Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

IL 2202 – HIDROLIKA I
MODUL I
HYDRAULIC BENCH

Nama Praktikan : Rahma Alya Nurhidayah


NIM : 15722008
Kelompok (Shift) : 3 (B)
Tanggal Praktikum : 18 September 2023
Tanggal Pengumpulan : 2 Oktober 2023
Koordinator Praktikum : Shafira Arum Ayuni Sabri (15719004)
PJ Modul : Raihan Muhammad Alif (15721031)
Asisten yang Bertugas : Savira Khairunnisa Az zahra (15721019)

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
A. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Menentukan prinsip dan cara kerja pada Hydraulic Bench
b. Menentukan faktor-faktor yang memengaruhi debit air dengan prinsip kerja
Hydraulic Bench
c. Menentukan waktu yang diperlukan oleh debit dari awal aliran hingga tuas
dalam keadaan terangkat
d. Menentukan debit aktual (Qaktual) menggunakan Hydraulic Bench

e. Menentukan debit aktual (Qaktual) menggunakan gelas ukur

f. Menentukan hubungan antara Qaktual dan Qteoritis , Volume dan Waktu, Waktu

dan Qaktual , Suhu dan Massa jenis

B. PRINSIP PRAKTIKUM
Hydraulic Bench merupakan alat yang digunakan untuk mengukur laju
aliran fluida dalam selang waktu tertentu atau dengan kata lain untuk mengukur
debit fluida pada suatu aliran. Prinsip yang digunakan pada alat yaitu prinsip tuas
keseimbangan. Tuas dihubungkan ke beban dan bak penampungan debit air
untuk mengukur debit aktual dan memerhitungkan waktu yang diperlukan oleh
debit awal aliran hingga tuas terangkat. Tuas ini dapat bergerak naik, turun
berdasarkan massa beban yang ada dan debit air yang mengalir. Massa debit air
adalah tiga kali massa beban yang digunakan jika keadaan antara tuas dalam
posisi seimbang. Perbandingan antara lengan Hydraulic Bench yang dilakukan
dengan lengan keseluruhan bernilai satu banding tiga karena acuan dari
persamaan torsi dan persamaan berat.

C. TEORI DASAR
Hydraulic Bench merupakan alat yang digunakan untuk mrngukur laju
aliran fluida dalam selang waktu tertentu. Hydraulic Bench ini merupakan
peralatan simulasi saluran terbuka yang dilengkapi dengan reservoir, pompa
sentri fugal, saluran pembawa dan bak volumetrik. Hydraulic Bench digunakan
untuk mengukur debit yang dihasilkan |debit aktual|. Pada saat percobaan
dilakukan, ada beberaoa faktor yang memengaruhi besar dan debit aktual yang
dihasilkan, antara lain head loss (kehilangan energi mekanik), gesekan antara
fluida dengan pipa, viskositas suatu fluida, dan lain sebagainya. Faktor-faktor
tersebut menyebabkan besar dan debit aktual pada suatu fluida lebih kecil
dibanding besar debit teoritis fluida tersebut.
Dalam Hydraulic Bench juga terdapat bagian bawah bangunan ukur
yang terdapat bak volumetrik yang berfungsi mengukur volume aktual air yang
tertampung (Suhardi, 2019). Tuas pada Hydraulic Bench dapat bergerak naik
turun berdasarkan massa beban dan debit fluida yang mengalir. Singkatnya, cara
kerja pada percobaan ini dilakukan dengan mengisi air pada bak penampung
dengan kecepatan tertentu. Kemudian saat tuas mulai naik, bebean dipasang pada
ujung tuas lainnya dan diamati hingga tuas dalam keadaan seimbang.
Perbandingan ini tiga kali massa beban yang digunakan jika tuas dalam keadaan
seimbang. Perbandingan ini didapatkan dari perbandingan antara lengan
Hydraulic Bench yang diletakkan beban dengan lengan keseluruhan.
Pada umumnya aliran fluida dapat dibedakan atas dua yaitu aliran
dalam saluran, adalah aliran yang dibatasi oleh permukaan keras, dan aliran
sekitar benda yang dikelilingi oleh fluida yang selanjutnya tidak terbatas.
Perbedaan demikian hanyalah untuk memudahkan peninjauan saja, karena gejala
dasar dan kelakuan fluida berlaku pada keadaan tersebut (Putri dan Sriyani,
2017). Berikut merupakan rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan pada
modul ini :

𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑖𝑟 3 × 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛


Qaktual = = =
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

Qteoritis = A × v

mair = ρair × trata-rata

Vair = Qaktual × trata-rata


Keterangan :
Qaktual = Debit aktual (m3/s)

Qteoritis = Debit teoritis (m3/s)

A = Luas penampang (m3)


v = Kecepatan aliran fluida (m/s)
trata-rata = Waktu rata-rata (s)

mair = Massa air (kg)

mbeban = jenis air (kg/ m3)

Vair = Volume air (L)

Perbandingan dari massa debit air adalah tiga kali dari massa beban yang
digunakan didapatkan dari perbandingan antara lengan Hydraulic Bench yang
diletakkan beban (1 panjang lengan) dengan lengan keseluruhan (3 panjang
lengan). Perbandingan ini didapat dari persamaan berikut:

Gambar 1.1 Ilustrasi prinsip kerja Hydraulic Bench (sumber: br.mongrafis.com)


Gambar 1.2 Bagian-bagian Hydraulic Bench (sumber: www.gktimer.in)

Fungsi bagian-bagian Hydraulic Bench antara lain:


A. Weight Beam : untuk meletakkan beban penahan penimbang air
B. Kran pengukur debit : untuk mengukur debit air yang diinginkan dalam
percobaan
C. Pompa : untuk mengalirkan air ke dalam pipa
D. Calm Lever : untuk membukan dan menutup drain valve
E. Measuring Tank : untuk menimbang banyaknya air yang
dihasilkan oleh debit tersebut
F. Lower Tank : untuk menampung air yang dibuang dari bak
penampungan melalui drain valve yang kemudian akan digunakan kemabali
dalam proses pengaliran air melalui pipa.
G. Rongga : untuk memasukkan pipa kearah bak
penimbangan
H. Pipa : untuk mengalirkan air menuju bak penimbangan. Pipa
berwarna bening untuk mengetahui apakah debit sudah stabil saat waktu
dihitung
I. Lengan tuas : untuk menghubungkan bak penimbangan dan tempat
beban
J. Power cut off switch : untuk menyalakan dan mematikan Hydraulic Bench

Measuring tank dan weight beam dihubungkan dengan lengan


sepanjang r, titik pusat diletakkan sejauh 1/3 dari weight beam dan 2/3 dari
measuring tank. Sehingga dengan prinsip jungkat-jungkit sebagai berikut:
D. DATA AWAL
Massa beban = 2,5 kg
Suhu awal = 24 ᵒC
Suhu akhir = 26 ᵒC

Tabel 4.1 Data Awal Pengkuran Waktu dengan Hydraulic Bench


f (s)
Variasi
t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)
1 47,37 53,14 52,12 50,87666667
2 45,35 43,23 38,08 42,22
3 43,99 38,29 39,25 40,51

Tabel 4.2 Data Awal Pengkuran Waktu dengan Gelas Ukur


f (s)
Variasi
t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)
3 2,56 2,49 2,97 2,673333333
4 3 2,53 3,16 2,896666667
5 2,56 2,49 3 2,683333333

Tabel 4.3 Data Densitas Air terhadap Suhu pada Tekanan Standar

Suhu (ᵒC) Kerapatan (kg/m3)

0 999,788
0,01 999,798
3,86 999,922
5 999,914
10 999,652
15 999,053
20 998,152
25 996,999
30 995,602
E. PENGOLAHAN DATA
1. Massa Jenis
Tabel 5.1.1 Sifat-sifat mekanik air pada tekanan atmosfer (sumber: Propiel,
C. O., Wojtkowiak, J. (1998))

Berdasarkan tabel 5.1.1, dapat dilihat bahwa suhu mempengaruhi nilai


massa jenis. Dimana semakin besar atau naik suhunya, maka semakin kecil
nilai massa jenisnya, yang berarti perubahan suhu berbanding terbalik dengan
massa jenis air. Dari data yang terlampir pada tabel, didapatkan suatu grafik
hubungan antara suhu dan massa jenis air sebagai berikut:
Grafik hubungan antara suhu dan kerapatan
1001

1000

Kerapatan (kg/m3) 999

998

997

996
y = -0,0061x2 + 0,0404x + 999,82
R² = 0,9994
995
-5 0 5 10 15 20 25 30 35
Suhu (ᵒC)

Gambar 5.1.1 Grafik hubungan antara kerapatan dan suhu beserta regresi

Keterangan:
x = suhu rata-rata selama percobaan (ᵒC)
y = Massa jenis air (kg/m3)

Dari data-data yang telah ditentukan sebelumnya, didapatkan


persamaan regresi polinomial dari pembuatan grafik kerapatan (ordinat) dan
suhu (absis), dengan persamaan y = -0,0061x2 + 0,0404x + 999,82 dengan R2

= 0,9994. R2 dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi

mendekati nilai data asli yang dibuat melalui model. Jika R2 sama dengan 1,
maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara
sempurna. Sebaliknya, semakin mendekati angka nol, maka datanya dianggap
tidak cocok.
Sebelum mencari nilai densitas air (ρair), perlu dicari nilai suhu rata-

rata (trata-rata) untuk substitusi nilai x pada persamaan regresi polinomial


dengan cara:
(𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) 24+26
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 25ᵒC
2 2

Setelah trata-rata (x) didapatkan, substitusikan ke dalam persamaan

y = -0,0061(25)2 + 0,0404(25) + 999,82 = 997,0175

Maka didapatkan densitas (ρair) adalah 997,0175 kg/m3

2. Massa Air
Massa air dalam Hydraulic Bench dinyatakan 3 kali dari massa beban,
maka:
Massa air (mair) = mbeban × 3
= 2,5 × 3
= 7,5 kg

3. Debit Aktual
Untuk mendapatkan data debit aktual (Qaktual) pada percobaan
Hydraulic Bench, digunakan rumus sebagai berikut:

3 × 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Qaktual =
𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

5.3.1. Menghitung rata-rata waktu (trata-rata) tiap variasi pada Hydraulic


Bench
𝑡1+𝑡2+𝑡3 47,37+53,14+52,12
• Variasi 1 = = = 50,877 s
2 2
𝑡1+𝑡2+𝑡3 45,35+43,23+38,08
• Variasi 2 = = = 42,22 s
2 2
𝑡1+𝑡2+𝑡3 43,99 +38,29 +39,25
• Variasi 1 = = = 40,51 s
2 2

Setelah mendapatkan nilai trata-rata, maka perhitungan Qaktual dapat


dilanjutkan.
5.3.2. Menghitung Debit aktual (Qaktual) tiap variasi pada Hydraulic
Bench
3 ×2,5
• Variasi 1 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟏𝟒𝟕𝟖𝟓𝟔 m3/s
997,0175 ×50,877
3 ×2,5
• Variasi 2 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟏𝟕𝟖𝟏𝟕𝟐 m3/s
997,0175 ×42,22
3 ×2,5
• Variasi 3 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟏𝟖𝟓𝟔𝟗𝟑 m3/s
997,0175 ×40,51

Sedangkan untuk mencari Debit aktual (Qaktual ) menggunakan gelas ukur,


dapat menggunakan rumus:

𝑉𝑎𝑖𝑟
Qaktual =
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

5.3.3. Menghitung rata-rata waktu (trata-rata) tiap variasi pada gelas ukur
𝑡1+𝑡2+𝑡3 2,56+2,49+2,97
• Variasi 1 = = = 2,673 s
2 2
𝑡1+𝑡2+𝑡3 2,56+2,53+3,16
• Variasi 2 = = = 2,897 s
2 2
𝑡1+𝑡2+𝑡3 2,56 +2,49 +3
• Variasi 1 = = = 2,683 s
2 2

5.3.4. Menghitung Debit aktual (Qaktual) tiap variasi pada gelas ukur
0,001
• Variasi 1 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟕𝟒𝟎𝟔𝟓 m3/s
2,673
0,001
• Variasi 2 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟒𝟓𝟐𝟐𝟒 m3/s
2,897
0,001
• Variasi 3 = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟕𝟐𝟔𝟕𝟏 m3/s
2,683

4. Debit Teoritis
5.4.1 Debit teoritis (Qteoritis) dari Hydraulic Bench

Untuk mendapatkan nilai Debit Teoritis (Qteoritis), diperlukan

persamaan regresi linear dari grafik hubungan antara Qaktual vs trata-

rata, sebagai berikut:


Grafik hubungan debit aktual hydraulic
bench terhadap waktu
0,0002

Qaktual (m3/s)
0,00015 y = -4E-06x + 0,0003
R² = 0,9988
0,0001
0,00005
0
0 10 20 30 40 50 60
trata-rata (s)

Gambar 5.4.1 Grafik hubungan antara debit aktual hydraulic bench dan waktu
Keterangan:
x = waktu rata-rata selama percobaan (s)
y = Debit aktual (m3/s)

Dari grafik tersebut diperoleh persamaan regresi linear, yaitu y = -4E-


06x + 0,0009 yang akan digunakan untuk menghitung debit teoritis
dengan substitusi nilai x adalah t rata-rata.
• Qteoritis v1 = -(4×10-6)(50,877) + 0,0009 = 9,64933×10-5 m3/s

• Qteoritis v2 = -(4×10-6)(42,22) + 0,0009 = 1,3112×10-4 m3/s

• Qteoritis v3 = -(4×10-6)(40,51) + 0,0009 = 1,3796×10-4 m3/s

5.4.1 Debit teoritis (Qteoritis) dari gelas ukur

Grafik hubungan debit aktual gelas ukur


terhadap waktu
0,00038
Qaktual (m3/s)

0,00037
0,00036
0,00035 y = -0,0001x + 0,0007
R² = 1
0,00034
2,65 2,7 2,75 2,8 2,85 2,9 2,95
trata-rata (s)

Gambar 5.4.2 Grafik hubungan antara debit aktual gelas ukur dan waktu
Keterangan:
x = waktu rata-rata selama percobaan (s)
y = Debit aktual (m3/s)

Dari grafik tersebut diperoleh persamaan regresi linear, yaitu y = -


0,0001x + 0,0007 yang akan digunakan untuk menghitung debit
teoritis dengan substitusi nilai x adalah t rata-rata.
• Qteoritis v1 = -(0,0001)( 2,673) + 0,0007 = 3,74065×10-4 m3/s

• Qteoritis v2 = -(0,0001)(2,897) + 0,0007 = 3,45224×10-4 m3/s

• Qteoritis v3 = -(0,0001)(2,683) + 0,0007 = 3,72671×10-4 m3/s

F. DATA AKHIR
Tabel 6.1 Hasil perhitungan Qaktual dan Qteoritis Hydraulic Bench
Massa
Qaktual Qteoritis Volume Air
Variasi Air trata-rata (s)
(m3/s) (m3/s) (m3)
(kg)
9,64933E-
1 50,87666667 0,000147856 0,002507479
05

2 2,5 42,22 0,000178172 0,00013112 0,002507479

3 40,51 0,000185693 0,00013796 0,002507479

Dari tabel data hasil tersebut, diperoleh grafik hubungan antara Qaktual dan

Qteoritis Hydraulic Bench, sebagai berikut:


Grafik hubungan Debit teooritis terhadap Debit
aktual Hydraulic bench
0,0002
0,00018 y = 0,9005x + 6E-05
0,00016 R² = 0,9988
0,00014
Qaktual (m3/s)

0,00012
0,0001
0,00008
0,00006
0,00004
0,00002
0
0 0,00002 0,00004 0,00006 0,00008 0,0001 0,00012 0,00014 0,00016
Qteoritis (m3/s)

Gambar 6.1 Grafik hubungan antara Qaktual dan Qteoritis Hydraulic Bench

Tabel 6.2 Hasil perhitungan Qaktual dan Qteoritis gelas ukur

Massa Air Volume Qteoritis


Variasi trata-rata (s) Qaktual (m3/s)
(kg) Air ( m3) (m3/s)

1 0,001 2,673333333 0,000374065 0,000432667

2 2,5 0,001 2,896666667 0,000345224 0,000410333

3 0,001 2,683333333 0,000372671 0,000431667

Dari tabel data hasil tersebut, diperoleh grafik hubungan antara Qaktual dan

Qteoritis Hydraulic Bench, sebagai berikut:


Grafik hubungan Debit teoritis terhadap Debit
aktual gelas ukur
0,00038
0,000375 y = 1,2892x - 0,0002
R² = 1
0,00037
Qaktual (m3/s)

0,000365
0,00036
0,000355
0,00035
0,000345
0,00034
0,000405 0,00041 0,000415 0,00042 0,000425 0,00043 0,000435
Qteoritis (m3/s)

Gambar 6.2 Grafik hubungan antara Qaktual dan Qteoritis gelas ukur

G. ANALISA A
1. Analisa Cara Kerja
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Hydraulic Bench yang
berfungsi untuk menghitung debit fluida secara aktual. Pertama-tama siapkan
stopwatch dan bench dihubungkan dahulu ke sumber listrik yang bertegangan
110V. Setelah itu, ukur suhu fluida sebelum dilakukan percobaan. Setelah
memeriksa kebocoran di semua bagian Hydraulic Bench, drain yang ada
dalam measuring tank ditutup dengan cara memutar cam lever. Setelah itu,
valve dinyalakan untuk mengalirkan air ke dalam measuring tank. Stopwatch
dinyalakan tepat saat lengan yang menghubungkan tank dan beban lengan
bergerak keatas. Pada saat naik keatas, beban diletakkan segera diatas lengan
beban yang akan menyebabkan lengan beban kembali turun. Kemudian,
stopwatch dimatikan kembali disaat lengan beban bergerak kembali keatas.
Beban yang digunakan dan waktu yang didapatkan kemudian dicatat untuk
pengolahan data. Setelah measuring tank terisi, buka drain valve untuk
mengeluarkan air dalam measuring tank dengan cara memutar cam lever
kembali untuk mengulangi percobaan. Percobaan ini dilakukan tiga kali
pengulangan dengan tiga varasi debit yang akan diperoleh. Untuk
memvariasikan debit air, bench supply valve diatur dengan cara memutarnya.
Setelah melakukan pengukuran debit air dengan Hydraulic Bench,
selanjutnya dilakukan pengukuran debit air menggunakan gelas ukur, dengan
cara mengalirkan air melalui drain valve sebanyak tiga kali pengulangan
dengan tiga variasi debit hingga volume yang telah ditentukan yaitu 1 liter.
Kemudian waktu yang diamati dicatat untuk pengolahan data. Setelah semua
percobaan selesai dan data sudah didapatkan, tutup valve pada bench,
kemudian matikan pompa dan cabut fitting stop kontak pada sumber listrik.
Suhu fluida setelah percobaan diukur kembali.

2. Analisa Data
Dari hasil pengolahan data, didapatkan nilai dan perbandingan Qaktual
dan Qteoritis dari percobaan Hydraulic bench dan gelas ukur yang disajikan
dalam grafik sebagai berikut:

Grafik hubungan antara debit aktual dan debit


teoritis hydraulic bench terhadap waktu
0,0002
0,00018
0,00016 y = -4E-06x + 0,0003
0,00014 R² = 0,9988
Debit (Q)

0,00012
0,0001 y = -4E-06x + 0,0003
0,00008 R² = 1
0,00006
0,00004
0,00002
0
0 10 20 30 40 50 60
trata-rata (s)

Gambar 7.2.1 Grafik hubungan antara Qaktual dan Qteoritis terhadap waktu Hydraulic bench
Grafik hubungan antara debit aktual dan debit
teoritis gelas ukur terhadap waktu
0,0005
y = -1E-04x + 0,0007
0,0004 R² = +1 0,0007
y = -0,0001x
R² = 1
Debit (Q)
0,0003

0,0002

0,0001

0
2,65 2,7 2,75 2,8 2,85 2,9 2,95
trata-rata (s)

Gambar 7.2.2 Grafik hubungan antara Qaktual dan Qteoritis terhadap waktu gelas ukur

Dilihat dari grafik, data yang terlihat sudah seperti yang seharusnya
karena debit berbanding terbalik dengan waktu yaitu semakin besar debit air,
waktu yang diperlukan akan semakin kecil atau sebentar. Sementara itu
dilihat dari grafik, debit aktual (Qaktual) < debit teoritis (Qaktual). Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa kesalahan yang akan dipaparkan dalam analisis
kesalahan.

3. Analisa Grafik
a. Grafik Hubungan Suhu terhadap Massa Jenis

Grafik hubungan antara suhu dan kerapatan


1001
Kerapatan (kg/m )

1000
3

999
998
997
996 y = -0,0061x2 + 0,0404x + 999,82
R² = 0,9994
995
-5 0 5 10 15 20 25 30 35
Suhu (ᵒC)

Gambar 7.3.1 Grafik hubungan antara kerapatan dan suhu beserta regresi
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dan
massa jenis adalah berbanding terbalik. Semakin tinggi suhu air maka
massa jenis airnya akan semakin rendah. Kemudian didapatkan
persamaan y = -0,0061x2 + 0,0404x + 999,82 dengan R2 = 0,9994. R2
dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai
data asli yang dibuat melalui model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka
tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna.
Sebaliknya, semakin mendekati angka nol, maka datanya dianggap tidak
cocok. Dari hasil regresi, nilai R2 menunjukkan bahwa kesesuaian data
adalah 99%.
b. Grafik Hubungan Waktu terhadap Qaktual

Grafik hubungan debit aktual hydraulic bench


terhadap waktu
0,0002
0,00018
0,00016 y = -4E-06x + 0,0003
0,00014
Qaktual (m3/s)

R² = 0,9988
0,00012
0,0001
0,00008
0,00006
0,00004
0,00002
0
0 10 20 30 40 50 60
trata-rata (s)

Gambar 7.3.2 Grafik hubungan antara debit aktual hydraulic bench dan waktu
Grafik hubungan debit aktual gelas ukur terhadap
waktu
0,00038
0,000375
0,00037

Qaktual (m3/s)
0,000365
0,00036
0,000355
0,00035
y = -0,0001x + 0,0007
0,000345
R² = 1
0,00034
2,65 2,7 2,75 2,8 2,85 2,9 2,95
trata-rata (s)

Gambar 7.3.3 Grafik hubungan antara debit aktual gelas ukur dan waktu

Keterangan:
x = waktu rata-rata selama percobaan (s)
y = Debit aktual (m3/s)

Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa hubungan antara

waktu dan Qaktual adalah berbanding terbalik. Semakin cepat waktu

yang terukur masa Qaktual pun semakin kecil. Semakin cepat a;iran

fluida, maka semakin sedikit juga waktu yang diperlukan. Hal ini dapat

dibuktikuan pula oleh rumus dari debit aktual itu sendiri, yaitu:

𝑉𝑎𝑖𝑟
Qaktual =
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Bukti lainnya adalah dari nilai persamaan regresi kedua grafik

yang didapatkan. Persamaan menunjukkan nilai negatif yang artinya

ada keterbalikan antara debit dengan waktu. Selain itu, nilai R2 juga

menunjukkan kesesuaian data yang diperoleh pada Hydraulic bench R2


= 0,9988 dan pada gelas ukur R2 = 1 karena jika nilai R2 semakin

mendekati 1 dari 0, maka tingkat kesesuaian data juga semakin tinggi.

c. Grafik Hubungan Volume terhadap Waktu Rata-rata

Grafik hubungan antara waktu terhadap volume


hydraulic bench
0,0025117
Volume (L)

y = -1E-18x + 0,0025
R² = #N/A
0,0025065
0 10 20 30 40 50 60
trata-rata (s)

Gambar 7.3.4 Grafik hubungan antara waktu hydraulic bench terhadap volume

Grafik hubungan antara waktu terhadap volume


gelas ukur
0,0010017
Volume (L)

y = 4E-17x + 0,001
R² = #N/A
0,0009996
2,65 2,7 2,75 2,8 2,85 2,9 2,95
trata-rata (s)

Gambar 7.3.5 Grafik hubungan antara waktu gelas ukur terhadap volume
Berdasarkan grafik 7.3.4. dan 7.3.5., dapat dilihat bahwa
hubungan antara waktu rata-rata dengan volume adalah berbanding lurus
atau bisa disebut dengan konstan atau tetap . Hal ini dikarenakan nilai
volume yang digunakan selalu sama yaitu 0,002507479 m3 untuk
Hydraulic bench dan 0,001 L untuk gelas ukur dan hanya waktu yang
berubah karena waktu yang diamati. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui
rumus Vair = Qaktual × trata-rata bahwa volume sebanding dengan waktu yang
artinya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan air,
maka semakin besar pula volume yang dikeluarkan dari sumber air.
d. Grafik Hubungan Qaktual terhadap Qteoritis

Grafik hubungan Debit teooritis terhadap Debit


aktual Hydraulic bench
0,0002
y = 0,9005x + 6E-05
0,00015 R² = 0,9988
Qaktual (m3/s)

0,0001

0,00005

0
0 0,00002 0,00004 0,00006 0,00008 0,0001 0,00012 0,00014 0,00016
Qteoritis (m3/s)

Gambar 7.3.6 Grafik hubungan antara Qaktual dan Qteoritis Hydraulic Bench

Grafik hubungan Debit teoritis terhadap Debit


aktual gelas ukur
0,00038
0,000375 y = 1,2892x - 0,0002
0,00037 R² = 1
Qaktual (m3/s)

0,000365
0,00036
0,000355
0,00035
0,000345
0,00034
0,000405 0,00041 0,000415 0,00042 0,000425 0,00043 0,000435
Qteoritis (m3/s)

Gambar 7.3.7 Grafik hubungan antara Qaktual dan Qteoritis gelas ukur
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa hubungan antara debit aktual
dengan debit teoritis pada hydraulic bench dan gelas ukur adalah berbanding
terbalik. Semakin besar debit teoritis yang terukur maka debit aktual
semakin besar. Pada grafik juga terlihat bahwa garis linear debit aktual lebih
pendek daripada debit teoritis yang artinya debit aktual < debit teoritis.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, hal ini terjadi karena beberapa
kemungkinan kesalahan yang akan dibahas pada analisis kesalahan. Selain
itu, pada saat pengukuran menggunakan gelas ukur juga terrdapat banyak
gelembung diatas permukaan air saat gelas ukur diisi yang mengakibatkan
kesulitan untuk mengakuratkan volume air yang telah ditentukan. Namun,
nilai regresi y dan R2 telah menunjukkan bahwa data yang diperoleh sudah

tepat yaitu y postif yang menandakan bahwa perbandingan lurus dan R2


mendekati angka 1 dan bahkan 1 yang berarti data yang didapat sudah
mendekati yang seharusnya.
Perbedaan antara debit aktual dengan debit teoritis adalah hal yang
wajar terjadi, karena tidak ada pipa yang ideal juga human error yang terjadi
pada setiap percobaan.

4. Analisa Rumus
Nilai debit aktual diperoleh dari hasil bagi antara volume air dengan
waktu yang dibutuhkan untuk pengisian measuring tank. Karena mengukur
volume air yang mengalir cukup sulit, maka digunakan alat Hydraulic Bench
yang memiliki prinsip tuas keseimbangan seperti jungkat-jungkit. Measuring
tank dan weight beam dihubungkan dengan lengan tuas sepanjang l.
Perbandingan panjang lengan antara titik pusat dengan measuring tank dan
titik pusat dengan weight beam adalah 1:3. Oleh karena itu, perbandingan ini
didapat dari rumus torsi sebagai berikut:
Sehingga, jika rasio perbandingan panjang lengan beban dan
measuring tank dimasukkan, didapatkan penurunan rumus sebagai berikut:

𝜏 𝑎𝑖𝑟 = 𝜏 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
1𝑟𝐹𝑎𝑖𝑟 = 3𝑟𝐹𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑚 𝑎𝑖𝑟 𝑚 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
=3∙
𝑔 𝑔
𝑚 𝑎𝑖𝑟 3
=
𝑚 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 1

5. Analisa Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan dari analisis data mengenai perbedaan
atau tidak akuratan nilai debit aktual dengan debit teoritis yang mungkin
terjadi yaitu, pertama pada saat menyalakan atau memberhentikan stopwatch
yang menyebabkan tidak akuratan waktu yang diamati karena lengan tuas
yang diamati pun bisa saja tidak akurat saat sudah naik. Lengan beban juga
seringkali tersendat sehingga terjadi kendala saat percobaan dikarenakan
banyak sendi pada alat yang sudah berkarat. Kemudian terjadi kebocoran
pada measuring tank lewat drain valve karena tuas untuk membuka dan
menutup drain valve seringkali macet sehingga drain valve harus dibuka
tutup manual yang menyebabkan ketidakoptimalan dalam menutup tank dan
menyebabkan banyak air yang terbuang. Kesalahan lainnya adalah saat
memperkirakan volume air pada gelas ukur dikarenakan debit air yang
mengalir cukup besar dan cepat, sehingga banyak gelembung udara diatas
permukaan air dalam gelas ukur yang menyebabkan praktikan kesulitan saat
memperkirakan apakah volume sudah 1 liter ataukah belum. Kemudian Head
loss juga dapat terjadi, yaitu kerugian yang terjadi akibat adanya gesekan
permukaan dan viskositas di dalam pipa.
6. Analisis Umum
Suatu percobaan yang ideal adalah suatu percobaan yang dilakukan
dengan persentase kesalahan rendah, baik dari alat maupun praktikan. Hal
tersebut bertujuan agar data yang diperoleh tidak menghasilkan galat yang
besar dibanding dengan nilai teoritisnya. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, terdapat banyak kesalahan dari praktikan atau bisa disebut
human error ataupun kesalahan pada alat. Sebagai solusi untuk praktikum ke
depannya praktikan akan lebih teliti dan sigap sehingga kekeliruan tersebut
dapat diperbaiki sepenuhnya dan tidak terulang lagi.
Sedangkan untuk kesalahan pada alat karena kerusakan ataupun
kurangnya perawatan, solusi yang dapat diberikan adalah dengan
memperbaiki bagian-bagian yang sudah rusak dan selalu diberikan perawatan
secara berkala untuk alat yang sudah berkarat agar proses paktikum tidak
terhambat.
Hal-hal tersebut merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kesalahan yang dilakukan oleh praktikan dan juga untuk
mengatasi agar galat yang diperoleh tidak terlalu besar sehingga data yang
didapat menjadi lebih akurat. Praktikan juga harus lebih mempersiapkan
bagaimana cara kerja saat praktikum agar tidak keliru dalam
menjalankannya. Selain itu, perawatan jangka panjang pada alat juga
diperlukan agar alat bisa berfungsi dengan baik dan tidak menghambat
praktikum. Meskipun begitu, data yang diperoleh dari praktikum tetap lancar
dan kesalahan yang telah dilakukan dapat diperbaiki kedepannya.

H. ANALISA B
Prinsip Hydraulic Bench ini dapat diterapkan dalam bidang Rekayasa
Infrastruktur Lingkungan, sehingga prinsip kerja Hydraulic Bench digunakan
dalam beberapa alat, seperti pada desain alat PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum) untuk mengetahui debit minimun dan maksimum yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Prinsip ini terdapat pada bagian reservoir. Selain itu, prinsip alat ini
diterapkan juga pada pengukuran head loss yang dimanfaatkan pada system
pengolahan air minum, turbo pump, dll. Lalu, prinsip ini juga diterapkan pada
instalasi pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk menentukan debit
limbah yang dialirkan secara aktual dan teoritis.
Prinsip kerja hydraulic bench juga dapat digunakan sebagai simulasi untuk
mahasiswa/rekayasawan sebelum pergi ke lapangan, sehingga sudah ada
gambaran untuk penangan infrastruktur tertentu.

I. KESIMPULAN
a. Prinsip dan cara kerja dari Hydraulic bench adalah dengan menggunakan
prinsip tuas keseimbangan. Perhitungan debit aktual sendiri berdasarkan
perbandingan antara massa air dan volume air. Secara umumnya, prinsip dari
Hydraulic Bench ini adalah menggunakan beban untuk mengukur debit
aktual dan memerhitungkan waktu yang diperlukan oleh debit dari awal
aliran hingga tuas pada keadaan akan terangkat. Apabila tuas tersebut berada
pada ketinggian seimbang setelah diberi beban, maka masa debit air adalah
tiga kali masa beban yang digunakan.
b. Beberapa faktor yang mempengaruhi debit air pada Hydraulic Bench adalah
adanya kesalahan dalam percobaan yang dilakukan oleh praktikan maupun
kesalahan dalam ketidak aktualan alat, seperti keterlambatan praktikan saat
menaruh beban dan mengamati waktu, head loss, kebocoran pada drain
valve, kesalahan menentukan volume air, dan banyak sendi pada alat yang
sudah berkarat.
c. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data, didapatkan waktu rata-
rata (trata-rata) dari setiap variasi Hydraulic bench dengan gelas ukur yang
dapat dilihat pada tabel 6.1 dan tabel 6.2.
d. Didapatkan bahwa debit aktual dari tiga variasi debit pada Hydraulic Bench
adalah 0.000147856, 0.000178172, dan 0.000185693. Hasil debit ini didapat
dari perhitungan 3 kali massa beban dibagi dengan densitas dikali waktu rata-
rata.
e. Didapatkan bahwa debit aktual dari tiga variasi debit pada gelas ukur adalah
0,000374065, 0.000345224, dan 0.000372671. Hasil debit ini didapatkan dari
perhitungan volume air dibagi dengan waktu rata-rata.
f. Hubungan antara Qaktual dan Qteoritis , Volume dan Waktu, Waktu dan Qaktual ,
Suhu dan Massa jenis dapat dilihat pada bagian analisa grafik dalam laporan
percobaan ini.

J. DAFTAR PUSTAKA
Giles, Ronald V.1996. Seri Buku Schaum, Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Guildford:Erlangga
Putri, Sriyani R.2017.Analisa Perubahan Debit Terhadap Penampang Pada
Pipa.Universitas Halu Oleo Kendari:Kendari
Suhardi.2019.Aplikasi Persamaan rehbock,kinsvater_carter, dan Persamaan
Umum Pada Bangunan Ukur Segi Empat Skala Laboratorium.Universitas
Jember:Jember

K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai