Anda di halaman 1dari 11

UJIAN KOMPETENSI MS.

WORD

DISUSUN OLEH:
ZAKARIAN AL-JUNDI
20183010085

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS


PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1 Landasan Teori..........................................................................................2
BAB III. PENUTUP................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria rembesan bendungan....................................................................1


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bendungan.............................................................................................3
Gambar 2. Pintu air bendungan...............................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan elemen terpenting dalam berbagai lini kehidupan. Namun,
kini timbul berbagai permasalahan berkaitan dengan air. Misal sempitnya sungai
dan besarnya aliran air sehingga memicu banjir di musim penghujan yang
menimbulkan banyak kerugian. Namun, di sisi lain, dimusim kemarau, tidak
jarang kita mengalami kekurangan air. Hal ini disebabkan karena minimnya
wadah penampung air sebagai persediaan dimusim kemarau. Maka, dengan
dibangunnya bendungan, masalah-masalah tersebut akan mampu diminimalisir.
Karena dengan dibangunnya bendungan, akan ada wadah penampung air untuk
persediaan di musim kemarau. Selain itu, dengan adanya bendungan yang
dilengkapi pintu air, maka debit serta kecepatan air yang mengalir bisa diatur. Dan
apabila memang kapasitas air dibendungan terlalu besar dan terpaksa harus
mengurangi kapasitas air dibendungan dengan mengalirkan air ke sungai-sungai
dalam jumlah besar sehingga berpotensi banjir, maka setidaknya kita akan mampu
mengetahui lebih awal masalah tersebut sehingga dampak banjir juga akan
mampu diminimalisir karena sudah adanya persiapan awal menghadapi banjir.
Tanpa kita sadarai, konsep fisika bekerja pada berbagai bidang kehidupan.
Termasuk dalam pembangunan bendungan. Pemahaman konsep fisika dengan
baik sangatlah diperlukan dalam pembangunan sebuah bendungan. Karena
cara kerja pada bendungan berkaitan erat dengan konsep fisika. Kriteria rembesan
yang diijinkan pada bendungan ditunjukan oleh Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria rembesan bendungan

Rembesan (ltr/det)
Tinggi bendungan (m)
Aman Tidak aman
<5 <0,05 >0,075
5-10 <0,075 >0,175
10-20 <0,175 >0,35
20-40 <0,35 >0,70
>40 <0,70 >1,40

1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi [1].
Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Kebanyakan dam
juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau
pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang
atau lumpur” [2]. Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah
struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air yang biasanya terdapat di sungai.
Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak (overflow). Selain itu, dapat digunakan sebagai pengukur
kecepatan aliran airdi saluran/sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara
dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi
air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan
diairi.
Dalam pembangunan suatu bendungan, sangat diperlukan memahami konsep-konsep fisika. Dimana termasuk di dalamnya
adalah mengenai tekanan hidrostatis dan debit air. Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja
pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair. Semakin dalam letak suatu bagian
zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Tekanan pada zat cair yang terjadi karena kedalamannya inilah yang
disebut sebagai tekanan hidrostatis. Setiap benda dipermukaan bumi mendapat pengaruh gravitasi bumi.Dengan kata lain, setiap
benda di permukaan bumi mempunyai berat. Demikian juga halnya pada zat cair. Itulah sebabnya, secara alami zat cair selalu
mengalir ke tempat yang lebih rendah. Menurut hukum tekanan hidrostatis “Tekanan hidrostatis yang terletak pada semua titik yang
terletak pada suatu bidang datar dalam suatu jenis zat cair yang sama besarnya sama” [3]. Analisis rumus adalah sebagai berikut.

2
−b ± √ b −4 ac
2
X 1,2 =
2a
Definisi debit (Q) adalah besaran yang menunjukkan volume fluida atau
cairan (m3) yang mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu (second).
Untuk fluida atau cairan tidak kompresibel, debit dinyatakan sebagai hasil kali
antara laju aliran dengan luas penampang. Debit adalah jumlah fluida yang
mengalir setiap waktu atau diartikan banyaknya volume air yang mengalir setiap
waktu. Gambaran fisik bendungan ditunjukan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Bendungan

Fungsi bendungan adalah sebagai berikut.


1. Bendungan untuk persediaan air dan irigasi, menampung air dalam waduk.
Air ini kemudian dialirkan ke kota-kota atau pertanian dengan
menggunakan pipa atau saluran besar.
2. Bendungan Hydropower, menggunakan air untuk menggerakkan turbin
untuk membangkitkan listrik. Setelah melewati turbin air kemudian
dilepaskan kembali kesungai yang terletak di bawah bendungan.
3. Bendungan pengendali banjir, menampung air selama hujan deras untuk
mengurangi banjir pada hilir sungai.
4. Bendungan navigasi, menampung air dan melepaskannya saat air dalam
sungai sedang rendah. Bendungan ini biasanya digunakan untuk
memindahkan kapal-kapal yang sedang berlayar yang melewati
bendungan.
5. Bendungan pembagi aliran air, membagi air ke saluran saluran lain.

3
6. Bendungan untuk rekreasi, bendungan dibuat sebagai tempat rekreasi untuk
menikmati keindahan alam.

4
Pintu air (gates) digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup.
Bagian yang penting dari pintu air adalah:
1. Daun pintu (gate leaf) adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka, mengatur
dan menutup aliran air.
2. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame) adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
3. Angker (anchorage) adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah
gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
4. Hoist Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

Gambar 2. Pintu air bendungan

Cara kerja pintu air dalam mengatur debit dan kecepatan aliran air berlaku konsep fisika mengenai debit air. Sehingga dengan adanya
bendungan, dampak banjir dapat diminimalisir.

5
BAB III. PENUTUP

Dari hasil analisis pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dalam


konstruksi bendungan, berlaku konsep fisika tentang tekanan hidrostatis dan debit
air. Tekanan hidrostatis diterapkan dalam pembangunan dinding bendungan yang
dibuat semakin tebal menuju ke dasar agar mampu menahan tekanan air.
Sedangkan konsep debit air berlaku pada pintu air untuk mengatur kecepatan dan
debit air.

6
DAFTAR PUSTAKA

[1] Z. Al-jundi, Bendungan, Yogyakarta: Adventure paper, 2020.

[2] Z. Al-jundi, "Kegunaan Bendungan," Advanture Paper, 1 January 2021.


[Online]. Available: http://www.aljundi.com. [Accessed 11 July 2022].

[3] Z. Al-jundi, "Penerapan Hukum Tekanan Hidrostatis," Fisika, vol. 1, no. 11,
pp. 1-5, 2020.

Anda mungkin juga menyukai