Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PERDANA ARIAN PUTRA

NPM : 202310011

MATA KULIAH : HIDROLIKA

DOSEN PENGAMPUH : IR. HENDARMIN LUBIS

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A 2021/2022

1. DIK :
Dua buah reservoir dengan beda elevasi muka air H m, dihubungkan menggunakan dua buah
pipa seri.
L1 = 10 m d1 = 15 cm
L2 = 20 m d2 = 20 cm
f = 0.04 Q = 0.11 m3/det

DIT :
Hitung total kehilangan energi H dalam pipa

Penyelesaian :

Mencari nilai v :
• A1 . v1 = A2 . v2
(1/4 x 𝜇 x D12) v1 = (1/4 x 𝜇 x D22) v2
v2 = (D12 / d22) x v1
v2 / v1 = D12 / D22
v2 / v1 = 152 / 202
v2 / v1 = 0.6 m/s2

H = hfa1 + hf1 + hf12 + hf2 + hf2b

𝑣12 𝐿1 𝑥 𝑣12 𝐿2 𝑥 𝑣22 (𝑣1−𝑣2)2 𝑣22


H = 0,5 2 𝑥 𝑔 + f1 𝐷1 𝑥 2 𝑥 𝑔 + f2 𝐷2 𝑥 2 𝑥 𝑔 + 2𝑥𝑔
+ 2𝑥𝑔

0,62 10 𝑥 0,62 20 𝑥 0,62 (0,6−0,6)2 0,62


H = 0,5 2 𝑥 9,81 + 0,04 15 𝑥 2 𝑥 9,81 + 0,04 20 𝑥 2 𝑥 9,81 + 2 𝑥 9,81
+ 2 𝑥 9,81

H = 0.5 x 0,019 + 0.04 x 0,0123 + 0,04 x 0,019 + 0 + 0.019

H = 0.0095 + 0.000492 + 0.00076 + 0 + 0.019

H = 0,029
2. DIK : Saluran terbuka berbentuk trapesium dengan lebar dasar b = 5 m
m = 2 m, Q = 10m3/det
DIT : Hitung kedalaman aliran h apabila koefisien Chezy C = 50 dan
kemiringan dasar saluiran I = 0.001

Penyelesaian :
Data :
b 5m
m 2m
Q 10 m3/det
Koefisien Chezy C 50
I 0.001

Asumsi h : 1.03 m

Rumus Chezy :
V = C (R.I) 0.5
Q = A.V = A.C (R.I) 0.5
Luas Tampang :
A = (b + m.h) h 7.2718 m2
P = b + 2h (1+m2) 0.5 9.6063 m
R=A /P 0.756982 m
V = C (R.I) 0.5 1.375666 m/det
Q=A x V 10.00357 m3/det 10 0K

Maka didapat h = 1.03 m

3. Saluran segiempat mengalirkan debit Q = 25 m3/det dengan lebar dasar saluran b = 10 m. Jika
aliran adalah kritis, hitung tinggi aliran hcr dan kecepatan aliran Vcr.

Penyelesaian :

Q = 25 m3/det
B = 10
g = 9,81
Fr = 1 (kritis)

Asumsi h = 0,86
A=bxh
= 10 x 0,86
= 8,6 m2

U=Q/A
= 25 / 8,6
= 2,9 m/det
Fr = U / √𝑔. ℎ
= 2,9 / √981 𝑥 0,86
=1
4. a. Aliran Laminer dan Turbulen
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Aliran Laminer dan Aliran Turbulen
b. Aliran Subkritis, Kritis, Superkritis
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Aliran Subkritis, Kritis, Superkritis

Penyelesaian :
a. Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak seperti gerakan
serat-serat atau lapisan-lapisan tipis yang paralel, maka alirannya disebut aliran laminer.

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan, baik ditinjau
terhadap ruang maupun waktu, maka alirannya disebut aliran turbulen.

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya kekentalan
(viskositas) dan gaya inersia. Jika gaya viskositas dominan, alirannya laminar, jika gaya inersia
yang dominan, maka alirannya turbulen.

Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan dalam bilangan Reynold (Re), yang
didefinisikan sebagai :
𝑉. 𝐿
Re = 𝑣

Dengan : V = kecepatan aliran (m/det),

L = panjang karakteristik (m), pada saluran muka air bebas L = R,

R = Jari-jari hidraulik saluran,

v = kekentalan kinematik (m2/det).

Note : Re < 500 adalah aliran Laminer

Re > 1000 adalah aliran Turbulen

b. Aliran subkritis, pada aliran ini biasanya kedalaman aliran lebih besar daripada kecepatan aliran
rendah, semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus.

Aliran kritis, merupakan aliran yang mengalami gangguan permukaan, seperti yang diakibatkan
oleh riak yang terjadi karena batu yang dilempar ke dalam sungai tidak akan bergerak menyebar
melawan arus.

Aliran superkritis, pada aliran ini kedalaman aliran relatif lebih kecil dan kecepatan relatif tinggi,
segala riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah mengikuti arah arus.

Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalah nisbah antara gaya gravitas dan
gaya inertia, yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr). Untuk saluran berbentuk persegi, bilangan
Froude didefinisikan sebagai :
𝑉
Fr = 𝑔.ℎ

Dengan : V = kecepatan aliran (m/det),

h = kedalaman aliran (m),

g = percepatan gravitasi (m/det2),

√𝑔. ℎ = kecepatan gelombang dangkal

Note : Fr < 1 adalah aliran Subkritis

Fr = 1 adalah aliran Kritis


Fr > 1 adalah aliran Superkritis

Anda mungkin juga menyukai