Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM STUDI

DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material


Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

PENGUJIAN KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TEKANAN


(Aggregate Crushing Value)
AG - 05

A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Rabu/ 21 Desember 2016
Waktu : 08.00 WIB s.d Selesai
Lokasi : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Sipil,
Politeknik Negeri Padang

B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Dapat menentukan kekuatan agregat terhadap tekanan.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami prosedur pelaksanaan pengujian kekuatan
agregat terhadap tekanan.
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan
dengan baik dan benar.
c. Dapat melakukan pencatatan data dan analisa data kekuatan agregat
terhadap tekanan .
d. Dapat menyimpulkan dan membandingkan besarnya hasil yang diperoleh
berdasarkan standar yang diacu.

C. REFERENSI
- SNI M 20 1990 F, Tentang Metode Pengujian Kekuatan Agregat dan Bejanan
Rodolf
- Tim Dosen PJJ. 2012. Modul Praktikum Labor Bahan II. Politeknik Negeri
Padang.
- Lusyana. 2012. Job Sheet Labor Bahan II Teknik Sipil PNP : Padang.

D. DASAR TEORI
Seperti halnya percobaan AIV untuk menguji kekuatan batuan /agregat terhadap
tumbukan, maka percobaan ACV atau Aggregate Crushing Value juga merupakan
simulasi pemberian baban terhadap suatu sampel agregat. Prinsip percobaan di sini
adalah sampel agregat diberi kenaikan tekanan tertentu selama beberapa waktu.

Kelompok 3 AG-
05
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Agregat yang hancur kemudian ditimbang dan dibandingkan dengan berat semula
sampel. Perbandingan ini merupakan nilai dari Agregate Crushing Value ( ACV ).
Penekanan pada ACV hanya dilakukan pada arah axial saja, berbeda dengan proses
penekanan yang dilakukan pada Agregate Crushing Plant, dimana penekanan aksial
dikombinasikan dengan penenkanan arah lateral. Selain itu kadag kadang dengan
kombinasi beban tumbukan ( impact ). Hal ini disebabkan oleh tujuan kegiatan yang
memang berbeda, dimana ACV bertujuan untuk mengetahui kekuatan suatu sampel
terhadap beban tekanan , sedangkan proses penekannan pada Agregate Crushing Plant
adalah untuk mennghancurkan bongkahan batuan untuk mendapatkan ukuran agregat
yang di harapkan.

Nilai Agregate Crushing Value ( ACV ) adalah persentase perbandingan antara agregat
yang hancur dengan jumlah sampel yang ada. Agergat yang hancur di nyatakan dengan
jumlah agregat yang lolos saingan 2,36 mm. Berdasarkan British standar maka agregat
yang mempunyai nilai ACV > 30% dikatakan tidak normal, jumlah agregat yang
hancur cukup besar dan relatif tidak terlalu kuat terhadap beban tekan. Perlu dilakukan
pengujian lebih lanjut lainnya, yaitu dengan tes ten percent fines value. Beberapa nilai
ACV hasil pengujian yang di lakukan oleh Ramsay di Skotlandia ( Collist, 1985 ).

Jenis Batuan Nilai ACV Variasi


Basalt 16 16 - 17
Andesite 16 15 - 17
Dacite 13
Porphyry 12
Dolerite 19
Granite 26 23 30

Pada pemeriksaan ini menggambarkan suatu cara untuk menentukan nilai ACV dari
agregat kering, bahwa kekerasan agregat kasar dapat digolongkan dalam fungsinya
untuk lapisan permukaan jalan bila nilai kuat tekannya tidak melampaui 30% yang di
gunakakn dalm beton aspal, sedangkan untuk keperluan lainnya tidak melampaui 45%.

Untuk memeriksa kekuatan butiran yang kasar dilakukan dengan alta yang berupa
silinder baja ( Bejana Rudellof ) dan sebuah stempel baja. Bejana Rudellof yang
banyak digunakan di Negara Inggris berupa bejana yang berbentuk silinder baja

Kelompok 3 AG-
05
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

dengan garis tengah bagian dalam 11.8 cm dan tinggi 40 cm dengan dilengkapi
stempel pada dasarnya.

Cara pengujiannya, butiran agregat dimasukkan ke dalam silinder tersebut dan


diletakkan stempel kemudian ditekan dengan gaya tekan 20 ton selama 20 menit.
Bagian yang hancur semakin rendah kekuatan agregat tersebut.

Cara Redullof agak kurang tepat jika dipakai untuk menguji agregat yang lemah,
karena perkiraan akan terjadi gesekan yang kuat dengan dinding silinder baja selama
penekanan mengakibatkan beban yang ditahan butir butir berkurang, sehingga nilai
yang dihasilkan nampaknya lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya. Kekuatan tekanan
butiran jika dibandingkan dengan kekuatan tekanan butir pasir pembanding yang
berasal dari pasir kwarsa bangka memeberikan angka tidak lebih dari 2,20. Kekuatan
tekanan dari butir butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Redullof
dengan beban penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat syarat berikut :

Tidak terjadi pembubukan sampai frkasi 9,5 19 mm lebih dari 24% berat;
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 -30 mm lebih dari 22%.

Pada kekuatan agregat terhadap tekanna mempunyai spesifikasi ( syarat ) pengujian


khususnya untuk pengujian agregat alamiah/buatan yang ukuran agregat yang diuji
adalah #14 dan tertahan pada # 10 mm. Jumlah agregat yang diuji 3/4 volume
silinder, bejana dan diisi dalam 2 lapis dan dipadatkan / ditusuk sebanyak masing
masing 25 kali, kemudian dikeluarkan agregat dan timbangan ( gram ). Isikan kembali
agregat ke dalam bejana dan pasngkan stempel baja, lalu berikan beban sampai beton
4 ton. Keluarkan agregat dan ayak dengan sringan 2,36 mm ( gram ).

Sifat yang sangat penting dimiliki oleh agregat adalah sifat kekuatan tekanan, karena
kekuatan tekanan suatu agregat sangat berpengaruh terhadap kostruksi. Kekuatan
tekanan tergantung pada :

Kandungan mineral atau susunan mineral.


Tekstur butiran atau pori yang ada.
Kepadatn butiran atau kristalnya.

Berdasrkan British standar nilai ACV yang diizinkan adalah < 30% dari jumlah
agregat. Butir butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena dua hal, yaitu :

Kelompok 3 AG-
05
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Bahan yang lemah atau partikel yang kuat tetapi tidak baik dalam hal pengiktan.
Porositas yang besar mempengaruhi keuletan yang menentukan ketahanan
terhadap beban kejut.

Pengujian ini menggunakan standar SNI M 20 1990 F untuk prosedur


pelaksanaan dan standar Pengujian kekukatan agragat terhadap tekanan.

E. PERALATAN DAN BAHAN


1. Peralatan
a. Agregate Crushing Machine yang dilengakpi dengan mesin penekan
( Commpression Machine ) yang memiliki kapasitas untuk gaya sebesar 400
Kn ( 40 ton ) dan dapat dioperasikan untuk memberikan kecepatan beban
yang seragam sehingga gaya tersebut tercapai dalam 10 menit.
b. Silinder pengujian terbuat dari baja, yaitu tempat sampel berbentuk silinder
dengan alas/bejana rodolf.
c. Saringan dengan diameter 14,0 mm; 10,0 mm; dan 2,36 mm
d. Besi penusuk dengan panjang antar 450 mm sampai 600 mm serta memiliki
potongan melintang berdiametr 16 mm.
e. Pluger ( penekan )
f. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
g. Cawan
h. Oven

2. Bahan
a. Agregat kasar lolos saringan 14,0 mm dan 4 tertahan 10,0 mm sebanyak 5
kg untuk 2 sampel.
b. Air bersih

Catatan :
Bahan pengujian yang digunakan adalah agregat kasar berasal dari
pemecah batu PT. ATR By. Pass Kota Padang

F. KESELAMATAN KERJA
Pada pengujian ini keselamatan kerja yang harus diperhatikan adalah:
1. Gunakan peralatan sesuai petunjuk prosedur pratikum dan atas petunjuk
pembimbing pratikum
2. Periksalah peralatan sebelum digunakan
3. Bersihkanlah peralatan dan ruang kerja setelah selesai pratikum
4. Gunakan penunjang keselamatan, seperti:
a. Memakai masker
b. Memakai sarung tangan

Kelompok 3 AG-
05
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

c. Pakaian praktek
d. Sepatu safety

G. PROSEDUR PELAKSANAAN
Dalam melakukan pengujian ini kita dapat mengikuti langkah- langkah berikut:
1. Menyiapkan sampel berupa agregat yang lewat saringan No. 4, di peroleh dari
alat pemisah contoh / cara perempat sebanyak 1000 gr untuk 1 sampel
percobaan. Saeing sekitar 5000 gr agregat pada urutan saringan 14 mm dan 10
mm selama 10 menit sampel yang di ambil adalah agregat yang lolos saringan
14 mm dan tertahan di 10 mm.
2. Mencuci sampel dengan air yang mengalir dan dikeringkan dalam oven 110
5 C selama 4 jam ( kondisi kering oven ). Setelah suhu turun ( atau sama
dengan suhu ruangan , 25 C) sampel siap digunakan.
3. Menimbang bejana rudolf terlebih dahulu dengan alasnya
4. Dimasukan agregat tersebut ke bejana rudolf dalam 3 lapis pengisian dan setiap
lapis ditusuk dengan besi penusuk agar semua ruang didalam bejana terisi rata
5. Menimbang berat bejana + benda uji
6. Meletakan mesin crushing agregat pada lantai datar dan keras, seperti lantai
beton.
7. Meletakan silinder pengujian pada baseplate dan atur pluger ( penekan )
diatasnya.
8. Kemudian sampel ditekan melalui pluger dengan mesin penekan yang diberi
gaya dengan kecepatan mencapai 400 kN = 40 ton selama 10 menit.
9. Melepaskan beban dan memindahkan benda uji yang sudah ditekan pada sebuah
wadah.di pastikan tidak ada partikel yang hilang selama pemindahan / tertinggal
dalam silinder.
10. Menyaring beban uji dengan saringan 2,36 mm selama 1 menit dan menimbang
berat yang lolos dengan ketelitian 0,1 gr yang dinyatakan sebagai B gr. Pastikan
tidak ada partikel yang lolos dan tertahan saringan 2,36 mm berbeda 1 gr dengan
A, maka pengujian harus diulangi.
- Mengulangi prosedur tersebut untuk sampel selanjutnya
- Melakukan pengolahan dan analisa data dengan rumus

ACV = C x 100%
A

H. PENGOLAHAN DATA
Hasil dari pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan didapatkan pengolahan data
sebagai berikut :

Kelompok 3 AG-
05
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

1. Sampel 1
Dari pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan ( ACV ), maka diperoleh data
sebagai berikut :
Berat Awal ( A ) = 2234 gr
Berat Sampel setelah penekanan
Tertahan saringan 2,36 mm ( B ) = 1746 gr
Lolos saringan 2,36 mm ( C ) = 488 gr

Pengolahan data :
Total berat setelah tumbukan A = B + C
= 488 + 1746
= 2234 gr

Selisih dengan berat Awal ( < 7 gr ) = A A


= 2234 2234

= 0 gr

ACV = C x 100%
A
= 488 x 100%
2234
= 21,84 %
Dari pengujian Kekuatan Agregat Terhadap Tekanan yang telah diuji di Laboratorium
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang digunakan dua buah sampel dan didapatkan
data sebagai berikut:

Berat
NO (gr)
I. Item Pengujian Indek K
Sampe
Sampel 2 E
l1
1 Berat Awal Sampel A 2234 2089 S
2 Setelah Penekanan dan I
Disaring 1 Menit
M
Berat Tertahan #2,36 B 1746 1598
Berat Lolos #2,36 C 488 491 P
Total A = B + C 2234 2089 U
Selisih = A-A 0 0 L
Agregate Crushing Value (ACV) (C/A)*100 23,504%
21,84% A
%
Rata - rata 22,672% N

Kelompok 3 AG-
05
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV Laboratorium Pengujian Material
Jalan dan Jembatan
PERANCANGAN JALAN
DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI PADANG

Dari pengujian kekuatan agregat terhadap tekanan ( ACV ) yang mana agregat
yang digunakan adalah agregat kasar buatan ( batu pecah ) yang dilakukan pada hari
Rabu, 21 desember 2016 bahwa agregat yang kami uji mempunyai nilai ACV = 21,84
% dan 23,504 %. Berdasarkan SNI M- 20- 1990- F nilai ACV maksimum yang
dizinkan adalah <30%. Jadi, dapat disimpulkan bahwan agregat yang diuji layak
digunakan karena nilai ACV berada di bawah 30%.

J. LAMPIRAN
- Form data
- Resume Pengujian
- Skema Prosedur
- Animasi Pengujian
- Gambar Peralatan
- SNI

Kelompok 3 AG-
05

Anda mungkin juga menyukai