Anda di halaman 1dari 21

Makalah “Pintu Air”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrolika Terapan


Dosen pengampu: Hangga Prima S, S.T.,M.T

Disusun oleh:
ANNISA NURLAILY (22101120033)
PUTRI FATMAWATI (22101120045)
PUTRI HASLYNDA (22101120024)
NOVITA DWI MEILINDA (22101120015)
DENI CAHYA SAPUTRA (22101120029)
AHMAD FATHUR RIFQI (221011120062)

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pintu Air"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata Hidrolika Terapan. Selain


itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hangga Prima S, S.T.,


M.T selaku dosen Mata Kuliah Hidrolika Terapan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 12 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI ................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................5
1.3 Tujuan .....................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................6
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................................6
2.2 Dasar Teori ..............................................................................................................6
2.2.1 Tekanan Hidrostastis ......................................................................................6
2.2.2 Penerapan Hukum Archimedes ......................................................................7
2.2.3 Jenis dan Fungsi Sistem Pintu Air .................................................................8
2.2.4 Penerapan Ilmu Komputational Fluid Dynamics ...........................................8
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................10
3.1 Fungsi Kerja Sistem Pintu Air ...............................................................................10
3.1.1 Efektivitas Bangunan Air di Indonesia .........................................................10
3.1.2 Pintu Air Sebagai Bangunan Penunjang Irigasi dan Drainase ......................11
3.2 Bukaan Pintu Air Pada Saat Kondisi Air Normal dan Kondisi Air Banjir .............12
3.2.1 Pintu Air dan Konteksnya Sebagai Kontrol Air ............................................12
3.2.2 Cara Kerja Pintu Air Sebagai Kontrol Air ....................................................13
3.3 Proses Kerja Pintu Air ............................................................................................14
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................18
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................18
4.2 Saran ......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................19
LAMPIRAN ................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pintu air merupakan bangunan penunjang pada suatu bendungan irigasi
dan bendungan pengendali banjir. Pintu air sudah ada sejak zaman dahulu, dengan
terjadinya perkembangan khususnya pada teknologi, hal ini terlihat dari berbagai
macam pintu air yang digunakan dari pintu air dengan sistem manual sampai
dengan pintu air dengan sistem full otomatis. Buka tutup pintu air otomatis
merupakan bangunan berserta instalasinya yang berfungsi membuka ,mengatur
dan menutup aliran air yang masuk ke bendungan atau waduk, berdasarkan level
ketinggian air pada hulu bendungan. Pintu air digunakan untuk membuka,
mengatur dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun yang
tertutup. Penggunaannya harus disesuaikan dengan debit air dan tinggi tekanan
( selisih tinggi air ) yang akan dilayaninya. Kebanyakan berbentuk empat persegi
panjang, kecuali pintu cincin dan pintu ilinder yang berbentuk lingkaran. Apabila
saluran airnya berbentuk lingkaran atau trapesium, harus dibuat saluran peralihan
yang berbentuk empat persegi panjang. Bagian yang penting dari pintu air adalah :
daun pintu, rangka pengatur arah gerakan, angker dan hoist ( Soedibyo, 2003 ).

Pintu air merupakan salah satu bangunan air irigasi yang membagi
saluran primer sekunder, sehingga difungsikan sebagai bangunan bagi. Bangunan
bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air
mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu-pintu bangunan bagi berfungsi
sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu sadap lainnya mengukur
debit pada cabang saluran dipasang pintu pengatur untuk saluran terbesar dan
dipasang alat-alat pengukur dan pengatur di bangunan-bangunan sadap yang lebih
kecil.

Pintu Air diatur dan difungsikan untuk mengatur air di bagian


pengambilan di suatu bendungan, bendungan penahan banjir, maupun di tanggul
sungai. Bila terjadi kelebihan air, maka air akan dapat dikurangi dengan cepat.
Pintu air juga merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pengatur aliran air

4
untuk pematusan (drainase), penyadapan, dan pengatur lalu lintas air irigasi .
Pintu air sebagai penyadap berfungsi untuk mengatur besarnya debit air yang
dialirkan ke dalam sistem saluran irigasi, sehingga pintunya dapat diatur dengan
tujuan mencapai debit yang diinginkan. Pintu air ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya banjir karena pada musim hujan air meluap. Selain itu
dengan adanya pintu air, debit aliran dapat di kendalikan dengan mengatur tinggi
bukaan pintu untuk melewatkan aliran di bawah pintu serta kedalaman aliran di
hilir dapat diketahui

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana fungsi kerja sistem pintu air?


2. Bagaimana proses kerja pintu air?
3. Bagaimana bukaan pintu pada saat kondisi air normal dan kondisi air
banjir?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana fungsi kerja sistem pintu air


2. Mengetahui bagaimana proses kerja pintu air
3. Mengetahui bagaimana bukaan pintu pada saat kondisi air normal dan
kondisi air banjir

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Banyak penelitian telah dilakukan pada sistem pintu air, hal ini dilakukan
di berbagai lembaga penelitian formal seperti universitas atau Lembaga non
formal. Topik makalah ini berfokus pada sistem pintu air. Terdapat beberapa
penelitian yang telah dilakuakan tentang pintu air, contohnya dari Rizki Arif Fauzi
(2019) dengan judul Analisa pintu air otomatis berpenggerak mekanika dengan
tinggi saluran drainase 1,5 meter yang membahas mengenai kadaan normal pintu
air serta keadaan pintu air yang akan menutup dan merapat 100% apabila muka air
telah mencapai batasnya.Juga, pada penelitian yang dilakukan oleh Ratna Musa,
Hanafi Ashad, Muhammad Asrul (2019) dengan judul Analisa Pintu Air Untuk
meningkatkan kinerja irifgasi pada daerah iriggasi kampili kabupaten gowa.
Penelitian ini membahas tentang besar debit air yang melewati pintu air, dan
evaluasi kinerja pintu air pada sakuran dengan melakukan pada bukaan pintu.

2.2 Dasar Teori


Berikut landasan teori yang digunakan dalam sistem pintu air :
2.2.1 Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diberikan oleh suatu zat Zat
cair berada dalam keadaan diam pada kedalaman tertentu. Besarnya
tekanan hidrostatik sebagai fungsi dari tinggi fluida, massa jenis fluida dan
percepatannya Gravitasi bumi. Di bawah tekanan dalam cairan, bila
dikombinasikan dengan kedalaman cairan di suatu lokasi, semakin dalam
lokasi tersebut cair, tekanan aapada lokasi tersebut akan semakin tinggi
(Resnick, 1991).

6
Gambar 2.1 Contoh tekanan hidrolis dalam wadah
(Sumber : http://fisikaituasyik.weebly.com/tekanan-
hidrostatis.html)

Sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut :


Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik
Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan
massa jenis zat cair (fluida).
2.2.2 Penerapan Hukum Archimedes
Menurut (Resnick, 1991), hukum Archimedes menjelaskan hubungan
antara gravitasi dan gaya ke atas pada suatu benda jika dimasukan ke air.
Karena adanya gaya angkat ke atas (gaya dorong/apung), maka benda di
dalam zat cair, berat benda akan berkurang sehingga benda di dlam air
terasa lebih ringan daripada ketika benda di darat.
Rumus gaya angkat Hukum Archimedes (Resnick, 1991).
𝐹𝑎 = 𝜌𝑓 × 𝑔 × 𝑉𝑏................................................................................. (2.1)
𝐹𝐻 = 𝐹𝑎 − 𝑊........................................................................................(2.2)
𝐹𝐻 = 𝜌𝑓. 𝑔. 𝑣𝑏. −(𝑊𝑏 + 𝑊𝑢) ...............................................(2.3)
Keterarangan:
𝐹𝑎 = gaya angkat (N)
𝐹𝐻 = gaya angkat hidrostatis
(N) 𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3 )
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2 )
𝑉 = volume (m3 )
𝑊 = berat benda (N)

7
Penenerapan hukum archimeddes mengakibatkan tiga keadaan benda
yaitu, benda tenggelam, benda melayang, dan benda terapung
2.2.3 Jenis dan Fungsi Sistem Pintu Air
Menurut Bambang Triarmodjo dkk (1992), sistem pintu air
berfungsi sebagai pengatur aliran air untuk darinase atau pembuangan,
penyadap dan pengatur lalu lintasan air. Ditinjau dari segi konstruksinya,
pintu air dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu pintu air tipe saluran terbuka
atau disebut pintu air saluran (gate) dan pintu air tipe saluran tertutup atau
disebut pintu air terowongan (sluice).
Berdasarkan bentuknya, pintu air dibagi menjadi beberapa antara lain :
1. Pintu air geser (slide gate, sliding gate, sluice gate ).
2. Pintu air dengan roda ( roller gate )
Pembagian tipe pintu air berdasarkan jenisnya antara lain:
1. Pintu pengatur ( regulating gate )
2. Pintu air penjaga ( guard gate )
3. Pintu air pengeluaran (outlet gate)
2.2.4 Penerapan ilmu Computational Fluid Dynamics
Menurut Verseeg (1995), Computational Fluid Dynamics (CFD)
merupakan ilmu yang mempelajari cara memprediksi pola aliran fluida,
perpindahan panas, reaksi kimia dan fenomena lainnya dengan
menyelesaikan persamaan-persamaan matematika atau model matematika.
Pada dasarnya CFD mengganti persamaan-persamaan diferensial
parsial dari kontinuitas, momentum, dan energi dengan persamaan-
persamaan aljabar. Beberapa analisis yang dapat dipecahkan sistem
komputasi dinamika fluida, antara lain: (Solidworks User Guide, 2010)
1. Radiation heat transfer analysis Melihat bagaimana panas ditransfer
antar high-temperature surfaces.
2. Rotating reference frame analysis Sangat mudah untuk memahami
arus rotasi yang kompleks pada sistem.
3. Transient flow analysis Untuk mensimulasikan aliran yang tidak stabil
dari waktu ke waktu.

8
4. Conduction and convection heat transfer analysis Melihat bagaimana
panas mengalir melewati sebuah objek
5. External flow analysis Melihat bagaimana cairan dan gas melewati
saluran.
Menurut (Verseeg, 1995), parameter yang digunakan untuk simulasi
untuk menentukan kondisi batas (boundary condition) antara lain:
a. Velocity Inlet Digunakan untuk mendefinisikan kecepatan aliran dan
besaran skalar lainnya pada sisi masuk aliran. Kondisi batas ini hanya
digunakan untuk aliran inkompresibel.
b. Mass Flow Inlet Pada kondisi batas ini harus dimasukkan data laju
aliran massa atau fluks massa, temperature fluida (apabila
mengaktifkan persamaan energi), tekanan gauge pada sisi masuk, arah
aliran, dan besaran turbulensi.
c. Outflow Kondisi batas ini digunakan apabila data aliran pada sisi
keluar tidak diketahui. Data pada sisi keluar diekstrapolasi dari data
yang ada pada alran sebelum mencapai sisi keluar.
d. Dinding (Wall) Kondisi batas ini digunakan sebagai dinding untuk
aliran fluida dalam saluran atau dapat disebut juga sebagai dinding
saluran. Kondisi batas ini digunakan juga sebagai pembatas antara
daerah fluida (cair dan gas) dan padatan.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Fungsi Kerja Sistem Pintu Air


3.1.1 Efektivitas Bangunan Air di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan sektor agraris yang cukup
besar. Sebagai negara agraris, keberhasilan pertanian memiliki dampak
besar terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk
mencapai tingkat yang optimal pada sektor agraris, perlu diperhatikan
berbagai aspek yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman, salah
satunya adalah sistem irigasi. Irigasi merupakan salah satu usaha penting
dalam dunia pertanian untuk menyediakan dan mengatur air guna
mendukung pertumbuhan tanaman. Selain mengenai indonesia yang
menjadi negara agraris, indonesia juga merupakan negara dengan iklim
tropis. Negara dengan iklim tropis seperti Indonesia memiliki dua musim
yaitu musim kemarau dan penghujan. Kondisi iklim di Indonesia juga
sangat mempengaruhi sistem pertanian. Musim kemarau panjang yang
menyebabkan kekeringan dapat merugikan banyak pihak terutama petani.
Musim penghujan yang terus menerus juga dapat membawa dampak yang
buruk bagi masyarat seperti banjir, lahan yang tergenang karena kelebihan
air, serta kerugian-kerugian lain. Hal-hal tersebut dapat diantisipasi dengan
sistem irigasi dan drainase.
Irigasi merupakan merupakan suatu bentuk kegiatan yang
mempunyai hubungan dengan usaha untuk mendapatkan air guna untuk
keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan tersebut dapat meliputi:
perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan sarana untuk
mengambil air dari sumber air dan membagi air tersebut secara teratur dan
apabila terjadi kelebihan air dengan mebuangnya melalui saluran drainase.
Untuk alasan ini efesiensi dan efektifitas jaringan irigasi harus dieevaluasi
dan diterapakan dalam bentuk pelaksanaan pemberian air irigasi dalam
bentuk kualitatif seperti, efesiensi saluran pembawa air, efesiensi pemakain
air, serta efektifitas saran dan prasanan bangunan irigasi maupun darinase.

10
Pada saluran drainse atau pun irigasi memiliki bangunan penunjang kerja
sistemnya. Salah satu dari bangunan penunjang tersebut adalah pintu air.

3.1.2 Pintu Air Sebagai Bangunan Penunjang Irigasi dan darinase


Pintu air merupakan salah satu bangunan penunjang pada suatu
saluran pembawa maupun pembuang air irigasi. Pintu air diatur dan
difungsikan untuk mengatur udara di bagian pengambilan di suatu
tikungan, bendungan penahan banjir, maupun di tanggul sungai. Bila
terjadi kelebihan air, maka air akan dapat dikurangi dengan cepat. Pintu air
juga merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pengatur aliran udara
untuk pematusan (drainase), penyadapan, dan pengatur lalu lintas air
irigasi. Fungsi pintu air adalah mengatur aliran air untuk pembuang,
penyadap, dan pengatur lalu lintas air (Suyono, 1986). Pintu air sebagai
penyadap berfungsi untuk mengatur besarnya debit air yang dialirkan ke
dalam sistem saluran irigasi, sehingga pintunya dapat diatur deengan
tujuan mencapai debit yang diinginkan. Oleh karena itu, dimensi pintu
ditetapkan berdasar pada besarnya debit yang dilewatkan melalui pintu
tersebut.
Salah satu fungsi pintu air adalah sebagai penunjang drainase.
Pintu air juga merupakan alat pengendali banjir. Curah hujan yang tinggi
dapat membuat debit air menjadi naik. Hal ini dapat mengakibatkan
terjadinya banjir. Maka dari itu dibutuhkan alat pengendali air pada
bendungan seperti Pintu Air. Fungsi kerja sistem pintu air sebagai
pengendali banjir didesain untuk spillway pada bendungan yang digunakan
untuk mengatur laju aliran pada saluran, atau dapat didesain untuk
menghentikan air sebagai bagian dari sistem tanggul. Untuk pengendalian
banjir pintu air digunakan supaya muka air banjir pada sungai maupun
saluran turun. Pintu air sebagai pengendali banjir diterapkan dengan cara
melakukan penahanan terhadap air yang akan dialirkan pada saluran
berikutnya dengan menggunakan sistem buka tutup pintu air, agar air yang
keluar terkontrol dengan baik.

11
Pintu air sebagai Sumber Irigasi Air. Pintu Air juga bisa
digunakan untuk mengalirkan air ke lahan pertanian, kolam
ikan, perkebunan, serta industri. Di Indonesia secara umum dan Kabupaten
Blitar pada khususnya, sistem pengairan irigasi telah menjadi salah satu
cara untuk mengairi lahan pertanian. Jika persediaan air melimpah karena
tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi
dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Dari pintu
masuk air diperlukan untuk mengatur debit udara yang keluar dari bedung
pengambilan dan yang menuju ke lahan pertanian. Karena melalui proses
gravitasi, tanah yang lebih tinggi akan mendapat udara lebih dahulu.
Sebagai Pembagi Saluran Primer untuk membagi air irigasi dari
saluran primer ke saluran sekunder kanan dan saluran sekunder kiri.
Sebagai saluran pembagi, Pintu air digunakanpada saluran primer dari
bendungan menjadi 3 saluran sekunder, dan hal ini hanya ada pada saluran
primer yang cukup besar. Untuk sistem irigasi dengan tekanan air yang
kecil maka yang dibutuhkan juga pintu air yang kecil pula.

3.2 Bukaan Pintu Air Pada Saat Kondisi Air Normal dan Kondisi Air
Banjir
3.2.1 Pintu Air dan Konteksnya Sebagai Kontrol Air
Bendung Gerak Vertikal. Bendung ini terdiri dari tubuh bendung
dengan ambang tetap yang rendah dilengkapi dengan pintu-pintu yang
dapat digerakkan vertikal maupun radial. Tipe ini mempunyai fungsi
ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung kaitannya dengan
muka air banjir dan meninggikan muka air sungai kaitannya dengan
penyadapan air untuk berbagai keperluan. Operasional di lapangan
dilakukan dengan membuka pintu seluruhnya pada saat banjir besar atau
membuka pintu sebagian pada saat banjir sedang dan kecil. Pintu ditutup
sepenuhnya pada saat saat kondisi normal, yaitu untuk kepentingan
penyadapan air. Tipe bendung gerak ini hanya dibedakan dari bentuk
pintu-pintunya antara lain:

12
(a) Pintu geser atau sorong, banyak digunakan untuk lebar dan
tinggi bukaan yang kecil dan sedang. Diupayakan pintu tidak terlalu berat
karena akan memerlukan peralatan angkat yang lebih besar dan mahal.
Sebaiknya pintu cukup ringan tetapi memiliki kekakuan yang tinggi
sehingga bila diangkat tidak mudah bergetar karena gaya dinamis aliran
air.
(b) Pintu radial, memiliki daun pintu berbentuk lengkung
(busur) dengan lengan pintu yang sendinya tertanam pada tembok sayap
atau pilar. Konstruksi seperti ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan
untuk diangkat dengan menggunakan kabel atau rantai. Alat penggerak
pintu dapat dapat pula dilakukan secara hidrolik dengan peralatan
pendorong dan penarik mekanik yang tertanam pada tembok sayap atau
pilar.

3.2.2 Cara Kerja Pintu Air Sebagai Kontrol Air


Ada tahapan-tahapan cara kerja suatu bendung agar berjalan sesuai
dengan ketentuan yang dibutuhkan, membuka dan menutup pintu air
sehingga debit air yang mengalir sesuia dengan perintah juru pemeliharaan
yaitu pintu air banjir (floodway gate), pintu pembilas / penguras (scouring
gate), pintu pemasok / pengambil (intake gate), kantong lumpur, dan
bangunan pelengkap. Kegiatan cara kerja bendung adalah operasi yang
sangat penting untuk memfungsikan bendungan dengan benar untuk
mendapatkan manfaat yang diharapkan. Kegiatan yang tidak mengikuti
prosedur yang ditetapkan dapat mengurangi efektivitas bendungan dan
bahkan membahayakan keamanan bendungan. Salah satu masalah utama
dalam pengoperasian dan pemeliharaan bendungan di irigasi dan daerah
lainnya ialah berkurangnya ketersediaan air. Di sisi lain, kebutuhan akan
air semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda, seperti
pertumbuhan penduduk, diversifikasi penggunaan air, kemajuan
pembangunan dan kecenderungan penurunan kualitas air akibat
pencemaran yang disebabkan oleh berbagai kegiatan

13
3.3 Proses Kerja Pintu Air
Menurut Bambang Triarmodjo dkk (1992), sistem pintu air
berfungsi sebagai pengatur aliran air untuk darinase atau pembuangan,
penyadap dan pengatur lalu lintasan air. Berdasarkan cara
pengoperasiannya, pintu air dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Pintu Air Manual
Penggunaan pintu air secara manual dapat dijumpai pada
persawahan dan aliran dengan tekanan kecil. Pintu air manual masih
memerlukam tenaga manusia untuk mengatur aliran air dengan
menutup dan membuka pintu air ini. Langkah kerja pintu air manual:
a. Buka kunci (gembok) pada pemutar pintu air
b. Tutup pintu air apabila saluran atau waduk akan
dikeringkan
c. Buka pintu air apabila tinggi muka air di saluran atau
waduk melampaui tinggi jagaan
d. Bila muka air sudah hampir limpas maka pintu air harus
dibuka agar air tidak merusak tanggul waduk/saluran.
Membuka dan menutup pintu ari di percabangan saluran:
a. Apabila salah satu saluran yang tidak berpintu maka airnya
hampir mendekati bibir saluran maka bukalh pintu air agar
aliran terbagi melalui pintu percabangan
b. Buka pintu air penggelontoran agar kotoran di saluran air
yang berbau busuk dapat dihanyutkan
c. Tutup kembali pintu setelah penggelontoran selesai.
2. Pintu Air Semi Otomatis
Pintu air semi otomatis, penggunaan pintu air semi otomatis
sering dijumpai pada bendungan yang bertekanan tinggi Pintu air
merupakan salah satu infrastruktur untuk mengatasi debit air akibat
banjir. Sistem kontrol pintu air yang baik dapat memaksimalkan
efisiensi pengelolaan air pada sungai maupun bendungan. Maka
perlunya suatu sistem kendali pintu air secara semi otomatis

14
dan sistem peringatan dini debit air pada pintu air sebagai sebagai
sinyal kepada operator penjaga pintu air.
3. Pintu Air Otomatis
Pintu air irigasi otomatis akan menghasilkan manfaat lebih dari
pengoperasian secara manual. Manusia yang mengoperasikan buka
tutup pintu akan beralih menjadi pengawas sistem otomatis, tidak
hanya kekuatan saja namun juga kecerdasan akan terpakai. Sehingga
tingkat efektivitas pengoperasian akan meningkat. Selain itu,
pengoperasian pintu air irigasi juga bisa diakses secara manual
apabila terjadi kerusakan pintu maupun kesalahan sistem.
Otomatisasi Irigasi ini akan mengotomatisasikan operasi pintu air
dengan mendeteksi tinggi muka air di saluran dan debit yang dialiri
pada saluran tersebut. Alat ini telah terprogram untuk
mengoperasikan pintu air berdasarkan data tersebut menggunakan
daya yang tersimpan dari accumulator, daya tersebut diproduksi oleh
panel surya.

Keunggulan teknologi ini adalah lebih efektif dan efisien dalam


operasi pintu, tidak memerlukan tenaga manusia dalam
pengoperasian pintu, namun juga dilengkapi sistem manual sehingga
lebih fleksibel dalam pengoperasian pintu air irigasi. Data-data yang
diukur dapat digunakan untuk penelitian maupun memperkirakan
teknologi yang akan digunakan selanjutnya di lokasi Sekunder
Seuleuh. Sistem otomatisasi yang dipasang berperan dalam
pengiriman data dan mengatur tinggi bukaan pintu yang acuannya
berasal dari debit volumetrik.

Persyaratan dalam penggunaan teknologi sistem otomatisasi ini


perlu memperhatikan aspek beban yang dialami pintu oleh air dan
beban pintu itu sendiri, daya penggerak, ukuran pintu, dan keamanan
terhadap tindak vandalisme. Aspek daya memperhatikan kekuatan
mesin listrik untuk menggerakkan pintu air dengan beban akibat air
dan kelistrikan untuk mempertahankan mesin tetap beroperasi.
Aspek ukuran memperhatikan ukuran alat-alat dan tata letak alat.

15
Sedangkan aspek keamanan memperhatikan sistem keamanan dari
kerusakan maupun kehilangan.

Pintu air full otomatis digunakan untuk pengendalian


banjir pada bangunan pelipah pada suatu bendungan bertekanan
tinggi, pintu akan bekerja apabila debit air melebihi batas tertentu
sehingga akan membuka sendiri secara otomatis. Buka tutup pintu
otomatis merupakan bangunan beserta instalasinya yang berfungsi
mengatur aliran air yang masuk ke bendungan atau waduk,
berdasarkan level ketinggian air pada hulu bendungan. Keadaan air
yang ada di bendungan pun dapat berubah-ubah dalam periode
waktu yang tidak menentu. Dengan melihat kondisi sekarang ini
cuaca tidak dapat diprediksi. Hujan dan badai angin sering datang
dengan cepat dan bersamaan. Kemudian hujan yang terjadi di hulu
mengakibatkan aliran air yang besar. Pembukaan dan penutupan
pintu bendungan yang menggunakan tenaga manusia menyebabkan
kurangnya penjagaan bendungan yang kurang maksimal. Faktor
kelalaian penjaga juga dapat menyebabkan hal yang tidak
diinginkan. Sangatlah penting adanya alat yang dapat membuka,
mengatur dan menutup aliran air pada bendungan yang dapat bekerja
sewaktu-waktu dengan cepat dengan gerakan membuka, mengatur
dan menutup sendiri secara otomatis.
Dengan perkembangan teknologi mikroprosesor/mikrokontroler,
muncul sebuah gagasan untuk membuat pintu bendungan tersebut
menjadi otomatis karena perubahan volume air yang selalu berubah-
ubah dalam periode waktu yang tidak menentu. Maka dari itu
dirancanglah sebuah alat dengan teknologi yang sedang berkembang
saat ini, sehingga dapat membantu pengoperasian pembukaan dan
penutupan pintu bendungan secara otomatis berbasis mikrokontroler
ATMega16. Rancang bangun berukuran skala lab yang
menggunakan prinsip kerja Water Level Control untuk pendeteksi
ketinggian air atau sebagai sensor ketinggian air. Dengan alat ini
maka bendungan bisa terjaga dengan maksimal dan memudahkan

16
untuk proses pembukaan dan penutupan pintu bendungan. Dengan
menambahkan tampilan LCD (Liquid Crystal Display) di alat ini
untuk menunjukkan informasi ketingan air yang terdapat pada
bendungan. Berdasarkan masalah yang terjadi, maka satu solusi
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan merancang
“Rancang Bangun Pintu Air Otomatis Berbasis Mikrokontroler
ATMega16”. Sehingga dengan adanya alat ini, diharapkan dapat
pembukaan dan penutupan pintu bendungan secara otomatis.

17
BAB IV

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan

1. Pintu Air mencakup penjelasan mendalam tentang peran dan manfaat


sistem pintu air dalam pengelolaan air. Kesimpulannya, sistem pintu air
adalah elemen penting dalam mengatur aliran air untuk mengontrol banjir,
penyediaan air minum, irigasi, dan perlindungan lingkungan.
2. "Bukaan Pintu Air Pada Saat Kondisi Air Normal dan Kondisi Air Banjir"
adalah bahwa mengatur bukaan pintu air secara efektif dan tepat pada
kondisi air normal dan banjir sangat penting untuk mencegah banjir,
mengatur distribusi air, dan melindungi lingkungan sekitar.
3. "Proses Kerja Pintu Air" adalah bahwa pemahaman mendalam tentang
proses kerja pintu air adalah krusial dalam mengoptimalkan pengelolaan
air, mencegah banjir, dan mengatur suplai air secara efisien.

4.2 Saran

1. Untuk peningkatan makalah ini mungkin mencakup penambahan studi


kasus, grafik, atau diagram yang memperjelas penjelasan tentang
bagaimana sistem pintu air beroperasi. Juga, mempertimbangkan untuk
mengintegrasikan perspektif pengelolaan berkelanjutan dan teknologi
terbaru yang dapat meningkatkan efisiensi sistem pintu air.
2. Untuk pengembangan makalah ini bisa meliputi penyajian contoh
perencanaan bukaan pintu air yang optimal untuk situasi air normal dan
banjir, mempertimbangkan aspek teknis dan keamanan. Selain itu,
tambahkan data statistik atau hasil penelitian yang menggambarkan
efisiensi dari pengaturan bukaan pintu air dalam situasi yang berbeda,
untuk memberikan bukti ilmiah yang kuat.
3. Untuk pengembangan makalah ini dapat mencakup penambahan diagram
atau ilustrasi sebagai penjelasan lebih lanjut mengenai berbagai teknologi
yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan proses kerja
pintu air.

18
DAFTAR PUSTAKA

Zulius, A. (2017). Rancang Bangun Kontrol Pintu Air Otomatis Berdasarkan Level
Ketinggian Air Menggunakan Arduino Dan Sensor Hc-Sr04 Pada Dinas
PU dan Penataan Ruang Kota Lubuklinggau. Jusikom: Jurnal Sistem
Komputer Musirawas, 2(2), 78-86.
Fauzi, R. A. (2019). ANALISIS PINTU AIR OTOMATIS BERPENGGERAK
MEKANIK DENGAN TINGGI SALURAN DRAINASE 1, 5
METER (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).
Umum, D. P., & Pengairan, D. J. (1986). Standar perencanaan irigasi kriteria
perencanaan bagian saluran KP-03.
Anderson, J. D., & Wendt, J. (1995). Computational fluid dynamics (Vol. 206, p.
332). New York: McGraw-hill.
Buya, H. (2019). Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Tersier Di Desa Marente
Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Mataram).
Rusdiana, R., & Permana, S. (2021). Efisiensi Cara Kerja Bendung Copong
Kabupaten Garut. Jurnal Konstruksi, 19(1), 241-250.

19
LAMPIRAN

1. Pintu Air pada Bendungan Lodoyo

2. Pintu Air pada Bangunan Bagi Sungai Lodagung

20
3. Pintu Air pada Saluran Irigasi

4. Dokumentasi Kegiatan

21

Anda mungkin juga menyukai