HIDROLIKA
Dosen Pengampu:
DR. IR. SUSILAWATI CICILIA LAURENTIA, MScHE
NIDN: 0804095801
Asisten:
NICKO FADLIL, S.T., M.T.
Disusun oleh :
KELOMPOK 7 TEKNIK SIPIL D :
1. AHMAD SAHID 201003222011220
2. ARYO PRAKOSO 201003222011245
3. FAHRUDIN 201003222011377
4. FARUK AZIS 201003222011246
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena kasih
karunianya laporan praktikum ini dapat terselesaikan. Proses belajar mengajar
untuk mata kuliah Hidrolika dilengkapi dengan adanya praktikum bagi
mahasiswa. Tujuan adanya praktikum ini, agar mahasiswa dapat memahami tidak
hanya secara teori, tetapi lebih lagi dalam praktek, sehingga pemahaman menjadi
nyata dan penuh.
Praktikum terkait aliran air dalam saluran tertutup, seperti aliran air dalam model
jaringan pipa atau mengalir karena perbedaan tekanan, terdiri dari: 1) Hukum
Bernoulli, 2) Aliran air dalam pipa yang terangkai secara seri maupun pararel
dengan berbagai kehilangan energi utama maupun sekundernya. Praktikum
Hidrolika ini, secara garis besar terdiri dari: 1) praktikum tentang aliran air dalam
saluran tertutup, seperti aliran air dalam model jaringan pipa yang mengalir
karena tekanan air dan 2) praktikum tentang aliran air pada saluran terbuka, atau
mengalir secara gravitasi.
Praktikum tentang aliran air pada saluran secara terbuka, atau mengalir secara
gravitasi, terdiri dari: 1) Pengukuran kecepatan aliran secara teori (ambang)
maupun dengan alat ukur kecepatan aliran, 2) Karakteristik aliran untuk berbagai
macam model bendung dan 3) Percobaan terjadinya loncat air.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini tentu masih banyak kekurangan, karena
itu kritik ataupun saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan dan dengan
senang hati diterima.
Penyusun:
Kelompok 7 Teknik Sipil D
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 (UNTAG) SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Laboratorium Percobaan : Aliran Dalam Saluran Tertutup
Hidrolika Topik : Hukum Bernouli & Aliran Air Dalam Pipa
I. TUJUAN UMUM
1. Praktikan mengerti menggunakan Hukum Bernoulli pada perhitungan
Hidraulika.
2. Praktikan mengenal alat-alat pengukur energi aliran yang berkaitan
dengan azas Bernoulli.
3. Praktikan mengerti dan mampu menghitung kehilangan energi primer
maupun sekunder.
4. Praktikan mengerti dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
mengukur energi aliran air melalui saluran tertutup.
2. Kehilangan Energi
Kehilangan energi pada aliran dalam pipa dapat dibagi menjadi dua yaitu
kehilangan energi primer/mayor dan kehilangan energi
sekunder/minor. Kehilangan energi primer pada aliran dalam pipa
disebabkan gesekan. Besarnya kehilangan energi primer ini dapat
dihitung menggunakan rumus Darcy - Weisbach sebagai berikut:
L V²
hf = f
D 2g
dimana:
hf = Kehilangan energi dalam pipa akibat gesekan [m].
f = Koefisien gesekan Darcy – Weisbach.
L = Panjang pipa [m].
D = Diameter pipa bagian dalam [m].
V = Kecepatan aliran dalam pipa [m/s].
G = Gravitasi [m/s2 ] = 9,8 m/s2
vD
Koefisien gesekan f merupakan fungsi dari bilangan Reynold ( Re = )
v
dan kekasaran relative pipa (e/D), dimana:
Halaman
1
𝑣 = Kekentalan kinematik air [m2/s]
e = Kekasaran pipa [m]
D = Diameter pipa [m]
Untuk menentukan 𝑓 dapat juga dipergunakan diagram Moody
hc = Kc ( ) V 22
2g
dimana:
hc = Kehilangan energi pada penyempitan tiba-tiba [m]
V2 = Kecepatan dalam pipa kecil [m/s]
Kc = Koefisien kehilangan energi pada penyempitan,
merupakan fungsi dari kecepatan pada pipa diameter
yang lebih kecil dan perbandingan antara diameter pipa
kecil dan diameter pipa besar seperti ditunjukkan pada
Tabel berikut:
2g
dimana:
he = Kehilangan energi pada pelebaran tiba-tiba [m]
V1 = Kecepatan air dalam pipa diameter kecil [m/s]
V2 = Kecepatan air dalam pipa diameter besar [m/s]
Gambar 4. Kehilangan energy pada pembesaran tiba-tiba
3. Hukum Kontinuitas.
Q = V A = Konstan
dimana :
Q = Debit aliran [m3/s]
V = Kecepatan aliran [m/s]
A = Luas penampang aliran [m2 ]
4. Bilangan Reynolds
VD
Re =
v
dimana :
Re = Bilangan Reynolds
V = Kecepatan aliran [m/s]
D = Diameter dalam dari pipa [m]
𝑣 = Kekentalan kinematik air, nilainya bervariasi, merupakan
fungsi dari temperature air [m2/s]
1
Aliran transisi apabila : e⟨ δ ⟨ 4 e
6
1. Jaringan pipa ini terhubung dengan kran pengatur air yang dapat
mengalirkan air dengan debit tertentu ke dalam saluran pipa
2. Saluran pipa terhubung dengan alat manometer yang dapat menunjukkan
besaran tekanan yang ada pada bagian pipa tersebut
3. Ukur dan catat dimensi dari panel jaringan pipa tersebut,termasuk titik
dimana manometer terhubung dengan panel jaringan pipa
4. Catat tinggi air dalam pipa manometer (ada 2 buah manometer yang
terhubung)
5. Gambarkan teorema Bernoulli yang dapat ditemukan dari percobaan di
atas
Gambar 5. Model jaringan pipa dan ukurannya
Catatan : Posisi lubang sadap di dalam pipa percobaan telah dibuat sedemikian rupa
sehingga akan menghasilkan perubahan tinggi tekan yang seragam dan akan menghasilkan garis
tekan yang relatif lurus. Pembacaan manometer tidak memberikan tinggi tekan yang sebenarnya
terjadi di dalam percobaan.
Tinggi Energi
Tinggi H[mm]
No Luas
Diamete Debit Q kecep kecep %
Titik Penampang
r (mm) (mm3/s) V( m/s) (V2/2g) Beda
Pipa (mm )
2
[mm]
Hteoritis Hpraktis
1 12,7 126,68 8614,24 0,068 0,236 800,236 800 0,029
PERHITUNGAN
Diameter
D = ½ “ = ½ x 25,4 = 12,7 mm
Luas Penampang
L / A = π x r2
= 3,14 x (½ x 12,7)2
= 126,68 mm2
Volume
V =Axt
= 126,68 x 800
= 101344 mm3
= 0,101 liter
Kecepatan
V =s/t
= 1,2 / 17,52
= 0,068 m/s
Debit
Q =V.A
= 0,068 x 126,68 mm2
= 0,068 x 0,00012668 m2
= 0,00000861424 m3/s
= 0,0086 liter/s
Tinggi Kecepatan
H = V2 / 2g
= 0,0682 / (2 x 9,81)
= 0,000236 m
= 0,236 mm
H praktis = 800 mm
I. TUJUAN
2 3
1
dimana :
2. Hukum Kontinuitas
Dimana :
Q = Debit aliran [m3/s]
V = Kecepatan aliran [m/s]
A = Luas penampang aliran [m2]
V 2
Q B
Fr =
√ g
A
B
Fr =
g A3
dimana :
Fr = Bilangan Froude
V= Kecepatan aliran [m/s]
A= Luas penampang basah [m]
B = Lebar permukaan air [m]
Q = Debit aliran [m/s]
g = Percepatan gravitasi [m/s2]
1 1
Y1 = Y2 ( 1+ √ 8 F 2r 2−1 ) ; Y2 = Y1 ( 1+ √8 F 2r 1−1 )
2 2
L = 6 ( Y 2−Y 1) ; ΔH =¿ ¿
dimana :
Y1 = Kedalaman awal loncat air [m]
Y2 = Kedalaman akhir loncat air [m]
Fr = Bilangan Froude
L = Panjang loncat air [m]
ΔH = Kehilangan enersi pada loncat air [m]
g = Percepatan gravitasi [m/s]
1. Catat lebar dasar saluran dan panjang saluran seperti ditunjukkan pada
gambar 1
2. Install masing-masing ambang dalam gambar 2 ke dalam saluran.
3. Atur kemiringan saluran dan alirkan air mengalir sepanjang saluran
yang terinstall 3 macam ambang.
4. Ukur ketinggian air di atas tiga macam ambang tersebut.
5. Ukur kecepatan aliran air dengan menggunakan alat ukur aliran air.
Hasilnya bandingkan dengan perhitungan kecepatan aliran secara
teori (alat ukur debit/kecepatan aliran di atas ambang)
6. Ubahlah kemiringan saluran sebanyak 3 kali percobaan dan ukur
kembali ketinggian air di atas ambang serta kecepatan aliran air sepanjang
saluran
7. Dokumentasikan profil aliran dalam 3 kali percobaan di atas, dan
pastikan terjadinya loncatan air.
8. Install 3 macam model bendung seperti pada gambar 3.
9. Atur kemiringan saluran dalam 3 macam percobaan (seperti tahap 6) dan
alirkan air mengalir sepanjang saluran yang terinstall 3 macam model
bendung seperti pada gambar 3, dan dokumentasikan profil aliran.
10. Lakukan percobaan seperti di atas untuk model bendung dengan peredam
energi-nya seperti pada gambar 4.
11. Gambar sketsa profil muka air sepanjang saluran dan pastikan posisi
loncatan air.