Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “ Irigasi dan Bangunan Air ”
dengan menjelaskan sejarah, fungsi, cara pengelolaan irigasi, dan masih banyak lagi.
Dalam menyusun makalah ini, tentunya berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini bukan semata-mata karena kemampuan penulis,
melainkan karena adanya dukungan dari Dosen Pengampuh Bapak Asep Huddiankuwera, MT
dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan
hati menyampaikan ucapan terima kasih.
Besar harapan kami, agar makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua,
khususnya mahasiwa Uniyap Papua adapun bila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
kami mohon maaf. Dan penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah berikutnya.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 3
1.1 Latarbelakang ........................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................................................................................ 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI........................................................................................................................................ 4
BAB III ......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 6
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara teratur
dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air
dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam
tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan
tanaman.
Sejak Indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada pangan, berbagai
perubahan kebijakan terus dilakukan pemerintah dalam pengelolaan irigasi. Alasan utama
yang muncul perubahan kebijakan tersebut adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki
oleh pemerintah. Namun jika di kaji lebih dalam, perubahan tersebut juga tidak terlepas
perubahan model kebijakan irigasi pada tingkatan internasional. Dominasi pemerintah
dalam pembangunan irigasi pada masa revolusi hijau dipandang sebagai penyebab utama
kegagalan pembangunan irigasi termasuk di Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut
adalah ekspansi besar-besaran daerah irigasi tidak diimbangi dengan ketersediaan dana
untuk melakukan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah bertujuan untuk mengetahui hal tentang irigasi, mulai dari sejarah,
fungsi, cara pengelolaan dan yang lainnya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Irigasi
Irigasi berasal dari istilah irrigatie dalam bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa
Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari
sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah
digunakan dapat pula dibuang kembali. Istilah pengairan yang sering pula didengar dapat
diartikan sebagai usaha pemanfaatan air pada umumnya,berarti irigasi termasuk
didalamnya.Maksud irigasi, yaitu untuk mencukupi kebutuhan air di musim hujan bagi keperluan
pertanian, seperti membasahi tanah, merabuk, mengatur suhutanah, menghindarkan gangguan
hama dalam tanah dan sebagainya.
2. Jenis-jenis Irigasi, irigasi merupakan suatu tindakan memindahkan air dari sumbernya ke
lahan-lahan pertanian. Adapun pemberiannya dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan bantuan pompa air.
4
d) Irigasi tetesan (driple irrigation)
Irigasi ini prinsipnya mirip dengan irigasi siraman, hanya pipa tersiernya dibuat melalui
jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karenahanya untuk menetes saja.
3. Tingkatan Jaringan Irigasi Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran aliran air, dan
kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:
5
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sejarah Irigasi
Irigasi adalah usaha untuk memperoleh air yang menggunakan bangunan dan
saluran buatan untuk keperluan penunjang produksi pertanian. Kata irigasi berasal dari
kata irrigate dalam bahasa belanda dan irrigation dalam bahasa inggris.
Sejarah irigasi di Indonesia telah cukup panjang. Yang dimulai sejak zaman
Hindu. Sebagai contoh pertanian padi sistem Subak di Bali, sistem Tuo Banda di
Sumatera Barat, sistem Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan dan sistem kalender
pertanian Pratamangsa di Jawa. Dan dikembangkan pada masa penjajahan Belanda dan
dilanjutkan di zaman Indonesia membangun (1970-an).
Selanjutnya, tercatat bahwa bangunan irigasi yang pertama dibangun yaitu di
Jawa Timur yang dibuktikan dengan prasasti Harinjing yang sekarang di simpan di
museum Jakarta. Data prasasti tertua di Indonesia menyebutkan pula bahwa saluran air
tertua telah di bangun di Desa Tugu dekat Cilincing dalam abad V Masehi.
Pembutan bendung pertama di Indonesia untuk irigasi dilakukan di Jawa Timur
yaitu bendung Sampean di kali Sampean. Ir. Van Thiel yang diutus Pemerintah Belanda
ke Situbondo membangun bendung tersebut tahun 1852 sampai dengan 1857 dibangun
pula bendung Lengkong di Mojokerto untuk mengairi areal seluas 34.000
hektar.Bendung Glapan di Kali Tuntang Jawa Tengah dibangun tahun 1852 dan selesai
tahun 1959. Namun baru bisa berfungsi 20 tahun kemudian,yaitu pada tahun 1880 –1890.
6
Bendung Glapan adalah bendung pertama yang dibangun di bawah Pemerintah
Kolonial untuk tanaman rakyat.
Disebutkan bahwa setelah Pemerintah Hindia –Belanda mendirikan Departemen
BOW mulailah dibentuk “Irrigatie-Afdeling”. Tercatat 1 Januari 1889 dibentukdaerah
irigasi yang pertama yaitu Irrigating Afdeling Serayu yang meliputi Kepresidenan
Banyumas dan Begelan di Jawa Tengah. Selanjutnya disusul Irrigate –Afdeling Brantas
yang meliputi daerah Malang Kediri Surabaya pada tahun 1892, Irrigate-Afdeling Serang
yang meliputi daerah Semarang –Demak dan Purwodadi. Dalam tahun 1910 Pulau Jawa
telah terbagi habis oleh daerah-daerah irigasi.
2. Fungsi Irigasi
Fungsi irigasi pada prinsipnya adalah menambah (suplesi) kekurangan air pada
lahan petanian yang diperoleh dari air hujan atau air tanah, karena jumlah air yang
diberikan kepada tanaman tidak mencukupi kebutuhan tanaman.
Jika penambahan air melalui irigasi tidak dilakukan, maka pertumbuhan tanaman
tidak akan optimal, dan tidak akan menghasilkan panen sesuai dengan yang diharapkan.
Jika jumlah atau volume curah hujan atau air tanah yang dapat diambil tanaman sudah
mencukupi kebutuhannya, maka irigasi tidak diperlukan lagi.
7
3. Hubungan Tanah, Air dan Udara pada Irigasi
a. Tanah
Tanah, sebagai salah satu unsur yang mendukung tanaman adalah merupakan tempat
tumbuhnya tanaman. Tentu saja bila kita ingin mendapatkan tanaman yang baik, maka
tanah yang kita gunakan juga harus tanah yang baik. Tanah yang baik adalah tanah yang :
Tanah mudah digarap apabila tanah tersebut merupakan tanah humus atau alluvial yang
merupakan hasil dari pelapukan, sehingga tidak keras dan tidak banyak mengandung
bebatuan. Jika struktur tanahnya tidak keras, maka dapat memungkinkan tanaman untuk
tumbuh dan berkembang.
Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki pori-pori, sehingga dapat menyerap air dan
unsur hara lainnya agar tanaman dapat bertumbuh dengan baik. Tanah yang baik juga
menyimpan udara yang diperlukan bagi kehidupan tanaman.
b. Air
Air yang berada pada zona aerasi disebut lengas tanah. Bila zona aerasi tidak lagi
mampu menahan kapasitas air, maka air akan masuk ke bagian bawah, yaitu zona
saturasi. Singkatnya air ini disebut dengan air tanah.
Frekuensi pemberian air irigasi untuk tanaman dipengaruhi oleh sifat hubungan
antara tanaman, air, dan tanah. Sedangkan faktor yang mempengaruhi daya tahan tanah
adalah tekstur, struktur, dan bahan organic yang terdapat di dalam tanah.
8
Bentuk lengas tanah dibedakan berdasarkan : gravitasi, air kapiler, dan air
higroskopis. Frekuensi pemberian air untuk tanaman yang paling sesuai merupakan hasil
keputusan yang didasarkan pada berbagai faktor kombinasi (hasil percobaan atau
penelitian).
Kesuburan fisik tanah pada umumnya ditentukan oleh struktur tanahnya, namun yang
menentukan kesuburan kimiawi suatu tanah adalah kemampuan tanah dalam
menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang.
Tanaman memerlukan air dalam jumlah yang berbeda-beda menurut jenis
tanamannya. Jika dilihat dari sisi response terhadap air, maka dapat digolongkan ke
dalam 3 jenis :
Tanaman aquatic,
Tanaman semi aquatic, dan
Tanaman tanah kering.
c. Udara
Salah satu unsur yang mendukung tumbuhnya tanaman dengan baik adalah udara.
Ketersediaan udara di dalam tanah, berperan penting bagi pernafasan akar-akar tanaman.
Seperti yang sudah ditulis bahwa tanah yang baik adalah tanah yang memiliki pori-pori
untuk menyimpan butiran air. Namun, sebenarnya tidak semua pori-pori tersebut
menyimpan air. Sebagian akan menyimpan udara untuk kehidupannya, terutama bagian
akar agar tidak membusuk apalgi bagi tanaman yang tidak tahan terhadap genangan air.
Pertumbuhan pada akar tanaman biasanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu tanah,
khususnya pada daerah akar.
9
dan Pemeliharaan Kelestarian Daerah Aliran Sungai untuk mengambil langkah-langkah
pelaksanaannya.
Menteri Pekerjaan Umum sebagai Ketua Tim Koordinasi Kebijaksanaan
Pendayagunaan Sungai dan Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai diinstruksikan untuk
mengkoordinasikan penyiapan peraturan perundang-undangan serta langkah-langkah
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pembaharuan kebijaksanaan pengelolaan
irigasi.
Pembaharuan kebijaksanaan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud dalam
diktum pertama meliputi:
Pengaturan kembali tugas dan tanggung jawab lembaga pengelola irigasi.
Pemberdayaan masyarakat petani pengelola air melalui pengembangan
kelembagaan Perkumpulan Petani Pemakai Air yang otonom, mandiri dan
mengakar dimasyarakat.
Pengaturan penyerahan pengelolaan irigasi secara bertahap, selektif, dan
demokratis kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air dengan prinsip satu jaringan
irigasi satu kesatuan pengelolaan.
Penggalian sumber pendapatan untuk membiayai operasi dan pemeliharaan,
rehabilitasi dan pembangunan prasarana irigasi yang dikumpulka, dikelola dan
ditetapkan penggunaannya oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air.
Penetapan kebijaksanaan umum tentang kelestarian sumber daya air dan
pencegahan alih fungsi lahan beririgasi, sehingga berkelanjutan jaringan irigasi
dapat terjaga.
10
8 tujuan Pengembangan (Dirjen Pengairan)
Kesuburan tanah
tersedianya air (kualitas & kuantitas)
populasi sawah
pemasaran produksi
jaringan jalan & komunikasi
status tanah
banjir & genangan
lain-lain. Dan saat ini permintaan masyarakat local untuk dibuatkan irigasi
merupakan hal yang paling pokok dalam perencanaan daerah irigasi.
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang system
irigasi di Indonesia ini adalah :
Irigasi memang sangat penting bagi lahan yang kurang ketersediaan airnya.
Sistem irigasi di Indonesia ini pernah diabaikan, selama periode sebelum era orde
baru.
Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air
Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK) adalah solusi atas jawaban permasalahan kurangnya
minat petani menanam padi karena ketersediaan air sawah.
Sistem irigasi di Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan dengan sistem
irigasi di Negara-negara maju.
Pertanian di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian pemerintah.
Saran
Sistem irigasi di Indonesia ini memang sudah mulai diusahakan, namun masih
sangat jarang dan minim sekali aplikasinya baik dari pemerintah maupun petani itu
sendiri padahal Indonesia adalah Negara agraris dengan makanan pokok adalah beras.
Situasi dan fakta seperti itulah yang seharusnya menumbuhkan dan menyadarkan betapa
pentingnya system irigasi yang baik di sawah ataupun lahan pertanian. Kemajuan dengan
program-program untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dari pemerintahlah
yang menjadi harapan terbesar para petani di negeri yang kaya ini.
12
Daftar Pustaka
http://darawa19.blogspot.com/2015/10/tahapan-perencanaan-irigasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=sejarah+irigasi#
http://azwaruddin.blogspot.com/2008/02/tahapan-perencanaan-irigasi.html
http://eprints.polsri.ac.id/1571/3/3.%20BAB%20II%20LANDASAN%20TEORI.pdf
http://ujiansma.com/hubungan-air-tanah-udara-dan-tanaman
http://kelbolong.karanganyarkab.go.id/2017/10/03/seputar-pengertian-irigasi-tujuan-dan-
fungsinya/
https://kumparan.com/techno-geek/mengenal-berbagai-macam-jenis-dan-fungsi-irigasi-
pertanian-1rAQ2VXY23a
http://eprints.polsri.ac.id/125/3/BAB%20II.pdf
13