengan Angka
Reynold (Re) adalah y = a.x + b, Re = 18979 V + 2×10-11

16000

14000

12000
Angka Reynold (Re)

Re = 18979 V + 2E-11
10000
R² = 1

8000

6000
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Kecepatan (V)

Grafik 11.1 Hubungan antara Kecepatan (V) dan Angka Reynold (Re)

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Kecepatan (V) dengan


Keofisien Gesek (f)
11.10 Tabel Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Keofisien Gesek (f)

No. V f V2 Vxf

1 0.348 0.0350 0.1212 0.012


2 0.363 0.0347 0.1318 0.013
3 0.508 0.0319 0.2579 0.016
4 0.670 0.0298 0.4487 0.020
5 0.727 0.0292 0.5289 0.021
∑ 2.616 0.1605 1.4885 0.082

y =ax + b
𝑛𝑥Ʃ(𝑉.𝑓)−Ʃ(𝑉).Ʃ(𝑓) (Ʃ𝑉 2 ).Ʃ𝑓−Ʃ(𝑉).Ʃ(𝑉.𝑓)
𝑎= 𝑏=
𝑛.(Ʃ𝑉 2 )−Ʃ(𝑉)² 𝑛.(Ʃ𝑉 2 )−Ʃ(𝑉)²

(5)(0.082)−(2,616)(0.1605) (1,4885)(0.1605)−(2,616)(0.082)
𝑎= 𝑏=
(5)(1,4885)−(2,616)² (5)(1,4885)−(2,616)²

= - 0.01563 = 0.04028

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Kecepatan (V) dengan
Keofisien Gesek (f) adalah y = a.x + b, f = - 0.0156 V + 0.0403

0.036

0.034
f = -0.0156 V + 0.0403
Keofisien Gesek (F)

R² = 0.9894
0.032

0.030

0.028
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Kecepatan (V)

Grafik 11.2. Hubungan antara Kecepatan (V) dan Keofisien Gesek (f)

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Kecepatan (V) dengan


Kehilangan Energi (hf)
11.11 Tabel Hubungan Antara Kecepatan (V) Dan Kehilangan Energi (hf)

No. V hf V2 V x hf

1 0.348 0.0142 0.1212 0.005


2 0.363 0.0153 0.1318 0.006
3 0.508 0.0276 0.2579 0.014
4 0.670 0.0448 0.4487 0.030
5 0.727 0.0517 0.5289 0.038
∑ 2.616 0.154 1.4885 0.092

y =ax + b
𝑛𝑥Ʃ(𝑉.ℎ𝑓)−Ʃ(𝑉).Ʃ(ℎ𝑓) (Ʃ𝑉 2 ).Ʃℎ𝑓−Ʃ(𝑉).Ʃ(𝑉.ℎ𝑓)
𝑎= 𝑏=
𝑛.(Ʃ𝑉 2 )−Ʃ(𝑉)² 𝑛.(Ʃ𝑉 2 )−Ʃ(𝑉)²

(5)(0.092)−(2,616)(0.154) (1,4885)(0.154)−(2,616)(0.092)
𝑎= 𝑏= (5)(1,4885)−(2,616)²
(5)(1,4885)−(2,616)²

= 0.09810 = - 0.02060

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Kecepatan (V) dengan
Kehilangan Energi (hf) adalah y = a.x + b, hf = 0.0981 V - 0.0206

0.06

0.05
Kehilangan Energi (Hf)

0.04

hf = 0.0981 V - 0.0206
0.03
R² = 0.9963

0.02

0.01
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Kecepatan (V)

Grafik 11.3. Hubungan antara Kecepatan (V) dan Kehilangan Energi (hf)

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil

11.6 KESIMPULAN

Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa :


- Pada percobaan pertama sampai kelima terjadi aliran turbulen karena nilai Re > 4000
(sesuai pada Tabel 11.6 Analisa Perhitungan Angka Reynold).
- Koefisien gesek (f) rata-rata dari percobaan pertama sampai kelima yang terjadi pada
pipa kasar berdiameter 15,2 mm adalah 0,0321
- Nilai kehilangan energi (hf) rata-rata dari percobaan pertama sampai kelima terjadi
pada pipa kasar berdiameter 15,2 mm adalah 0,0307

11.7 DOKUMENTASI

Mengatur volume air dengan Mencatat nilai H1 dan H2 pada


memutar keran sisi kanan dan kiri tabung

Menutup lubang air pada bak Mencatat waktu tiap


penambahan volume tertentu

Kelopok IV
2B D4 Jasa Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai