Kelompok 2
2B – TPJJ
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat Laporan Rekayasa Beton ini.
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Bandung. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu,
semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.
Penyusun.
Kelompok 2
2B - TPJ
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
I. REFERENSI
1. SNI 03-6889-2002
2. SNI 13-6717-2002
3. AASHTO T.24898
II. TUJUAN
Agregat Kasar
Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir
maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus
olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran
dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi.
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan
partikel butir lebih kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan tertahan pada
saringan No.200.
Agregat Halus
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm
(No. 1½ inci).
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah
dengan partikel butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.
Metoda Quatering
1. Peralatan
Gambar 1.
2. Ember Sebagai tempat untuk menampung
sample (agregat kasar dan agregat halus)
sebelum dimasukkan kedalam splitter.
Gambar 2.
3. Sekop Sebagai alat untuk membagi agregat
menjadi sama rata pada metode
quartering.
Gambar 3.
4. Sendok aduk Sebagai alat untuk mencampur agregat
serta menjadi alat untuk pengambilan
sample agregat dalam wadah
penampung.
Gambar 4.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Gambar 5.
6. Timbangan Sebagai alat yang dipakai untuk
mengukur berat hasil pengambilan
sampel agregat.
Gambar 6.
7. Plastik Sebagai alat untuk menampung / wadah
sample agregat yang telah melewati
proses metode splitter maupun quarting.
Gambar 7.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
2. Bahan
Gambar 8.
2. Agregat Kasar (Split)
Bahan Uji
Gambar 9.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
V. PROSEDUR PENGUJIAN
Metode Riffle Sampler
1. Pindahkan / masukan agregat yang sudah diambil dalam bak ke dalam ember yang
sudah disiapkan.
Gambar 10.
2. Lalu, siapkan alat splitter yang akan digunakan untuk proses pembagian agregat.
Gambar 11.
3. Tuangkan agregat dalam ember ke lubang yang ada pada splitter secara merata dan
konstan dari arah kanan ke kiri ataupun sebaliknya. Lakukan step ini secara berulang
hingga mendapatkan proporsi yang diinginkan.
Gambar 12.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
4. Hasil yang nantinya akan didapatkan jika melakukan penuangan agregat secara benar,
yaitu kedua kotak penampungnya akan mendapatkan proporsi yang mendekati sama
besar.
Gambar 13.
5. Setelah didapat hasil yang sesuai, tuangkan agregat ke dalam plastic penampung.
Gambar 14.
6. Beri nama pada setiap wadah penampung sesuai dengan nama pengujian yang akan
dilakukan.
Gambar 15
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Metode Quartering
1. Pindahkan / masukan agregat yang sudah diambil dalam bak ke dalam ember yang
sudah disiapkan.
Gambar 16.
Gambar 17.
3. Aduk sample agregat yang sudah dituangkan secara merata menggunakan sendok
aduk, setelah itu bentuk agregat menjadi bentuk kerucut. Lalu, ratakan ujung
tumpukan agregat dengan sendok aduk, untuk mempermudah step selanjutnya.
4. Bagi tumpukan agregat tersebut menjadi empat bagian yang sama besar menggunakan
sendok anduk ataupun alat lainnya yang bisa membagi sama besar.
Gambar 20.
5. Selanjutnya, satukan bagian 1 dan 4, lalu satukan juga bagian 2 dan 3 secara merata
menggunakan sekop maupun sendok aduk, dan bantu dengan kuas untuk bagian
bagian agregat halus yang tertinggal.
Gambar 21.
Gambar 22.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
7. Beri nama pengujian pada setiap plastik sama hal nya seperti yang dilakukan pada
metode riffle sampler.
Gambar 23
Perhitungan
1. Agregat Kasar
Selisih :
Riffle – Sampler : 3.632 – 3.507 = 0.125 kilogram
Quartering : 2.554 – 2.088 = 0.466 kilogram
Notes : Riffle Sampler menghasilkan selisih yang lebih kecil
dibandingkan Quartering.
2. Agregat Halus
Selisih :
Riffle – Sampler : 3.313 – 3.208 = 0.105 kilogram
Quartering : 5.288 – 5.102 = 0.186 kilogram
Notes : Riffle Sampler menghasilkan selisih yang lebih kecil
dibandingkan Quartering.
VII. SIMPULAN