Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA BETON

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Beton


Dosen Pengampu : Ahmad Zulpanani, ST.Si., MT .

Kelompok 2
2B – TPJJ

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat Laporan Rekayasa Beton ini.

Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi


kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di kelas,
maupun dalam menunaikan praktikum di Laboratorium. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun begitu diharapkan oleh penyusun.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Rekayasa Beton ini, terkhusus
kepada Bapak Ahmad Zulpanani, ST.Si., MT . sebagai dosen pembimbing.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bandung. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu,
semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.

Bandung, 23 Agustus 2023

Penyusun.

Kelompok 2

2B - TPJ
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 2/14

I. REFERENSI

1. SNI 03-6889-2002
2. SNI 13-6717-2002
3. AASHTO T.24898

II. TUJUAN

1. Mengetahui metode pengambilan sampel agregat untuk keperluan pengujian,


sesuai dengan prosedur atau tata cara yang digunakan.
2. Mengetahui prosedur dan mampu melakukan pengambilan sampel agregat
untuk keperluan pengujian.

III. DASAR TEORI


Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau
mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F).
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai
bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen
hidraulik atau adukan. Agregat dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Agregat Kasar
Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir
maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus
olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran
dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi.
     Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan
partikel butir lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan tertahan pada
saringan No.200.

 Agregat Halus
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm
(No. 1½ inci).
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 3/14

Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah
dengan partikel butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.

Sampling secara umum diartikan sebagai pengambilan sample yang mewakili


populasi suatu agregat. Hasil yang didapat dari suatu sample yang relatif
sedikit harus dapat mencerminkan atau mewakili dari jumlah keseluruhan.
Kondisi agregat di lapangan baik dari asal mulanya yaitu berasal dari alam
maupun buatan, berdasarkan dari bentuk dan ukurannya yang bervariasi
memungkinkan agregat tersebut memiliki sifat yang bervariasi.

Pengambilan sample agregat kasar maupun halus dapat dilakukan dengan


2 metoda, yaitu :

 Metoda Riffle Sampler


Metoda Riffle Sampler adalah metoda sampling dengan menggunakan suatu
alat khusus yang disebut dengan Splitter, alat ini dapat digunakan untuk
membagi agregat menjadi dua bagian yang sama. Jika belum
mendapatkan hasil yang maksimal, maka cara tersebut bisa diulangi
kembali.

 Metoda Quatering

Metoda Quatering adalah cara pengujian tanpa menggunakan alat


khusus yaitu pengujian yang sangat sederhana. Biasanya dilakukan di
lapangan karena keterbatasan alat uji. Pengujian ini relatif mudah, yaitu
dengan mengaduk-aduk agregat yang akan diambil sebagai contoh benda
uji, kemudian dibagi menjadi 4 bagian yang kurang lebih sama
banyaknya, salah satu bagian yang bersebrangan diambil sebagai
bahan uji. Jika bahan yang didapat belum sesuai dengan yang
dibutuhkan maka perlu dilakukan kembali cara sebelumnya, sehingga
didapatkan bahan yang dibutuhkan.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 4/14

IV. PERALATAN DAN BAHAN

1. Peralatan

No. Nama Peralatan Gambar Alat Keterangan


1. Splitter Sebagai alat untuk membagi sama
banyak material / membagi dua bagian
agregat secara cepat yang akan
digunakan untuk pengujian.

Gambar 1.
2. Ember Sebagai tempat untuk menampung
sample (agregat kasar dan agregat halus)
sebelum dimasukkan kedalam splitter.

Gambar 2.
3. Sekop Sebagai alat untuk membagi agregat
menjadi sama rata pada metode
quartering.

Gambar 3.
4. Sendok aduk Sebagai alat untuk mencampur agregat
serta menjadi alat untuk pengambilan
sample agregat dalam wadah
penampung.

Gambar 4.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 5/14

5. Kuas Sebagai alat pembersih dan alat bantu


untuk sisa – sisa agregat halus yang
tidak terjangkau oleh sekop ataupun
sendok aduk pada metode quartering.

Gambar 5.
6. Timbangan Sebagai alat yang dipakai untuk
mengukur berat hasil pengambilan
sampel agregat.

Gambar 6.
7. Plastik Sebagai alat untuk menampung / wadah
sample agregat yang telah melewati
proses metode splitter maupun quarting.

Gambar 7.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 6/14

2. Bahan

No Nama Bahan Gambar Bahan


.
1. Agregat Halus (Pasir)
Bahan Uji

Gambar 8.
2. Agregat Kasar (Split)
Bahan Uji

Gambar 9.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 7/14

V. PROSEDUR PENGUJIAN
 Metode Riffle Sampler
1. Pindahkan / masukan agregat yang sudah diambil dalam bak ke dalam ember yang
sudah disiapkan.

Gambar 10.

2. Lalu, siapkan alat splitter yang akan digunakan untuk proses pembagian agregat.

Gambar 11.

3. Tuangkan agregat dalam ember ke lubang yang ada pada splitter secara merata dan
konstan dari arah kanan ke kiri ataupun sebaliknya. Lakukan step ini secara berulang
hingga mendapatkan proporsi yang diinginkan.

Gambar 12.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 8/14

4. Hasil yang nantinya akan didapatkan jika melakukan penuangan agregat secara benar,
yaitu kedua kotak penampungnya akan mendapatkan proporsi yang mendekati sama
besar.

Gambar 13.

5. Setelah didapat hasil yang sesuai, tuangkan agregat ke dalam plastic penampung.

Gambar 14.

6. Beri nama pada setiap wadah penampung sesuai dengan nama pengujian yang akan
dilakukan.

Gambar 15
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 9/14

 Metode Quartering
1. Pindahkan / masukan agregat yang sudah diambil dalam bak ke dalam ember yang
sudah disiapkan.

Gambar 16.

2. Lalu, tumpahkan sample agregat yang sudah diambil ke lantai.

Gambar 17.

3. Aduk sample agregat yang sudah dituangkan secara merata menggunakan sendok
aduk, setelah itu bentuk agregat menjadi bentuk kerucut. Lalu, ratakan ujung
tumpukan agregat dengan sendok aduk, untuk mempermudah step selanjutnya.

Gambar 18. Gambar 19.


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 10/14

4. Bagi tumpukan agregat tersebut menjadi empat bagian yang sama besar menggunakan
sendok anduk ataupun alat lainnya yang bisa membagi sama besar.

Gambar 20.

5. Selanjutnya, satukan bagian 1 dan 4, lalu satukan juga bagian 2 dan 3 secara merata
menggunakan sekop maupun sendok aduk, dan bantu dengan kuas untuk bagian
bagian agregat halus yang tertinggal.

Gambar 21.

6. Setelah mendapatkan proporsi yang diinginkan, masukan sample agregat tersebut ke


dalam plastik.

Gambar 22.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 11/14

7. Beri nama pengujian pada setiap plastik sama hal nya seperti yang dilakukan pada
metode riffle sampler.

Gambar 23

VI. DATA DAN PERHITUNGAN


 Data

Metode Berat (kg) Jenis


Agregat Kasar Agregat Halus Pengujian
Riffle 3.632 3.313 Analisa
Sampler 3.507 3.208 Ayak
Quartering 2.088 5.288
2.554 5.102

 Perhitungan
1. Agregat Kasar
Selisih :
 Riffle – Sampler : 3.632 – 3.507 = 0.125 kilogram
 Quartering : 2.554 – 2.088 = 0.466 kilogram
Notes : Riffle Sampler menghasilkan selisih yang lebih kecil
dibandingkan Quartering.
2. Agregat Halus
Selisih :
 Riffle – Sampler : 3.313 – 3.208 = 0.105 kilogram
 Quartering : 5.288 – 5.102 = 0.186 kilogram
Notes : Riffle Sampler menghasilkan selisih yang lebih kecil
dibandingkan Quartering.

LABORATORIUM UJI BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung

Subjek : Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus No. Uji : 02


Topik : Sampling Agregat Halaman : 12/14

VII. SIMPULAN

Pengambilan sampling agregat dapat dilakukan dengan dua cara/metode


yaitu menggunakan metode riffer sampler dan metode quatering. Kedua metode
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing – masing. Prosedur dalam
menggunakan alat pada metode riffer sampler lebih rumit dibandingkan metode
quartering, yang berarti metode quartering lebih mudah dalam pengaplikasiannya
di lapangan. Sementara jika menurut ketelitian dan hasil selisih yang didapatkan,
metode riffle sampler mendapatkan selisih yang lebih kecil, dimana hal tersebut
menunjukan jika metode riffer sampler lebih baik dalam perhitungannya.

Pembimbing Kelompok Bandung, 23 Agustus 2023


Praktikan,

Ahmad Zulpanani, ST.Si., MT. Raihan Nabila Zeba


NIP. 196011191988031002 NIM. 221134056
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai