MEKANIKA FLUIDA
MODUL 3
LONCATAN HIDROLIS
Nama Praktikum : Aditya Hegi Saputra
NIM : P17333115433
Kelompok/Shift : 4 ( 13.00 – 14.30 )
Tanggal Pengumpulan : 12 Juli 2018
Asisten yang Bertugas : 1. Lailatus Syifa ( 1531409 )
2. Nurul Rohim ( 1531404 )
V. PENGOLAHAN DATA
A. Menentukan Densitas Air
Untuk menghitung densitas air dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut:
y = -0.0036x2 - 0.0675x + 1000.6 ........... (1)
Dengan mensubtitusi nilai x dengan nilai suhu rata – rata, maka:
y = -0,0036(23)2 – 0,0695(23) + 1000,6
= 997,0971 kg/m3
Sehingga didapat nilai densitas air adalah 997.0971 kg/m3
𝑚
V=
𝜌
7.5
=
997.0971
= 0.0075 m3
jadi nilai volume air adalah 0,0075m3
C. Menentukan Panjang Loncatan Aliran Fluida
Untuk menentukan panjang loncatan aliran fluida dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :
L = x5 - x3 ............... (3)
𝑉
Q = 𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ........................................................ (6)
Dengan menggunakan data volume pada tabel 2.1 variasi 1, dan data
waktu rata-rata pada tabel 2.2 maka didapatkan nilai debit aktual adalah :
0.007522243
Q1.1 = 6.76667
= 0,0001111661 m3/s
Jadi nilai debit aktual air variasi 1 adalah 0,0001111661 m3/s . Begitu
pun dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang
sama. Sehingga didapati Q (m3/s).
g) Menentukan Jari – Jari Hidrolis Saluran
Untuk menentukan jari - jari hidrolis saluran dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
𝐴
R = 𝑃 .................................................................. (7)
0,00786
R1.1= 0.2846
R1.2= 0,0276177 m
Jadi nilai jari – jari hidrolis saluran adalah 0,0276177 m. Begitu pun
dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati R (m2) untuk setiap variasi di setiap titik.
𝑣𝑖 2
Es = yi + ............................................. (8)
2𝑔
Dengan menggunakan data titik 1 untuk variasi pada tabel 6.1 dan
data pada tabel 4.2, maka didapatkan nilai energi spesifik sebagai berikut :
0,141432
Es1.1= 0.1048+ 2(9.81)
Es1.1 = 0,1058195 m
𝑄
v = 𝐴 ................................................. (8)
0,001111661
v= 0,00786
v = 0,14143 m/s
Fr1.1 = 0,13949
Fr21.1 = 0,01946
Jadi nilai bilangan Froude titik 1 pada variasi 1 adalah 0,013949.
Cara ini berlaku sama untuk setiap titik pada variasi bilangan Froude
lainnya. Begitu pun dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus dan
formula yang sama. Sehingga didapati Fr untuk setiap variasi di
setiap titik.
k) Menentukan Kedalaman Kritis
Untuk menentukan kedalaman kritis dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
3 𝑄2
Yc = √𝑏2 𝑔
Yc = 0,02819 m
Maka didapatkan nilai kedalaman kritis titik 1 variasi 1 adalah
0,02819 m. Begitu pun dengan variasi lainnya, digunakanlah
rumus dan formula yang sama. Sehingga didapati Yc (m) untuk
setiap variasi di setiap titik.
𝑦6 0.0319
= 0.001115
𝑦2
= 2.86099
Sehingga nilai y6/y2 aktualnya adalah 2.86099. Cara ini berlaku sama
untuk variasi y6/y2 aktualnya lainnya. Begitu pun dengan variasi
lainnya, digunakanlah rumus dan formula yang sama. Sehingga
didapati Y6/Y2 untuk setiap variasi di setiap titik.
= 0.02075 m
= 0.4238722
𝑦6
= 0.5(√1 + 8𝐹𝑟22 − 1 ......................................... (13)
𝑦2
Dengan menggunakan data pada tabel 6.1 untuk nilai pangkat 2 dari
bilangan Froude dapat dilakukan perhitungan :
𝑦6
= 0.5(√1 + 8(16.1558)2 − 1
𝑦2
= 1.5709791
3/2
𝐸𝑠6 (8𝐹𝑟22 +1) −4𝐹𝑟22 −1
= ................................. (14)
𝐸𝑠2 8𝐹𝑟22 (2+𝐹𝑟22 )
Dengan menggunakan data pada tabel 6.1 untuk nilai pangkat 2 dari
bilangan Froude dapat dilakukan perhitungan :
= 0.4238722
Dengan menggunakan data pada tabel 6.1 untuk nilai energi spesifik
dapat dilakukan perhitungan :
= 0,1012187 - 0,0429038
= 0,0583149
VARIASI
1
Q aktual
Titik A (m2) P(m) R(m) V(m/s) Fr Fr^2 ES (m)
(m3/s)
1 0.00786 0.2846 0.027618 0.1414328 0.139487 0.0194567 0.105819532
2 0.0008363 0.0973 0.008595 1.3293411 4.01943 16.155818 0.101218687
3 0.001875 0.125 0.015 0.5928861 1.1972 1.4332882 0.042916103
0.001111661
4 0.00198 0.1278 0.015493 0.5614452 1.103242 1.2171435 0.042466294
5 0.0027975 0.1496 0.0187 0.3973767 0.656922 0.431546 0.045348332
6 0.0023925 0.1388 0.017237 0.4646443 0.830598 0.6898926 0.042903788
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Variasi 1 Data Akhir Untuk Volume, Debit , Fraude
,Luas, jari - jari hidrolis dan Energi spesifik
Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Variasi 2 Data Akhir Untuk Volume, Debit , Fraude
,Luas, jari - jari hidrolis dan Energi spesifik
VARIASI
2
Q aktual
Titik A (m2) P(m) R(m) V(m/s) Fr Fr^2 ES (m)
(m3/s)
1 0.0052725 0.2156 0.024455 0.1645552 0.198152 0.0392644 0.071680144
2 0.00096 2.5256 0.00038 0.9037681 2.550454 6.5048161 0.054430823
3 0.001245 23.0332 5.41E-05 0.6968814 1.726913 2.9822268 0.041352482
0.000867617
4 0.0019725 23.0526 8.56E-05 0.4398567 0.865962 0.7498902 0.036161056
5 0.0024975 23.0666 0.000108 0.3473943 0.607808 0.3694301 0.039451011
6 0.0023175 997.1049 2.32E-06 0.3743764 0.679978 0.4623698 0.038043614
VARIASI
3
Q aktual
Titik A (m2) P(m) R(m) V(m/s) Fr Fr^2 ES (m)
(m3/s)
1 0.00387 0.1782 46.04651 0.1953499 0.274571 0.075389 0.053545036
2 0.000855 0.0978 114.386 0.8842155 2.644059 6.9910501 0.051248985
3 0.00114 0.1054 92.45614 0.6631616 1.717367 2.9493492 0.037615054
0.000756004
4 0.0020025 0.1284 64.11985 0.3775302 0.737669 0.5441557 0.033964479
5 0.002445 0.1402 57.34151 0.3092042 0.546767 0.2989539 0.037472948
6 0.0019275 0.1264 65.57717 0.3922201 0.78114 0.6101795 0.033540806
Tabel 6.3 Hasil Perhitungan Variasi 3 Data Akhir Untuk Volume, Debit , Fraude
,Luas, jari - jari hidrolis dan Energi spesifik
Tabel 6.4 Hasil Perhitungan Data Akhir Untuk Kehilangan Energi, Efisiensi
Energi,Panjang Loncatan, Efektivitas Loncatan actual dan teoritis, Tinggi
loncatan , kedalaman kritis dan froud.
VII. ANALISIS A
Analisis Cara Kerja
ANALISIS GRAFIK
a Grafik Y6/Y2 terhadap Fr2 titik
1.8
y = 0.2583x0.6488
1.6
R² = 1
1.4
1.2
Y6/Y2 teoritis
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Fr2^2
Dapat dilihat gambar 7.1 Grafik y6/y2 terhadap Fr22, plot data pada grafik
tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan gambar 7.1 nilai
koefisien determinasi R² = 1. Koefisien determinasi menunjukkan plot variabel
dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena sama dengan satu. Kedaan
ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa ukuran proporsi keragaman
total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai peubah X melalui hubungan
pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =1, maka pada grafik tersebut plot variabel
mewakili keadaan ideal karena sama dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 1 (dengan menngunakan
converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar variabel saling
berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 1 ,
dengan nilai yangsama dengan satu berarti hubungan antar variabel juga saling
keterkaitan.
Pada gambar 7.1 tersebut juga dapat dicari nilai galat dengan persamaan
sebagai berikut :
𝑦6
= 0,5 𝑥 (√1 + 8𝐹𝑟22 − 1)
𝑦2
Maka dilihat dari rumus diatas, dapat disimpulkan :
𝑦6
≈ (𝐹𝑟22 )0,5 , bahwa y6/y2 berbanding lurus dengan Fr22
𝑦2
0.8
0.7
0.6
0.5
ES6ES2
0.4
y = 1.8849x-0.537
0.3 R² = 0.9975
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Fr2^2
Dapat dilihat gambar 7.2 Grafik Es6/Es2 terhadap Fr2, plot data pada grafik
tersebut membentuk garis linier menurun. Berdasarkan gambar 7.2 tersebut
diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.995 , dengan nilai yang
hampir mendekati satu berarti hubungan antar variabel juga saling keterkaitan.
Pada gambar 7.2 tersebut juga dapat dicari nilai galat dengan persamaan
sebagai berikut :
3
𝐸𝑠6 ( 8𝐹𝑟 2 +1 )2 −4𝐹𝑟 2 −1
=
𝐸𝑠2 8𝐹𝑟 2 ( 2+𝐹𝑟 2 )
nilai aktual
−0,5−−0,537
Galat = | × 100%| = 7,4%
−0,5
Dengan hasil galat adalah 7,4 %, maka faktor kesalahan saat melakukan praktikum
cukup besar.
c Grafik Kedalaman terhadap Jarak
0.12
0.1
Kedalaman (m)
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Jarak (m)
Merupakan grafik hubungan antara kedalaman air (y) dengan jarak saluran
(x). Dari grafik tersebut dapat disimpulkan grafik tersebut menunjukan bahwa
aliran air sama-sama melewati tiga fase loncatan hidrolis.Jika ditemukan perbedaan
dari setiap variasi itu dikarenakan debit aliran air yang berbeda dan kedalaman serta
jarak dari setiap titik yang berbeda sesuai debit air yang mengalir.
d Grafik Hi terhadap Fr2
0.025 y = 0.0096x0.2732
R² = 0.5381
0.02
0.015
Hi (m)
0.01
0.005
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Fr2^2
Gambar 7.4 Grafik Hi terhadap 𝐹𝑟 2
Dapat dilihat gambar 7.3 Grafik Hi terhadap 𝐹𝑟 2 , plot data pada grafik tersebut
membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan gambar 7.3 tersebut diperoleh
hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.7335529 , dengan nilai yang hampir
mendekati satu berarti hubungan antar variabel juga saling keterkaitan.
Pada gambar 7.3 juga didapatkan nilai dari pangkat persamaan garis adalah
y = 0.0096x0.2732. Ini merupakan nilai pangkat dari variable 𝐹𝑟2 2 berdasarkan
grafik. Maka, secara aktual hubungan antara Hi dengan 𝐹𝑟2 2 sebagai berikut :
𝐻𝑖 = 𝑦6 - 𝑦2
𝑦2 = 𝑦6 - Hi
𝑉22
𝐹𝑟2 2 = 𝑔(𝑦
6 − Hi )
𝑉22
(𝑦6 − Hi ) = 𝑔( 𝐹𝑟 2
2 )
𝑉22
Hi = 𝑦6 - 𝑔( 𝐹𝑟 2
2 )
1
Hi ~ ( 𝐹𝑟 2
2 )
|nilai aktual|
−0,2732−1
Galat = × 100% = 127,32 %
−1
Dengan hasil galat adalah 127.32%, maka faktor kesalahan saat melakukan
praktikum cukup besar.
e Grafik y6/y2 terhadap L
3.5 y = 12.791x0.6873
R² = 0.5208
3
2.5
Y6/Y2 aktual
1.5
0.5
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
L (m)
0.001 y = 0.0146x1.1725
R² = 0.5977
Q aktual (m3/s)
0.0008
0.0006
0.0004
0.0002
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
L (m)
g Grafik y terhadap Es
1. Variasi 1
Gambar 7.7 Grafik y terhadap Es Variasi 1
Berdasarkan gambar 7.7, diperoleh titik kedalaman kritis (Yc) sebesar
0.0260. Nilai titik kedalaman secara teoritis atau hasil perhitungan yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel 6.4 yaitu sebesar 0.02819 . Sehingga dapat
ditentukan nilai galat hasil percobaan dan perhitungan sebagai berikut :
𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100%
𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.02819 − 0,0260
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100%
0.02819
= 7.7687 %
Jadi nilai galatnya adalah 7.7687 % yang merupakan faktor kesalahan pada
saat hasil pembuatan grafik ataupun perhitungannya. Kemudian untuk aliran
subkritis berada di posisi titik 6, 5 dan yang berimpitan dengan garis y = Es
yaitu posisi titik 1. Tetapi galat yang diperolwh tidak terlalu besar maka bisa
mulai dijadikan perbandingan.
2) Variasi 2
0.02180 − 0,0260
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100%
0.02180
= 19.2660 %
Jadi nilai galatnya adalah 19.2660 % yang merupakan faktor kesalahan
pada saat hasil pembuatan grafik ataupun perhitungannya. Kemudian untuk
aliran subkritis berada di posisi titik 6, 5 dan yang berimpitan dengan garis y =
Es yaitu posisi titik 1. Tetapi galat yang diperolwh tidak terlalu besar maka bisa
mulai dijadikan perbandingan.
3) Variasi 3
0.0143 − 0,0250
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = | | 𝑥 100%
0.0143
= 74.825 %
Jadi nilai galatnya adalah 74.825 % yang merupakan faktor kesalahan pada
saat hasil pembuatan grafik ataupun perhitungannya. Kemudian untuk aliran
subkritis berada di posisi titik 6, 5 dan yang berimpitan dengan garis y = Es
yaitu posisi titik 1. Tetapi galat yang diperolwh tidak terlalu besar maka bisa
mulai dijadikan perbandingan.
Analisis Literatur
a) Penurunan rumus
1. Y6/Y2
Lj
garis energi
EL
Vb 2
2g
Va 2
2g
Ea Eb
Wsin q yb
Pb
Wcos q W
Pa ya
Fs
Fx M b M a
Pa Pb FS W sin q M b M a
dimana :
Pa 1
2 b ya 2 gaya hidrostatis pada penampang (a)
Pb 1
2 b yb 2 gaya hidrostatis pada penampang (b)
Fs gaya geser antara badan saluran dengan air yang mengalir
W berat air pada control volume yang dibatasi oleh penampang (a) dan (b)
M a flux momentum aliran pada penampang (a) a Q Va
M b flux momentum aliran pada penampang (b) b Q Vb
1
2 b y a 2 1 2 b yb 2 a Q Va b Q Vb
1
2 y a 2 1 2 yb 2 q Va q Vb
2 q2 1 1
( yb 2
ya )
2
g a
y y b
2 q2
y a yb ( y a yb ) 2 yc
3
g
yb y 2 q2
1 b 3
2 Fra
2
ya ya g ya
Va
dimana Fra = bilangan Froude pada penampang (a) sama dengan Fra
g ya
yb
1 1 1 8Fra 2 atau :
ya
2
y𝑦6
a 1 1 8Fr 2
=1 20.5(
√1 + 8𝐹𝑟2 −
2 b 1
y𝑦2
b
2. Es6/Es2
Untuk penurunan rumus efisiensi energi adalah sebagai berikut :
𝑞2
Es = 𝑌𝑖 + 2𝑔𝑦 2
2
𝐸𝑠 𝑑2 1 𝑣2 1
=1+ 2
= 1 + ( ) = 1 + 𝐹𝑟 2
𝑦1 2𝑔𝑦 2 √𝑔𝑦 2
𝑣2 𝑣2 (𝑌2−𝑌1)2
∆𝐸 = (𝑌1 + 2𝑔) − ( 𝑌2 + 2𝑔) = 4𝑌1.𝑌2
2
∆𝐸 (𝑌2−𝑌1)2 (−3+ √1+8𝐹𝑟12 )
= =
𝑦1 4𝑌1.𝑌2 16 (−6+ √1+8𝐹𝑟12 )
2
𝐸2 ∆𝐸 (−3+ √1+8𝐹𝑟12 )
= 1− = 1− =
𝐸1 𝑦1 16 (−6+ √1+8𝐹𝑟12 )
𝑄2
𝐸𝑆 = 𝑦 + 2𝑔𝐴2 = ∞
𝑄2
𝐸𝑆 = 𝑦 + 2𝑔𝐴2 , apabila y=E, maka
𝑄2 𝑄2
𝑦 = 𝑦 + 2𝑔𝐴2 atau 2𝑔𝐴2 =0, ini berarti y=∞
Dalam hal ini sumbu ES asymptot dari lengkung dan ES hanya merupakan
fungsi dari y saja ( ES= f(y) ). Oleh karena itu garis lenkung yang bagian bawah
tidak akan enyentuk sumbu x (ES) dan yang bagian atas tidak akan menyentuh garis
y= x (y= ES)
Analisis Kesalahan
Dalam praktikum dan perhitungan kali ini, adanya
kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh praktikan contohnya
seperti memulai dan mengakhiri stopwatch. Adanya kesalahan dalam
memulai dan mengakhiri Stopwatch seperti tidak sigapnya seseorang
yang menggunakan stopwatch-nya, sehingga dapat mengubah hasil
perhitungan Qaktual . Hal ini tentu jelas memberi dampak pada
perhitungan dan perbandingan lainnya. Selanjutnya terdapat juga
kesalahan saat peletakan beban. Peletakan beban harus dilakukan tepat
pada saat beban mulai terangkat. Hal inilah yang sering kali
menimbulkan ketidakakuratan, sebab kesigapan dan kecepatan
praktikan sangat berpengaruh dalam memperhitungkan waktu ketika
lengan hydraulic bench mulai terangkat. Kesalahan pembacaan alat
sangat mungkin terjadi dan biasanya disebabkan oleh skala alat yang
terlalu kecil untuk dilihat mata atau saat mengalibrasi alat yang tidak
tepat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi praktikan saat
membaca alat dan menyebabkan hasil percobaan menjadi kurang akurat.
Lalu tidak tepatnya jarum pengukur kedalaman aliran fluida (air) tepat
di permukaan aliran tersebut, sehingga berpengaruh juga dalam
pembacaan dan perhitungan data. Dan juga tidak tepatnya saat
menentukan skala antar titik Panjang loncatan dan kedalaman aliran
yang terbagi – bagi menjadi 6 titik sepanjang saluran.
VIII. ANALISI B
1. Aerasi Limbah Industri
Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk
meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses
aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam
air limbah. Peningkatan konsentrasi oksigen di dalam air ini akan
memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah. Proses aerasi
sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan
biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok
bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses
metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama
proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal.
Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam
air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob,
kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa
kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat
dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik. Pada aerasi secara difusi,
sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara yang
masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung
(bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine
bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung dari
jenis diffuser yang digunakan.
3. Perencanaan Bendungan
IX. KESIMPULAN
1. Nilai Debit Aktual (Qaktual)
Berikut hasil pengolahan data nilai debit aktual sebagai berikut :
Tabel 9.1 Hasil Akhir Nilai Debit Aktual
Variasi Titik 1 2 3 4 5 6
1 Fr 0.139487 4.01943 1.1972 1.103242 0.656922 0.830598
Fr^2 0.019457 16.15582 1.433288 1.217143 0.431546 0.689893
2 Fr 0.198152 2.550454 1.726913 0.865962 0.607808 0.679978
Fr^2 0.039264 6.504816 2.982227 0.74989 0.36943 0.46237
3 Fr 0.274571 2.644059 1.717367 0.737669 0.546767 0.78114
Fr^2 0.075389 6.99105 2.949349 0.544156 0.298954 0.610179
Sehingga dapat diketahui nilai regim aliran secara pada setiap titik
variasi.
3. Nilai Energi Spesifik (Es)
Berikut hasil pengolahan data nilai energi spesifik pada aliran
fluida sebagai berikut :
Variasi Titik 1 2 3 4 5 6
0.10121 0.04291 0.04246 0.04534 0.04290
1 0.10582
9 6 6 8 4
0.05443 0.04135 0.03616 0.03945 0.03804
2 ES (m) 0.07168
1 2 1 1 4
0.05354 0.05124 0.03761 0.03396 0.03747 0.03354
3
5 9 5 4 3 1
Variasi 1 2 3
ES6/ES2 0.423872 0.698935 0.654468
Dampak terhadap kehilangan energi adalah semakin besar nilai loncatan
hidrolis maka kehilangan energi pun semakin besar.
X. DAFTAR PUSTAKA