Anda di halaman 1dari 17

2.

1 Data Perencanaan :
Data dari pada suatu daerah pengairan yang potensial, dibutuhkan sebuah bendungan penangkap air
di sungai berupa bangunan tetap. Berdasarkan data fisik lapangan dan hasil analisa data Hidrologi
didapatkan informasi data sebagai berikut :
a. Elevasi dasar sungai = 298.5 +mdpl
b. Elevasi sawah tertinggi dan terjauh = 301.25 +mdpl
c. Tinggi Intake / Trowongan = 1.8 m
d. Koefisien Pelimpah ( C ) = 2.2
e. Lebar Sungai Total ( B ) = 20.6 m
f. Lebar Pintu Penguras = 0.9 m
g. Tebal Pilar ( T ) = 0.8 m
h. Koefisien Kontraksi ( Kp ) pilar persegi dan berujung bulat
dengan jari - jari 0,1 x tebal pilar, Kp = 0.02
i. Koefisien Kontraksi Abutment ( Ka ) hulu dengan
H1 > r > 0,15 H1, diambil Ka = 0.1

j. Debit Rencana = 260 , 60 m3/dt


k. Pelimpah Bendung tipe OGEE = 3:1
l. Faktor k pelimpah = 1.936
m. Faktor n pelimpah = 1.836
Luas Daerah yang di aliri = 1600 Ha

Dari data yang ada :


Diminta untuk merencanakan bangunan bendung, kolam olak ( peredam energi ) dan perhitungan stabilitas bendung.
2.2 Perhitungan Hidrolika Air Sungai
2.2.1 Menentukan tinggi air maksimum pada sungai

Gambar 2.1 Penampang Sungai

Data Sungai :
Kemiringan dasar ( I ) = 0.0035
Lebar bendung ( B ) = 20.6 m

Debit Rencana Q100 = 260.06 m3/dt


Kedalaman maksimum air sungai dicari dengan cara coba - coba menggunakan persamaan

Chezy ( trial and error ) sampai didapat Q = Q design. Dengan kemiringan tepi sungai dianggap 1 : 1
Persamaan :

Q = A x V3

𝑉_3=𝐶√(𝑅.𝐼)
𝐶=87/((1+𝛾/√𝑅) )

dimana :

Q = debit ( m3/dt )
A = luas penampang ( m2 )
V3 = kecepatan aliran sungai di hilir ( m/dt )
R = jari - jari basah ( m )
I = kemiringan dasar sungai
= 1.3 ( untuk dinding saluran yang terbuat dari tanah biasa )
𝛾
C = koef. Chezy

Tabel 2.1 Perhitungan tinggi air maksimum di hilir bendung.


Perkiraan tinggi air ( d3 ) - meter (m)
Bagian
1.5 2 2.71044 2.5
33.15 45.2 63.18 57.75

24.84 26.26 28.27 27.67

1.33 1.72 2.24 2.09

40.93 43.70 46.54 45.79

2.80 3.39 4.12 3.91

92.73 153.32 260.06 226.02

Diperoleh lebar dasar sungai ( b ) = B - 2d3 = 20.6 - 5.42088 = 15.17912 m


Muka air banjir di hilir sungai diperoleh = 2.71044 m
Keterangan :

d3 = tinggi air sungai maksimum di hilir bendung ( m )


P = keliling basah ( m )
R = jari - jari hidrolis ( m )
C = koef. Chezy
V3 = kecepatan aliran sungai di hilir ( m/dt )
Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froud ( Fr )
Fr = 1 …........................ aliran kritis
Fr > 1 …........................ aliran super kritis
Fr < 1 …........................ aliran sub kritis
𝐹𝑅=𝑉/√(𝑔.𝑑_3 ) 3.83/√(9.81 𝑥 2.32511)
= = 0.798 < 1 , termasuk aliran sub kritis

2.2.2 Menentukan Lebar Bendung


Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal - pangkalnya ( abutment ).
Agar tidak menggangu sifat pengaliran setelah dibangun bendung dan untuk menjaga
agar tinggi air di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka dapat dibesarkan sampai B ≤ 1,2 Bn
Gambar 2.2 Penampang Sungai
1. Lebar sungai rata - rata / lebar air normal ( Bn )

Bn = b + 2 ( 1/2 d3 ) = b + d3
= 20.6 + 2.71044
= 23.31 m
2. Lebar maksimum / panjang bendung ( B )
B = 6/5 Bn = 1,2 Bn
= 1.2 x 23.31
= 27.97 ~ 30.00 m
2.2.3 Menentukan Tinggi Jagaan
Untuk menentukan besarnya tinggi jagaan ( freeboard ) maka dapat dipergunakan tabel berikut :

Debit sungai pada data perencanaan adalah sebesar 260.06 m3/dt


sehingga tinggi jagaan ( freeboard ) yang digunakan adalah 1,00 m
2.2.4 Menentukan Lebar Efektif Bendung
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit.
Pada saat banjir, pintu pembilas ditutup, ujung atas pintu bilas tidak boleh lebih tinggi dari mercu bendung,
sehingga air bisa lewat diantaranya. Kemampuan pintu bilas untuk mengalirkan air dianggap
hanya 80% saja, maka disimpulkan besar lebar efektif bendung :

Beff = L' = B - ∑b - ∑t + 0,080 x ∑b


= B - ∑t - 0,20 x ∑b
Dimana :
Beff = lebar efektif bendung ( m )
B = lebar seluruh bendung ( m )
∑t = jumlah tebal pilar ( m )
∑b = jumlah lebar pintu bilas ( m )
1. Lebar pintu pembilas ( b1 )
B 30.00
∑b1 = = = 3 m
10 10
Lebar maksimum pintu = 2 m
3
n = = 1.5 buah ~ 2 buah
2
3
b1 = = 1.5 m
2
Lebar pintu pembilas ( b1 ) = 1.5 m
2. Tebal pilar ( t ) = 0.8 m
3. Pengambilan air dari satu sisi, maka

Beff = L' = B - ∑t - 0,20 x ∑b


= 30.00 - 2 x 0.8 - 0.2 x 2 x 1.5
= 27.8
Direncanakan 2 buah pilar dan 2 buah pembilas

8 0 1 50801 50
b t b t
2 5 40
L e ff

Gambar 2.3 Pintu Bendung

2.2.5 Menentukan Tinggi Bendung


Kehilangan energi air :
- Elevasi dasar terhilir, tertinggi, dan terjauh = 301.25 +mdpl
- Tinggi genangan air sawah = 0.1 m
- Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0.1 m
- Kehilangan tekanan dari saluran primer ke sekunder = 0.1 m
- Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke tersier = 0.1 m
- Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran = 0.15 m
- Kehilangan tekanan akibat alat - alat ukur = 0.4 m
- Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0.2 m
- Kehilangan tekanan akibat eksploitasi = 0.1 m
- Kehilangan tekanan akibat bangunan - bangunan = 0.25 m
Elevasi minimum mercu bendung ( x ) Jumlah = 302.75 +mdpl
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung ( y ) = 298.5 +mdpl
Maka, Tinggi Mercu Bendung ( p ) = x-y
= 4.25 m

2.3 Perhitungan Tinggi Air Maksimum Diatas Mercu Bendung


Gambar 2.4 Rencana Bendung
2.3.1 Tinggi Energi dari Puncak Mercu Bendung
Tinggi mercu bendung ( p ) = 4.25 m

Lebar efektif bendung ( Beff ) = 27.8 m


𝐻𝑒^(3/2)=𝑄_𝑑/(𝐶
𝑥 𝐿_𝑒𝑓 )

𝐻𝑒= (𝑄_𝑑/(𝐶 𝑥
𝐿_𝑒𝑓 ))^(2/3)

dimana :
Qd = debit banjir rencana ( m3 / dt )
Beff = lebar efektif bendung ( m )
He = tinggi total air di atas bendung ( m )
C = koefisien pelimpasan ( discharge coefficient )
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient ( pada lampiran ).
Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara coba - coba ( Trial and Error ) dengan menentukan
tinggi perkiraan He terlebih dulu. Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara
coba - coba ( Trial and Error ) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih dahulu.
Dicoba He = 2 m maka :
P 4.25
- = = 2.125 m
He 2

- hd = P + He - d3 = 4.25 + 2 - 2.71044
= 3.53956 m
hd 3.53956
- = = 1.770
He 2

hd + d3 3.53956 x 2.710
- = = 4.80
He 2
Dari grafik didapatkan C0 = 1.35 ( dengan upstream face : 3 : 1 )

Dari grafik didapatkan C1 = 0.99

Dari grafik didapatkan C2 = 1


Didapat C = C0 x C1 x C2
1.35 0.99 1
1.34
Qd 2/3 260.06 2/3
He ' = = = 16.33 He ≠ He'
C x Beff 1.34 x 27.8
Perhitungan selanjutnya ditabelkan :
Tabel 2.2 Perhitungan Tinggi Air Di Atas Mercu Bendung
Tinggi Perkiraan He ( m )
Bagian
1 2 2.5 3.9
Qd 260.06 260.06 260.06 260.06
P / He 4.25 2.1 1.7 1.1
hd = P + He - d3 2.540 3.540 4.040 5.480
( hd + d3 ) / He 5.25 3.1250 2.7 2.0787
hd / He 2.540 1.770 1.616 1.391
C0 1.48 1.35 1.32 1.22
C1 0.99 0.99 0.99 0.98
C2 1 1 1 1
C = C 1 x C2 x C 3 1.465 1.337 1.307 1.196
Beff 27.8 27.8 27.8 27.8
𝐻𝑒^′=(𝑄_𝑑/(𝐶 𝑥 𝐵_𝑒𝑓𝑓 ))^(2/3)
3.44 3.66 3.71 3.9

He≈ He'

Maka didapat tinggi total air di atas puncak / mercu bendung ( He ) = 3.9 m
2.3.2 Tinggi Air Maksimum Diatas Mercu Bendung
Tabel 2.3 Tinggi Air Maksimum Di Atas Mercu Bendung
Tinggi perkiraan hv0 ( m )
Bagian
Bagian
1 0.04 0.068
H = He - hv0 2.94 3.9 3.872
d0 = H + P 7.19 8.15 8.122
A = Beff x d0 199.88 226.57 225.79
v0 = Q d / A 1.301 1.148 1.152
ℎ_𝑣^′=(𝑣_0^2)/2𝑔
0.086 0.07 0.068

hv0 = hv'

hv0 = 0.068 m
H = 3.872 m
d0 = 8.122 m
v0 = 1.152 m/dt
Keterangan :

hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai ( m )


H = tinggi air maksimum diatas mercu ( m )
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung ( m )
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung ( m/dt )

2.4 Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik


2.4.1 Tinggi Energi pada Aliran Kritis

Qd
q =
Beff
260.06
= = 9.35 m4/dt
27.8
q2 1/3
dc =
g
87.510 1/3
= = 2.97 m
9.81
q
vc =
dc
9.35
= = 3.15 m/dt
2.97
vc 2
hvc =
2g
9.90
= = 0.50 m
19.62
Ec = dc + hvc + P
= 2.97 + 0.50 + 4.25
= 7.73 m
Keterangan :
dc = tinggi air kritis diatas mercu ( m )

hvc = tinggi kecepatan kritis ( m )


vc = kecepatan air kritis ( m/dt )

Ec = tinggi energi kritis ( m )

2.4.2 Tinggi Energi ( Air Terendah ) Pada Kolam Olakan


Tabel 2.4 Kecepatan Aliran Pada Punggung Bendung
Perkiraan kecepatan ( v1 )
Bagian
Bagian
5 8 10 11.66
𝑑1=𝑞/𝑣_1
1.871 1.169 0.935 0.802

ℎ_𝑣1=(𝑣_1^2)/2𝑔
1.274 3.262 5.097 6.929

E1 = d1 + hv1 3.145 4.431 6.032 7.73


E1 ≈ EC

v1 = 11.66 m/dt

d1 = 0.802 m

hv1 = 6.929 m
E1 = Ec = 7.73 m
Keterangan :
v1 = tinggi air terendah pada kolam olakan ( m )
d1 = kecepatan aliran pada punggung bendung ( m/dt )

hv1 = tinggi kecepatan ( m )


E1 = tinggi energi ( m )

2.4.3 Tinggi Energi ( Air Tertinggi ) pada Kolam Olakan

𝐹𝑟=𝑣_1/√(𝑔 𝑥 𝑑_1 ) 11.17/√(9.81 𝑥 0.703)


= = 4.156 m

𝑑_2=𝑑_1/2 [(1+8 𝐹𝑟^2 )^(1/2)−1]


=0.703/2 [(1+8 𝑥( 〖 4.254 〗 ^2))^(1/2)−1]= 4.332 m

q 9.35
v2 = = = 2.160 m/dt
d2 4.332

vc 2 4.66
hv2 = = = 0.238 m
2g 19.620
E2 = d2 + hv2
= 4.332 + 0.238
= 4.569 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan ( m )
v2 = kecepatan aliran ( m/dt )
hv2 = tinggi kecepatan ( m )
E2 = tinggi energi ( m )
2.4.4 Tinggi Energi di Hilir Bendung
d3 = 2.71044 m
q 9.35
v3 = = = 3.451 m/dt
d3 2.71044
v3 2 11.912
hv3 = = = 0.607 m
2g 19.62
E3 = d3 + hv3
= 2.71044 + 0.607
= 3.318 m
Keterangan :
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung ( m/dt )
d3 = tinggi air di hilir bendung ( m )
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung ( m )
E3 = tinggi energi di hilir bendung ( m )
2.4.5 Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan
Dalam penggerusan ( scouring depth ) :

h = d0 - d3
= 8.122 - 2.71044 = 5.412 m
q = 9.35 m /dt
4

d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil d = 300 mm


Schoklish Formula :
4.75/300^0.32
𝑇=4.75/𝑑^0.32 𝑥 ℎ^0.2 𝑥 〖 𝑞〗 ^0.57 = 𝑥 〖 5.270 〗 ^0.2 𝑥 〖 7.85 〗 ^0.57
= 3.838537 m

Keterangan :
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir ( m )
d = diameter batu yang jatuh ke dalam kolam olak ( mm )
T = kedalaman penggerusan ( m )
Panjang penggerusan ( scouring length ) :
v1 = 11.66 m/dt
H = 3.872 m
P = 4.25 m
Angelholzer Formula :
𝐿=(𝑣_1+√(2𝑔 𝐻)) √(2𝑝/𝑔)+𝐻 (11.17+√(2 𝑥 9.81 𝑥 3.295)) √((2 𝑥 4.25)/9.81)+3.295
=

= 22.8388 m
Keterangan :

v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung ( m/dt )


H = tinggi air maksimum dari puncak mercu ( m )

Elevasi Masing - Masing Titik :


- Elev. dasar sungai = + 298.5 +mdpl
- Elev. muka air normal ( MAN ) = 298.5 + P
= 298.5 + 4.25
= + 302.75 m
- Elev. muka air banjir ( MAB ) = 298.5 + do
= 298.5 + 8.122
= + 306.622 m
- Elev. energi kritis = 298.5 + Ec
= 298.5 + 7.73
= + 306.23 m
- Elev. energi di hilir bendung = 298.5 + E3
= 298.5 + 3.318
= + 301.818 m
- Elev. dasar kolam olakan = 298.5 - T - d3
= 298.5 - 3.8385 - 2.71044
= + 297.3719 m
- Elev. sungai maksimum di hilir = 298.5 + d3
= 298.5 + 2.7104
= + 301.2104 m

EC = 7.73 m E1 = EC =7.73 m
MAB = 306.62 m

hvo = 0.068 m hvc = 0.5 m

MAN = 302.75 m
HE = 3.9 m H = 3.872 m
dc = 2.97 m
hv1 = 6.929 m
E2 = 4.569 m E3 = 3.318 m

v0 = 1.152 m/dt + 301.818 m


v1 = 11.66 m/dt
d0 = 8.122 m
P = 4.25 m hv2 = 0.238 m
hv3 = 0.607 m

+ 301.21 m
+ 298.5 m d2 = 4.332 m T = 3.8385 m d3 = 2.71044 m
v3 = 3.451 m/dt + 298.5 m
d1 = 0.802 m
+ 297.37 m
L = 22.8388 m

Gambar 2.5 Sketsa Bendung


P = tinggi mercu bendung (m)
L = panjang penggerusan (m)
2.5 Perencanaan Bentuk Mercu Bendung
2.5.1 Tahap I : Menentukan Bagian Up Stream ( Muka ) Bendung
Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian hulu,
ditetapkan berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan diketahui kemiringan bendung
bagian up stream seperti ketentuan Tabel 2.5.
Data :
P = 4.25 m
H = 3.872 m
P 4.25
= = 1.10
H 3.872
Tabel 2.5 Nilai P/H Terhadap Kemiringan Muka Bendung

Dari tabel, untuk P/H = 1.10 kemiringan muka bendung adalah 3 : 1


Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu OGEE. Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah
dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan
subatmosfer pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana.
Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu ( KP-02, 1986 )
Bagian Upstream ( Upstream Face ) :
Hd = 3.872 m

X0 = 0,175 Hd = 0.175 x 3.872 = 0.678 m


X1 = 0,282 Hd = 0.282 x 3.872 = 1.092 m

R0 = 0,5 Hd = 0.5 x 3.872 = 1.936 m


R1 = 0,2 Hd = 0.2 x 3.872 = 0.774 m
2.5.2 Tahap II : Menentukan Bagian Down Stream ( Belakang ) Bendung
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army Corps of Engineers
mengembangkan persamaan sebagai berikut :

𝑥^𝑛=𝑘 . 𝐻𝑑^((𝑛−1)). 𝑦………………………(1)

Dimana :
- k dan n tergantung kemiringan up stream bendung
- Harga - harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam Tabel 2.6.
- x dan y adalah koordinat - koordinat permukaan down stream
- H adalah tinggi air di atas mercu bendung
Tabel 2.6 Harga k dan n untuk Berbagai Kemiringan

Bagian Up Stream : 3 : 1, dari Tabel 2.7, diperoleh : k = 1.936


n = 1.836
Nilai k dan n dari tabel dimasukkan ke dalam persamaan ( 1 )

𝑥^𝑛=𝑘 . 𝐻𝑑^((𝑛−1)). 𝑦

𝑥^1,836=1,936 . 〖 3,872 〗 ^((1,836−1)). 𝑦


𝑥^1,836=6,004. 𝑦
𝑦=1/5,314 𝑥^1,836

𝑦=0,167 𝑥^1,836

Menentukan koordinat titik singgung antara garis lengkung dengan garis lurus sebagian hilir spillway
- Kemiringan bendung bagian down stream ( kemiringan garis lurus )
dy
= 1 (1:1)
dx

- Persamaan parabola : 𝑦=0,167 𝑥^1,836

𝑦=0,167 𝑥^1,836
dy
= 0,345 𝑥^0,836
= 0,345 𝑥^0,836
dx

1=0,3066 𝑥^0,836

𝑥^0,836 1
=
0.3066

𝑥^0,836 = 3.26

x = 3.90

xc = 3.90 m

𝑦=0,167 𝑥^1,836

𝑦=0,167 〖 . (3,90) 〗 ^1,836


y = 2.032 m
yc = 2.032 m

Diperoleh koordinat titik singgung ( xc , yc ) = 3.90 ; 2.032 m


Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada jarak :
y = 2.032 m dari puncak spillway
x = 3.90 m dari sumbu spillway

Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir

Persamaan : 𝑦=0,167 𝑥^1,836

Elevasi muka air normal = + 298.5 + P


= + 298.5 + 4.25
= 302.75 m
Elev. dasar kolam olakan = + 298.5 - T - d3
= 298.5 - 3.838537 - 2.71044
= 297.371903 m
( Xc , Yc ) = 3.90 ; 2.032 m
Tabel 2.7 Koordinat Lengkung Down Stream/Hilir (interval 0,2)
x(m) y(m) Elev. ( m )
0 0 302.75
0.2 0.0098 302.740
0.4 0.0350 302.705
0.6 0.0736 302.632
0.8 0.1248 302.507
1 0.1880 302.319
1.2 0.2627 302.056
1.4 0.3487 301.707
1.6 0.4456 301.262
1.8 0.5531 300.709
2 0.6712 300.037
2.2 0.7996 299.238
2.4 0.9380 298.300
2.6 1.0865 297.213
2.8 1.2449 295.968
3 1.4130 294.555
3.2 1.5908 292.965
3.47 1.846 291.119
Bagian Hilir Spillway dengan kemiringan 1 : 1
tgn θ = 1 : θ = 45 ͦ
Persamaan y/x = tgn θ = 1 ->> y = x
Elev. dasar kolam olakan = + 298.5 - T - d3
= 298.5 - 3.838537 - 2.71044
= 297.37 m
x(m) y(m) Elev. ( m )
0 0 291.119
0.2 0.2 291.319
1.2 1.2 292.519
2.2 2.2 294.719
2.65 2.65 297.37

X0 = 0,678 m

X1 = 1,092 m

R1 = 0,774 m
R0 =1,936 m
(Xc,Yc)=(3,90;2,032) m

P = 4.25 m
1

1
+ 298,5 m

+ 297,37 m

Gambar 2.6 Mercu Bendung


2.6 Perencanaan Lantai Depan ( Apron )
Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah ∆H terbesar.
∆H terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu bendung, sedangkan
di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai muka ini diperlukan, sangat
ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang digambar kearah upstream dengan titik ujung
belakang bendung sebagai titik permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis
hidraulik gradien disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah
dasar tertentu, yaitu dengan menggunakan Creep Ratio ( c ).

Fungsi lantai muka adalah menjaga jangan sampai pada ujung belakang bendung
terjadi tekanan yang bisa membawa butir - butir tanah. Berdasarkan teori Bligh,
prosedur mencari panjang apron dengan hidraulik gradient ini menggunakan
perbedaan tekanan sepanjang garis saluran.

2.6.1 Menentukan Panjang Lantai Muka dengan Rumus Bligh


L
∆H =
c
L = c . ∆H
Dimana :
∆H = Beda Tekanan
L = Panjang Creep Line
c = Creep Ration ( diambil c = 5, untuk pasir kasar )

2.5
∆H ab = = 0.5
5
1.5
∆H bc = = 0.3
5
1
∆H cd = = 0.2
5
1.5
∆H de = = 0.3
5
1
∆H ef = = 0.2
5
1.5
∆H fg = = 0.3
5
1
∆H gh = = 0.2
5
3.5
∆H hi = = 0.7
5
1
∆H ij = = 0.2
5

∆H = 2.9

L = ∆H . c
= 2.9 x 5
= 14.5 m
Faktor keamanan = 20% x 14.5 = 2.9 m
Jadi L = 14.5 + 2.9
= 17.4 m
Menghitung kemiringan garis hidraulic gradien

𝛼=tan^(−1)⁡〖 (∆𝐻 𝑗𝑘)/(𝐿 𝑗𝑘) 〗

𝛼=tan^(−1)⁡〖 0,3/1,5 〗

𝛼=11,31 ͦ

Jadi sudut yang dibentuk garis Hidraulic Gradient adalah 11,31 ͦ


Menghitung panjang lantai muka total
Panjang lantai muka total = Panjang lantai muka + Angka keamanan
= 5 m + 2.9 m
= 7.935 m
Jadi panjang lantai muka total adalah = 7.935 m

2.6.2 Menentukan Panjang Creep Line


Panjang horizontal ( Lh ) = 0.935 + 1.50 + 1.00 + 2.00
+ 1.00 + 1.50 + 3.50 +
1.50 + 1.50 + 1.50
= 15.935 m
Panjang vertical ( Lv ) = 2.3067 + 1.00 + 1.00 + 1.00
+ 1.00 + 1.00 + 1.00 +
1.00 + 1.00 + 1.00 + 2.50
= 13.807 m
Panjang Total Creep Line(∑L) = Lh + Lv
= 15.935 + 13.807
= 29.742 m
Kontrol :
∑L ≥ ∆H . c
29.742 ≥ 2.9 x 5
29.742 ≥ 14.5 …........... ( konstruksi aman terhadap tekanan air )
2.6.3 Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu :
a. Teori Bligh
L = Cc . Hb
Di mana :
L = Panjang Creep Line yang diijinkan
Cc = Koefisien Bligh ( Cc diambil 5 )
Hb = Beda tinggi muka air
Hb = P + H - d3
= 4.25 + 3.872 - 2.71044
= 5.41156 m
Sehingga L = Cc . Hb
= 5 x 5.41156
= 27.0578 m
Syarat : L < ∑L
27.0578 m < 29.742 m ….......( OK !!! )
b. Teori Lane
L = Cw . Hb
Di mana Cw adalah koefisien lane ( Cw diambil 3 )
Sehingga L = Cw . Hb
= 3 x 5.4116
= 16.23468
Ld = Lv + 1/3 x Lh
= 13.807 + 1/3 x 15.935
= 19.118367 m
Syarat : L < Ld
16.23468 m < 19.11837 m ….......( OK !!! )

Tabel 2.8 Data - data Hasil Perhitungan

d3 2.71044 v1 11.66
v3 4.12 d1 0.802
L' = Beff 27.8 hv1 6.929
P 4.25 E1 7.73
He 3.94 d2 4.332
hv0 0.068 v2 2.160
d0 8.122 hv2 0.238
H 3.872 E2 4.569
v0 1.152 T 3.838537
dc 2.97 L 22.83879
vc 3.15 hv3 0.607
hvc 0.50 E3 3.318
Ec 7.73 ∑L 29.742
BAB III
ANALISA STABILITAS BENDUNG

Gaya - gaya yang bekerja pada tubuh bendung, akibat :


1. Tekanan air
2. Tekanan lumpur
3. Tekanan berat sendiri bendung
4. Gaya gempa
5. Gaya angkat ( uplift pressure )

3.1 Tekanan Air

Gambar 3.1 Diagram Tekanan Akibat Air Normal

γair = 1 ton/m3

Anda mungkin juga menyukai