Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama : 1. Muhammad Kadafi. 17.611.027
2. Ari Irpa Rikatama. 17.611.010
3. Ricky Norotumilena. 17.611.004
4. Ferdinand A. Fonataba. 17.611.049
Kelas : A1/Pagi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat anugerah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Makalah tentang Tipe Bangunan Ukur Debit Ambang Tajam”.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT , Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Spesifikasi Data yang Diambil Selama Percobaan .................................... 5
Tabel 2 Langkah-langkah Pengolahan Data ........................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Aliran pada tipe ambang tajam............................................................... 1
Gambar 2 Bentuk fisik tipe ambang lebar............................................................... 2
Gambar 3 Bentuk fisik tipe ambang tajam .............................................................. 2
Gambar 4 Venturimeter........................................................................................... 4
Gambar 5Profil Aliran Melalui Ambang Tajam ..................................................... 5
Gambar 6 Model penampang aliran pada ambang tajam ........................................ 6
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Tinjauan Umum
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk
pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
1
Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari
ambang tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik
antara ambang lebar dan ambang tajam dapat dilihat pada di bawah ini.
2
BAB II
DASAR TEORI
1. Landasan Teori
Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran
pada saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow
nappe) yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap
mengalami pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan
tersebut memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah
tirai luapan kurang sempurana. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan di bawah
tirai luapan akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air. Pengurangan tekanan
ini menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
2. Debit Aliran
Debit Berdasarkan Venturimeter
3
Gambar 4 Venturimeter
Debit Pelimpah
Debit aliran yang melalui ambang dengan tipe WES dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
𝑄=𝐶𝐿𝐻𝑒3/2
di mana:
C = koefisien pengaliran
L = lebar saluran
4
2.1. Koefisien Pengaliran (C)
Karena debit aliran yang melalui pelimpah tersebut relatif kecil, maka
diperlukan koefisien reduksi bagi debit
(Q) maka:
Q = c. g1/2 . L . He3/2
Q = C . L . He3/2
Apabila debit yang mengalir sudah diketahui nilainya, maka nilai koefisien
pengaliran (C) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
C = Q /(L . He3/2)
di mana :
L = lebar saluran = 8 cm
5
3. Alat-alat Percobaan
a. Ambang tajam dan lebar
g. Pompa air
4. Prosedur Kerja
1. Pastikan ambang telah terpasang dalam model saluran terbuka pada posisi
yang tepat sesuai gambar pada modul.
2. Jika menggunakan alat pengukur kedalaman selain penggaris (mistar),
alat tersebut perlu dikalibrasikan terlebih dahulu. Jika menggunakan
penggaris, gunakan penggaris yang sama untuk setiap percobaan.
3. Catat dimensi ambang dengan menggunakan alat ukur yang tersedia.
6
venturimeter.
5. Nyalakan pompa air dengan debit tertentu sesuai keinginan, tetapi tidak
sampai meluap.
- Loncat pertama
- Loncat kedua
- Peralihan
- Tenggelam pertama
- Tenggelam kedua
9. Ulang langkah ke 6 dan 8 untuk empat debit yang berbeda. Namun, yang
dicatat hanya permukaan air di hulu (y1) dan kedalaman air di hilir (y2)
saja.
10. Setelah selesai langkah ke-9, kosongkan sekat di hilir.
11. Atur debit aliran mulai dari yang terbesar (tetapi air tidak meluap).
12. Catat tinggi muka air sebelum ambang (y1) dan tinggi raksa pada
manometer.
7
13. Ulang langkah 11 dan 12 dengan mengatur debit aliran dengan cara
mengecilkannya sampai didapatkan debit minimum saat air masih dapat
mengalir sampai didapat lima debit yang berbeda.
14. Masukkan data koordinat profil aliran beserta besar debit pertama pada
Formulir Pengamatan Lembar 1 Data untuk Membuat Profil Aliran.
Masukkan data yi, y2, dan besar debit pertama beserta data y1, y2, dan
besar debit lainnya (4 nilai debit selanjutnya) pada Lembar 2 Data Untuk
Membuat Grafik He1 vs He2 dan He1 vs Q. Masukkan data y1 dan besar
debit dari lima debit pertama tadi beserta data y1 dan besar debit lainnya
(5 nilai debit selanjutnya/ terakhir) pada Lembar 3 Data Untuk
Membuat
Grafik He1 vs C.
8
! Jika menggunakan
mistar, gunakan mistar
yang sama untuk setiap
percobaan.
! Jika terdapatselisih
ketinggian pada kedua
pipa, catat selisihnya,
dan gunakan sebagai
kalibrasi
__ P?
! Pastikan orientasi
ambang benar
• Lompat 2 kali
• Peralihan 1 kali
• Tenggelam 2 kali
Pengambilan Data
Lembar
No. Data Data yang Diambil Simbol Sat. Jumlah Data Keterangan
Total
Debit yang
Koordinat titik-titik 8 x Jumlah sama digunakan
Lembar
1 untuk membuat profil (x,y) cm Keadaan juga untuk
1
aliran Aliran = 40 titik Lembar 2 dan
3
Debit pertama
hi
cm 5 diambil sama
dengan debit
Tinggi kedua pipa
untuk Lembar
manometer untuk
1, jadihanya
menghitung debit
h2 cm 5 mengambil 4
PENUTUP
1. Kesimpulan
a) Harga Cd pada ambang segitiga selalu berubah (tidak konstan), ini sangat
dipengaruhi oleh debit maupun ketinggian dan pengaliran tersebut.
b) Dari percobaan diatas didapat persamaan Q = k x HB, dimana k = Log -1
c) Keuntungan dan kerugian :
Keuntungan :
Penyimpangan yang terjadi pada harga koefisien debit (Cd) relatif rendah (lebih
Kecil).
Kerugian :
Harga Cd hanya dapat dicari melalui grafik, tidak seperti Q dan H5/2yang memakai
rumus.