Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “ Irigasi dan Bangunan Air ”
dengan menjelaskan sejarah, fungsi, cara pengelolaan irigasi, dan masih banyak lagi.
Dalam menyusun makalah ini, tentunya berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini bukan semata-mata karena kemampuan penulis,
melainkan karena adanya dukungan dari Dosen Pengampuh Bapak Asep Huddiankuwera, MT
dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan
hati menyampaikan ucapan terima kasih.

Besar harapan kami, agar makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua,
khususnya mahasiwa Uniyap Papua adapun bila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
kami mohon maaf. Dan penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah berikutnya.

Jayapura, 24 September 2019

Penulis

Fauzan Manda Putra

1
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 3
1.1 Latarbelakang ........................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................................................................................ 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI........................................................................................................................................ 4
BAB III ......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 6
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara teratur
dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air
dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam
tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan
tanaman.
Sejak Indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada pangan, berbagai
perubahan kebijakan terus dilakukan pemerintah dalam pengelolaan irigasi. Alasan utama
yang muncul perubahan kebijakan tersebut adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki
oleh pemerintah. Namun jika di kaji lebih dalam, perubahan tersebut juga tidak terlepas
perubahan model kebijakan irigasi pada tingkatan internasional. Dominasi pemerintah
dalam pembangunan irigasi pada masa revolusi hijau dipandang sebagai penyebab utama
kegagalan pembangunan irigasi termasuk di Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut
adalah ekspansi besar-besaran daerah irigasi tidak diimbangi dengan ketersediaan dana
untuk melakukan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Sejarah Irigasi, Fungsi Irigasi, Hubungan Tanah, Air, Udara
2. Jelaskan Cara Pengelolaan Air Irigasi
3. Jelaskan Tahapan Perencanaan Irigasi

1.3 Tujuan
Pembuatan makalah bertujuan untuk mengetahui hal tentang irigasi, mulai dari sejarah,
fungsi, cara pengelolaan dan yang lainnya.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Irigasi
Irigasi berasal dari istilah irrigatie dalam bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa
Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari
sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah
digunakan dapat pula dibuang kembali. Istilah pengairan yang sering pula didengar dapat
diartikan sebagai usaha pemanfaatan air pada umumnya,berarti irigasi termasuk
didalamnya.Maksud irigasi, yaitu untuk mencukupi kebutuhan air di musim hujan bagi keperluan
pertanian, seperti membasahi tanah, merabuk, mengatur suhutanah, menghindarkan gangguan
hama dalam tanah dan sebagainya.

2. Jenis-jenis Irigasi, irigasi merupakan suatu tindakan memindahkan air dari sumbernya ke
lahan-lahan pertanian. Adapun pemberiannya dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan bantuan pompa air.

a) Irigasi bawah tanah (sub surface irrigation)


Irigasi bawah tanah adalah irigasi yang men-suply air langsung kedaerah akar tanaman
yang membutuhkannya melalui aliran air tanah. Dengan demikian tanaman diberi air
tidak lewat permukaan, tetapi dari bawah permukaan dengan mengatur muka air tanah.

b) Irigasi gravitasi (gavitational irrigation)


Irigasi gravitasi adalah irigasi yang memanfaatkan gaya tarik gravitasi untuk mengalirkan
air dari sumber ketempat yang membutuhkan.

c) Irigasi siraman (sprinkler irrigation)


Pemberian air dengan cara menyiram atau dengan meniru hujan(sprinkling), dimana pada
praktiknya penyiraman ini dilakukan dengan cara pengaliran air lewat pipa dengan
tekanan tertentu (4–6 atm), sehingga dapat membasahi areal yang cukup luas.

4
d) Irigasi tetesan (driple irrigation)
Irigasi ini prinsipnya mirip dengan irigasi siraman, hanya pipa tersiernya dibuat melalui
jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karenahanya untuk menetes saja.

3. Tingkatan Jaringan Irigasi Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran aliran air, dan
kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:

a) Jaringan irigasi sederhana


Pembagian air pada jaringan irigasi sederhana tidak diukur atau diatur,air lebih
akan mengalir kesaluran pembuang. Para petani pemakai air tersebut tergabung dalam
satu kelompok jaringan irigasi yang sama,sehingga tidak memerlukan keterlibatan
pemerintah dalam organisasi jaringan irigasi semacam ini. Persediaan air biasanya
berlimpah dengan kemiringan berkisar antara sedang sampai curam. Oleh karena
itu,hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk sistem pembagian
airnya.Jaringan irigasi yang masih sederhana itu mudah diorganisasi,tetapi memiliki
kelemahan-kelemahan yang serius. Adanya pemborosan air dan dikarenakan pada
umumnya jaringan ini terletak di daerah yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat
mencapai daerah rendah yang lebih subur.Selain itu,terdapat banyak penyadapan yang
memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk karena setiap desa membuat jaringan dan
pengambilan sendiri-sendiri.Karena bangunan pengelaknya bukan bangunan tetap atau
permanen, maka umurnya mungkin pendek.

b) Jaringan irigasi semi teknis


Jaringan irigasi semi teknis bendungnya terletak di sungai lengkap dengan
bangunan pengambilan dan bangunan pengukur dibagian hilirnya.Sistem pembagian air
biasanya serupa dengan jaringan sederhana.Pengambilan dipakai untuk melayani atau
mengairi daerah yang lebih luas dari daerah layanan pada jaringan sederhana. Oleh
karena itu, biayanya ditanggung oleh lebih banyak daerah layanan. Organisasinya akan
lebih rumit jika bangunan tetapnya berupa bangunan pengambilan dari sungai, karena
diperlukan lebih banyak keterlibatan dari pemerintah,dalam hal ini Departemen Pekerjaan
Umum

5
BAB III

PEMBAHASAN

1. Sejarah Irigasi
Irigasi adalah usaha untuk memperoleh air yang menggunakan bangunan dan
saluran buatan untuk keperluan penunjang produksi pertanian. Kata irigasi berasal dari
kata irrigate dalam bahasa belanda dan irrigation dalam bahasa inggris.

Menurut Abdullah Angoedi dalam sejarah irigasi di Indonesia disebutkan bahwa


dalam laporan pemerintah belanda irigasi didefinisikan sebagai berikut :

“secara teknis menyalurkan air melalui saluran-saluran pembawa ke tanah


pertanian dan setelah air tersebut diambil manfaat sebersar-besarnya menyalurkannya
ke saluran-saluran pembuangan terus ke sungai”.

Sejarah irigasi di Indonesia telah cukup panjang. Yang dimulai sejak zaman
Hindu. Sebagai contoh pertanian padi sistem Subak di Bali, sistem Tuo Banda di
Sumatera Barat, sistem Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan dan sistem kalender
pertanian Pratamangsa di Jawa. Dan dikembangkan pada masa penjajahan Belanda dan
dilanjutkan di zaman Indonesia membangun (1970-an).
Selanjutnya, tercatat bahwa bangunan irigasi yang pertama dibangun yaitu di
Jawa Timur yang dibuktikan dengan prasasti Harinjing yang sekarang di simpan di
museum Jakarta. Data prasasti tertua di Indonesia menyebutkan pula bahwa saluran air
tertua telah di bangun di Desa Tugu dekat Cilincing dalam abad V Masehi.
Pembutan bendung pertama di Indonesia untuk irigasi dilakukan di Jawa Timur
yaitu bendung Sampean di kali Sampean. Ir. Van Thiel yang diutus Pemerintah Belanda
ke Situbondo membangun bendung tersebut tahun 1852 sampai dengan 1857 dibangun
pula bendung Lengkong di Mojokerto untuk mengairi areal seluas 34.000
hektar.Bendung Glapan di Kali Tuntang Jawa Tengah dibangun tahun 1852 dan selesai
tahun 1959. Namun baru bisa berfungsi 20 tahun kemudian,yaitu pada tahun 1880 –1890.

6
Bendung Glapan adalah bendung pertama yang dibangun di bawah Pemerintah
Kolonial untuk tanaman rakyat.
Disebutkan bahwa setelah Pemerintah Hindia –Belanda mendirikan Departemen
BOW mulailah dibentuk “Irrigatie-Afdeling”. Tercatat 1 Januari 1889 dibentukdaerah
irigasi yang pertama yaitu Irrigating Afdeling Serayu yang meliputi Kepresidenan
Banyumas dan Begelan di Jawa Tengah. Selanjutnya disusul Irrigate –Afdeling Brantas
yang meliputi daerah Malang Kediri Surabaya pada tahun 1892, Irrigate-Afdeling Serang
yang meliputi daerah Semarang –Demak dan Purwodadi. Dalam tahun 1910 Pulau Jawa
telah terbagi habis oleh daerah-daerah irigasi.

2. Fungsi Irigasi

Fungsi irigasi pada prinsipnya adalah menambah (suplesi) kekurangan air pada
lahan petanian yang diperoleh dari air hujan atau air tanah, karena jumlah air yang
diberikan kepada tanaman tidak mencukupi kebutuhan tanaman.
Jika penambahan air melalui irigasi tidak dilakukan, maka pertumbuhan tanaman
tidak akan optimal, dan tidak akan menghasilkan panen sesuai dengan yang diharapkan.
Jika jumlah atau volume curah hujan atau air tanah yang dapat diambil tanaman sudah
mencukupi kebutuhannya, maka irigasi tidak diperlukan lagi.

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari irigasi :

 Memasok kebutuhan air tanaman


 Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
 Menurunkan suhu tanah
 Mengurangi kerusakan akibat frost
 Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

7
3. Hubungan Tanah, Air dan Udara pada Irigasi
a. Tanah
Tanah, sebagai salah satu unsur yang mendukung tanaman adalah merupakan tempat
tumbuhnya tanaman. Tentu saja bila kita ingin mendapatkan tanaman yang baik, maka
tanah yang kita gunakan juga harus tanah yang baik. Tanah yang baik adalah tanah yang :

Tanah yang mudah dikerjakan atau digarap.


Tanah yang dapat memberi kesempatan bagi akar tanaman untuk tumbuh dan
berkembang.
Tanah yang baik adalah tanah yang banyak mengandung unsur hara yang sangat
diperlukan oleh tanaman, misalnya tanah humus.
Tanah yang baik juga merupakan tanah yang memungkinkan terjadinya proses
sirkulasi udara dan air.
Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki kelembaban yang cukup untuk
tanaman.

Tanah mudah digarap apabila tanah tersebut merupakan tanah humus atau alluvial yang
merupakan hasil dari pelapukan, sehingga tidak keras dan tidak banyak mengandung
bebatuan. Jika struktur tanahnya tidak keras, maka dapat memungkinkan tanaman untuk
tumbuh dan berkembang.
Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki pori-pori, sehingga dapat menyerap air dan
unsur hara lainnya agar tanaman dapat bertumbuh dengan baik. Tanah yang baik juga
menyimpan udara yang diperlukan bagi kehidupan tanaman.
b. Air
Air yang berada pada zona aerasi disebut lengas tanah. Bila zona aerasi tidak lagi
mampu menahan kapasitas air, maka air akan masuk ke bagian bawah, yaitu zona
saturasi. Singkatnya air ini disebut dengan air tanah.
Frekuensi pemberian air irigasi untuk tanaman dipengaruhi oleh sifat hubungan
antara tanaman, air, dan tanah. Sedangkan faktor yang mempengaruhi daya tahan tanah
adalah tekstur, struktur, dan bahan organic yang terdapat di dalam tanah.

8
Bentuk lengas tanah dibedakan berdasarkan : gravitasi, air kapiler, dan air
higroskopis. Frekuensi pemberian air untuk tanaman yang paling sesuai merupakan hasil
keputusan yang didasarkan pada berbagai faktor kombinasi (hasil percobaan atau
penelitian).
Kesuburan fisik tanah pada umumnya ditentukan oleh struktur tanahnya, namun yang
menentukan kesuburan kimiawi suatu tanah adalah kemampuan tanah dalam
menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang.
Tanaman memerlukan air dalam jumlah yang berbeda-beda menurut jenis
tanamannya. Jika dilihat dari sisi response terhadap air, maka dapat digolongkan ke
dalam 3 jenis :
Tanaman aquatic,
Tanaman semi aquatic, dan
Tanaman tanah kering.

c. Udara
Salah satu unsur yang mendukung tumbuhnya tanaman dengan baik adalah udara.
Ketersediaan udara di dalam tanah, berperan penting bagi pernafasan akar-akar tanaman.
Seperti yang sudah ditulis bahwa tanah yang baik adalah tanah yang memiliki pori-pori
untuk menyimpan butiran air. Namun, sebenarnya tidak semua pori-pori tersebut
menyimpan air. Sebagian akan menyimpan udara untuk kehidupannya, terutama bagian
akar agar tidak membusuk apalgi bagi tanaman yang tidak tahan terhadap genangan air.
Pertumbuhan pada akar tanaman biasanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu tanah,
khususnya pada daerah akar.

4. Pengelolaan Air Irigasi


Pengelolaan irigasi adalah salah satu faktor pendukung utama bagi keberhasilan
pembangunan pertanian terutama dalam rangka peningkatan serta perluasan tujuan
pembangunan pertanian dari program swasembada beras menjadi swasembada pangan.
Agar pokok-pokok pembaharuan kebijaksanaan pengelolaan irigasi tersebut dapat
mencapai sasaran tepat guna, dipandang perlu menginstruksikan kepada Menteri
Pekerjaan Umum sebagai Ketua Tim Koordinasi Kebijaksanaan Pendayagunaan Sungai

9
dan Pemeliharaan Kelestarian Daerah Aliran Sungai untuk mengambil langkah-langkah
pelaksanaannya.
Menteri Pekerjaan Umum sebagai Ketua Tim Koordinasi Kebijaksanaan
Pendayagunaan Sungai dan Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai diinstruksikan untuk
mengkoordinasikan penyiapan peraturan perundang-undangan serta langkah-langkah
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pembaharuan kebijaksanaan pengelolaan
irigasi.
Pembaharuan kebijaksanaan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud dalam
diktum pertama meliputi:
Pengaturan kembali tugas dan tanggung jawab lembaga pengelola irigasi.
Pemberdayaan masyarakat petani pengelola air melalui pengembangan
kelembagaan Perkumpulan Petani Pemakai Air yang otonom, mandiri dan
mengakar dimasyarakat.
Pengaturan penyerahan pengelolaan irigasi secara bertahap, selektif, dan
demokratis kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air dengan prinsip satu jaringan
irigasi satu kesatuan pengelolaan.
Penggalian sumber pendapatan untuk membiayai operasi dan pemeliharaan,
rehabilitasi dan pembangunan prasarana irigasi yang dikumpulka, dikelola dan
ditetapkan penggunaannya oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air.
Penetapan kebijaksanaan umum tentang kelestarian sumber daya air dan
pencegahan alih fungsi lahan beririgasi, sehingga berkelanjutan jaringan irigasi
dapat terjaga.

5. Tahap Perencanaan Irigasi


Di dalam perencanaan irigasi tahapan yang harus dikerjakan/dianalisis dan di evaluasi
meliputi; lokasi dan perkiraan daerah irigasi, garis besar rencana pertanian; sumber daya
air, prasarana infrastruktur; skala prioritas pengembangan; 8 persyaratan pengembangan
dari Dirjen Pengairan (dulu); dampak sosek dan lingkungan.

10
8 tujuan Pengembangan (Dirjen Pengairan)
Kesuburan tanah
tersedianya air (kualitas & kuantitas)
populasi sawah
pemasaran produksi
jaringan jalan & komunikasi
status tanah
banjir & genangan
lain-lain. Dan saat ini permintaan masyarakat local untuk dibuatkan irigasi
merupakan hal yang paling pokok dalam perencanaan daerah irigasi.

Tahapan perencanaan meliputi:


 Studi awal: ide untuk pengembangan irigasi pertanian dan perkiraan luas D.I,
 Studi identifikasi: menentukan nama & luas, garis besar skema irigasi alternatif,
pemberitahuan ke instansi pemerintah, serta fihak lain yeng terlibat
dalam,proyek,tsb.
 Studi pengenalan: kelayakan teknis, komponen dan aspek multisektor, penjelasan
mengenai aspek-aspek yang belum dapat dipecahkan selama identifikasi,
penentuan ruang lingkup studi, pekerjaan lapangan dan kantor (oleh orang-orang
yang sesuai disiplin ilmu).
 Studi kelayakan: analisis teknis dan ekonomi, definisi proyek & prasaran yang
diperlukan, mengajukan program pelaksanaan, ketepatan yang disyaratkan, perlu
pengukuran topogrfi, geotek dan kualitas tanah ekstensif.

11
BAB IV

PENUTUP

 Kesimpulan :
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang system
irigasi di Indonesia ini adalah :
Irigasi memang sangat penting bagi lahan yang kurang ketersediaan airnya.
Sistem irigasi di Indonesia ini pernah diabaikan, selama periode sebelum era orde
baru.
Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air
Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK) adalah solusi atas jawaban permasalahan kurangnya
minat petani menanam padi karena ketersediaan air sawah.
Sistem irigasi di Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan dengan sistem
irigasi di Negara-negara maju.
Pertanian di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian pemerintah.

 Saran
Sistem irigasi di Indonesia ini memang sudah mulai diusahakan, namun masih
sangat jarang dan minim sekali aplikasinya baik dari pemerintah maupun petani itu
sendiri padahal Indonesia adalah Negara agraris dengan makanan pokok adalah beras.
Situasi dan fakta seperti itulah yang seharusnya menumbuhkan dan menyadarkan betapa
pentingnya system irigasi yang baik di sawah ataupun lahan pertanian. Kemajuan dengan
program-program untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dari pemerintahlah
yang menjadi harapan terbesar para petani di negeri yang kaya ini.

12
Daftar Pustaka

http://darawa19.blogspot.com/2015/10/tahapan-perencanaan-irigasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi

https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=sejarah+irigasi#

http://azwaruddin.blogspot.com/2008/02/tahapan-perencanaan-irigasi.html

http://eprints.polsri.ac.id/1571/3/3.%20BAB%20II%20LANDASAN%20TEORI.pdf

http://ujiansma.com/hubungan-air-tanah-udara-dan-tanaman

http://kelbolong.karanganyarkab.go.id/2017/10/03/seputar-pengertian-irigasi-tujuan-dan-
fungsinya/

https://kumparan.com/techno-geek/mengenal-berbagai-macam-jenis-dan-fungsi-irigasi-
pertanian-1rAQ2VXY23a

http://eprints.polsri.ac.id/125/3/BAB%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai