Anda di halaman 1dari 36

FOTO 3X4

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN LINGKUNGAN

MATERI 2
SENSOR CAHAYA

Oleh :

NAMA : Wiryaningtyas Setya Winahyu


NIM : 195100200111034
KELOMPOK : E1

Tanggal Praktikum : 22 November 2020


Nama Asisten :
1. Erlinda Nurhidayah
2. Ira Hestiani

LABORATORIUM MEKATRONIK ALAT DAN MESIN AGROINDUSTRI


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sensor merupakan perangkat atau suatu komponen elektronika yang berfungsi
untuk mengubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik seperti arus, tegangan atau
resistansi. Besaran fisik yang dapat dideteksi oleh sensor tersebut meliputi temperature,
tekanan, gaya, medan magnet, cahaya, gerak, dan sebagainya. Berbeda dengan
transduser yaitu suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis non
elektrik menjadi besaran fisis listrik.
Ada beberapa jenis sensor, salah satunya adalah sensor cahaya. Sensor cahaya
merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk mengubah besaran cahaya yang
diterima menjadi besara listrik. Contoh dari sensor cahaya sendiri adalah LDR dan
photodioda. Sensor cahaya penting untuk dipelajari karena banyak diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan juga pada bidang teknik pertanian. Contoh aplikasi dari
sensor cahaya yaitu dalam sistem penyinaran tanaman secara otomatis.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Memahami karakteristik sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dan
Photodioda
b. Memahami dan mampu menerapkan rangkaian sederhana dari sensor cahaya LDR
dan Photodioda
c. Memahami pengkonversian energi dari sensor cahaya LDR dan Photodioda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sensor dan Transducer


Sensor merupakan suatu perangkan yang digunakan untuk mengubah besaran fisis
tertentu menjadi besaran listrik sehingga dapat dibaca oleh peralatan atau komponen
berikutnya. Sedangkan transduser merupakan sebuah alat yang bila digerakkan oleh
suatu energi maka akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau
dalam bentuk berbeda ke sistem transmisi berikutnya (Permana, 2017). Sensor
berfungsi untuk mendeteksi perubahan fisik dan kimia. Sensor terhubung dengan
transduser yang dapat mengubah suatu besaran menjadi bentuk besaran lainnya.
Contohnya yaitu besaran fisika (posisi, gaya, kecepatan, suhu, dll) menjadi besaran
listrik (tegangan, arus, induktansi, resistansi, konduktasi, frekuensi) (Jaya dan Zulfa,
2017).
2.2 Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR dan Photodioda
LDR memiliki prinsip kerja yaitu, jika terdapat cahaya yang mengenai permukaan
LDR, maka besar resistansinya akan mengecil, sebaliknya jika permukaan LDR terkena
sedikit cahaya maka nilai resistansinya akan semakin besar. Ketika cahaya mengenai
LDR, maka foton akan menabrak atom Cadmium Sulfida (CdS) dan melepaskan
elektron. Semakin besar intensitas cahaya yang ditangkap maka semakin banyak pula
elektron yang terlepas dari ikatannya sehingga hambatan dari LDR juga akan berubah
(Cahyono et al., 2019).
Photodioda merupakan salah satu jenis dioda yang nilai resistansinya akan berubah
jika terkena oleh cahaya. Besar resistansi dari photodioda dipengaruhi oleh intensitas
cahaya yang diterima. Semakin banyak cahaya yang diterima maka semakin kecil
resistansinya. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit cahaya yang diterima maka
semakin besar resistansinya. Prinsip kerja photodioda sama seperti sensor LDR, yaitu
mengubah besaran cahaya yang diterima menjadi perubahan konduktansi
(Setyaningsih, 2017).
2.3 Jenis-jenis Sensor Cahaya dan Rangkaiannya
Sensor cahaya memiliki 2 jenis, yaitu fotovoltaic dan fotokonduktif. Fotovoltaic atau
sel solar merupakan sensor cahaya yang mengubah energi cahaya langsung menjadi
energi listrik. Sel solar pada dasarnya merupakan sambungan P-N dengan lapisan P
yang transparan. Jika terdapat cahaya pada lapisan P maka akan menyebabkan
gerakan elektron antara bagian P dan N sehingga dapat menghasilkan tegangan DC
sekitar 0,5 volt per sel. Berbeda dengan fotovoltaic, energi yang jatuh pada sel
fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Sehingga bila permukaan alat
gelap atau terkena sedikit cahaya, maka tahanan alat akan tinggi. Ketka permukaan alat
terkena cahaya terang maka tahanan akan turun (Hadi, 2017).
LDR merupakan salah satu contoh dari sel fotokonduktif. LDR merupakan sensor
cahaya yang bekerja dengan cara mengubah cahaya yang mengenainya menjadi nilai
resistansi. LDR memiliki prinsip kerja yaitu, jika terdapat cahaya yang mengenai
permukaan LDR, maka besar resistansinya akan mengecil, sebaliknya jika permukaan
LDR terkena sedikit cahaya maka nilai resistansinya akan semakin besar (Cahyono et
al., 2019).
Gambar 2.1 Rangkaian LDR (Cahyono et al., 2019).
Photodioda merupakam sebuah dioda yang bekerja berdasarkan tingkat intensitas
cahaya yang diterima. Photodioda bekerja berdasarkan prinsip sensor optik
semikonduktif dimana pada saat persambungan p-n dalam kondisi bias maju diberi
cahaya, peningkatan arus sangat kecil atau arus bias lebih besar daripada arus yang
dibangkitkan cahaya. Sebaliknya, saat persambungan p-n diberi bias mundur, akan
terlihat besar peningkatan arusnya (Pratiwi dan Hufri, 2020).

Gambar 2.2 Rangkaian photodioda (Pratiwi dan Hufri, 2020).


2.4 Aplikasi Sensor Cahaya Dibidang Teknik Pertanian/Teknik Lingkungan/Teknik Bioproses
Sensor cahaya dapat diaplikasi pada beberapa bidang teknik pertanian. Contohnya
yaitu penggunaan sensor cahaya photodioda untuk menentukan besarnya konsentrasi
tanah yang larut dalam air berdasarkan perbedaan intensitas cahaya. Terjadinya erosi
dapat menyebabkan air sungai menjadi keruh. Semakin keruh warna air sungai berarti
semakin tinggi jumlah tanah yang terlarut di dalamnya. Akibat dari erosi salah satunya
dapat menyebabkan hilangnya lapisan subur tanah. Sehingga perlu dilakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan dengan cara mengetahui besarnya tanah terlarut
dalam air sungai (Sofi’i, 2010).
Aplikasi Sensor cahaya yang lain dapat ditemukan dalam sistem pengukuran durasi
penyinaran matahari. Matahari memberikan keuntungan dalam bebagai sektor
kehidupan masyarakat seperti dalam perkebunan dan pertanian. Durasi penyinaran
matahari merupakan salah satu parameter cuaca yang perlu diketahui dalam berbagai
keperluan. Sehingga diperlukan pengembangan alat ukur untuk menghitung durasi
penyinaran matahari. Alat ini digunakan untuk mengukur durasi penyinaran harian dan
intensitas cahaya matahari dengan memanfaatkan sensor LDR (Kamus dan Pratama,
2013).
Aplikasi lainnya yaitu pembuatan sistem penyiram tanaman otomatis sesuai dengan
keadaan suhu, cahaya dan air. Sistem tersebut dibuat karena besarnya lahan dan
luasnya area perkebunan sehingga mengakibatkan pengelolaan lahan menjadi sulit
terutama pada proses penyiraman secara manual. Untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi maka dirancang suatu sistem penyiraman otomatis dengan menggunakan
sensor suhu, sensor cahaya dan sensor air yang dapat bekerja secara efektif. Sistem ini
akan mendeteksi suhu dan cahaya pada daerah pertanian tersebut serta pemanfaatan
sensor air untuk mendeteksi keadaan apabila hari hujan dan atap rumah akan menutup
secara otomatis (Hariyadi, 2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsinya


Alat dan Bahan Fungsi
LDR Sebagai sensor cahaya yang mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan
Avometer Sebagai pengatur arus, resistansi dan tegangan listrik
Senter Sebagai sumber cahaya pada percobaan
Kabel Jumper Sebagai penghubung pada rangkaian
Project Board Sebagai papan rangkaian uji coba
Penggaris Sebagai alat untuk mengukur jarak pada percobaan
Photodioda Sebagai sensor cahaya yang mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik dalam bentuk arus
Resistor Sebagai hambatan listrik (resistansi)
Catu Daya Sebagai sumber listrik (penyedia tegangan)

3.2 Gambar Alat dan Bahan (sitasi)


No Gambar Alat dan Bahan Keterangan
1. LDR

(Rahmadiansyah et al., 2017)


2. Avometer

(Prabowo, 2010)
3. Senter

(Sundaygara et al., 2018).


4. Kabel Jumper

(Wicaksono, 2018).
5. Project Board

(Wicaksono, 2018).
6. Penggaris

(Pattiasina, 2017)
7. Photodioda

(Setyaningsih, 2017).
8. Resistor

(Basri dan Irfan, 2018).


9. Catu Daya

(Nurlana dan Murnomo, 2019).


3.3 Gambar Rangkaian (ss modul)
3.3.1 LDR

3.3.2 Photodioda

3.4 Cara Kerja


3.4.1 LDR
Siapkan alat dan bahan

Rangkai komponen pada project board

Hubungkan salah satu kaki jumper pada tiap kaki LDR

Hubungkan avometer pada kaki jumper yang lain

Ubah skala pada avometer menjadi 20kΩ

Nyalakan senter dan posisikan dengan jarak 3, 6, 9, 12, dan 15 cm


dari LDR

Catat hasilnya
3.4.2 Photodioda
Siapkan alat dan bahan

Rangkai komponen pada project board

Hubungkan kaki positif photodiode dengan resistor


220Ω

Hubungkan kabel jumper dengan resistor dan kaki


negatif photodiode

Hubungkan catu daya dengan kabel jumper yang


terhubung photodiode, dimana:

Probe (-) catu daya Probe (+) catu daya


dihubungkan dengan kaki dihubungkan dengan kaki (-)
(+) photodioda photodioda

Hubungkan rangkaian dengan avometer, dimana:

Probe (+) avometer Probe (-) avometer


dihubungkan dengan kaki dihubungkan dengan kaki
(+) catu daya (-) catu daya

Ubah skala pada avometer menjadi 200mA

Nyalakan senter dan posisikan dengan jarak 3, 6, 9, 12, dan 15 cm


dari LDR

Catat hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


4.1.1 LDR
No Jarak (cm) Resistansi (kΩ)
1 3 0,33
2 6 0,45
3 9 0,61
4 12 0,78
5 15 0,85
4.1.2 Photodioda
No Jarak (cm) Arus (mA)
1 3 21,1
2 6 20,9
3 9 20,6
4 12 20,5
5 15 20,2
4.2 Grafik
4.2.1 LDR (hub resistensi (y) dengan jarak (x))

GRAFIK HUBUNGAN RESISTANSI


DAN JARAK
0.9
0.8
0.7
RESISTANSI (KΩ)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2 4 6 8 10 12 14 16
JARAK (CM)

4.2.2 Photodioda (hub arus (y) dengan jarak (x))

GRAFIK HUBUNGAN ARUS DAN


JARAK
21.2
21
20.8
20.6
ARUS (mA)

20.4
20.2
20
19.8
19.6
2 4 6 8 10 12 14 16
JARAK (CM)
4.3 Pembahasan
4.3.1 LDR
a. Analisa Prosedur
Pada praktikum sensor cahaya menggunakan sensor LDR, langkah-
langkah yang harus dilakukan yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan.
Selanjutnya merangkai komponen pada project board. Pada setiap kaki LDR
dihubungkan dengan salah satu kaki kabel jumper. Sedangkan pada kaki
jumper yang lain dihubungkan dengan multimeter. Setelah itu mengubah skala
pada multimeter sebesar 20 k ohm. Pada praktikum ini dilakukan 5 percobaan
yaitu, menyalakan senter dengan jarak 3, 6, 9, 12 dan 15 cm dari sensor LDR
lalu catat hasil yang terlihat pada multimeter.
b. Analisa Hasil
Dari praktikum sensor cahaya menggunakan sensor LDR, dengan
percobaan sebanyak 5 kali dengan jarak 3, 6, 9, 12, dan 15 cm. Didapatkan
besar resistansi dari hasil pembacaan multimeter yaitu pada jarak 3 cm
resistansi sebesar 0,33 kΩ, pada jarak 6 cm resistansi sebesar 0,45 kΩ, pada
jarak 9 cm resistansi sebesar 0,61 kΩ, pada jarak 12 cm resistansi sebesar
0,78 kΩ, pada jarak 15 cm resistansi sebesar 0,85 kΩ. Dari data tersebut dibuat
grafik hubungan antara resistansi dan jarak, dimana resistansi berada pada
sumbu y sedangkan jarak pada sumbu x. Dari grafik didapatkan hubungan
resistansi dan jarak yaitu berbanding lurus, semakin besar jarak maka semakin
besar nilai resistansinya.
c. Perbandingan Literatur
Dari data hasil praktikum, didapatkan hubungan resistansi dengan jarak
yaitu berbanding lurus. Dimana semakin besar jarak maka semakin besar pula
nilai resistansinya. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa jika semakin dekat jarak cahaya dengan sensor maka nilai resistansi
akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh cahaya dari sensor
maka nilai resistansinya akan semakin besar pula (Caroline et al., 2014).
semakin kecil.
4.3.2 Photodioda
a. Analisa Prosedur
Pada praktikum sensor cahaya menggunakan photodioda, langkah-langkah
yang harus dilakukan yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan.
Selanjutnya merangkai komponen pada project board. Pada kaki positif (+)
photodioda dihubungkan dengan resisitor 220 ohm. Setelah itu kabel jumper
dipasangkan pada kaki resistor dan kaki negatif (-) photodioda. Langkah
berikutnya adalah menghubungkan catu daya dengan kabel jumper yang telat
terhubung dengan photodioda sesuai ketentuan, yaitu probe negatif (-) catu
daya dihubungkan dengan kaki positif (+) photodioda. Sedangkan probe positif
(+) catu daya dihubungkan dengan kaki negatif (-) photodioda. Selanjutnya
menghubungkan rangkaian dengan multimeter sesuai ketentuan, yaitu probe
positif (+) multimeter dihubungkan dengan probe positif (+) catu daya.
Sedangkan probe negatif (-) multimeter dihubungkan dengan probe negatif (-)
catu daya. Kemudian mengubah skala pada multimeter menjadi 200 mA. Pada
praktikum ini dilakukan 5 percobaan yaitu, menyalakan senter dengan jarak 3,
6, 9, 12 dan 15 cm dari photodioda lalu catat hasil yang tertera pada multimeter.
b. Analisa Hasil
Dari praktikum sensor cahaya menggunakan sensor photodioda, dengan
percobaan sebanyak 5 kali dengan jarak 3, 6, 9, 12, dan 15 cm. Didapatkan
besar arus dari hasil pembacaan multimeter yaitu pada jarak 3 cm arus sebesar
21,1 mA, pada jarak 6 cm arus sebesar 20,9 mA, pada jarak 9 cm arus sebesar
20,6 mA, pada jarak 12 cm arus sebesar 20,5 mA, pada jarak 15 cm arus
sebesar 20,2 mA. Dari data tersebut dibuat grafik hubungan antara arus dan
jarak, dimana arus berada pada sumbu y sedangkan jarak pada sumbu x. Dari
grafik didapatkan hubungan resistansi dan jarak yaitu berbanding terbalik,
dimana semakin besar jarak maka semakin kecil nilai arusnya.
c. Perbandingan Literatur
Dari data hasil praktikum didapatkan hubungan antara jarak dengan arus
adalah berbanding terbalik. Dimana semakin besar jarak maka nilai arus akan
semakin kecil. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
intensitas cahaya yang diterima akan berpengaruh terhadap arus, Semakin
kecil intensitas cahaya yang diterima atau semakin jauh jarak sumber cahaya
dari sensor maka photodioda akan memiliki resistansi besar sehingga arus
yang mengalir akan kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin besar intensitas
cahaya yang diterima atau semakin kecil jarak antara sumber cahaya dari
sensor photodioda maka nilai arus yang mengalir akan semakin besar
(Setyaningsih et al., 2017).
4.4 Perbedaan sensor LDR dengan Photodioda
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang nilai
hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima. LDR akan mengubah cahaya
yang diterimanya menjadi nilai resistansi. Sedangkan Sensor photodioda merupakan
dioda yang sensitif terhadap cahaya. Fotodioda akan mengubah cahaya menjadi arus
listrik (Fachrurrozy et al., 2019). LDR memiliki prinsip kerja, jika terdapat cahaya yang
mengenai permukaan LDR, maka besar resistansinya akan mengecil, sebaliknya jika
permukaan LDR terkena sedikit cahaya maka nilai resistansinya akan semakin besar
(Cahyono et al., 2019). Sedangkan photodioda memiliki prinsip, semakin banyak cahaya
yang diterima maka semakin kecil resistansinya. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit
cahaya yang diterima maka semakin besar resistansinya (Setyaningsih, 2017).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum materi Sensor cahaya ini memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk
memahami karakteristik sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dan
Photodioda, memahami dan mampu menerapkan rangkaian sederhana dari sensor
cahaya LDR dan Photodioda, serta memahami pengkonversian energi dari sensor
cahaya LDR dan Photodioda. Sensor cahaya merupakan suatu perangkat yang
berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Dari praktikum ini
dilakukan dua percobaan yaitu menggunakan sensor cahaya LDR dan photodioda.
Masing-masing sensor diberikan 5 perlakuan jarak sehingga didapatkan hasil nilai
resistansi bagi sensor LDR dan kuat arus untuk sensor photodioda yang dibaca pada
multimeter. Dari praktikum sensor LDR, didapatkan besar resistansi dari hasil
pembacaan multimeter yaitu pada jarak 3 cm resistansi sebesar 0,33 kΩ, pada jarak 6
cm resistansi sebesar 0,45 kΩ, pada jarak 9 cm resistansi sebesar 0,61 kΩ, pada jarak
12 cm resistansi sebesar 0,78 kΩ, pada jarak 15 cm resistansi sebesar 0,85 kΩ. Dari
data tersebut didapatkan grafik hubungan antara resistansi dan jarak yaitu berbanding
lurus, semakin besar jarak maka semakin besar nilai resistansinya. Sedangkan untuk
praktikum sensor photodioda, didapatkan besar arus dari hasil pembacaan multimeter
yaitu pada jarak 3 cm arus sebesar 21,1 mA, pada jarak 6 cm arus sebesar 20,9 mA,
pada jarak 9 cm arus sebesar 20,6 mA, pada jarak 12 cm arus sebesar 20,5 mA, pada
jarak 15 cm arus sebesar 20,2 mA. Dari data tersebut didapatkan grafik hubungan
antara arus dan jarak yaitu berbanding terbalik, dimana semakin besar jarak maka
semakin kecil nilai arusnya.
5.2 Kritik dan Saran
Praktikum materi sensor cahaya sudah dilaksanakan dengan baik. Penyampaian
materi dalam video dan via gmeets sudah cukup jelas dan mudah dipahami.
Pelaksanaan pretest dan postest pun sudah diberikan waktu yang cukup untuk
pengumpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Basri, IY. dan Irfan, D. 2018. Komponen Elektronika. SUKABINA Press. Padang.
Cahyono, BE., Utami, ID., Lestari, NP. dan Oktaviany, NS. 2019. Karakterisasi Sensor LDR
dan Aplikasinya pada Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Air Berbasis Arduino Uno.
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 7 (2): 179-186.
Caroline, Bayusari, I., dan Hermawati. 2014. Pengaruh Cahaya Yang Diterima Sensor
LDR (Light Dependant Resistor) Pada Robot Pengikut Cahaya. Mikrotiga. Vol 1(1):
22-28.
Fachrurrozy, M., Aziz, AN. dan Hartono. 2019. Otomatisasi Tracking Panel Surya
Berbasis Arduino Unodalam Penggunaan Energi Alternatif. Jurnal Teras Fisika 2
(1): 22-33.
Hadi, MI. 2017. Efektifitas Penerapan Sensor Cahaya Sederhana Terhadap
Keterampilan Siswa Kelas XI Perawat SMK Laniang Makassar. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar. Makassar.
Hariyadi. 2017. Aplikasi Miktrokontroler Pada Sistem Penyiram Tanaman Otomatis
Dengan Menggunakan Sensor Cahaya Dilengkapi Dengan Buzzer dan Tampilan
LCD. Indonesian Journal of Computer Science 6(1): 48-58.
Jaya, A. dan Zulfa. 2017. Studi Teknik Sensor Nirkable untuk Sensor Industri Analog
Menggunakan Protocol WiFi. Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi) 9 (2): 1-6.
Kamus, Z. dan Pratama, R. 2013. Aplikasi Light Dependent Resistor Untuk
Pengembangan Sistem Pengukuran Durasi Harian Penyinaran Matahari. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013. Lampung.
Nurlana, ME. dan Murnomo, A. 2019. Pembuatan Power Supply dengan Tegangan
Keluaran Variabel Menggunakan Keypad Berbasis Arduino Uno. Jurnal Edu
Elektrika 8 (2): 71-77.
Pattiasina, NH., Effendy, E., Wairatta, A. 2017. Pelatihan Sheet Metal Pembuatan Oven
Guna Peningkatan Usaha Mikro Skala Indrustry Rumah Tangga Di Desa
Rumahtiga. Jurnal SIMETRIK 7(2): 8-16.
Permana, RM. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Sensor dan Transduser
Berbasis PC Dengan Menggunakan Sensor-Sensor pada Smartphone Android.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Prabowo, E. 2010. Identifikasi Kelayakan Alat Praktek Instalasi Listrik Sub Alat Ukur
Avometer untuk Mendukung Tujuan Kurikulum di SMKN 5 Semarang. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. Semarang
Pratiwi, Z. dan Hufri. 2020. Pembuatan Alat Ukur Kadar Gula Darah Berdasarkan Tingkat
Kekeruhan Spesimen Urin Menggunakan Sensor Warna TCS230 Dan Photodioda
Dengan Tampilan LCD. Pillar of Physics 13: 18-25
Rahmadiansyah, A., Oralnda, E., Wijaya, M., Nugroho, HW., dan Firmansyah, R. 2017.
Perancangan Sistem Telemetri Untuk Mengukur Intensitas Cahaya Berbasis
Sensor Light Dependent Resistor Dan Arduino Uno. JEE-U (Journal of Electrical
and Electronic Engineering-UMSIDA) 1 (1): 15-21.
Setyaningsih, E., Prastiyanto, D., dan Suryon. 2017. Penggunaan Sensor Photodioda
Sebagai Sistem Deteksi Api pada Wahana Terbang Vertical Take-Off Landing
(VTOL). Jurnal Teknik Elektro 9 (2): 53-59.
Sofi’i, I. 2010. Rancang Bangun Alat Ukur Konsentrasi Tanah Halus Dalam Air
Berdasarkan Intensitas Cahaya. Jurnal Agritech 30 (2): 96-100.
Sundaygara, C., Pranata KB. dan Sayadi, M. 2018. Bahan Ajar Media Pembelajaran
Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet. Media Nusa Creative. Malang.
Wicaksono, BP. 2018. Internet of Things Pengusir Hama Burung Pemakan Padi Dengan
Kendali Raspberry Pi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo.
LAMPIRAN DAN BUKTI LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai