TEKNIK INSTRUMENTASI
KALIBRASI THERMOCOUPLE
Disusun oleh:
Universitas Telkom
Bandung
2017
1. Dasar Teori
Thermocouple merupakan sebuah transduser suhu aktif atau dikenal sebagai salah
satu sensor suhu. Sensor suhu jenis ini yang paling umum digunakan karena relatif
murah namun akurat. Thermocouple dapat digunakan pada kondisi suhu tinggi
maupun rendah. Berdasarkan bahan penyusunnya thermocouple dibedakan menjadi
delapan, yaitu:
a. Tipe K (Nikel Chromel / Nikel Alloy)
Pada sisi positifnya nikel dan kromonium sedangkan pada sisi negatif terdiri dari
nikel dan alumunium. Merupakan jenis yang sering dipakai karena cenderung
lebih murah, dan rentang suhu dari 0C hingga +1100C.
b. Tipe E (Nikel Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Pada sisi positif terdiri dari nikel dan kromium sedangkan sisi negatif terdiri dari
nikel dan tembaga. Rentang suhunya dari 0C hingga +800C.
c. Tipe J (Iron / Constantan)
Pada sisi positif terdiri dari besi sedangkan sisi negatifnya nikel dan tembaga.
Rentang suhunya antara 20C hingga +700C.
d. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy / Nisil (Ni-Si alloy))
Pada sisi positif terdiri dari nikel, 14 kromium dan 1,4 silikon sedangkan pada sisi
negatif terdiri dari nikel, silikon dan magnesium. Dapat digunakan untuk
mengukur suhu diatas 1200C dan sensitivitasnya 39V/C.
e. Tipe B (Platinum-30% Rhodium / Platinum-6% Rhodium)
Dapat digunakan untuk mengukur suhu diatas 1800C dan tidak dapat digunakan
untuk suhu di bawah 50C.
f. Tipe R (Rhodium-13% Platinum / Platinum)
Dapat digunakan untuk pengukuran diatas 1600C, sensitivitasnya rendah
(10V/C) dan biayanya cukup tinggi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk
tujuan umum.
g. Tipe S (Platinum-10% Rhodium / Platinum)
2. Prinsip Kerja
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel
hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan
ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi
sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai
logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.
Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar
dibawah ini :
Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu
yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan
tersebut adalah NOL atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang
terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek
pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut
yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu
panas yang diterimanya atau V1 V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada
umumnya sekitar 1 V 70V pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
3. Coding
4. Hasil Pengujian
N T(oC)
t (sekon) Sensor Termometer
o
1 20 54 68
2 40 59 71
3 60 62 73
4 80 63 75
5 100 65 78
6 120 66 80
7 140 69 84
8 160 70 87
9 180 72 88
10 200 74 90
N t (sekon) T(oC)
o Sensor Termometer
1 20 54 56
2 40 57 59
3 60 60 62
4 80 65 68
5 100 68 70
5. Analisis
6. Kesimpulan
8. Lampiran