Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LABORATORIUM PENGUJIAN

BAHAN DAN METROLOGI


“MEKANIKA FLUIDA”

OLEH :

NAMA : MEILENY TRINANDA PUTRI


BP : 1901011036
KELAS : 2A
PRODI : D3 TEKNIK MESIN
JURUSAN : TEKNIK MESIN
DOSEN : Ir.HARFARDI M.Si

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TEKNIK MESIN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatdan karunia-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek“mekanika fluida ”ini dengan baik
dan benar serta sesuai pada waktunya.

Laporan ini merupakan suatu pertanggung jawaban mahasiswa kepada dosen


setelah melaksanakan praktek pada labor pengujian bahan dan metrologi dan mahasiswa
diharuskan mengerjakan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyusun dan membantu menyelesaikan laporan ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada instruktur bapak Ir.Harfardi M.si yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan praktek Mekanika Fluida yang datanya
penulis gunakan dalam penyusunan laporan ini
Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam
penulisan laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang telah membaca laporan ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun laporan ini
akan penulis pertimbangkan, penulis berharap bahwa laporan ini berguna bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang,11 April 2021

Meileny Trinanda Putri

1901011036

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................................5
2.1 Head Losses Mayor..........................................................................................................5
2.2 Head Losses Minor...........................................................................................................5
BAB III PERALATAN DAN BAHAN...............................................................................................7
3.1 Peralatan..........................................................................................................................7
BAB IV LANGKAH PERCOBAAN..................................................................................................8
4.1 Langkah Percobaan..........................................................................................................8
BAB V DATA PENGAMATAN.....................................................................................................9
5.1 TABEL PENGAMATAN......................................................................................................9
5.2 PENGOLAHAN DATA.......................................................................................................12
5.3 TABEL HASIL PENGOLAHAN DATA.................................................................................13
BAB VI PENUTUP....................................................................................................................16
6.1 Kesimpulan................................................................................................................16
6.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehubung berkembangnya ilmu pengetahuan yang berhubung dengan pesat pada saat
ini maka mengharuskan setiap mahasiswa untuk membuat sebuah laporan untuk memiliki
keahlian khusus sehingga dapat menjadi sumber daya yang berkualitas mata kuliah ini
membahas tentang fluida seperti tekanan pengukuran dan hidrolika klasifikasi aliran
momentum fluida viskositas dan head loss pada pipa serta analisis dimensional dan
keserupaan dinamik
Percobaan mekanika fluida didasari oleh percobaan-percobaan tekanan hidrostatis dan
untuk membuktikan percobaan dari newton yang terkenal dengan hukum newton,dimana
kekentalan zat cair menyebabkan terbentuknya gaya-gaya geser antara 2 elemen zat
cair.Keberadaan kekentalan menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama pengaliran
atau diperlukan energi untuk menjamin adanya aliran.

Selain dari percobaan newton,percobaan mekanika fluida juga mengacu pada persamaan
bernauli dimana percobaan mekanika fluida merupakan perkembangan dari percobaan
newton.Setiap aliran melalui pipa atau aliran fluida atau saluran terbuka melalui sekeliling
suatu objek akan senantiasa menimbulkan hambatan disebabkan gesekan fluida dan
permukaan pipa bagian dalam.

Kerugian yang dihasilkan oleh aliran yang melalui pipa yang lurus dengan pipa yang
mengalami belokan,penyempitan,pembesaran dan atau melewati sambungan-sambungan pipa
akan berbeda,pada percobaan ini akan dilakukan percobaan dengan mengalirkan air melalui
pipa dengan belokan,pembesaran,perkecilan ataupun sambungan-sambungan tertentu.

1.2 Tujuan
a. Untuk menentukan kerugian - kerugian(Head loss)yang diasosiasikan dengan laju
aliran air(water)pada kelengkapan kelengkapan standar yang digunakan dalam
instalasi-instalasi perpipaan(flumbing).

BAB II
LANDASAN TEORI

Adanya kekentalan pada fluida akan menyebabkan terjadinya tegangan geser pada
waktu bergerak.Tegangan geser ini akan merubah sebagian energi aliran menjadi bentuk
energi lain seperti panas,suara dan sebagainya.pengubahan bentuk energi tersebut
menyebabkan terjadinya kehilangan energi.Secara umum head loss dibagi menjadi 2
macam,yaitu:

2.1 Head Losses Mayor


Kehilangan Longitudinal,yang disebabkan oleh gesekan sepanjang lingkaran
pipa.Ada beberapa persamaan yang dapat digunakan dalam menentukan kehilangan
longitudinal hf apabila panjang pipa L meter dan diameter d mengalirkan kecepatan
rata-rata V.Menurut white (1986),salah satu persamaan yang dapat digunakan adalah
persamaan darcy weisbach yaitu:

L V2
hf =f . .
d 2g

Dimana :

F = faktor gesekan (Diagram Moody)

L = Panjang pipa (m)

d = Diameter pipa (m)

V = Kecepatan

g = Gravitasi

2.2 Head Losses Minor


Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting) seperti
katup (valve), belokan (elbow), saringan (strainer), percabangan (tee), losses pada
bagian entrance, losses pada bagian exit, pembesaran pipa (expansion), pengecilan
pipa (contraction), dan sebagainya

a. Elbow Elbow atau belokan merupakan suatu sambungan yang sering


digunakan pada suatu sistem perpipaan.

b. Percabangan (Tee) Penggunaan Tee dilakukan untuk mengalirkan aliran


fluida menuju dua arah yang berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara
parallel.

c. Entrance dan Exit

Entrance seringkali timbul pada saat perpindahan dari pipa menuju suatu
reservoir. Berdasarkan jenisnya, entrance dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu
reentrant, square edge, slightly rounded dan well rounded. Exit merupakan kebalikan
dari entrance. Exit timbul karena adanya perpindahan dari reservoir menuju ke suatu
pipa, sama halnya dengan entrance.
d. Pembesaran (Expansion) Pembesaran dalam suatu perpipaan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-
tiba yang seringkali disebut dengan sudden ekspansion ataupun gradual ekspansion.

. e. Pengecilan (Contraction)

Sama halnya dengan ekspansion, contraction juga dapat dibedakan menjadi


dua macam, yaitu sudden contraction (pengecilan secara tiba-tiba), dan gradual
contraction (pengecilan secara bertahap).

f. Katup (Valve)

Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem
perpipaan, yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran
fluida dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian katup pada valve
tersebut dengan cara diputar.

Head loss minor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐻𝑚 = 𝑘

𝑉2 2𝑔

Keterangan:

𝑉 = kecepatan fluida ( m/s) , k = koefisien minor losses ,g = percepatan


gravitasi,(m/𝑠2 )

Sistem perpipaan biasanya terdiri dari beberapa komponen seperti katup,


belokan, percabangan dan sebagainya yang dapat menambah head loss sistem pipa.
Kerugian head melalui komponen sistem pipa tersebut disebut kerugian minor (minor
losses). Sedangkan kerugian gesekan di sepanjang pipa disebut kerugian mayor
(mayor losses). “k” adalah koefisien kerugian minor, harga k bergantung pada jenis
komponen sistem perpipaan seperti katup, sambungan, belokan, sisi masuk, sisi
keluar, dan sebagainya. Untuk setiap sistem pipa,selain kerugian tipe moody yang
dihitung untuk seluruh panjang pipa,ada pula yang dinamakan kerugian kecil
(kerugian minor).Kerugian kecil ini disebabkan antara lain oleh lubang masuk atau
lubang keluar pipa,pembesaran atau pengecilan secara tiba-
tiba,belokan,sambungan,katup dan pengecilan,pembesaran secara berangsur-angsur.

BAB III
PERALATAN DAN BAHAN

3.1 Peralatan
1. Stopwatch.
2. Alat ukur kerugian (Headloss) .

3. Katup yang digunakan dalam pengujian :

a. Sudden Contraction ( 3 )

b. Sudden Enlargement ( 16 )

c. Ball Valve ( 12 )

d. 45° Elbow ( 5 )

e. 45° Y Junction ( 4 )

f. Gate Valve ( 21 )

g. Globe Valve ( 20 )

h. In Line Strainer ( 2 )

i. 90 Elbow ( 22 )

j. 90° Short Radius Bend ( 15 )

k. 90 Long Radius Bend ( 6 )

l. 90 T Junction ( 13 )

BAB IV
LANGKAH PERCOBAAN

4.1 Langkah Percobaan


1. Buka salah satu katup dari sambungan/katup yang akan diuji .
2. Hubungkan alat pengukur kerugian (head loss) di mana pipa yang bertanda (+)
dihubungkan pada sisi masuk sambungan / katup yang diuji dan pipa yang bertanda (-)
dihubungkan pada sisi keluar dari sambungan / katup yang akan diuji dan buka katup
nomor 21 dengan cara memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam tutup katup nomor
20 dengan cara memutarnya searah dengan jarum jam.
3. Buka katup bak penampungan utama (A), hubungkan pompa dengan sumber arus dan
hidupkan pompa dengan menekan MCB yang bertanda ( 1 ) Apabila ada gelembung
udara, hilangkan dengan cara memperbesar bukaan katup (A), setelah gelembung udara
hilang kecilkan kembali keluaran fluida atau air dengan cara mengatur bukaan katup
menjadi minimal.
4. Tutup bak penampungan fluida (air) dari pipa sambungan / katup yang akan diuji,
amati gerakan fluida (air) dalam pipa ukur, hidupkan alat pengukur kerugian (headloss),
apabila fluida (air) dalam pipa uji setelah bergerak stabil, catat waktu (t) dan kerugian(h)
dengan volume fluida (air) = 1 liter .
5. Lakukan pengujian sesuai petunjuk, setelah selesai matikan pompa dengan menekan
MCB yang bertanda (0).
BAB V
DATA PENGAMATAN

Setelah melakukan praktek labor Mekanika Fluida,maka didapatkan data yang


nantinya akan berguna untuk membandingkan hasil data yang dihitung dengan hasil data
yang diukur pada masing-masing sambungan pipa,diantaranya adalah menghitung debit
aliran (Q),menghitung kecepatan aliran (v),menghitung rugi-rugi aliran (headloss),dan
menghitung harga fitting faktor (K).

5.1 TABEL PENGAMATAN

1. Sudden Contraction ( 3 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter ( d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) d1 d2 (Cm H2O)
1 1. 40 0,0172 0,0077 -18,3
2 1 12 0,0172 0,0077 49
3 1 5 0,0172 0,0077 182,7

2. Sudden Enlargement ( 16 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter ( d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) d1 d2 (Cm H2O)
1 1 15 0,0077 0,0172 6
2 1 9 0,0077 0,0172 5,3
3 1 4 0,0077 0,0172 -9,3
3. Ball Valve ( 12 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 8 0,0152 7,5

2 1 5 0,0152 12,4

3 1 2 0,0152 30,7

4. 450 Elbow ( 5 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 13 0,0172 4,2

2 1 5 0,0172 4,5

3 1 3 0,0172 12,8

5. 450 Y Junction ( 4 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 9 0,0172 3,3

2 1 5 0,0172 4,8
3 1 4 0,0172 6,5

6. Gate Valve ( 21 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 10 0,0172 1,6

2 1 4 0,0172 7,6
3 1 2 0,0172 12,5
7. Globe Valve ( 20 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 8 0,0172 14,9

2 1 5 0,0172 37,4
3 1 2 0,0172 121,2

8. In Line Strainer ( 2 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 7 0,0172 11,9

2 1 4 0,0172 12,2
3 1 2 0,0172 50,6

9. 900 Elbow ( 22 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 10 0,0172 1,7

2 1 3 0,0172 12,2
3 1 2 0,0172 54,4

10. 900 Short Radius Bend 15 (15 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 9 0,0172 -2,4
2 1 4 0,0172 3
3 1 2 0,0172 8,8

11. 900 Long Radius Bend ( 6 )


NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan
( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 7 0,0172 -2,5
2 1 3 0,0172 2,2
3 1 2 0,0172 12,7

12. 900 T Junction ( 13 )

NO Volume ( V ) Waktu ( t ) Diameter (d ) Headloss Keterangan


( Liter ) ( detik ) ( meter ) (Cm H2O)
1 1 6 0,0172 6
2 1 3 0,0172 21,4
3 1 2 0,0172 43,6

5.2 PENGOLAHAN DATA


5.3 TABEL HASIL PENGOLAHAN DATA

1. Sudden Contraction (3)


NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor
(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 2,5 x 10-5 4,6 x 10-5 0,54 -12,38
2 8 x 10-5 4,6 x 10-5 1,74 3,17
3 20 x 10-5 4,6 x 10-5 4,3 1,92

2. Sudden Enlargement (16)


NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor
(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 7 x 10-5 22,7 x 10-5 0,31 13,1
2 11 x 10-5 22,7 x 10-5 0,48 4,52
3 25 x 10-5 22,7 x 10-5 1,10 -1,5

3. Ball Valve (12)


NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor
(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 12,5 x 10-5 18,13 x 10-5 0,69 3,06
2 20 x 10-5 18,13 x 10-5 1,1 2,01
3 50 x 10-5 18,13 x 10-5 2,7 0,83

4. 45 °Elbow (5)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 8 x 10-5 22,7 x 10-5 0,35 6,8
2 20 x 10-5 22,7 x 10-5 0,88 1,14
3 33 x 10-5 22,7 x 10-5 1,45 1,19
5. 45° Y Junction(4)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 11 x 10-5 23,1 x 10-5 0,47 2,94
2 20 x 10-5 23,1 x 10-5 0,86 1,27
3 25 x 10-5 23,1 x 10-5 1,08 1,09

6. Gate Valve(21)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 10 x 10-5 23,1 x 10-5 0,43 1,74
2 25 x 10-5 23,1 x 10-5 1,08 1,28
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 0,34

7. Globe Valve(20)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 12,5 x 10-5 23,1 x 10-5 0,54 10,06
2 20 x 10-5 23,1 x 10-5 0,86 10,04
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 0,50

8. In Line Strainer (2)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 14 x 10-5 23,1 x 10-5 0,60 6,47
2 25 x 10-5 23,1 x 10-5 1,08 2,06
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 2,12
9. 90° Elbow (22)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 10 x 10-5 23,1 x 10-5 0,43 1,85
2 33 x 10-5 23,1 x 10-5 1,42 1,19
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 2,29

10. 90° Short Radius Bend (15)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 11 x 10-5 23,1 x 10-5 0,47 -2,14
2 25 x 10-5 23,1 x 10-5 1,08 0,51
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 0,37

11. 90° Long Radius Bend (6)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 14 x 10-5 23,1 x 10-5 0,6 -1,36
2 33 x 10-5 23,1 x 10-5 1,42 0,21
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 0,53

12. 90° T Junction (13)

NO Debit (Q) Luas penampang (A) Kecepatan (V) Fitting factor


(m³/dt) (m²) (m/dt) (k)
1 16 x 10-5 23,1 x 10-5 0,69 2,50
2 33 x 10-5 23,1 x 10-5 1,42 2,09
3 50 x 10-5 23,1 x 10-5 2,16 1,83
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktek labor Mekanika Fluida kali ini adalah;

1. Dapat menentukan debit aliran (Q) fluida (air) dalam pipa


2. Dapat menentukan luas penampang (A) sebuah pipa
3. Dapat menentukan kecepatan aliran (v) fluida (air) dalam sebuah pipa
4. Dapat menetukan harga fitting faktor (K) dalam sebuah pipa
5. Dapat membandingkan harga fitting faktor (K) rata-rata dengan harga fitting faktor
(K) literatur

6.2 Saran
Adapun saran dalam praktek labor Mekanika Fluida kali ini adalah;

1. Berdoa sebelum melakukan praktek


2. Pelajari dan pahami jobsheet sebelum bekerja
3. Dengarkan instruksi yang disampaikan instruktur
4. Tanyakan hal-hal yang diragukan selama praktek kepada instruktur
5. Jangan bermain main saat melakukan praktek
6. Selalu utamakan keselamatan kerja
7. Kerja team sangat diperlukan selama praktek mekanika fluida
8. Gunakan alat sesuai fungsi dan kegunaannya
9. Bersihkan dan simpan kembali alat yang digunakan setelah selesai melakukan praktek
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Labor Pengujian Bahan dan Metrologi 2,Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Negeri
Padang .

Anda mungkin juga menyukai