Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Untuk mengukur dan mengetahui cara mengukur debit air yang melewati
alat ukur Thomson.
2. Dapat menghitung kecepatan air dalam pipa serta kehilangan tinggi tekan
sehingga dapat menggambarkan kemiringan garis energi ( energy gradient )
dan kemiringan garis hidrolik ( hidraulic gradient ) baik pada pipa datar
atau pada pipa miring.
3. Dapat menentukan jenis aliran dengan melihat bilangan Reynold ( Re )
1 sampai dengan butir 5 antara saluran tertutup datar dan miring pada
keadaan keluaran ( Outlet ) bebas, tidak bebas, dan tenggelam (submerged).
Aliran ini terjadi jika semua partikel zat cair bergerak menurut
lintasan yang sejajar dan tidak ada komponen kecepatan yang
bersilangan.
2. Aliran Turbulen.
Aliran ini terjadi jika partikel zat cair bergerak secara tidak beraturan
dan seolah-olah lintasan airnya berpotongan satu sama lainnya. Pada
aliran dalam pipa kecepatannya hampir selalu tinggi sehingga terjadi
turbulensi.
Gambar 1.2.1
Jika Re antara 2000 dan 4000, aliran sukar diketahui atau dipastikan
karena dalam keadaan tersebut merupakan fase peralihan atau transisi. Jadi
kemungkinan adalah laminar atau turbulen, tetapi pada batas ini dapat
dianggap turbulen untuk maksud perhitungan.
Dengan :
Re = Bilangan Reynold
Variasi kecepatan aliran dalam pipa pada bagian inlet dan pada
bagian sepanjang pipa dapat dijelaskan dengan gambar berikut :
Gambar 1.2.2
a. Hagen Poisuile
Khusus dipakai untuk menghitung jenis aliran laminar :
hf = ( 32 . υ . L . V ) / ( g . D2 )
Dengan :
hf = Kehilangan tinggi tekan ( m )
L = panjang pipa ( m )
b. Darcy – Weisbach
Rumus ini dapat dipakai untuk semua jenis aliran.
hL = f ( L . V2 ) / ( D . 2g )
Dengan :
hL = K ( v2 / 2g )
Dengan :
Gambar 1.2.7
Koefisien kehilangan tinggi tekan K untuk pipa belokan halus
Gambar 1.2.8
Koefisien kehilangan tinggi tekan K untuk pipa dengan pembesaran
bentuk kerucut.
Rumus :
E = Z + ( P / W ) + ( V2 / 2g )
Dengan :
W = g (N/m3)
Gambar 1.2.9
Tabel kemiringan garis
energi
1. Bagaimana cara menghitung tinggi garis energi (energi gradient line, EGL)
dan tinggi garis Hidrolik (hydraulic gradient line, HGL) ?
2. Bagaimana cara menghitung tinggi tekan, kemiringan hidrolik, koefisien
Cheezy dan Darcy, kecepatan dan debit aliran, jenis saluran serta jenis aliran
yang terdapat dalam pipa tersebut ?
3. Bagaimana cara mengukur debit aliran yang lewat melalui alat ukur
Thomson?
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
b. Pipa Miring
2.2. PERALATAN
a. Pipa saluran
e. Manometer
Tandon
Manomet Inlet
er
Outle
t
Gambar 2.2.1
(Pipa Saluran)
Gambar 2.2.2
(Jangka sorong dan thermometer)
Gambar 2.2.3
Gambar 2.2.5
(Manometer)
Gambar 2.2.6
(Meteran Taraf)
Gambar 2.2.7 (Theodolin
dan Water pass))
Gambar 2.3.1
Penentuan indeks meteran
Indeks = a + ( c – b )
Q = k . h5/2
Dengan :
a. Aliran bebas dapat terjadi apabila muka air yang melalui pipa keluaran
itu dapat mengalir ke pipa resevoir 2 dengan bebas tanpa adanya
halangan dari muka air.
b. Aliran tidak bebas terjadi apabila muka ai pada resevoir 2 berada pada
kedudukan tepat diatas diameter pipa keluaran, sehingga air yang
mengalir diatas pipa keluaran itu tidak bebas mengalir karena adanya
halangan dari muka air di resevoir 2. Akibatnya air didalam pipa akan
terdesak menuju resevoir 1, hal ini akan menyebabkan tinggi air pada
resevoir 1 naik.
c. Aliran tenggelam terjadi apabila muka air pada resevoir 2 berada
kedudukan jauh diatas pipa keluaran, sehingga air yang mengalir pada
pipa keluaran itu terhalang oleh muka air pada resevoir 2. Akibatnya
aliran air dalam pipa akan terdesak menuju resevoir 1. Hal ini akan
menyebabkan tinggi air pada resevoir 1 naik lebih tinggi.
Percobaan diatas bertujuan untuk mengukur nilai D (tinggi muka air di dasar
saluran ke titik terendah mercu), B (lebar resevoir hulu), jarak antar pipa
manometer, tinggi muka air hulu pemasukan dan hilir keluaran, tinggi air di pipa
manometer. Dari data terukur ini dapat dihitung :
k (koefisien debit)
Jenis Aliran
Kontrol debit
Jenis saluran
Q (debit pada alat ukur Thomson)
BAB III
DATA HASIL PERCOBAAN
3.1 PIPA DATAR
3.1.1 Percobaan I :Keadaan Keluaran (outlet) adalah Bebas (free flow).
1. Tinggi muka air: di hulu pemasukan h11 = 19,1 cm h21 = 30,5 cm
4. Diameter Pipa
Manometer Ø Luar ( cm ) Ø Dalam ( cm ) Jarak ( cm )
1–2 6,1 5,5 120
2-3 6,1 5,5 123
3-4 6,1 5,5 118
4–5 4,8 4,2 37
5–6 4,8 4,2 78
6–7 4,8 4,2 82
Nomor Tabung
Keadaan Air Debit
1 2 3 4 5 6 7
I 19,7 18,2 16 15 14,3 13,5 12,5
Mengalir
II 23,8 20,5 20,1 18,5 10,9 3,4 3,1
I 0 0 0 0 0 0 0
Tidak mengalir
II 0 0 0 0 0 0 0
Nomor Tabung
Keadaan Air Debit
1 2 3 4 5 6 7
I 24,2 22,3 21,5 20,5 20 18,7 17,7
Mengalir
II 26,9 24,5 23,8 20,7 13,4 6,8 5,8
Tidak mengalir I 0 0 0 0 0 0 0
II 0 0 0 0 0 0 0
Nomor Tabung
Keadaan Air Debit
1 2 3 4 5 6 7
I 32 30,2 29,5 28,3 27,6 27 26,3
Mengalir
II 33,3 31,2 29,5 28,2 21,3 16,4 15,6
I 0 0 0 0 0 0 0
Tidak mengalir
II 0 0 0 0 0 0 0
4. Diameter Pipa
Manometer Ø Luar ( cm ) Ø Dalam ( cm ) Jarak ( cm )
1–2 6,1 5,5 120
2-3 6,1 5,5 123
3-4 6,1 5,5 118
4–5 4,4 4,2 37
5–6 4,8 4,2 78
6–7 4,8 4,2 82
BAB IV
PROSEDUR PENGOLAHAN DATA
Q = k .h5/2
Tabel 4.4.1
Tabel Hubungan Kekentalan Kinematis dan Temperatur
Temperatur t ( 1 2 2 3 3 1
o
0 5
C ) 0 0 5 0 5 00
υ = ……x 10- 1, 1 1 1 0 0 0 0
6
m2/dt 794 ,519 ,310 ,010 ,897 ,657 ,657 ,00
4.5 Kontrol Debit
Dihitung besarnya debit berdasarkan rumus Cheezy, dengan jalan menghitung
besar factor gesekan berdasarkan rumus Darcy – Weisbach :
f = hf. L / D . V2 / 2g
C = { (8 . g ) / f}0,5
Rumus :
δ = 12υ / ( g . S .R )0,5
Dengan : δ = Tebal lapisan air Prandtl( m )
υ = kekentalan kinematis ( m2/dt )
g = percepatan gravitasi bumi ( m/dt2 )
S = kemiringan garis energi
R = jari-jari hidrolik ( m )
Dengan : K = kekasaran
C = koefisien Chezzy
Re= bilangan Reynold
R = jari-jari hidrolik ( m )