Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TIPE BANGUNAN UKUR DEBIT AMBANG TAJAM


Dosen Pengampu: Asep Huddiankuwera, MT

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama : 1. Muhammad Kadafi. 17.611.027
2. Ari Irpa Rikatama. 17.611.010
3. Ricky Norotumilena. 17.611.004
4. Ferdinand A. Fonataba. 17.611.049
Kelas : A1/Pagi

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat anugerah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Makalah tentang Tipe Bangunan Ukur Debit Ambang Tajam”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan,


karena pengetahuan yang penulis miliki masih kurang dan wawasan penulis yang
belum cukup luas pada bidang irigasi dan bangunan air. Oleh kerena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya penulis bisa
membuat makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT , Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jayapura, 26 oktober 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1. Tinjauan Umum ........................................................................................... 1
2. Kegunaan Bangunan Tipe Ambang Tajam .................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ...................................................................................................... 3
1. Landasan Teori ............................................................................................. 3
2. Debit Aliran .................................................................................................. 3
2.1. Koefisien Pengaliran (C) ...................................................................... 5
3. Alat-alat Percobaan ...................................................................................... 6
4. Prosedur Kerja .............................................................................................. 6
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
1. Kesimpulan .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Spesifikasi Data yang Diambil Selama Percobaan .................................... 5
Tabel 2 Langkah-langkah Pengolahan Data ........................................................... 7

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Aliran pada tipe ambang tajam............................................................... 1
Gambar 2 Bentuk fisik tipe ambang lebar............................................................... 2
Gambar 3 Bentuk fisik tipe ambang tajam .............................................................. 2
Gambar 4 Venturimeter........................................................................................... 4
Gambar 5Profil Aliran Melalui Ambang Tajam ..................................................... 5
Gambar 6 Model penampang aliran pada ambang tajam ........................................ 6

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Tinjauan Umum
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk
pendistribusian air maupun pengaturan sungai.

Dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat dipelajari karakteristik dan


sifat aliran secara garis besar.

Fungsi penggunaan ambang lebar dan ambang tajam adalah:

1) Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam perancangan


bangunan pelimpah pada waduk dan sebagainya.
2) Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka
air. Sebagai contoh aplikasi, air yang melewati ambang lebar akan memiliki
energi potensial yang lebih besar sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih
jauh dan dapat mengairi daerah yang lebih luas.

Gambar 1 Aliran pada tipe ambang tajam.

1
Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari
ambang tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik
antara ambang lebar dan ambang tajam dapat dilihat pada di bawah ini.

Gambar 2 Bentuk fisik tipe ambang lebar

Gambar 3 Bentuk fisik tipe ambang tajam

2. Kegunaan Bangunan Tipe Ambang Tajam


Ambang umumnya digunakan memakai ambang dengan pelat. Biasa
digunakan di saluran terbuka seperti aliran untuk menentukan debit (flowrate).
Prinsip dasar adalah bahwa debit secara langsung terkait dengan kedalaman air (h).
Ambang dapat bersifat hambatan (lebar) dasar sesuai dengan lebar saluran,
menyempit sebagian ataupun menyempit. Untuk ambang yang benar-benar
menyempit B-b (lebar saluran – lebar ambang) harus lebih besar dari 4hmax,
dimana hmax adalah maksimum ketinggian yang diperkirakan dari ambang (USBR,
1997). Ambang terkontraksi sebagian memiliki B-b antara 0 dan 4hmax. Kontraksi
menyebabkan alir mengalir dan mengumpul menuju ambang.

2
BAB II

DASAR TEORI
1. Landasan Teori
Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran
pada saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow
nappe) yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap
mengalami pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan
tersebut memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah
tirai luapan kurang sempurana. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan di bawah
tirai luapan akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air. Pengurangan tekanan
ini menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

- Perbedaan tekanan meningkat di ambang

- Perubahan bentuk tirai luapan sesuai dengan ambang yang digunakan

- Peningkatan debit, disertai fluktuasi

- Bentuk hidrolik yang tidak stabil.

Hal-hal ini menyebabkan timbulnya koefisien pengaliran (C) yang berbeda-beda


pada setiap ambang, yang akan dijelaskan lebih lanjut pada poin selanjutnya.

2. Debit Aliran
Debit Berdasarkan Venturimeter

Dalam percobaan, digunakan venturimeter untuk mengetahui debit yang


sebenarnya mengalir dari pompa. Debit yang melalui ambang dapat dihitung
dengan prinsip kekekalan energi, impuls - momentum, dan kontinuitas (kekekalan
massa), sehingga dapat diterapkan persamaan Bernoulli untuk menghitung besar
debit berdasarkan tinggi muka air sebelum dan pada saat kontraksi pada
venturimeter:

3
Gambar 4 Venturimeter

Besar debit dapat diketahui melalui rumus:

Debit Pelimpah
Debit aliran yang melalui ambang dengan tipe WES dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

𝑄=𝐶𝐿𝐻𝑒3/2

di mana:

C = koefisien pengaliran

L = lebar saluran

He = tinggi aliran di atas ambang

4
2.1. Koefisien Pengaliran (C)

Gambar 5Profil Aliran Melalui Ambang Tajam

Kecepatan aliran yang lewat diatas pelimpah adalah


V = ( g.Y )1/2 = ( g.He )1/2
He = Y - t
di mana : g = percepatan gravitasi = 9,81
m/s2 t = tinggi ambang = 12 cm

Karena debit aliran yang melalui pelimpah tersebut relatif kecil, maka
diperlukan koefisien reduksi bagi debit

(Q) maka:
Q = c. g1/2 . L . He3/2

Dengan mensubstitusi C = c.g1/2 ke persamaan (1.4) maka diperoleh


persamaan debit sebagai berikut:

Q = C . L . He3/2

Apabila debit yang mengalir sudah diketahui nilainya, maka nilai koefisien
pengaliran (C) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
C = Q /(L . He3/2)

di mana :

L = lebar saluran = 8 cm

5
3. Alat-alat Percobaan
a. Ambang tajam dan lebar

b. Alat pengukur kedalaman

c. Alat pengukur panjang

d. Venturimeter dan pipa manometer

e. Sekat pengatur hilir

f. Bak penampung air

g. Pompa air

Gambar 6 Model penampang aliran pada ambang tajam

4. Prosedur Kerja
1. Pastikan ambang telah terpasang dalam model saluran terbuka pada posisi
yang tepat sesuai gambar pada modul.
2. Jika menggunakan alat pengukur kedalaman selain penggaris (mistar),
alat tersebut perlu dikalibrasikan terlebih dahulu. Jika menggunakan
penggaris, gunakan penggaris yang sama untuk setiap percobaan.
3. Catat dimensi ambang dengan menggunakan alat ukur yang tersedia.

4. Periksa keadaan awal pipa manometer pada venturimeter. Jika terdapat


selisih ketinggian pada kedua pipa, catat selisihnya dan gunakan sebagai
kalibrasi dalam setiap perhitungan debit menggunakan

6
venturimeter.

5. Nyalakan pompa air dengan debit tertentu sesuai keinginan, tetapi tidak
sampai meluap.

6. Aturlah sedemikian rupa sehingga diperoleh keadaan sebagai berikut:

- Loncat pertama

- Loncat kedua

- Peralihan

- Tenggelam pertama

- Tenggelam kedua

Untuk keadaan selain loncat pertama, pasangkanlah sekat di hilir saluran


dan aturlah sedemikian rupa sehingga tercipta keadaan-keadaan tersebut.

7. Catatlah 8 (delapan) koordinat titik penting dari setiap keadaan di atas


untuk menggambar profil aliran. Titik-titik tersebut umumnya adalah titik
awal, titik akhir, setiap titik belok aliran, dan titik-titik saat terdapat
fenomena air loncat. Sebaiknya, titik awal dimulai dari sebelum ambang
dan titik terakhir yang dicatat adalah titik terjauh dari ambang di mana
sudah tidak terdapat perubahan aliran lagi.
8. Catat ketinggian raksa pada pipa manometer dan cari selisihnya untuk
menghitung debit aliran.

9. Ulang langkah ke 6 dan 8 untuk empat debit yang berbeda. Namun, yang
dicatat hanya permukaan air di hulu (y1) dan kedalaman air di hilir (y2)
saja.
10. Setelah selesai langkah ke-9, kosongkan sekat di hilir.

11. Atur debit aliran mulai dari yang terbesar (tetapi air tidak meluap).

12. Catat tinggi muka air sebelum ambang (y1) dan tinggi raksa pada
manometer.

7
13. Ulang langkah 11 dan 12 dengan mengatur debit aliran dengan cara
mengecilkannya sampai didapatkan debit minimum saat air masih dapat
mengalir sampai didapat lima debit yang berbeda.
14. Masukkan data koordinat profil aliran beserta besar debit pertama pada
Formulir Pengamatan Lembar 1 Data untuk Membuat Profil Aliran.
Masukkan data yi, y2, dan besar debit pertama beserta data y1, y2, dan
besar debit lainnya (4 nilai debit selanjutnya) pada Lembar 2 Data Untuk
Membuat Grafik He1 vs He2 dan He1 vs Q. Masukkan data y1 dan besar
debit dari lima debit pertama tadi beserta data y1 dan besar debit lainnya
(5 nilai debit selanjutnya/ terakhir) pada Lembar 3 Data Untuk
Membuat
Grafik He1 vs C.

15. Cara-cara di atas diulang kembali dengan menggunakan ambang yang


berbeda.

Pada dasarnya, prosedur kerja dapat digambarkan melalui diagram alir


berikut ini:

8
! Jika menggunakan
mistar, gunakan mistar
yang sama untuk setiap
percobaan.

! Jika terdapatselisih
ketinggian pada kedua
pipa, catat selisihnya,
dan gunakan sebagai
kalibrasi

__ P?
! Pastikan orientasi
ambang benar

! Pastikan air tidak


meluap

! Pastikan aliran telah


stabil
! Jumlah pengambilan
data masing-masing
keadaan aliran:

• Lompat 2 kali

• Peralihan 1 kali

• Tenggelam 2 kali
Pengambilan Data

Untuk mengambil data, gunakan formulir pengamatan yang terdapat pada


bagian akhir modul dan gunakan

panduan tabel di bawah ini:


Tabel 1 Spesifikasi Data yang Diambil Selama Percobaan

Lembar
No. Data Data yang Diambil Simbol Sat. Jumlah Data Keterangan
Total

Debit yang
Koordinat titik-titik 8 x Jumlah sama digunakan
Lembar
1 untuk membuat profil (x,y) cm Keadaan juga untuk
1
aliran Aliran = 40 titik Lembar 2 dan
3
Debit pertama
hi
cm 5 diambil sama
dengan debit
Tinggi kedua pipa
untuk Lembar
manometer untuk
1, jadihanya
menghitung debit
h2 cm 5 mengambil 4

Lembar nilai debit yang


2
2 baru.
5 x Jumlah
Tinggi air sebelum y1 cm Keadaan he1 = y1 - t
ambang Aliran = 25
5 x Jumlah
Tinggi air sesudah y2 cm Keadaan he2 = t - y2
ambang Aliran = 25
Debit pertama
h1 cm 10 sampai kelima
diambil sama
Tinggi kedua pipa dengan debit
manometer untuk untuk Lembar
menghitung debit 2, jadi hanya
h2 cm 10
mengambil 5
Lembar
3 nilai debit yang
3
baru.
Data yang
diambil hanya
Tinggi air sebelum pada keadaan
y1 cm 10
ambang loncat pertama.
he1
= y1 - t
Catatan:
Jumlah keadaan aliran = 5 (loncat 1, loncat 2, peralihan, tenggelam 1, tenggelam 2)
Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:


Tabel 2 Langkah-langkah Pengolahan Data

No. Langkah Formulir Pengamatan Keterangan Nama


Acuan Gambar/Grafik
1 Menggambar Lembar 1 Data untuk Gambar ini
profil muka aliran. Membuat Profil Aliran Menggunakan menjadi Grafik
fungsi chart tipe 1.1 Profil
scatter pada Aliran.
program Microsoft
Excel atau sejenis.
2 Menghitung Lembar 2 Data Untuk Gunakan rumus 1.1.
besarnya seluruh Membuat Grafik He1 vs
debit yang He2 dan He1 vs Q
mengalir (Q). Lembar 3 Data Untuk
Membuat Grafik He1 vs
C
3 • Menghitung Lembar 2 Data Untuk Lihat rumus 1.4 dan Gambar
besarnya He1 Membuat Grafik He1 vs Gambar 1.6 pertama
dan He2. He2 dan He1 vs Q Ingat pembuatan menjadi Grafik
• Membuat grafik berarti sumbu 1.2 He1 vs He2.
grafik He1 vs y vs • Gambar kedua
He2. sumbu x menjadi
• Membuat Grafik
Grafik He1 vs
1.3 He1 vs Q.
Q.
4 • Menghitung Lembar 3 Data Untuk Gunakan rumus 1.7. • Grafik
nilai koefisien Membuat Grafik He1 vs pertama
pengaliran C menjadi
untuk tiap Grafik
debit dan He1 1.4 He1 vs C.
yang telah • Grafik kedua
dihitung. menjadi
• Membuat Grafik
grafik He1 vs 1.5 Q vs C.
C.
• Membuat
grafik Q vs C.
5 • Menentukan Lembar 3 Data Untuk Gunakan Grafik 1.4 Grafik ini
nilai koefisien Membuat Grafik Hei vs He1 vs C. menjadi
desain (Cd) dan C Untuk membuat Grafik 1.6
ketinggian grafik, gunakan He1/Hd vs C/Cd.
desain aliran nilai He1 dan C
(Hd) dari hasil perhitungan
ambang model • sebelumnya.
Buatlah grafik
He1/Hd vs C/Cd
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
a) Harga Cd pada ambang segitiga selalu berubah (tidak konstan), ini sangat
dipengaruhi oleh debit maupun ketinggian dan pengaliran tersebut.
b) Dari percobaan diatas didapat persamaan Q = k x HB, dimana k = Log -1
c) Keuntungan dan kerugian :
 Keuntungan :

Penyimpangan yang terjadi pada harga koefisien debit (Cd) relatif rendah (lebih
Kecil).

 Kerugian :

Harga Cd hanya dapat dicari melalui grafik, tidak seperti Q dan H5/2yang memakai
rumus.

d) Keakuratan hasil yang diperoleh disebabkan beberapa hal :


 Ketelitian dalam melakukan percobaan.
 Ketelitian dalam pengamatan.
 Kondisi alat praktikum yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Eka MiRanti. Aliran Diatas Ambang Tajam. Diperoleh 26 Oktober 2019,
dari https://www.academia.edu/24837254/Bab_II_Aliran_Diatas_Ambang_Tajam

Jufriadi. (2011, 25 Desember). SIFAT-SIFAT ALIRAN MELALUI AMBANG


TAJAM SEGI TIGA. Diperoleh 26 Oktober 2019, dari https://jufriadi-
mulaidaripasir.blogspot.com/2011/12/sifat-sifat-aliran-melalui-ambang-
tajam.html

Anda mungkin juga menyukai