PRAKTIKUM HIDROLIKA
NIM : 2123716668
PRO/KELAS/SEM : TPIPP/D/V
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Hidrolika dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Hidrolika.
Selain itu, Laporan Praktikum Hidrolika ini bertujuan menambah wawasan tentang
karakteristik aliran pada saluran terbuka agar dapat maendukung dalam pelaksanaan
kegiatan lanjutan (perkuliahan aplikasi di lapangan).
Penulis menyadari Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
3.1 Aliran Permanen Seragam pada Saluran Licin dan hasil pengolahan data.......4
3.2 Aliran tidak tetap akibat pembendungan dan hasil pengolahan data…..........10
3.4 Gaya yang bekerja pada pintu sorong dan hasil pengolahan data ..............18
3.5 Loncatan air pada pintu sorong dan hasil pengolahan data............................21
3.6 Aliran melalui siphon spillway dan hasil pengolahan data …........................25
3.8 Aliran melalui ambang tajam dan hasil pengolahan data .............................33
ii
4.2 Saran...............................................................................................................58
DOKUMENTASI..................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................60
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Aliran tunak (Steady flow) merupakan aliran dalam saluran terbuka yang
memiliki kedalaman aliran tidak berubah atau bisa dikatakan konstan dalam
suatu selang waktu tertentu.
2
b) Aliran tak tunak (Unsteady flow) merupakan aliran dalam saluran terbuka
yang memiliki kedalaman aliran berubah sesuai dengan waktu.
a) Aliran seragam (Uniform flow) merupakan aliran dalam saluran terbuka yang
memiliki kedalaman aliran sama pada setiap penampang saluran.
b) Alira berubah (non-uniform flow/varied flow) merupakan aliran dalam saluran
terbuka yang memiliki kedalaman aliran berubah sepanjang saluran.
1) Berubah tiba-tiba (rapidly varied) aliran yang kedalaman alirannya
berubah tiba-tiba pada jarak yang cukup pendek.
2) Berubah lambat laun (gradually varied) aliran yang kedalaman
alirannya berubahlambat laun pada jarak yang relatif panjang.
3
BAB III
3.1 Aliran Permanen Seragam pada Saluran Licin & kasar serta hasil pengolahan
data
a) Dasar Teori
Pada umumnya aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen (Re >12.500),
karena kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Aliran melalui saluran
terbuka disebut seragam (uniform) apabila berbagai variabel aliran seperti kedalaman
tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang di sepanjang aliran adalah
konstan. Pada aliran seragam, garis energi garis muka air, dan dasar saluran adalah
sejajar sehingga kemiringan ketiga garis energi tersebut adalah sama. Kedalaman air
pada aliran seragam disebut dengan kedalarnan normal. Gambar 1. Memperlihatkan
contoh aliran permanen seragam.
Aliran disebut tidak seragam atau berubah apabila variabel aliran seperti
kedalaman (h), tampang basah (A), kecepatan (v) disepanjang saluran tidak konstan.
Apabila perubahan aliran terjadi pada jarak yang panjang, maka disebut aliran
berubah beraturan. Sebaliknya apabila terjadi pada jarak yang nde maka disebut aliran
berubah cepat.
Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan tegangan
geser pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi oleh komponen gaya berat
yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Didalam aliran seragam, komponen gaya
berat dalam arah aliran adalah seimbang dengan tahanan geser. Tahanan geser ini
bergantung pada kecepatan aliran.
4
Berdasarkan kesetimbahgan gaya-gaya yang terjadi tersebut dapat diturunkan
rumus Chezy sebagai berikut :
V =C √ R . I
Dengan :
V = kecepatan aliran
C = koefisien Chezy
R = radius hidraulik
Jika kecepatan aliran dapat diketahui, maka harga koefisien Chezy tersebut akan
diperoleh.
2) Point gauge
5
c) Keselamatan kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan kerja
antara lain :
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standard
operating procedur, SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran
kerja serta langkah-langkah kerjanya.
3) Cek kondisi pompa yang ada didalam hydraulic bench
4) lsi tangki pada hydraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan.
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Hidupkan sumber listrik
7) Buka kran pengatur aliran hingga air mengalir ke saluran
8) Semua alat-alat tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak boleh
diletakkan sembarangan.
9) Pakailah sepatu, topi dan pakaian kerja pada waktu praktek.
10) Setelah selesai pekerjaan, kumpulkan da bersihkan alat-alat
d) Langkah percobaan
1) Alirkan air ke dalam saluran dengan menjalankan pompa
2) Apabila dasar saluran dimiringkan, catatlah kemiringannya sebagai (is)
3) Ukurlah kedalaman di 2 (dua) titik yang telah ditentukan jaraknya (L), 1
dibagian hulu, yang lain di bagian hilir sebagai (h1 dan h2)
4) Ukur debit aliran, kemudian ukur pula kecepatan aliran di kedua titik
tersebut sebagai (v1 dan v2)
5) Ukurlah kemiringan muka air yang terjadi yaitu : iw = is + (h1-h2)/L
6) Amati keadaan aliran yang terjadi
7) Ulangi langkah percobaan di atas untuk dasar saluran dengan kekasaran.
8) Dari hasil pengukuran tersebut tentukan besarnya koefisien Chezy untuk
dasar saluran licin maupun kasar, lalu bandingkan
9) Garnbarkan sketsa saluran dan .letak titik-titik pengukuran.
6
e) Data pengamatan dan perhitungan
1. Debit aliran = 0.8 m3/s
2. Kemiringan saluran (is) = 0 %
3. Panjang saluran (L) = 3 m
4. Lebar saluran (b) = 0.076 m
5. Kemiringan muka air (iw) = is + (h1-h2)/L
0.0409−0.0273
iw=0+ =0.005
1
7
7. Luas penampang basah (A) = b x h
Hulu = 0.076 x 0.0409 = 0.0031084 m2
Hilir = 0.076 x 0.0273 = 0.0020748 m2
8. Keliling penampng basah (P) = 2(h) + b
Hulu = 2(0.0409) + 0.076 = 0.1578 m
Hilir = 2(0.0273) + 0.076 = 0.1306 m
9. Radius Hidraulik (R) = A/P
0.0031084
Hulu = = 0.019698352 m
0.1578
¿ 0.0020748
Hilir = = 0.015886677 m
0.1306
10. Kecepatan aliran (v)
Hulu = 1.4 m/s
Hilir = 1.7 m/s
11. Kecepatan rerata aliran (Vrerata ) = (V1+V1)/2
1.4+1.7
Vrerata = = 1.55 m/s
2
V
12. Koefisien Chezy (C) =
√R × I
1.55
√
C = 0.019698352+0.015886677
2
×0.005
= 173.2234866
8
1. Debit aliran = 0.8 m3/s
2. Kemiringan saluran (is) = 0 %
3. Panjang saluran (L) = 3 m
4. Lebar saluran (b) = 0.076 m
5. Kemiringan muka air (iw) = is + (h1-h2)/L
0.0505−0.0305
iw=0+ =0.007
1
9
Hulu = 2(0.0505) + 0.076 = 0.177 m
Hilir = 2(0.0305) + 0.076 = 0.137 m
9. Radius Hidraulik (R) = A/P
0.003838
Hulu = = 0.021628118 m
0.177
0.002318
Hilir = = 0.016919708 m
0.137
10. Kecepatan aliran (v)
Hulu = 1.1 m/s
Hilir = 1.1 m/s
11. Kecepatan rerata aliran (Vrerata ) = (V1+V1)/2
1.1+ 1.1
Vrerata = = 1.1 m/s
2
V
12. Koefisien Chezy (C) =
√R × I
1.1
C=
√ 0.021628118+0.016919708
2
× 0.007
= 96.97079641
3.2 Aliran tidak tetap akibat pembendungan dan hasil pengolahan data
a) Dasar Teori
Pada umumnya aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen (Re >
12.500), karena kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Aliran
melalui saluran terbuka disebut seragam (uniform) apabila berbagai variabel
aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap
tampang di sepanjang aliran adalah konstan. Pada aIiran seragam, garis energi
garis muka air dan dasar saluran adalah sejajar sehingga kemiringan ketiga
garis energi tersebut adalah sama. Kedalaman air pada aliran seragam disebut
dengan kedalaman normal.
Aliran disebut tidak seragam atau berubah apabila variabel aliran
seperti kedalaman (h), tampang basah (A}, kecepatan (v) disepanjang saluran
tidak konstan. Apabila perubahan aliran terjadi pada Jarak yang panjang, maka
disebut aliran berubah/beraturan lambat laun (gradually varied flow).
Sebaliknya apabila terjadi pada jarak yang pendek maka disebut aliran
berubah cepat
Sketsa definisi aliran berubah lambat laun
10
Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan
tegangan geser pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi oleh
komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam
aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang
dengan tahanan geser. Tahanan geser ini bergantung pada kecepatan aliran.
V =C √ R . I
Dengan :
V = kecepatan aliran
C = koefisien Chezy
R = radius hidraulik
I = kemiringan muka air
Jika kecepatan aliran dapat diketahui, maka harga koefisien Chezy tersebut
akan diperoleh.
2) Point gauge
3) Current meter
11
c) Keselamatan kerja
d) Langkah percobaan
1) Alirkan air kedalam salurar dengan menjalankan pompa
2) Apabila saluran dimiringkan catatlah kemiringannya sebagai (Is)
3) Bendunglah pada ujung hilir saluran
4) Ukurlah kedalaman pada beberapa titik yang telah ditentukan
jaraknya (L), disekitar daerah pembendungan
5) Ukur debit aliran dan ukur pula kecepatan aliran di titik-titik tersebut
6) Ukurlah kemirinngan muka air yang terjadi, yaitu : l w = Is + (hn-1/2 -
hn+1/2)/L dengan hn adalah kedalaman pada titik ke n
7) Amati keadaan aliran yang terjadi
8) Dari hasil pengukuran tersebut tentukan besarnya koefisien kekasaran
chezy pada tiap titik pada aliran dengan pembendungan, amati apakah
hasilnya konstan atau berubah.
9) Gambarkan sketsa saluran dan letak titik-titik pengukuran
12
1. Debit aliran = 0.8 m3/s
2. Kemiringan saluran (is) = 0 %
3. Panjang saluran (L)
Titik 1= 2.5 m
Titik 2 = 2.5 m
Titik 3 = 2.5 m
Titik 4 = 2.5 m
Titik 5 = 2.5 m
4. Lebar saluran (b) = 0.076 m
5. Kemiringan muka air (iw) = is + (h1-1/2-h2+1/2)/L
(
iw=0+ 0,0631−
1
2 ) 1
−(0,0631+ )=0
2
13
Titik 4 = 2(0,0331) + 0,076 = 0,2182 m
Titik 5 = 2(0,0207) + 0,076 = 0,1934 m
9. Radius Hidraulik (R) = A/P
R1 = 0,0047956/0,2782 = 0.017 m
R2 = 0,0046512/0,2744 = 0,016 m
R3 = 0,000973/0,1776 = 0,005 m
R4 = 0,003516/0,2182 = 0,011 m
R5 = 0,001573/0,1934 = 0,008 m
10. Radius Hidraulik Rerata (R) = (R1+R2+R3+R4+R5)/5
0,017+0,016+ 0,005+0,011+ 0,008
Rrerata = = 0.011 m
5
11. Kecepatan aliran (v)
V1= 0,4 m/s
V2 = 1,5 m/s
V3 = 2,5 m/s
V4 = 1,4 m/s
V5 = 1,5 m/s
12. Kecepatan rerata aliran (Vrerata ) = (V1+V2+V3+V4+V5)/5
0 , 4+1 , 5+2 , 5+1 , 4+1 , 5
Vrerata = 5 = 1,46 m/s
V
13. Koefisien Chezy (C) =
√R × I
1.46
C= =-
√ 0,011×0
Q=Cd . B . yg √ 2∗g∗y 0
Dimana:
Cd = koefisien debit
14
B = lebar pintu (m)
Keterangan :
3) Current meter
15
c) Keselamatan kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin
keselamatan kerja antara lain :
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan
(Standard operating procedur, SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan
lembaran kerja serta langkah-langkah kerjanya.
3) Cek kondisi pompa yang ada didalam hydraulic bench
4) lsi tangki pada hydraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan.
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai
dengan macam percobaan
6) Letakkan model pintu sorong dengan baik (vertikal dan kunci dengan
erat)
7) Sisi kanan dan kiri yang berimpit dengan saluran beri plastisin agar air
tidak merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran pengatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Semua alat-alat tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak
boleh diletakkan sembarangan.
11) Pakailah sepatu, topi dan pakaian kerja pada waktu praktek.
12) Setelah selesai pekerjaan, kumpulkan da bersihkan alat-alat
d) Langkah percobaan
1) Atur kedudukan saluran hingga dasar saluran menjadi datar/horizontal
2) Pasang pintu sarong pada saluran dan jagalah agar kondisi ini tetap
vertikal.
3) Alirkan air kedalam saluran dan ukur debitnya.
4) Atur harga yg antara 20 mm dan 40 mm, misalnya diambil harga yg =
20 mm kemudian diukur Y1 dan Yo
5) Dengan debit·yang sama dengan poin 4 diatas, atur pintu sorong
hingga harga Yo antara 80 mm dan 130 mm, misalnya diambil harga Yo
=120 mm kemudian diukur yg dan y1.
6) Ubah debit dengan memutar kran dan atur pintu sarong sehingga harga
y0 sama dengan harga-harga y0 pada pain keempat, kemudian diukur y9
dan Y0
7) Dengan debit yang sama dengan poin 6 diatas, atur pintu sarong hingga
harga yg sama dengan harga y9 pada poin 3, ukur Yo dan Y1
8) Amati keadaan aliran yang terjadi.
9) Ulagi percobaan untuk debit yang lain.
16
10) Berdasarkan rumus diatas, tentukan besarnya koefisien debit pada
pintu sorong untuk kondisi aliran bebas
11) Hitung harga Ho dan H1 kemudian bandingkan hasilnya
3.4 Gaya yang bekerja pada pintu sorong dan hasil pengolahan data
a) Dasar Teori
Tekanan dinyatakan sebagai jumlah gaya tiap satuan luas. Apabila gaya
terdistribusi secara merata pada suatu luasan, maka tekanan dapat ditentukan dengan
17
F
membagi gaya dengan luas P= . Bila tekanan bekeria pada suatu bidang tegak,
A
1 1 1 2
maka gaya tekanan adalah sebesar : F h= + ρ . h= γ a . h . h= γ a h
2 2 2
Pada gambar dibawah ini terlihat mengenai gaya yang bekerja pada pintu
pada gambar diatas terlihat bahwa gaya resultante yang terjadi pada pintu sorong
adalah :
( ) ( )
1 2
y0
2
ρ.Q y1
F g= ρ . g . y 1 −1 − 1−
2 y1
2
b . y1 y0
1
F n= ρ . g . ¿
2
Dimana :
g = percepatan gravitasi
B = lebar pintu sorong
Yg = tinggi bukaan pintu
Yo = kedalaman air di hulu pintu
Y1 = kedalaman air di hilir pintu
18
1) Multi purpose teaching flume
3) Current meter
4) Point gauge
5) Stop watch
19
c) Keselamatan kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin
keselamatan kerja antara lain :
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan
(Standard operating procedur, SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan
lembaran kerja serta langkah-langkah kerjanya.
3) Cek kondisi pompa yang ada didalam hydraulic bench
4) lsi tangki pada hydraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan.
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai
dengan macam percobaan
6) Letakkan model pintu sorong dengan baik (vertikal dan kunci dengan
erat)
7) Sisi kanan dan kiri yang berimpit dengan saluran beri plastisin agar air
tidak merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran pengatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Semua alat-alat tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak
boleh diletakkan sembarangan.
11) Pakailah sepatu, topi dan pakaian kerja pada waktu praktek.
12) Setelah selesai pekerjaan, kumpulkan da bersihkan alat-alat
d) Langkah percobaan
1) Ukur lebar pintu sarong
2) Pasanglah pintu sorong pada saluran kurang lebih pada tengah-tengah
saluran.
3) Supaya hasil pengukuran lebih akurat, mal rongga antara model
dengan dinding saluran sebaiknyan diberi plasticine.
4) Pasang poin guage atau hook guage pada hulu dan hilir pintu.
5) Sebagai datum pengukuran adalah dasar saluran.
6) Buka pintu sarong setinggi 2 cm dari dasar.
7) Dengan perlahan-lahan alirkan air hingga Y0 mencapai 20 cm (ukurlah
dengan point guage di hulu pintu).
8) Dengan YO pada ketinggian ini, ukur debit yang terjadi. .
9) Ukur ketinggian Y1 di hilir pintu.
10) Naikan bukaan pintu setinggi 1 cm dari posisi semula.
11) Atur ketinggian air dihulu pintu agar tetap setinggi 20 cm dengan
menguah debit aliran.
12) Catatlah debit aliran yang terjadi dan ukur tinggi Y1.
13) Hitung besarnya gaya pada pinlu sorong akibat gaya hidroli maupun
akibat gaya aliran.
14) Garnbarkan grafik hubungan antara Fg/Fh dengan Yg/Y0.
20
e) Data pengamatan dan perhitungan
Percobaan 1
6.
1
Fց = ρgy ²₁
2 (y ²₀
y ²₁) ( )
−1 -
ρQ
by ₁
1−
y₁
y₀
= .1000*9,81*0,0124²( −1 )+
0,076∗0,0124 ( 0 ,2 )
1 0 , 2² 1000∗1, 4 0,0124
1− =
2 0 , 0124²
1393659
1
ρg ( y − yᵍ )²
0
7. Fн =
2
1
= .1000.9,81(0.2-0.02)² = 158.76
2
Fg 1393659
8. = = 8778,4
Fh 158.76
yg 0 , 02
9. = = 0.1
y₀ 0,2
3.5 Loncatan air pada pintu sorong dan hasil pengolahan data
a) Dasar Teori
Suatu loncatan air dapat didefinisikan sebagai suatu transisi dari aliran
superkritis (Fr >1) di hulu dari loncatan-loncatan air sampai ke aliran subkritis
(Fr < 1) di hilir dari loncatan air tersebut.
21
Apabila aliran berubah dari superkritis ke aliran subkritis, maka akan
terjadi loncatan air karena terjadi pelepasan energi. Fenomena ini dapat terjadi
apabila air meluncur di bawah pintu sarong menuju ke bagian hilir yang
mempunyai kedalaman yang sangat besar.
Loncatan yang bergelombang akan terjadi pada saat perubahan
kedalaman yang terjadi tidak besar. Permukaan air akan bergelombang dalam
rangkaian osilasi yang lama kelamaan akan berkurang rnenuju daerah dengan
aliran subkritiS
Dimana :
22
2) Model pintu sorong (sluice gate)
3) Current meter
4) Point gauge
5) Stop watch
c) Keselamatan kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin
keselamatan kerja antara lain :
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan
(Standard operating procedur, SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan
lembaran kerja serta langkah-langkah kerjanya.
3) Cek kondisi pompa yang ada didalam hydraulic bench
23
4) lsi tangki pada hydraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan.
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai
dengan macam percobaan
6) Letakkan model pintu sorong dengan baik (vertikal dan kunci dengan
erat)
7) Sisi kanan dan kiri yang berimpit dengan saluran beri plastisin agar air
tidak merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran pengatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Semua alat-alat tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak
boleh diletakkan sembarangan.
11) Pakailah sepatu, topi dan pakaian kerja pada waktu praktek.
12) Setelah selesai pekerjaan, kumpulkan da bersihkan alat-alat
d) Langkah Percobaan
1) Pasanglah pintu sarong pada saluran
2) Supaya hasil pengukuran lebih akurat, maka rongga antara model
dengan dinding saluran sebaiknyan diberi plasticine.
3) Pasang point guage atau hook guage pada hulu dan hilir pintu.
4) Buka pintu sarong setinggi 2 cm dari dasar
5) Pasang stop log di hilir saluran
6) Alirkan air perlahan-lahan sehingga nanti akan terbentuk loncatan air
terjadi dihilir
7) Amati dan gambarkan sketsa aliran/loncatan air yang terjadi
8) Naikkan tinggi air di hulu dengan mengubah debit aliran, dan naikkan
tinggi stoplog. Amati loncatan air yang terjadi dan gambarkan
sketsanya
9) Ukur kedalaman air di hulu dan di hillir loncatan air, tinggi bukaan
pintu dan ukur debitnya (y1, y3. yg dan Q)
10) Ulangi lagi untuk debit aliran yang lain
11) Hitung harga V1
12) Gambarkan grafik hubungan antara V12/gy1 dengan y3/y1
13) Hitung harga ΔH/y1 dan gambarkan grafik hubungan antara ΔH/y 1
dengan y3/y1
14)
24
Percobaan 1
1. Tinggi bukaan pintu (Yg) = 0.02 m
2. Kedalaman aliran sebelum loncatan air (Y1) = 0.0411 m
3. Kecepatan rerata sebelum loncatan air (v1) = 3.3 m/s
4. Kedalaman aliran sebelum loncatan air (Y3) = 0.0799 m
5. Kecepatan rerata sebelum loncatan air (v3) = 1 m/s
6. Debit aliran (Q) = 1.2 m3/s
7. Kemiringan saluran (is) =0%
8. Hb = Y3+(V3²/(2*9.8))
= 0.0799+(1²/(2*9.8)) = 0.13092
9. ∆H = (y3-y1)/(4y1.y3)
= 0.0799-0.0411/4*0.0411*0.0799 = 1.204
25
A = Luas penampang siphon (m2)
g = percepatan gravitasi
h = beda tinggi antara muka air di inlet dan outlet siphon (m)
b) Peralatan yang digunakan
1) Multi purpose teaching flume
3) Point gauge
c) Keselamatan kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin
keselamatan kerja antara lain :
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan
(Standard operating procedur, SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan
lembaran kerja serta langkah-langkah kerjanya.
3) Periksalah peralatan utama sebelum bekerja
4) Periksalah apakah bahan-bahan praktek cukup
5) Cek kondisi pompa yang ada didalam hydraulic bench
6) lsi tangki pada hydraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan.
26
7) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai
dengan macam percobaan
8) Letakkan model siphon spillway dengan baik (vertikal dan kunci
dengan erat)
9) Hidupkan sumber listrik
10) Buka kran pengatur aliran hingga air mengalir ke saluran
11) Semua alat-alat tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak
boleh diletakkan sembarangan.
12) Gunakan mesin sesuai dengan kemampuan
13) Pakailah sepatu, topi dan pakaian kerja pada waktu praktek.
14) Setelah selesai pekerjaan, kumpulkan da bersihkan alat-alat
d) Langkah Percobaan
Percobaan Siphon spillway
1) Pasang model siphon spillway pada saluran terbuka.
2) Alirkan air ke dalam saluran dengan menjalankan pompa.
3) Biarkan air mengalir sedikit dengan demi sedikit hingga mencapai
mulut inlet siphon.
4) Biarkan air naik hingga memenuhi seluruh penampang siphon, sambil
amati karakteristik alirannya.
5) Ukurlah pebit yang terjadi.
6) Catat harga h.
7) Dengan rumus di atas (6 - 1) tentukan besarnya koefisien debit melalui
siphon.
8) Ulangi langkah langkah di atas untuk debit aliran yang lain.
9) Amati karakteristik aliran di dalam siphon dan amati pula bagian mana
yang akan mengalami gerusan di outlet siphon.
27
e) Data pengamatan dan perhitungan
Siphon spillway
= 0,5471
28
= 0,2993
= 0.7259
= 0,5270 m3/s
29
Cd = koefisien debit
B = lebar pelimpah (m)
H= tinggi air diatas mercu ambang (m)
30
2. Model ambang lebar/Broad crested weir.
3. Alat ukur tinggi muka air (point gauge).
4. Current Meter.
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran
kerja serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan kunci
dengan erat
31
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baik jika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12) Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Pasanglah ambang lebar pada model saluran terbuka.
2) Alirkan air ke dalam saluran dengan menjalankan pompa.
3) Ukurlah debit aliran yang terjadi.
4) Catat harga H, yo, yc, dan hu.
5) Amati aliran yang terjadi.
6) Ulangi langkah-langkah di atas untuk debit aliran yang lain.
7) Berdasarkan persamaan diatas tentukan besarnya harga Cd dan Cv ambang
lebar.
8) Gambarkan profil aliran yang terjadi.
32
Percobaan 1
1. Tinggi Ambang (P) = 0,102 m
2. Lebar Ambang (B) = 0,078 m
3. Debit Aliran (Q) = 0.8 m3/s
4. Kecepatan Air di Hulu (V0) = 0.2 m/s
5. Kedalaman Air di Hulu (Y0) = 0.1339 m
6. Tinggi Muka Air di atas Hilir Ambang (Yc) = 0,0117 m
7. Tinggi Muka Air di Hulu Ambang (hu) = y0 – P
= 0.1339 - 0,102
= 0,0319 m
2
v 3/2
8. Tinggi tekanan total dihulu ambang (H) 3/2 = ( y0 + )
2× g
= ¿) 3/2
= 0,87941
3
2
9. Koefisien debit (Cd) = BX H 0
Q
0.078 X 0.87941
=
1
= 0,08574
10. Tinggi Muka Air di Hulu Ambang (hu) 3/2 = 0,0319 3/2
= 0,00570 m
11. Koefisien kecepatan (Cv) = (Cd x B x hu 3/2) / Q
= ( 0,08574 x0,078 x 0,00570)/0,8
= 0,00005
33
Pelimpah ambang tajam adalah suatu struktur bangunan air dengan panjang
mercu searah aliran sama dengan atau lebih kecil dari dua milimeter. Umumnya
bangunan ini dipakai untuk mengukur debit.
Q = 2/3 Cd.√g.h3
Dimana:
Cd = koefisien debit
Q = debit aliran (m3/s)
g = Percepatan Gravitasi
H= tinggi air diatas mercu ambang (m)
4. Current Meter
34
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja
serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan
kuncidengan erat
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baik jika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12) Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Pasanglah ambang tajam pada model saluran terbuka.
2) Alirkan air ke dalam saluran dengan menjalankan pompa.
3) Ukurlah debit aliran yang terjadi.
4) Catat harga h
5) Amati aliran yang terjadi.
6) Ulangi langkah-langkah di atas untuk debit aliran yang lain.
7) Berdasarkan persamaan tentukan besarnya harga koefisien debit (Cd)
8) Gambarkan profil aliran yang terjadi
9) Amati kondisi aliran pada saat terjadi aliran dengan punggung aliran berimpit
dengan badan bendung.
35
e) Data Hasil Perhitungan
Percobaan 1
36
pada tahun 1952. Crump weir dituntut untuk memberikan kinerja yang lebih dapat
diprediksi dalam kondisi terendam dari panjang lainnya berbasis bendung dimana
Crump weir diusulkan mempunyai kemiringan 1:2 pada bagian hulu dan
kemiringan 1:5 pada bagian hilir. Lereng hulu dirancang sehingga sedimen yang
ada tidak akan mencapai puncak sedangkan lereng hilir dangkal cukup untuk
memungkinkan lompatan hidrolik terbentuk pada bendung di bawah kondisi aliran
modular sehingga memberikan energi dissipator terpisahkan.
Aliran melalui crump weir dapat dibedakan pada kondisi aliran modular dan
non modular seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Dimana :
Qm= Debit aliran modular
Q= Debit aliran non modular
H0= Tinggi tekanan total di hulu ambang = y0 +v2/2g
Y0= Kedalaman air di hulu ambang (m)
H1= Tinggi tekanan total di hilir ambang = y1 +v2/2g
Y1= Kedalaman air di hilir ambang (m)
Debit aliran yang terjadi pada crump weir untuk kondisi aliran modular
dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Qm = Qd .B. H 0√ g.H0
Dimana:
37
Qm= Debit aliran modular (m3/dtk)
Ho= Tinggi tekanan total di hulu ambang = y0 +v2/2g
Cd= Koefisien debit
b= Kebar ambang
Pada kondisi aliran non modular, aliran di hulu sudah dipengaruhi oleh
perubahan tinggi tekanan hilir. Oleh karena itu debit yang dihasilkan pada kondisi
aliran non modular perlu dikoreksi.
Q = f .Qm
Dimana:
f= Faktor koreksi
Q= Debit aliran non modular
4. Current Meter.
38
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja
serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan kunci
dengan erat
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baik jika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12) Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Pasanglah crump weir pada model saluran terbuka.
2) Alirkan air ke dalam model saluran terbuka, sehingga diperoleh kondisi
aliran modular.
3) Ukurlah debit aliran yang terjadi.
39
4) Catat harga H0, Y0, H1, danY1.
5) Ulangi percobaan untuk debit yang lain
6) Berdasarkan persamaan tentukan besarnya harga Cd crump weir
7) Bendunglah bagian hilir sehingga diperoleh kondisi aliran non modular
8) Ukur debit aliran yang terjadi (Q)
9) Dengan persamaan tentukan debit modular
10) Tentukan faktor koreksi dengan persamaan
11) Gambarkan profil aliran yang terjadi.
Dimana :
40
V0 = kecepatan aliran di hulu
Q = 1.3 m3/dtk
Qm = 1.3 m3/dtk
V0 = 0.7 m/s
V1 = 1.3 m/s
2
0.7
H0 = 0.0975+ = 0.12247 m
2 x 9.81
2
1.3
H1 = 0.0196+ = 0.87638 m
2 x 9.81
Qm = C d ¿ Q m. B . H . √ g . H
0 0
Q = F . Qm ¿> F=Q /Q m
= F=1.3/1.3
= 1
41
dengan mercu bulat, yakni profil pelimpah yang ditentukan sesuai dengan bentuk
permukaan tirai luapan bawah di atas bendung mercu tajam.
Debit yang mengalir di atas bendung dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
2
Q= C d B √2. g( y 0−P)
3
3
Dimana:
(Y0- P) = jarak vertikal antara muka air di hulu bendung dengan puncak
Bendung (m)
B = lebar bendung (m)
Cd = Koefisien Debit
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
4. Current Meter.
43
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran
kerja serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan kunci
dengan erat
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baik jika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12) Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Pasanglah model bendung pada saluran terbuka.
2) Alirkan air ke saluran dengan menjalankan pompa.
44
3) Ukur debit aliran yang terjadi.
4) Catat hargaY0
5) Dengan menggunakan rumus diatas, tentukan besarnyan koefisien debit
melalui bendung.
6) Gambar profil aliran yang terjadi.
7) Amati loncatan air yang terjadi di hilir bendung, ukur Y1,Y2, dan L dan
tentukan kecepatan yang terjadi pada aliran di hulu loncatan hidraulik.
8) Bandingkan panjang loncatan hidraulik tersebut dengan rumus
9) Amati pula bagian mana yang akan mengalami gerusan yang
membahayakan?
10) Pasanglah lantai bendung yang lain pada bagian hilir dibelakang model
bendung tersebut.
11) Amati loncatan hidraulik yang terjadi, bandingkan dengan kondisi
sebelumnya.
12)
e) Data Hasil Perhitungan
45
Percobaan Sloping Apron 1
1. Tinggi bendung (P) = 0.18 m
2. Lebar bendung (B) = 0.08 m
3. Tinggi vertikal antara muka air di hulu Bendung (Y0-P)
= 0.2107 m
4. Debit aliran = 0.8 m3/s
5. Tinggi muka air di hulu loncatan (Y1) = 0.0061 m
6. Kecepatan air di hulu loncatan (V1) = 0.2 m/s
1/ 2
7. Bilangan froud (fr) Fr ¿ V 1/(g . y 1)
1
¿ 0.2/(9.8∗0.0061)
2
= 0.165
2 3
8. Koefisien debit (Cd) Cd = Q/( xB √ 2 g(Y 0−P) )
3
2 3
= (0,8/( x 0.08 √ 2 x 9.8 (0.2107−0.18) )
3
= 20.15
46
Kinerja gorong-gorong ini didefinisikan sebagai yc/d ( atau H*). Nilai H*
bervariasi antara 1,2 sampai 1,5 kali tinggi gorong-gorong, tergantung pada
geometri masukan, karakteristik kubah dan keadaan saluran gorong-gorong.
Untuk analisa pendahuluan dapat digunakan batas atas H* = 1,5 d, dimana d =
tinggi gorong-gorong dari dasar saluran, yo adalah kedalaman aliran di hulu
gorong-gorong pada titik dimana gorong-gorong tersebut bekerja penuh.
2. Model Gorong-gorong/culvert.
4. Current Meter.
47
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran
kerja serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan
kuncidengan erat
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baik jika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12) Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Pasanglah model gorong-gorong pada saluran kurang lebih pada tengah-
tengah saluran.
2) Supaya pengukurannya lebih akurat, maka rongga antara model dengan
dinding saluran sebaiknya diberi plastisin.
3) Pasang point gauge atau hook gauge pada hulu dan hilir model gorong-
gorong.
4) Sebagai datum pengukuran adalah dasar saluran.
48
5) Dengan perlahan-lahan alirkan air hingga mencapai ketinggian dimana
gorong-gorong bekerja penuh.
6) Gambarkan sketsa aliran yang terjadi.
7) Ukur debit aliran dan yo.
8) Turunkan air pada gorong-gorong, tambahkan stop log di akhir saluran,
ukur debit, yo, y1 dan Q pada saat gorong-gorong tersebut bekerja penuh
lagi.
9) Ulangi langkah-langkah di atas dengan menambah stop log hingga tidak
ada aliran sama sekali
f)
Q = K A.b1. y2(2.g.h2+V02)1/2
Dengan:
Q = Debit aliran
K A= Koefisien konstraksi
b1= (Lebar saluran – Lebar splitter)
y2= Kedalaman aliran di hilir splitters
h2= Tinggi pembendungan = yo – y2
V0= Kecepatan aliran di hulu
g= Percepatan grafitasi
50
Aliran melalui splitters
2. Model Splitter
4. Current Meter.
51
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja
serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan kunci
dengan
erat
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baijika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12)Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Pasanglah model splitters pada tengah-tengah saluran.
2) Ukur bo dan b1.
3) Alirkan air pada saluran.
4) Pasang point gauge pada tepat di hulu dan di hilir splitters.
5) Tambahkan stop log padaakhir saluran untuk memperoleh ketinggian tertentu
yang tidak sampai menenggelamkan model.
6) Ukur debit aliran yang terjadi.
52
7) Ukur yo dan y1.
8) Naikkan debit secara bertahap dan pastikan bahwa model tidak sampai terendam,
ulangi langkah yang sama seperti di atas. Hitung besarnya koefisien konstraksi
Keterangan :
Q : debit aliran
K A : koefisienkonstraksi
h2 : tinggipembendungan = y 0 - y 2
v 0 : kecepatan aliran
K A = Q /b 2. y 2(2.gh2 + v 20 ¿1 /2
K A = 28.5302m3/s
53
Dengan menyempitkan tampang saluran pada suatu ruan saluran, maka
perubahan kecepatan dan tinggi aliran pada tampang tersebut dapat digunakan
untuk menghitung debit yang lewat.
Ada dua macam aliran melalui penyempitan:
a. Persamaan untuk keadaan aliran tenggelam non modular
Atau
Pada keadaan aliran bebas, pelimpah ambang lebar lebih sempurna untuk
mengukur debit. Pada keadaan ini di hilir penyempitan akan terbentuk loncatan air
54
pada penyempitan terjadi aliran kritik sehingga untuk mengetahui debit yan lewat
cukup diukur kedalaman hulu h0.
4. Current Meter.
55
c) Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
dan serta persiapan alat yang akan dipakai untuk menjamin keselamatan antara
lain:
1) Perhatikan dan baca prosedur standart pelaksanaan kegiatan (Standart
Operation Procedur/SOP) yang ada.
2) Perhatikan dengan seksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran
kerja serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek kondisi pompa yang ada dalam hidraulic bench
4) Isi tanki pada hiraulic bench dengan air sesuai dengan kebutuhan
5) Jika diperlukan, berilah lapisan penutup pada dasar saluran sesuai dengan
macam percobaan
6) Letakan model sesuai macam percobaan dengan baik dan pastikan
kuncidengan erat
7) Sisi kiri kanan yang berimpit dengan saluran diberi plastisin agar air tidak
merembes/menerobos
8) Hidupkan sumber listrik
9) Buka kran penatur aliran hingga air mengalir ke saluran
10) Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dan disimpan dengan baik jika
tidak digunakan
11) Pakailah sepatu, dan pakaian praktek pada saat praktikum
12) Setelah selesai, besihkan dan kumpulkan alat kerja.
d) Langkah Kerja
1) Memasang talang venture pada saluran dengan mendirikannya pada
saluran
2) Ukuran lebar talang dihulu dan hilir (Bo dan B1
56
3) Alirkan air ke dalam flume
4) Ukur h0, h1, h2 dan Q
5) Naikan aliran secara bertahap dan amati pola alirannya
6) Ukur h0, h1dan Q serta harganya
7) Pasang stop log diakhir saluran
8) Ulangi prosedur diatas
9) Tambahkan 1 stop log lagi untuk menaikkan kedalaman air di hilir dan
menggenangi venturi
10) Amati pengaliran yang terjadi dan buat sketsa alirannya.
11) Hitunglah koefisien debit yang terjadi
12) Buatlah grafik hubungan h dngan Q
13) Gambarkan grafik hubungan Cd dengan h0/h2 untuk aliran modular
14) Gambarkan grafik hubungan Cd dengan h0/h2 untuk aliran non modular
Keterangan :
Q : Debit Aliran
Percobaan 1 :
B 1 h1
m =
B0h0
57
0.03∗0.0659
m =
0.078∗0.1185
m = 0.21389
Q
C d=
Cd . b 1.h 1
¿
√2 g ¿ ¿ ¿ ¿
C d=1.3 /(0.03∗0.0659)√ ( 2 . 9 , 8 ( 0.1185−0.00659 ) /1−0.213892 ) ¿ ¿
= 683.481
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini adalah :
1. Diperlukan konsentrasi/ketelitian dalam menentukan ukuran dalam percobaan.
2. Disiplin dalam melakukan praktikum.
3. Mahasiswa hendaknya selalu diawasi oleh pembimbing dalam pelaksanaan
praktikum
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Umum. Bandung
Kodoatie, R.J. 2009. Hidrolika Terapah Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Bandung.