Anda di halaman 1dari 13

Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu

NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida yang mengalir pada saluran tertutup memiliki tekanan yang ditimbulkan
oleh aliran tersebut. Tekanan yang dihasilkan oleh fluida inilah yang menghasilkan
energi. Aliran fluida dibedakan menjadi tiga macam, yaitu aliran laminar, aliran transisi
dan aliran turbulen. Pada aliran turbulen terjadi kerugian gesekan yang besar karena
partikel fluida bergerak secara tidak beraturan. Hal tersebut menyebabkan suatu fluida
mengalami kehilangan tekanan (head loss). Faktor-faktor yang memengaruhi
kehilangan tekanan diantaranya kecepatan fluida, arah partikel fluida, diameter pipa,
panjang pipa, percabangan atau belokan pipa dan yang terakhir kekentalan atau
viskositas fluida itu sendiri.
Aliran fluida sangat penting dipelajari karena adanya head loss dalam sistem
saluran fluida akan merugikan karena dapat menurunkan tingkat efisiensi aliran fluida.
Kehilangan energi pada aliran fluida dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan
debit aliran. Selain itu adanya aliran turbulen akan berdampak pada pengelupasan
pipa karena terjadi gesekan yang cukup besar antara fluida dengan dinding pipa.
Selain itu aliran fluida penting dipelajari karena energi yang dihasilkan dari tekanan
aliran dapat diaplikasikan dalam PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu memahami konsep kehilangan tekanan dan perhitungan
headloss pada berbagai perlakuan dalam sistem perpipaan
b. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh kehilangan head dalam pipa terhadap
pengaliran fluida di dalamnya

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehilangan Head Pada Pipa


Kehilangan Head (Head Loss) merupakan kehilangan energi pada fluida yang
disebabkan oleh adanya gesekan-gesekan fluida pada pipa dalam selang waktu
tertentu. Gesekan-gesekan antara fluida dengan dinding pipa tersebut mengakibatkan
terjadinya penurunan tekanan pada fluida. Energi yang hilang tersebut berasal dari
energi mekanik yang berubah menjadi energi thermal karena adanya gesekan
(Hornberger et al., 2014).
Menurut Priyati, et al. (2019), head Loss sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu
mayor loss dan minor loss. Mayor loss merupakan kerugian pada sistem perpipaan
yang disebabkan oleh adanya gesekan fluida dengan dinding pipa yang memanjang.
Sedangkan minor loss merupakan kerugian pada sistem perpipaan yang disebabkan
oleh adanya gesekan pada sambungan pipa. Head loss dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

H = Hf + Hm
Keterangan:
H = Head losses (m)
Hf = Mayor losses (m)
Hm = Minor losses
2.2 Pengertian Mayor Loss dan Minor Loss
Mayor Loss merupakan kehilangan longitudinal yang disebabkan oleh gesekan
aliran fluida pada sepanjang lingkaran pipa. Umumnya mayor loss ini dipengaruhi oleh
panjang pipa. Pada perhitungan mayor loss, perlu diketahui jenis aliran fluida melalui
persamaan bilangan Reynold. Sedangkan Minor Loss merupakan kerugian yang
disebabkan antara lain karena lubang masuk dan lubang keluar pipa, pembesaran atau
pengecilan tiba-tiba, belokan, sambungan, katup dan pengecilan atau pembesaran
secara berangsur. Ada 2 macam belokan pipa yaitu belokan lengkung (mitter bend)
dan belokan patah (multipiece bend) (Wibowo, 2013).
Menurut Priyati et al. (2019), perhitungan mayor loss dan minor loss dapat
dirumuskan sebagai berikut:
l v2
H f =f
d 2g
Keterangan:
Hf = Head Mayor (m)
l = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan (m/s)
g = gravitasi (m/s2)
f = faktor gesek (pada diagram moody)

64
f (Re laminar) =

f (Re turbulen) = (Re,ε/D)
Keterangan:

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

ε = kekerasan relative pipa (mm)


2
v
H m =K L
2g
Keterangan:
Hm = Head Minor (m)
v = kecepatan (m/s)
g = gravitasi (m/s2)
KL = koefisien kerugian pada fitting
2.3 Pengertian Diagram Moody Beserta Gambar dan Cara Membaca Diagram Moody
Diagram Moody merupakan diagram yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan aliran fluida dalam pipa menggunakan faktor gesekan pipa (f). Faktor
gesekan dapat dicari menggunakan bilangan Reynold, dimana untuk aliran laminar
bilangan Reynoldnya kurang dari 2300 (Re<2300). Sedangkan pada aliran transisi
bilangan Reynold terdapat pada rentang antara 2300 sampai 4000 (2300<Re<4000).
Pada aliran turbulen, bilangan Reynold lebih besar dari 4000 (Re>4000) (Zainudin et
al., 2012).

Gambar 2.1 Gambar Diagram Moody (Potter et al., 2015)


Menurut Cantona et al. (2019), Diagram Moody digunakan untuk mencari nilai
fiction factor (f) pada bagian kiri diagram. Untuk mencarinya maka diperlukan nilai
bilangan Reynold dan nilai relative roughness. Nilai relative roughness pipa dicari
dengan membagi kekasaran pipa dengan diameter yang digunakan (
ε
relative roughness= ). Sedangkan nilai bilangan Reynolds dapat diketahui dengan
D
rumus berikut:
vD
ℜ=
u
Keterangan:
Re = Bilangan Reynolds
v = kecepatan fluida (m/s)

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

D = diameter pipa (m)


u = viskositas kinematika fluida (m2/s)
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan Tekanan Pada Pipa
Aliran fluida dalam saluran pipa tertutup pasti mengalami kehilangan tekanan
atau head loss. Head loss ini dipengaruhi oleh adanya gesekan antara fluida dengan
dinding pipa sehingga mengakibatkan fluida mengalami penurunan kecepatan. Selain
itu head loss juga dipengarhui oleh adanya katup dan belokan pada pipa. Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kehilangan tekanan adalah diameter pipa, panjang pipa, dan
kekentalan atau viskositas dari fluida itu sendiri (Priyati et al., 2019).

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

DAFTAR PUSTAKA

Cantona, P., Maria SDA., Abadi, CS., dan Syujak, M. 2019. Analisis Head loss dan
Kavitasi dari Rangkaian Pompa Sentrifugal Ebara di PT. PBI. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Mesin. Politeknik Negeri Jakarta. Hal. 87-93.
Hornberger, GM., Wiberg, PL., Raffensperger, JP., and D’Odorico. 2014. Elements of
Physical Hydrology. Second Edition. Johns Hopkins University Press. United States
of America.
Priyati, A., Abdullah, SH., dan Hafiz, K. 2019. Analisis Head Losses Akibat Belokan Pipa
90o (Sambungan Vertikal) dengan Pemasangan Tube Bundle. Jurnal Ilmiah
Rekayasa Pertanian dan Biosistem 7 (1): 95-104.
Potter, MC., Wiggert, DC., and Ramadan, BH. 2015. Mechanics of Fluids. Fifth Edition.
Cengage Learning. United States of America.
Wibowo, PA. 2013. Analisis Penurunan Head Losses pada Belokan Pipa 180o dengan
Variasi Non-Tube Bundle, Tube Bundle 0,25 Inchi, dan Tube Bundle 0,5 Inchi.
Skripsi. Universitas Jember. Jember.
Zainudin, Sayoga, IMA., dan Nuarsa, IM. 2012. Analisa Pengaruh Variasi Sudut
Sambungan Belokan Terhadap Head Losses Aliran Pipa. Jurnal Dinamika Teknik
Mesin 2 (2): 75-83.

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

LAMPIRAN

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Wiryaningtyas Setya Winahyu
NIM : 195100200111034
Kelompok : E2

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020

Anda mungkin juga menyukai