Anda di halaman 1dari 12

ENERGY HEAD dan MINOR HEAD LOSS

PADA ALIRAN DALAM PIPA

RUMUS EMPIRIS

Bentuk umum rumus kecepatan :

Slope garis energi dihitung dari persamaan Darcy Weisbach :

persamaan umum

Dengan :
a = koef tergantung kekasaran bidang batas dan viskositas

dari persamaan umum berkembang persamaan Empiris :

1. Pipa halus, rumus Blasius dengan 4000 < Re < 105

Untuk viskositas 0,984x10-6 m2/det (pada t 21,1o C)

2. Pipa di zona transisi, berlaku rumus Hazen-William

3. Pipa di Zona turbulen


Rumus Manning selain digunakan pada saluran terbuka juga dapat
diterapkan pada aliran dalam pipa.

Untuk pipa bulat R = A/P = D/4, maka D = 4R

Koefisien Manning n untuk aliran dalam pipa adalah

Tipe Pipa Minimal Maksimal


Kaca,kuningan/tembaga 0,009 0,013
Permukaan semen halus 0,010 0,013
Kayu 0,010 0,013
Besi tuang 0,011 0,015
Beton precast 0,011 0,015
Permukaan mortar semen 0,011 0,015
Pipa tanah dibakar 0,011 0,017
Besi 0,012 0,017
Batu dengan mortar semen 0,012 0,017
Baja dikeling 0,017 0,020
Permukaan batu dengan semen 0,020 0,024

Rumus lain yang bisa digunakan : Chezy dan Strickler

PENGALIRAN DALAM PIPA NON/TIDAK BULAT

Di lapangan sering dijumpai aliran pipa dengan penampang tidak bulat. Dalam hal ini
digunakan konsep jari-jari hidraulis.
Untuk pipa bulat/lingkaran D = 4.R, disubstitusikan ke persamaan Darcy-Weisbach
dan bilangan Reynolds :
Dan

, R = jari-jari hidraulis = A/p

Kehilangan energi pada pipa tidak bulat dapat juga menggunakan grafik
Moody, dan mengganti k/D dengan k/4R

PENGARUH UMUR PIPA TERHADAP KEKASARAN

Kenyataannya dengan bertambahnya usia/umur pipa yang digunakan


akan mengurangi kapasitas pipa dalam melewatkan debit, dikarenakan
terdapat kerak/kotoran yang menempel di permukaan dalam pipa. Oleh
sebab itu pada perencanaan hendaknya juga dipikirkan kondisi pipa
dalam jangka waktu tertentu. Kekasaran pipa dinyatakan bertambah
secara linier oleh Colebrook dan White :

Dengan :
Kt = kekasaran pipa setelah t tahun,
ko = kekasaran pipa awal/baru,
α = kekasaran pipa setelah t tahun, (dari percobaan dalam interval
waktu tertentu)
t = waktu yang ditinjau (tahun).

Contoh :
Pada pipa dengan kekasaran k = 0,00026 m (besi tuang) dan diameter D =
0,254 m, setelah digunakan selama 5 tahun mengalami kehilangan energi
7,35 m/km untuk debit Q = 64 l/det (akibat friction). Viskositas kinematik
1,12x10-6 m2/det. Hitung kehilangan energi setelah pemakaian 10 th untuk
debit Q = 76,8 l/det.
Penyelesaian :
Kecepatan V = Q/A = 1,26 m/det
Bilangan Reynold Re = 2,86x105

Maka,

Dari grafik Moody, didapat ks/D = 0,0017 dan ks = 0,00043


k5 = ko + 5.α

Kekasaran pipa setelah penggunaan selama 10 tahun :


k10 = ko + 10.α = 0,00026 + 10x0,000034 = 0,0006
k10 / D = 0,0006/0,254 = 0,00236
V = Q/A = 0,0768/A = 1,516 m/det
Re = 3,44x105

Pada grafik Moody hub Re dengan k10/D, didapatkan f = 0,025

Kehilangan energi :
Kehilangan Tinggi Tekan minor Akibat Dalam Jalur Pipa

(Minor Losses)

Kehilangan tinggi tekan minor ini disebabkan oleh adanya perubahan mendadak

dari ukuran penampang pipa yang menyebabkan turbulensi, belokan-belokan, adanya

katub dan berbagai jenis sambungan. Kehilangan tinggi tekan minor semakin besar

bila terjadi perlambatan kecepatan aliran di dalam pipa dibandingkan peningkatan

kecepatan akibat terjadi pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari

bidang batas pipa. Untuk jaringan pipa sederhana, kehilangan tinggi tekan minor ini

tidak boleh diabaikan karena nilainya cukup berpengaruh. Namun untuk pipa-pipa

yang panjang atau L/D > 1000, kehilangan tinggi tekan minor ini dapat diabaikan

(Priantoro, 2001). Persamaan umum untuk menghitung besarnya kehilangan tinggi

tekan minor ini dapat ditulis sebagai berikut :


Dalam hal ini :
hLm = Kehilangan tinggi tekan minor (m)
k = Koefisien kehilangan tinggi tekan minor
v = Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/det)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)

Besarnya nilai koefisien k sangat beragam, tergantung dari bentuk fisik

penyempitan, pelebaran, belokan, katup dan sambungan dari pipa. Namun, nilai k ini

masih berupa pendekatan karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat

sambungan maupun umur sambungan tersebut.

Tabel Koefisien Kekasaran Pipa Menurut Jenis Perubahan Bentuk


Pipa
Fitting k Fitting k

Awal masuk ke pipa Belokan halus 90o 0,16 – 0,18


Bell 0,03 – 0,05 Radius belokan/D = 4 0,19 – 0,25
Melengkung 0,12 – 0,25 Radius belokan/D = 2 0,35 – 0,40
Membelok tajam 0,50 Radius belokan/D = 1
Projecting 0,80 Belokan tiba-tiba (mitered)
Kontraksi tiba-tiba  = 15o 0,05
D2/D1 = 0,8 0,18  = 30o 0,10
D2/D1 = 0,5 0,37  = 45o 0,20
D2/D1 = 0,2 0,49  = 60o 0,35
Kontraksi konis  = 90o 0,80
D2/D1 = 0,8 0,05 Te (Tee)
D2/D1 = 0,5 0,07 Aliran searah (line flow) 0,30 – 0,40
D2/D1 = 0,2 0,08
Lanjutan Tabel
Fitting k Fitting k

Ekspansi tiba-tiba Aliran bercabang 0,75


D2/D1 = 0,8 0,16 Persilangan
D2/D1 = 0,5 0,57 Aliran searah (line flow) 0,50
D2/D1 = 0,2 0,92 Aliran bercabang 0,75
Ekspansi konis 45o Wye
D2/D1 = 0,8 0,03 Aliran searah (line flow) 0,30
D2/D1 = 0,5 0,08 Aliran bercabang 0,50
D2/D1 = 0,2 0,13
Sumber : Triatmodjo

Gambar 2.5. Pengaruh Bentuk Belokan Pipa Pada Aliran


Sumber : Haestad, 2001 : 280
K = koefisien penyusutan, atau perubahan bentuk
K(V2-V1)2/2g Belanger Formula

Soal :
Panjang pipa L1 = 100 m (D = 30 cm) dan L2 = 100 m (D = 20 cm), beda
tinggi muka air dua tandon H = 10 m, koef pemasukan 0,2, koef
kontraksi (contraction) pada penyempitan 0,2, koef kekasaran pipa f =
0,02 dan koef pengeluaran 1,00. Hitung besarnya debit yang mengalir.

Jawaban : V1 = 1,77 m/det dan Q = 0,13 m3/det dengan g = 9,81 m/det2.

Anda mungkin juga menyukai