Anda di halaman 1dari 13

Lab Komputer Waktu : 13.00-16.

00
Tangga: 14 November 2017
Hari : Selasa

EVALUASI kedalaman PROPORSIONAL

NAMA : JUL ARFA GORAT


NIM : F44160027
KELOMPOK : 1 (SELASA)

NAMA ASISTEN :
1. MICHELLE NATALI (F44150050)
2. STEVEN (F44150052)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017
PENDAHULUAN
Sungai memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hal
tersebut dapat dilihat dari pemanfaatan sungai yang makin lama makin kompleks,
mulai dari sarana transportasi, sumber air baku, sumber tenaga listrik dan
sebagainya. Sungai yang dimanfaatkan untuk sumber tenaga listrik akan membuat
bendungan untuk mengaliri air dari sungai menuju mesin pembangkit listrik (Adelia
et al 2013). Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut
saluran terbuka. (Affandi 2007) . Aliran pada saluran terbuka menjadi aliran yang
mempunyai permukaan bebas. Permukaan bebas tersebut dikarenakan pertemuan
dua fluida dengan kerapatan ρ (density) yang berbeda seperti udara dan air dimana
kerapatan udara jauh lebih kecil dibanding kerapatan air (Harihardaja dan Putro
2013). Menurut asalnya saluran dapat digolongkan menjadi saluran alam (natural)
dan saluran buatan (artificial). Saluran alam meliputi semua alur air yang terdapat
secara alamiah di bumi, mulai dari anak selokan kecil di pegunungan, selokan kecil,
sungai kecil dan sungai besar sampai ke muara sungai (Affandi 2007).
Sungai sebagai suatu saluran drainase yang terbentuk secara alami yang
mempunyai fungsi sebagai saluran. Air yang mengalir di dalam sungai akan
mengakibatkan proses penggerusan tanah dasarnya. Penggerusan yang terjadi
secara terus menerus akan membentuk lubang-lubang gerusan di dasar sungai.
Proses gerusan dapat terjadi karena adanya pengaruh morfologi sungai yang berupa
tikungan atau adanya penyempitan saluran sungai dan pada perancangan konstruksi
seperti jembatan harus diperhitungkan beberapa aspek seperti letak jembatan, aspek
hidrolik sungai serta bentuk abutmen yang akan memberikan pola aliran di
sekitarnya. Salah satu struktur utama bangunan bawah jembatan seperti abutmen
jembatan yang selalu berhubungan langsung dengan aliran sungai sehingga proses
penggerusan/erosi dan endapan sedimen/deposisi sering tejadi. Dampak dari
gerusan dan endapan harus diwaspadai karena dapat berpengaruh pada penurunan
stabilitas keamanan bangunan air. Perancangan konstruksi bangunan air harus
mempehitungkan dampak tersebut sebagai upaya pengendalian dan pencegahan
dari dampak tersebut (affandi 2007).

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan membandingkan nilai kedalaman proporsional dalam
aliran suatu pipa dengan perandingan antar debit aktual dengan debit optimal serta
membandingkan hasilnya

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu :
1. Personal Computer
2. Visual Basic (excel)
3. Quick Basic (QB64)
METODE
Praktikum evaluasi kedalaman normal telah dilaksanakan pada hari selasa,
tanggal 7 November 2017 di Laboratorium Komputer. Praktikum ini menggunakan
QB64 dalam metode Quick Basic dan Microsoft Excel dalam metode Visual Basic.
Pertama dilakukan peng-coding-an dengan metode Quick Basic dengan
menggunakan QB64. Program QB64 dibuka pada personal computer dan data
coding-an diinput sesuai dengan buku seperti dibawah ini :

Setelah data diinput, dilanjut dengan menyimpan file dan beri nama bebas.
Berkas dijalankan dengan mengklik start di pada run atau menekan tombol F5 pada
keybord. Jendela baru akan terbuka dengan latar berwarna hitam dan dilanjut
dengan mengetik angka 1.5 lalu di enter. Setelah itu tekan Y dan enter, lakukan
sebanyak tiga kali sehingga hasil perhitungan diperoleh.

Mulai

Install software Quick Basic pada PC


Input data :

10 PRINT "NORMAL DEPTH EVALUATION"


20 PRINT
30 DATA 4,0.015,.0009,.1,1.5
40 READ B, N, S, Z, Y1
50 PRINT "MAKE INITIAL GUESS AT Y2 (SAY THE SAME AT Y1)":
60 INPUT Y2
70 R = (B * Y1) / (B + 2 * Y1)
80 REM INITIAL ESTIMATE OR DISCHARGE (Q)
90 PRINT "Q", "Y2", "SPEC EN AT 2"
100 Q = (B * Y1) * R ^ (2 / 3) * SQR(S) / N
110 REM SPECIFIC ENERGY AT 1, E1
120 E1 = Y1 + (Q / (B * Y1)) ^ 2 / (2 * 9.81)
130 E2 = E1 + Z
140 E = Y2 + (Q / (B * Y2)) ^ 2 / (2 * 9.81)
150 D = E - E2
160 REM CHECK FOR CONVERGENCE
170 IF ABS(D) >=1.00000E-04 THEN 190
180 GOTO 210
190 Y2 = Y2 + 5.00005E-05
200 GOTO 140
210 PRINT Q, Y2, E
220 R = (B*Y2)/(B+2*Y2)
230 PRINT " DO TOU WISH A FURTHER YS ESTIMATE? (Y/N)":
250 INPUT A$
255 IF A$ = "Y" THEN 100
260 END

Run / F5

Ketik 1.5 pada jendela yang muncul lalu enter

Ketik Y dan enter, lakukan sebanyak tiga kali

Data perhitungan diperoleh

Gambar 1 Diagram alir metode QB64


Perhitugan dengan pragram coding menggunakan software Microsoft Excel
dilakukan dengan membuka perangkat Microsoft Excel pada personal computer.
Input data yang akan diolah :

Tabel 1 Evaluasi kedalaman normal


Y2 R Q E1 E2 E D
1,62435

Tabel 2 Data yang diolah dalam evaluasi kedalaman normal


Column Column
1 2
B 4
N 0,015
S 0,0009
Z 0,1
Y1 1,5
klik file pada menu bar, lalu pilih option pada menu file dilanjut dengan menekan
customize ribbon dan kotak dialog customize ribbon akan muncul. Setelah itu, klik
developer dan pada menu bar akan muncul menu developer. Input data yang akan
kita hitung lalu menu developer di klik dan pilih insert, dilanjut dengan command
button dan buat kotak disebelah data. Double click kotak tersebut dan kotak dialog
Microsoft Visual Basic akan muncul. Data coding di input pada kotak dialog, data
yang di input :
B = Cells(6, 2)
N = Cells(7, 2)
S = Cells(8, 2)
Z = Cells(9, 2)
Y1 = Cells(10, 2)
Y2 = Cells(3, 3)
Cells(3, 4) = R
R = (B * Y1) / (B + 2 * Y1)
Cells(3, 5) = Q
Q = (B * Y1) * R ^ (2 / 3) * Sqr(S) / N
Cells(3, 6) = E1
E1 = Y1 + (Q / (B * Y1)) ^ 2 / (2 * 9.81)
Cells(3, 7) = E2
E2 = E1 + Z
Do
Cells(3, 8) = E
E = Y2 + (Q / (B * Y2)) ^ 2 / (2 * 9.81)
Cells(3, 9) = E2
D = E - E2
If Abs(Cells(3, 9)) >= 0.0001 Then Cells(3, 3) = Y2
Y2 = Y2 + 0.00005
Loop Until Abs(D) <= 0.0001
Jari-jari hidrolik dihitung dengan menggunakan persamaan :
A
R= P................................................(1)
atau
B𝑌1
R = 2𝑌 +𝐵 .........................................(2)
1
Keterangan :
R = Jari-jari hidrolik (m)
A = Area (m2)
P = Werted Perimeter
B = Lebar (m)
Y = Kedalaman

Perhitungan debit aliran dilakukan dengan menggunakan persamaan :


1 2 1
𝑄 = 𝑁 𝑅 ⁄3 𝑆 ⁄2 𝐴............................(3)
atau
2
𝑄 = (𝑌1 𝐵) 𝑅 ⁄3 𝑆𝑄𝑅(𝑆)/𝑁...........(4)
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/detik)
N = Manning
S = Slop

Perhitungan energi spesifik dilakukan dengan menggunakan persamaan :


𝑉2
𝐸1 = 𝑌1 + .................................(5)
2𝑔
atau
𝑄 2
( )
𝐵𝑌1
𝐸1 = 𝑌1 + ............................(6)
2𝑔
E = Energi spesifik

Setelah itu klik run atau F5 dan nilai kedalaman normal akan diperoleh pada
Microsoft Excel. Lakukan hal yang sama untuk membuat kotak erase dan input data
coding
Cells(3, 4) = " "
Cells(3, 5) = " "
Cells(3, 6) = " "
Cells(3, 7) = " "
Cells(3, 8) = " "
Cells(3, 9) = " "
End Sub
jika kotak erase diklik maka hasil yang diperoleh tadi akan hilang atau terhapus dan
jika kotak calculate diklik perolehan hasil akan muncul kembali.
Mulai

Buka software Microsoft Excel

Klik developer lalu insert

Pilih command button dan buat dua kotak pada sembarang


tempat

Ganti nama kedua kotak tersebut menjadi calculate dan erase


kemudian Double click

Input data coding


B = Cells(6, 2)
N = Cells(7, 2)
S = Cells(8, 2)
Z = Cells(9, 2)
Y1 = Cells(10, 2)

Y2 = Cells(3, 3)
Cells(3, 4) = R
R = (B * Y1) / (B + 2 * Y1)
Cells(3, 5) = Q
Q = (B * Y1) * R ^ (2 / 3) * Sqr(S) / N
Cells(3, 6) = E1
E1 = Y1 + (Q / (B * Y1)) ^ 2 / (2 * 9.81)
Cells(3, 7) = E2
E2 = E1 + Z

Do
Cells(3, 8) = E
E = Y2 + (Q / (B * Y2)) ^ 2 / (2 * 9.81)
Cells(3, 9) = E2
D = E - E2

If Abs(Cells(3, 9)) >= 0.0001 Then Cells(3, 3) = Y2


Y2 = Y2 + 0.00005
Loop Until Abs(D) <= 0.0001

End Sub

A
A

Lakukan hal yang sama untuk membuat tombol hapus


dengan menggunakan data coding untuk erase

Input data coding


Cells(3, 4) = " "
Cells(3, 5) = " "
Cells(3, 6) = " "
Cells(3, 7) = " "
Cells(3, 8) = " "
Cells(3, 9) = " "
End Sub

Klik run
Gambar 2 Diagram alir metode Visual Basic

PEMBAHASAN
Aliran seragam (uniform flow) merupakan aliran yang dianggap memiliki ciri-
ciri pokok yaitu kedalaman, luas basah, kecepatan dan debit pada setiap penampang
pada bagian saluran yang lurus adalah konstan dan garis energi, muka air dan dasar
saluran saling sejajar sehingga kemiringannya sama. Kecepatan konstan
menyebabkan aliran memiliki kecepatan rata-rata yang konstan terhadap waktu
dengan kata lain distribusi kecepatan di penampang saluran tidak berubah di bagian
saluran yang lurus. Kecepatan rata-rata aliran seragam turbulen dalam saluran
terbuka dipengaruhi oleh jari-jari hidrolik, kemiringan energi, faktor tahanan atau
hambatan. Faktor tahanan ini adalah faktor tahanan aliran yang bervariasi menurut
kecepatan rata-rata, jari-jari hidrolik, kekasaran saluran, kekentalan dan berbagai
faktor lainnya (Hadihardaja dan Putro).
Kedalaman normal adalah kedalaman aliran pada sungai dan kemiringan sungai
utamanya serta merupakan fungsi dari resistensi sungai terhadap aliran ataupun
kekasaran. Kedalaman ini dapat dihitung dengan persamaan manning (Sara 2011).
Faktor yang mempengarui dalam perhitungan menggunakan persamaan manning
yaitu debit aliran, area, jari-jari hidrolik, koefisien manning, dan slop. Faktor
tersebut juga mempengaruhi faktor ketahanan dari aliran seragam. Sesuai dengan
literatur bahwa kecepatan rata-rata aliran seragam turbulen dalam saluran terbuka
dipengaruhi oleh jari-jari hidrolik, kemiringan energi, faktor tahanan atau
hambatan. Faktor tahanan ini adalah faktor tahanan aliran yang bervariasi menurut
kecepatan rata-rata, jari-jari hidrolik, kekasaran saluran, kekentalan dan berbagai
faktor lainnya (Hadihardaja dan Putro).
Data yang dimasukkan menggunakan Quick Basic menggunakan Statement
seperti 10 PRINT, 20 PRINT , dan seterusnya memiliki arti yang berbeda-beda.
Statement 10 PRINT berarti data tersebut akan ditampilkan sama persis pada baris
pertama yaitu judul dari data yang akan di hitung. Maksud dari Statement 30 DATA
berarti data tersebut akan ditampilkan pada line 3 dan merupakan data yang akan
diolah. Statement 40 READ berarti membaca nilai-nilai tersebut dan akan
ditampilkan pada line 4. Statement REM digunakan untuk memberikan komentar,
judul, penjelasan program, statement INPUT digunakan untuk memasukkan
variabel atau data pada program. Berbeda dengan perintah yang dimasukkan pada
program Quick Basic, perintah yang dimasukkan pada program Visual Basic data
yang dimasukkan menggunakan istilah do untuk menyatakan pernyataan, if dan
then untuk perintah yang memiliki syarat, loop until untuk pengulangan hingga, dan
end untuk mengakhiri semua perintah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan software
Quick Basic dan Visual Basic dengan menginput kedalaman pertama aliran sebesar
1,5 m; nilai koefisien manning 0,015; lebar aliran 4 m; nilai slop 0,0009.
Pengolahan data menggunakan metode Visual Basic dengan nilai-nilai tersebut
diperoleh energi spesifik sebesar 1,765904 dengan energi spesifik pertama
1,665996 dan energi spesifik kedua sebesar 1,765996. Data tersebut memiliki nilai
yang sedikit berbeda dengan pengolahan data yang diperoleh dengan metode Quick
Basic. Enegi spesifik yang di peroleh dengan metode Quick Basic sebesar 1,776255
dengan nilai energi spesifik pertama dan kedua berurut sebesar 1,75922 dan
1,77613. Perbedaan energi spesifik yang diperoleh antara metode Visual Basic dan
Quick Basic yaitu sebesar 0,010351.
Penerapan dari evaluasi kedalaman normal umumnya terdapat pada konstruksi
hidrolik. Tujuan perhitungan profil aliran untuk membantu dalam pembangunan
atau perancangan bendungan agar aliran sungai mengalir dengan baik menuju
bendung (Adelia et al 2013). Upaya penanggulangan dari loncata air (hydraulic
jump) pada bangunan pintu air geser tegak (sluice gate) di jaringan irigasi (Pudyono
dan Sunik 2013). Perancangan konstruksi bagian jembatan seperti pada bagian
abutmen jembatan yang selalu berhubungan langsung dengan aliran sungai untuk
mempehitungkan dampak dan sebagai upaya pengendalian serta pencegahan dari
dampak tersebut (affandi 2007).

SIMPULAN
Pengolahan data dari evaluasi kedalaman normal dapat dilakukan dengan
menggunakan software Quick Basic (QB64) dan Visual Basic (Microsoft Excel).
Setelah pengolahan data dilakukan, energi spesifik yang diperoleh dengan metode
Visual Basic sebesar 1,765904 sedangkan energi spesifik yang diperoleh dengan
metode Quick Basic sebesar 1,776255 sehingga perbedaan energi spesifik yang
diperoleh antara kedua metode sebesar 0,010351.
Saran
Praktikan lebih teliti menginput data agar tidak terjadi kesalahan yang
menyebabkan praktikan tidak memperoleh hasil yang sesuai.
Daftar Pustaka

Adelia, Sasonto, Tjandrapuspa. 2013. Aplikasi perhitungan profil aliran dengan


metode integrasi grafis dan tahapan langsung pada saluran berpenampang
trapesium.Jurnal Teknik Sipil.9(1) :1-83.
Affandi. 2007. Pengaruh kedalaman aliran terhadap perilaku gerusan lokal di
sekitar abutmen jembatan[Skripsi]. Semarang (ID): Universitas Negeri
Semarang.
Hadihardaja, Putro. 2013. Variasi koefisien kekasaran manning (n) pada flume
akrilic pada variasi kemiringan saluran dan debit aliran. Jurnal Ilmu dan
Terapan Bidang Teknik Sipil.19(2): 141-146.
Pudyono, Sunik. 2013. Penentuan kedalaman fan pola gerusan akibat aliran
superkritik di hilir pintu air menggunakan end sill dan bffle block dengan
simulasi model ingrasi numerik. Jurnal Rekayasa Sipil. 7(2) : 118-131.
Sara. 2011. Pengembangan model beda hingga dua dimensi untuk aliran sungai
dengan program visual basic[Skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar pengolahan data metode Quick Basic (a) dan (b)

(a)

(b)
Lampiran 2 hasil menggunakan metode Quick Basic
Lampiran 3 Gambar pengolahan data menggunakan metode Visual Basic

Anda mungkin juga menyukai