Landasan Teori
Aliran pipa (pipe flow) sering dijumpai di lapangan. Aliran ini mengalir
dengan pengantar berupa pipa (al: pipa PVC, baja, galvanis, pipa beton dll).
Aliran yang melalui pipa dapat berupa aliran terbuka (open channel pipe flow)
maupun aliran tertutup (conduit flow). Aliran melalui pipa dapat berupa aliran
terbuka jika tampang pipa tidak semuanya penuh dengan air (tekanan di
permukaan air berupa tekanan atmosfer). Sedangkan aliran pipa yang berupa
aliran tertutup jika seluruh tampang pipa penuh dengan air dan tekanan pipa
melebihi tekanan atmosfer. Aliran yang mengalir melalui pipa mengalami
kehilangan energi berupa kehilangan primer (kehilangan energi karena gesekan
antara zat cair dengan dinding saluran) dan kehilangan energi sekunder, yang
disebabkan oleh perubahan tampang, aliran melalui valve, lubang dan belokan.
Persamaan penentu (governing equation) untuk aliran mantap pada aliran pipa
mengacu pada persamaan Bernoulli sebagai berikut ini.
Za Zb
Garis referensi
Gambar 1. Prinsip Hukum Bernoulli
Menurut hukum Bernoully (lihat pada Gambar 1. di atas), dapat
dituliskan bahwa persamaan yang berlaku pada aliran pipa di atas adalah
sebagai berikut ini.
Ea Eb
Pa V2a Pb V2b
Za Zb hf
2g 2g
dengan
Za, Zb = tinggi energi potensial fluida pada titik A & B (m)
Pa/, Pb/ = tinggi energi tekanan fluida pada titik A & B (m)
Va2/(2g) = tinggi energi kinetik fluida pada titik A (m)
hf = kehilangan energi (karena gesekan) (m)
1 k 2.51
2 log
f 3.7 D Re f
dari persamaan di atas nilai f harus ditrial sedemikian sehingga ruas kiri
sama dengan ruas kanan.
b. Persamaan pendekatan Colebrook & White
k 106
1/ 3
f 0.0055 1 20000 atau memakai pers. Barr (1)
D Re
1 k 5.1286
2 log
f 3.7 D Re 0.89
dengan
f = koefisien gesek antara fluida dengan dinding pipa
k = kekasaran pipa (tergantung bahan pipa) (m)
Re = bilangan renold (VD/)
= kekentalan kinematik zat cair
D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa
V = kecepatan aliran (m/dt)
2. Persamaan Hazen William
10.67416 L Q1.852
hf 1.852
CHW D 4.87037
dengan
hf = kehilangan energi karena gesekan fluida dengan pipa (m)
L = panjang pipa D = diameter pipa (m)
Q = debit aliran (m3/dt)
CHW = koefisien hazen william
3. Persamaan Manning
10.29359 n 2 L Q 2
hf
D16 / 3
dengan
hf = kehilangan energi karena gesekan fluida dengan pipa (m)
L = panjang pipa D = diameter pipa (m)
Q = debit aliran (m3/dt)
n = koefisien manning dari bahan pipa
3. Langkah Analisis
a. Dari volume air yang tertampung (dalam bejana air) selama waktu
tertentu dapat dihitung debit yang mengalir
Q = V/t
Dengan:
Q = debit (cm3/dt)
V = volume aliran yang tertampung (m3)
t = waktu selama penampungan air di bejana (dt).
b. Dari pengamatan piezometer dan data-data tampang pipa dapat dihitung
kehilangan energi karena gesekan maupun karena perubahan tampang.
Kehilangan energi karena gesekan mengacu pada rumus
bernoully sebagai berikut ini.
Va2/(2g) hf
Vb2/(2g)
Grs energi
Pa/w
Pb/w
Za Zb
referensi
Yi = C + 2 Xi
Prinsip least square error
Y C 2 X min imum
2
i i
Y i nC 2 X i
C
Y 2 X
i i
n
K 10 C
nilai kekasaran Hazen William (CHW) dapat ditentukan sebagai
berikut
10.67416 L Q1.852
hf 1.852
CHW D 4.87037
L V2
hf f
D 2g
dari dua persamaan tersebut nilai k dapat ditentukan, dan
dicocokkan dengan tabel kekasaran (k) yang telah ada. Jika aliran
bersifat laminer, maka nilai f yang berpengaruh adalah nilai viskositas
kinematik, nilai kekasaran pipa tidak ada pengaruhnya.
d. Menentukan koefisien kehilangan energi pada perbesaran maupun
pengecilan penampang
D1 D2
V1 V2
Langkah Analisis
Membuat persaman dengan hf = Kb. V2/(2g)
Nilai Kb dapat ditentukan dengan least square error seperti di
atas, hasil nilai Kb ini dibandingkan dengan tabel kehilangan energi
karena belokan seperti tercantum di atas.