Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM Hari, tanggal : Kamis, 30 Maret 2023

MEKANIKA FLUIDA Dosen : Dr. Ir. Desrial M.Eng.


Asisten :
1. Fauzi Rafi Yudhistra (F1401201030)

PENETAPAN BILANGAN REYNOLD

Oleh Kelompok 1
Anggota :

1. Muhammad Wildan Bagir H F1401211044


2. Azzahra Laila Idfinaya F1401211034
3. Kurniawan Prawira F1401211051
4. Aditya Sarendra Rachman F1401211104
5. Khalif Alfikri Waskita F1401211111
6. Muhammad Daffa Faiz Amsari F1401211091

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
IPB UNIVERSITY

2023
Pendahuluan
Aliran fluida merupakan perpindahan fluida yang membentuk garis aliran dengan
kecepatan tertentu. Aliran fluida dibedakan menjadi 3 jenis aliran, yaitu aliran laminar,
aliran transisi, dan aliran turbulen. Jenis aliran ini didapat dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh Osborne Reynold pada tahun 1883 yang mengklasifikasikan aliran menjadi
3 jenis. Jika fluida mengalir melalui sebuah pipa berdiameter d, dengan kecepatan
rata-rata V, maka didapatkan bilangan Reynold. Bilangan Reynold ini tergantung pada
kecepatan fluida, kerapatan, viskositas, dan diameter. Aliran dikatakan laminar jika
partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan yang sejajar pipa dan
bergerak dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil dan atau
kekentalan besar. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti
lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gesekan rata-rata saja yang mengikuti
sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil
(Mahatma dan Darmanto 2013).
Berdasarkan percobaan aliran di dalam pipa, Reynold menetapkan bahwa untuk
bilangan Reynold di bawah 2000 (Re < 2000), gangguan aliran dapat diredam oleh
kekentalan zat cair maka disebut aliran laminar. Aliran akan menjadi turbulen apabila
bilangan Reynold lebih besar dari 4000 (Re > 4000). Apabila bilangan Reynold berada di
antara kedua nilai tersebut (2000 < Re < 4000) disebut aliran transisi. Bilangan Reynold
pada kedua nilai di atas (Re = 2000 dan Re = 4000) disebut dengan batas kritis bawah dan
atas (Mahatma dan Darmanto 2013).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan jenis-jenis aliran dan membuktikan teori
Reynold tentang aliran.

Data

Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan

Viskositas
Suhu kinematik Volume Waktu Debit Kecepatan Bilangan Jenis
No
(0C) (10-4 air (m3) (detik) (m3/dt) (m/dt) Reynold aliran
× m2/dt)

1a 27 0.0084880 0.001 31.13 0.00003212 0.0655 1927.75 Laminar

1b 27 0.0084880 0.001 31.06 0.00003220 0.0656 1932.10 Laminar

1c 27 0.0084880 0.001 30.93 0.00003233 0.0659 1940.22 Laminar

2a 27 0.0084880 0.001 19.16 0.00005219 0.1063 3132.09 Transisi


2b 27 0.0084880 0.001 19.37 0.00005163 0.1052 3098.14 Transisi

2c 27 0.0084880 0.001 19.19 0.00005211 0.1062 3127.20 Transisi

3a 27 0.0084880 0.002 13.41 0.00014914 0.3039 8950.17 Turbulen

3b 27 0.0084880 0.002 13.31 0.00015026 0.3062 9017.41 Turbulen

3c 27 0.0084880 0.002 13.08 0.00015291 0.3115 9175.98 Turbulen

Tabel 2. Viskositas Kinematik Air

Suhu (0C) v (10-4 × m2/dt)

10 0.01297

15 0.01137

20 0.00996

25 0.00884

30 0.00796

Contoh Perhitungan

a) Menghitung viskositas kinematik air (v) pada ulangan 1a


Suhu air pada ulangan 1a adalah sebesar 27 0C. Viskositas kinematik air
dapat ditentukan dari tabel viskositas kinematik air yang dapat dilihat pada tabel 2.
Namun, karena nilai viskositas di suhu 27 0C tidak ada, maka dilakukan interpolasi
pada suhu 25 0C dan 30 0C. Maka didapatkan:

−4
27 − 25 𝑣 − 0.00884 × 10
30 − 25
= −4 −4
0.00796 × 10 − 0.00884 × 10

−4 2
𝑣 = 0. 008488 × 10 𝑚 /𝑑𝑡

b) Menghitung debit aliran (Q) pada ulangan 1a


Menggunakan data volume dan data waktu pada ulangan 1a. Debit aliran
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

3
0.001 𝑚
𝑄= 31.13 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

3
𝑄 = 0. 00003212 𝑚 /𝑑𝑡

c) Menghitung luas penampang pipa (A)


Menggunakan data diameter pipa yang diketahui sebesar 0.025 m. Luas
penampang pipa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

2
π×𝑑
𝐴= 4

2
π×(0.025 𝑚)
𝐴= 4

2
𝐴 = 0. 0004908 𝑚

d) Menghitung kecepatan aliran air (V) pada ulangan 1a


Menggunakan data debit aliran udara (Q) dan nilai luas penampang (A).
Kecepatan aliran air (V) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

𝑄
𝑉= 𝐴

3
0.00003212 𝑚 /𝑑𝑡
𝑉= 2 = 0. 0655 𝑚/𝑑𝑡
0.0004908 𝑚

e) Menghitung nilai bilangan Reynold (Re) pada ulangan 1a


Menggunakan nilai kecepatan aliran air di pipa (V), nilai viskositas
kinematik air (v), dan data diameter pipa (D) pada ulangan 1a. Bilangan Reynold
(Re) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

𝑉 × 𝐷𝑜
𝑅𝑒 = 𝑣

0.0655 𝑚/𝑑𝑡 × 0.025 𝑚


𝑅𝑒 = −4 2
0.008488 × 10 𝑚 /𝑑𝑡

𝑅𝑒 = 1927. 75 (Laminar)
Pembahasan
Percobaan dilakukan dengan pengamatan dan menentukan jenis aliran dari visual zat
pewarna pada aliran dengan kecepatan yang disesuaikan dengan kondisi laminar, transisi,
dan turbulen. Pada aliran laminar zat pewarna akan berbentuk seperti benang lurus,
kemudian zat pewarna akan berubah menjadi lurus bergelombang saat aliran berubah
menjadi aliran transisi, dan terakhir zat pewarna dalam aliran akan berbentuk tidak
beraturan yang menunjukkan bahwa aliran tersebut turbulen. Percobaan selanjutnya,
dilakukan percobaan dan perhitungan untuk menentukan bilangan Reynold dari hasil
pengukuran debit dan luas penampang pipa aliran. Dari hasil pengukuran akan didapatkan
data kecepatan (V) dan dengan tambahan data diameter pipa dan viskositas kinematik air
yang telah ada bilangan Reynold dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan teori
bilangan Reynold. Berdasarkan klasifikasinya, aliran bilangan Reynolds dibagi menjadi 3,
yaitu aliran laminer dengan Re < 2100, aliran turbulen Re > 4000, dan aliran transisi 2100
< Re < 4000 (Subagyo et.al 2016).
Secara visual jenis-jenis aliran dapat dilihat pada tabung transparan menggunakan
Apparatus Bilangan Reynold. Pada percobaan 1 dengan kecepatan aliran laminar dalam pipa
transparan yang diatur dengan katup atau kran air. Memperlihatkan aliran laminar dengan
zat pewarna seperti seutas benang. Pada percobaan 2 dengan kecepatan aliran transisi dalam
pipa transparan yang diatur dengan katup atau kran air. Memperlihatkan aliran transisi
dengan zat pewarna tercampur dan sedikit bergelombang. Pada percobaan 3 dengan
kecepatan aliran turbulen dalam pipa transparan yang diatur dengan katup atau kran air.
Memperlihatkan aliran turbulen dengan zat pewarna awalnya seperti benang kemudian
dilanjutkan bergelombang dan agak sedikit berantakan.
Pada percobaan 1 dengan kecepatan aliran laminar hasilnya sesuai dengan teori
bilangan reynold, dimana jika nilai Re < 2100 maka aliran tersebut laminar. Hasil percobaan
1 nilai bilangan Re didapati sebesar 1927.75. Dengan hasil bilangan Reynold sebesar
1927.75, hasil tersebut mendekati rentang aliran transisi dikarenakan kecepatan aliran yang
digunakan pada percobaan 1 hampir mendekati kecepatan aliran transisi, sehingga bilangan
Re mendekati 2100. Pada percobaan 2 dengan kecepatan aliran transisi hasilnya sesuai
dengan teori bilangan reynold, dimana jika nilai 2100 < Re < 4000 maka aliran tersebut
aliran transisi. Hasil percobaan 2 nilai bilangan Re didapati sebesar 3132.09. Pada
percobaan 3 dengan kecepatan aliran turbulen hasilnya sesuai dengan teori bilangan
reynold, dimana jika nilai Re > 4000 maka aliran tersebut aliran transisi. Hasil percobaan 2
nilai bilangan Re didapati sebesar 8950.17, karena percobaan dilakukan dengan membuka
katup aliran air secara maksimal.

Jawaban Pertanyaan :
1. Sebutkan nama-nama bagian pada pengukur bilangan Reynold !
Jawaban: Pengukur bilangan Reynold atau Apparatus bilangan Reynold
mempunyai 8 bagian utama, yaitu tangki air transparan, suplai air, saluran
pelimpah, pipa transparan, kran penyaluran air, tabung zat pewarna, klep, dan
nozel injektor.
2. Apa gunanya saluran pelimpah pada pengukur bilangan Reynold?
Jawaban: Saluran pelimpah pada Apparatus bilangan Reynold berfungsi sebagai
saluran pembuang kelebihan air untuk mempertahankan tinggi muka air.
3. Jelaskan kriteria jenis aliran berdasarkan bilangan Reynold ?
Jawaban: Jenis aliran berdasarkan bilangan Reynold dibedakan menjadi 3 yaitu,
Aliran laminer yang memiliki nilai Re < 2100, Aliran turbulen yang memiliki nilai
Re > 4000, dan aliran transisi yang memiliki nilai 2100 < Re < 4000.
4. Apa gunanya cairan berwarna pada praktikum ini ?
Jawaban: Cairan berwarna pada praktikum ini untuk mengetahui atau
memperlihatkan jenis aliran yang terjadi pada Apparatus. Aliran itu dapat dapat
terlihat laminer, turbulen atau transisi dari cairan berwarna tersebut.
5. Jelaskan cara penentuan jenis aliran laminer, turbulen atau transisi secara visual ?
Jawaban: Secara visual jenis-jenis aliran dapat dilihat pada tabung transparan
menggunakan Apparatus Bilangan Reynold. Untuk mendapatkan aliran laminar
dalam pipa transparan yang diatur dengan katup atau kran air. Maka akan terlihat
aliran laminar dengan zat pewarna seperti seutas benang. Untuk mendapatkan
aliran transisi dalam pipa transparan yang diatur dengan katup atau kran air. Maka
akan terlihat aliran transisi dengan zat pewarna tercampur dan sedikit
bergelombang. Untuk mendapatkan aliran turbulen dalam pipa transparan yang
diatur dengan katup atau kran air. Maka akan terlihat aliran turbulen dengan zat
pewarna awalnya seperti benang kemudian dilanjutkan bergelombang dan agak
sedikit berantakan.
6. Parameter apa saja yang mempengaruhi jenis aliran (laminer, transisi atau
turbulen)?
Jawaban: Parameter yang mempengaruhi jenis aliran adalah debit aliran, kecepatan
aliran air, dan bilangan Reynold.

Kesimpulan
Aliran air di dalam pipa dapat dibedakan menjadi tiga aliran tergantung dari
bilangan Reynoldnya. Aliran-aliran tersebut, yaitu aliran laminar dengan Re < 2100, aliran
transisi 2100 < Re < 4000, dan aliran turbulen dengan Re > 4000. Selain itu, jenis-jenis
aliran dapat ditentukan secara visual dengan menggunakan zat pewarna pada aliran dalam
pipa. Jika zat pewarna berbentuk seperti benang lurus maka aliran tersebut laminar, jika
berbentuk lurus bergelombang aliran tersebut merupakan aliran transisi, dan jika zat
pewarna berbentuk tidak beraturan maka aliran tersebut merupakan aliran turbulen.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa hasil pengukuran dan
perhitungan yang dilakukan sesuai dengan teori bilangan Reynold yang ada.
Daftar Pustaka

Mahatma WA, Darmanto S. 2013. Evaluasi kinerja alat penukar kalor air preheater tipe
rotary lap 10320/2200 unit 2 PT PLN (Persero) PLTU Jawa Tengah Rembang [tesis].
Semarang: Universitas Diponegoro.

Subagyo R, Wardana ING, Widodo A, Siswanto E. 2016. Analisis diameter gelembung


pada kerugian tekanan aliran fluida. Jurnal ROTOR. 9(2): 121-124.
Lampiran

Gambar 1. Foto Aliran Laminer

Gambar 2. Foto Aliran Transisi


Gambar 3. Foto Aliran Turbulen

Anda mungkin juga menyukai