Anda di halaman 1dari 33

BANGUNAN PEMBAWA YANG DIGUNAKAN

UNTUK MEMBAWA AIR DARI RUAS HULU KE


RUAS HILIR DAPAT DIBAGI MENJADI 2
KELOMPOK :

1. BANGUNAN DENGAN ALIRAN SUBKRITIS/Fr < 1


{aliran yang kecepatannya < kecepatan kritis/Fr=1} :
GORONG-GORONG, TALANG, FLUM, SIPON.

2. BANGUNAN DENGAN ALIRAN SUPERKRITIS/Fr>1 :


BANGUNAN TERJUN, GOT MIRING, BANGUNAN
PENGUKUR DAN PENGATUR DEBIT.
3
PERBEDAAN ANTARA GORONG-GORONG,
SIPON DAN JEMBATAN :
GORONG-GORONG DIGUNAKAN JIKA SELISIH
TINGGI ANTARA KEDUA PERMUKAAN HULU & HILIR
CUKUP BESAR.
STRUKTURNYA TERGENANG SELAMA BANJIR.
SIPON DIGUNAKAN PADA PERSILANGAN SALURAN
PEMBUANG & SALURAN IRIGASI DENGAN SELISIH
TINGGI ANTARA KEDUA PERMUKAANNYA KECIL.
JEMBATAN DIGUNAKAN UNTUK STRUKTUR YANG
CUKUP BESAR, TIDAK TERGENANG SELAMA BANJIR,
MEMPUNYAI SELISIH TINGGI DARI SUNGAI/RUANG
KOSONG (WATERWAY) YANG CUKUP TINGGI. 24
TALANG
Talang air/aquaduct adalah saluran buatan di mana
air mengalir dengan permukaan bebas, dibuat jika
saluran melintasi jalan, sungai, rel KA, saluran
irigasi atau lembah yang tidak sebidang.
Kecepatan Talang lebih besar daripada V di saluran,
kemiringan maksimum = Imaks. = 0,002.
V dan I harus dipilih sedemikian rupa sehigga tidak
terjadi V superkritis/kritis yang akan mengakibatkan
aliran menjadi sangat tidak stabil.
Potongan melintang bangunan ditentukan oleh nilai
banding b/h = 1 sampai 3  sehingga menghasilkan
potongan melintang hidrolis yang lebih ekonomis.
b = lebar bangunan ; h = kedalaman air. 25
TiNGGi jAGAAN :
Tinggi jagaan untuk air yang mengalir dalam Talang
atau flum  lihat KP 03-Sub 4.3.5 Saluran pasangan.

SyArAT pembuATAN TALANG :


1. Bila elevasi dasar saluran minimal > 3,00 m
di atas elevasi jalan.
2. Bila elevasi dasar saluran minimal > 1,00 m
di atas elevasi muka air banjir maksimum
3. Bila elevasi dasar saluran minimal > 0,50 m
di atas elevasi permukaan tanah lembah.
26
Talang bisa dibuat dari :
- Pasangan batu
- Beton bertulang
- Konstruksi baja
Talang terdiri dari bagian:
a. Landasan
b. Bak dan Pilar
UkURAN TAlANG :
● kONSTRUkSI PASANGAN BATU :
Perbandingan ukuran lebar b dan tinggi h
profil melintang bak talang diambil 2 : 1.
-● kONSTRUkSI DENGAN MATERIAl lAIN dapat
- diambil perbandingan yang lain (b : h = 1 - 3).
27
TALANG PASANGAN BATU

KEHILANGAN ENERGI PADA TALANG = PADA GORONG-GORONG


= SIPHON 28
TALANG beTON
berTuLANG &
pipA bAjA
Konstruksi Talang :
1. Talang dari PASANGAN BATU, tahan lama.
Perbandingan b : h = 2 : 1 : V = 1,5 - 2 m/det.
2. Talang dari KONSTRUKSI BETON : V = 2 - 2,5 m/dt.
3. Talang dari KONSTRUKSI BAJA : V = 2.5 - 3 m/dt
UNTUk kERANGkA DIGUNAkAN PROfIl BAJA.
Untuk bak talang yang kecil digunakan baja U kanal
atau plat baja.
Untuk talang yang panjang, dipasang dilatasi pada
tiap sambungan krn baja mengembang jika kena panas.
Dilatasi dapat berupa pelat kuningan yang dilengkung
kan dengan jari-jari 10 – 12 cm.
CONTOh : TAlANG PONCOl MElINTANG DI S. PEMAlI
kAB. BREBES ; TAlANG DI BANDUNG.
SAAT INI, TAlANG MUDAh DAN CEPAT DIkONSTRUkSI
dan dipasang dengan baja ARMCO yang disambung
dengan baut, didukung atau digantung. 30
Perhitungan hidrolis :
 V 2  b, h = lebar & tinggi talang.
Q  μbh 2gz  
 z = kehilangan tinggi enegi.
2g
  V = kecepatan aliran, m/det.
k = koefisien kekasaran.
V  k.R2/3I1/2 R = jari-jari hidrolik.
I = kemiringan memanjang talang.

Kehilangan tinggi energi pada peralihan : (v - v )2


Peralihan masuk : H a 1

masuk masuk 2g
(v - v )2
Peralihan keluar : a 1
H 
keluar keluar 2g
Va = kecepatan di dalam talang/flum.
V1 = kecepatan di saluran.
 masuk dan  keluar  Lihat gambar 5.3 31
Pengaliran Talang/Flum seperti pengaliran dalam saluran.
Dasar Talang harus cukup tinggi dari muka air maksimum di sungai
agar aman terhadap benda kasar yang hanyut disungai, ≥ 1 m.
Material Koefisien kekasaran, k
Kayu 60
Beton 70
Besi 80

DIMENSI TAlANG :
Tergantung perhitungan hidrolis dan kekuatan bahan 
kekuatan bahan talang dapat dilihat pada PKKI, PBI.
ABUTMENT ditetapkan berdasarkan perhitungan
kestabilannya, sedangkan pilar (bila ada) ditetapkan
berdasarkan perhitungan kekuatan konstruksi dan
kestabilannya.
TEMBOk SAyAP berdasarkan kestabilannya. 32
PERhITUNGAN kESTABIlAN :
1. Stabilitas abutment diperhitungkan terhadap
GESER, GUlING DAN kEkUATAN TANAh
PENDUkUNGNyA.
Terhadap geser dan guling  lihat rumus
sebelumnya.
Ter,hadap kekuatan tanah :
P M
σ   ; σ  σtanah
F W

2. Stabilitas pilar (bila ada)  lihat rumus sebelumnya.


3. Stabilitas tembok sayap  lihat rumus sebelumnya.

33
CONTOH :
DARI SUATU TALANG PADA SALURAN TERSIER YANG
MELEWATI SALURAN PEMBUANG, DIKETAHUI :
SAlURAN TERSIER : tinggi air h1 = 0,50 cm = b1.
Qd = 85 l/det = 0,085 m³/det.
Elevasi dasar saluran EL1 = 15,80 ; EL3 = 16,30.
EL4 = 16,60 ; V = 0,20 m/det.
SAlURAN PEMBUANG : Lebar saluran B = 2,00 m.
m = 1 ; tinggi air h = 1,25 m.
Elevasi muka air EL6 = 15,05.
Elevasi dasar saluran EL7 = 13,80.
HITUNG DIMENSI DAN KEHILANGAN TINGGI ENERGI
PADA TALANG DENGAN KONSTRUKSI BETON !. 34
PENYELESAIAN :
1. PANJANG TALANG :
L = B + 2m (EL4-EL6)
= 2,00 + 2x1 (16,60-13,80) = 7,60 m  Diambil 8,00 m.
2. DIMENSI TALANG BETON :
LEBAR MINIMUM TALANG = GORONG2 = b3 = 0,40 m
KEDALAMAN AIR DI SALURAN (h1 = 0,50 m).
A = b3 x h1 = 0,40 x 0,50 = 0,20 m²
va = Q/A = 0,085/0,20 = 0,425 m/det
A 0,20
R   0,14 (P =b3+2h1)
P (0,40  2x0,50)
KEMIRINGAN TALANG, Strickler : V  k.R2/3I1/2
2/3 I1/2  I = 0,0005 < 0,002 ok.
0,425  70X0,14
35
Garis kehilangan
tinggi energi 0,01 m Saluran
Saluran Pembuang
Tersier
Kemiringan Talang
=h1

Tinggi air
h=1,25 Saluran
Pembuang
B=

Pondasi : 8
(PanjangTalang) Pondasi :
t2 = 0,5 x (EL4 –EL6)
TALANG 37
3. KEHILANGAN TINGGI ENERGI :

H 
va v2
 0,5
(0,425 - 0,20)2
 0,0013m
masuk msk 2g 19,6
(v - v) 2
a
H 
keluar keluar 2g
(0,425 - 0,20) 2
 1,00  0,0026m
19,6
Dari gambar 5.3 :  masuk = KOEFISIEN PEMASUKAN = 0,50
 = KOEFISIEN KELUAR = 1,00
k e luar
va = KECEPATAN ALIRAN DI TALANG, m/det.
v = KECEPATAN ALIRAN DI SALURAN, m/det.
g = PERCEPATAN GRAVITASI. 38
KEHILANGAN TINGGI ENERGI KARENA GESEKAN:
H  L xI  12,00x0,0005  0,006
f T

JUMLAH KEHILANGAN TINGGI ENERGI :


H  H  H keluar  Hf
masuk
 0,0013  0,0026  0,006  0,0099  AMBIL 0,01 m
PONDASI :
t2 = 0,5 x (EL4 –EL6)
= 0,5 x (16,60 – 13,800) = 1,40 m.
39
SIPON
● Adalah bangunan yang membawa air melewati
bawah saluran lain (biasanya saluran pembuang)
atau jalan raya  air mengalir karena tekanan.
● Jika muka air di hulu gorong-gorong sedmk.
sehingga gorong-gorong mengalirkan air secara
penuh  BANGUNAN INI DISEBUT “SIPON”.
● Fungsi Sipon untuk membawa air irigasi di mana
muka air irigasi sedikit lebih tinggi dari muka
air disungai / permukaan jalan raya / jalan KA,
sehingga harus dilewatkan melalui bawah.
● Sipon yang panjangnya lebih besar dari 100 m
harus dilengkapi manhole
40 (lubang periksa).
Bentuk Hidrolis dan Kriteria Sipon :
1. Pengaliran melalui pipa yang berisi penuh.
2. Sipon dibuat dengan persilangan tegak lurus
terhadap sungai / jalan raya / jalan KA, agar siphon
tidak terlalu panjang.
3. Kecepatan dalam sipon harus 2x kecepatan di saluran,
berkisar antara (>1,5 – ≤ 3) m/dtk. : V TINGGI 
kehilangan tinggi energi bertambah  areal yang diairi
berkurang ; V RENDAh  terjadi endapan & penyumbatan.
4. Ukuran minimum sipon diambil 0,60 m.
5. Pipa dibuat persegi empat atau bulat dari beton tumbuk.
6. Untuk pipa Sipon yang besar umumnya dibuat segi
empat dari beton bertulang.
7. Bagian hilir pipa dibuat kemiringan ≤ dari 1 : 3.
8. Bagian pemasukan dilengkapi dengan saringan
(trasrack) untuk menahan kotoran-kotoran besar supaya
sipon tidak41 tersumbat.
DATA-DATA

Sungai/saluran

SIPON
Bentuk Hidrolis dan Kriteria Siphon :
1. Sipon dibuat pada persilangan tegak lurus
terhadap sungai / jalan raya / jalan KA,
agar siphon
2. Pada siphon tidak terlalu
, pengaliran panjang.
air melalui pipa yang
berisi penuh (aliran air bertekanan).
3. Untuk mencegah sedimentasi, kecepatan dalam
siphon harus tinggi (2 kali kecepatan di saluran),
biasanya kecepatan aliran : 1,5 > V ≤ 3 m/s 
- jika V tinggi  kehilangan tinggi energi
bertambah  areal yg diairi berkurang harus
seimbang antara V tinggi & kehil. tg. energi ijin.
- Jika V rendah  kemungkinan terjadi
pengendapan dan22 penyumbatan.
4. Ukuran minimum siphon diambil 0,60 m.
5. Pipa dibuat bentuk persegi empat atau bulat
yang terbuat dari beton tumbuk.

6. Untuk pipa Siphon yang besar umumnya dibuat


bentuk segi empat dari beton bertulang.
7. Bagian hilir pipa dibuat dengan kemiringan
lebih kecil dari 1 : 3.

8. Bagian pemasukan dilengkapi dengan kisi-kisi


penyaring (trasrack) untuk menahan kotoran
yang diameternya besar atau binatang,
supaya sipon tidak tersumbat.
DATA-DATA

β faktor bentuk :
- Jeruji bulat :
β = 1,8.
s = tebal jeruji. - Jeruji segi-4 :
b = jarak bersih antar jeruji. β = 2,4.
δ = sudut kemiringan. KISI-KISI PENYARING

Kisi-kisi penyaring (dari jeruji baja) harus dipasang pada lubang


masuk bangunan (siphon, gorong-gorong yang panjang) agar
bangunan tidak tersumbat benda hanyut.
Dipilih Jeruji tegak supaya bisa dibersihkan dengan penggaruk.
Kisi-kisi penyaring (dari jeruji baja) harus dipasang pada lubang
masuk bangunan (siphon, gorong-gorong) agar bangunan tidak
tersumbat benda hanyut.
Dipilih Jeruji tegak supaya bisa dibersihkan dengan penggaruk.
bet on

SIPON
KOMBINASI
oliron alternotif P-Ot o n g o n A- A
PASANGAN
BATU & BETON

G a m b a r 7.1 I S i 1>0 11 d a la m p u .w 111g ,111 h a rt» ,! i k o m h i 11, 1.,i d c 11g , 111 b e t on


kEhIlANGAN TINGGI ENERGI PADA SIPON DAPAT
DISEBABkAN OlEh BEBERAPA hAl, DIANTARANyA :
1. Kehilangan Tinggi Energi Akibat Gesekan :
L V2 k2
f  124,5
hf  f 4 / 3  Pipa bulat
D
D 2g
atau : f  1,50,01989  0,0005078 
 D 
 
k2
f  29  Pipa persegi
R4 / 3
0,0005078 
atau : f  1,50,01989  
 4R 
hf = kehilangan tinggi energi karena gesekan.
f = faktor kehilangan tinggi energi ; D = diameter sipon.
V = kecepatan pada Sipon, L = panjang Sipon, R = jari-jari hidrolis.
k = koef.Manning (saluran beton 0,018, pasangan batu full lining/termasuk
dasar saluran 0,02 ; saluran lining dinding saja 0,022; sal. tanah 0,0425 4).
2. Kehilangan tinggi energi di Saringan (Screen) :
4 / 3 V 2
s
hs     sin 
b  2g
hs = kehilangan tinggi energi, m
β = faktor bentuk ( 2,4 untuk segi-4 ; 1,8 jeruji bulat).
s = tebal batang saringan.
b = jarak bersih antar batang saringan.
 = sudut kemiringan saringan
V = kecepatan melalui kisi-kisi, m/det.
2
3. Kehilangan Pada Belokan :
V
hb  fb
2g
fb lihat tabel berikut 
46
fb tergantung pada besarnya sudut belokan,
tabel sbb. :

Sudut belokan fb
5⁰ 0,013
10⁰ 0,030
15⁰ 0,048
20⁰ 0,067
25⁰ 0,088
30⁰ 0,115
35⁰ 0,146
40⁰ 0,184
45⁰ 0,234
47
4. Kehilangan Tinggi Energi Pada Transisi :
a. Transisi dari Saluran ke Sipon :
(v - v)2
a
H 
masuk masuk 2g

b. Transisi dari Sipon ke Saluran :


(v - v)2
a
H 
keluar keluar 2g

Nilai  masuk dan  keluar  Gambar 5.2 sesi gorong2.


v = kecepatan aliran dalam pipa.
va = kecepatan aliran dalam saluran, m/det
48
Total kehilangan tinggi energi harus ± 10%
lebih kecil dari pada perbedaan muka air
pada pemasukan dan pengeluaran yang
tersedia :
H  H s  Hb  H   keluar  90%H
f masuk

H = perbedaan tinggi muka air pada pemasukan


dan pengeluaran
Jika Sipon terletak pada dasar yang tidak stabil,
puncak Sipon harus berada minimum 1,5 - 2,0 m
di bawah dasar sungai.
49
TALANG SIPON

Merupakan Sipon yang dibangun di atas muka air


sungai, melintasi alur sungai di mana dasar siphon
terletak di atas muka air banjir. TAlANG
SIPON DIPAkAI BIlAMANA dibuat Sipon di dasar
sungai akan terlalu dalam, dan bila dibuat Talang
maka pilar/konstruksi pemikul akan terlalu tinggi.

Bentuk hidrolis, kriteria dan perhitungan Talang Sipon


sama seperti Sipon tetapi bahannya dibuat dari besi
ataupun beton bertulang yang dilengkapi dengan
pilar, dan TAlANG SIPON hARUS BEBAS DARI
hANyUTAN BENDA-BENDA kASAR DI SUNGAI.
50
Gambar Siphon
Garis energi

Garis tinggi tekanan

v 22  v12
2g

Tinggi energi = tinggi air ditambah tinggi tekanan dan tinggi kecepatan.
Tinggi tekanan = tekanan dibagi berat jenis.
51

Anda mungkin juga menyukai