Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HIDROLIKA I

Dosen Pengampu : PUTRI PRAMUDYA W

MUHAMMAD SHIDIQ ABDU RAHMAN WAHID


2050100016
TS 3A
REKAYASA HIDROLOGI

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA


2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang


hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan laporan praktikun “HIDROLIKA 1” ini dengan tepat waktu.
Dalam menyusun laporan ini saya mendapatkan saran, dorongan,
bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang tidak dapat
diukur secara materi, namun dapat membukakan mata saya bahwa
sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru terbaik bagi
saya. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenakan
saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. PUTRI PRAMUDYA W Selaku Dosen pegampu mata
kuliah Rekayasa Hidrologi Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo
2. Selaku Asisten Dosen Rekayasa Hidrologi Universitas
Veteran Bangun Nusantara
3. Teman-teman angkatan tahun 2020 program studi Teknik
Sipil Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Dalam menyusun makalah ini, saya menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menanti
kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Dan semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian....................................................................... 1
1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 2
1.4. Manfaat Praktikum ................................................................................. 2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Debit Aliran dan Geometri Saluran Terbuka.......................................... 3
2.1.1. Chezy............................................................................................. 3
2.1.2. Manning........................................................................................ 3
2.1.3. Stickler.......................................................................................... 4
2.2 Geometri Saluran Terbuka....................................................................... 4
2.3 Current Meter .......................................................................................... 5
BAB III. KAJIAN PUSTAKA
3.1. Debit Aliran dan Geometri Saluran Terbuka ......................................... 7
3.1.1. Pengamatan debit aliran saluran terbuka....................................... 7
3.1.2. Rumus Chezy................................................................................ 7
3.1.3. Rumus Manning............................................................................ 8
3.1.4. Rumus Strickler............................................................................. 8
3.1.5. Geometri Saluran........................................................................... 9
3.2. Perhitungan Current Meter...................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidrolika berhubungan erat sekali dengan sifat fluida (zat cair) yang pada
dasarnya mempelajari perilaku air baik secara makro maupun mikro tergantung dari
seberapa besar penelitian yang dilakukan. Pada konsep keteknikan biasanya hidrolika
memiliki peran sebagai controller (pengontrol), dengan permasalahan yang paling
banyak ditemukan biasanya terjadi pada saluran terbuka (seperti sungai, drainase,
pintu air), saluran tertutup (perpipaan), maupun pada perancangan bendungan,
pompa dan turbin yang kondisi-kondisi tertentu bangunan-bangunan tersebut
menggunakan konsep hidrolika untuk kelangsungannya.
Pada aliran melalui saluran terbuka lebih sulit di bandingkan dengan saluran
tertutup, dikarenakan pada saluran terbuka memiliki bentuk penampang saluran,
kekasaran, kemiringan dasar, belokan, debit aliran yang tidak beraturan baik terhadap
ruang maupun waktu. Debit aliran pada saluran terbuka dapat mempengaruhi
panjang dan tinggi loncatan hidrolik air yang terjadi pada hilir radial gate. Ketika
pintu air dibuka dapat terjadi pertemuan antara aliran superkritis dengan aliran
subkritis yang menyebabkan timbulnya loncatan hidrolik (hydraulic jump) yang
dapat memicu terjadinya gerusan pada dasar saluran. Karena perbedaan debit aliran,
maka beragam pula ketinggian loncatan hidrolik yang ditimbulkan. Proses loncatan
hidrolik air ini sering kali digunakan untuk menaikkan tinggi muka air di bagian hilir
dan untuk menyediakan kebutuhan tinggi tekanan pengaliran ke dalam suatu saluran.
Maka dari itu agar dapat diketahui pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari
hubungan antara debit aliran dan fenomena ketinggian dan panjang loncatan hidrolik,
penulis memutuskan untuk melakukan penelitian berdasarkan pemaparan di atas
yang berjudul “Pengaruh Debit Aliran Terhadap Tinggi dan Panjang Loncatan
Hidrolik (Hydraulic Jump) di Hilir Radial Gate pada Saluran Terbuka.”
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sebelumnya telah dipaparkan, penulis dapat
mengidentifikasi beberapa poin penting yang dapat menjadi masalah yang berkaitan
dengan judul penelitian ini, diantaranya :
1. Besar atau kecilnya debit aliran akan mempengaruhi tinggi dan panjang
loncatan hidrolik (hydraulic jump) yang terjadi.

1
2

2. Perubahan energi sesudah loncatan hidrolik (hydraulic jump) yang terjadi akan
menyebabkan aliran menjadi tenang dengan kedalaman besar dan kecepatan
kecil.
3. Pada saluran di hilir radial gate, akan terjadi fenomena loncatan hidrolik yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dasar maupun dinding saluran. Kerusakan
tersebut disebabkan karena energi pada loncatan hidrolik memiliki daya gerus
(scouring) yang dapat menyebabkan pengikisan pada badan bangunan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui panjang dan tinggi loncatan hidrolik (hydraulic jump) yang terjadi
akibat variabel debit dan tinggi pintu air yang berbeda-beda.
2. Mengetahui pola gerusan dan kedalaman gerusan yang terjadi akibat pengaruh
loncatan hidrolik (hydraulic jump).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu mengetahui perubahan panjang dan tinggi
loncatan hidrolik (hydraulic jump) pada pintu air saluran yang terjadi diharapkan
dapat menjadi ilmu pengetahuan bagi peneliti sendiri, mahasiswa yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut, maupun para teknisi di bidang bangunan keairan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Debit Aliran


Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit
yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran
air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per
satuan waktu (Asdak,2002).
faktor penting dalam studi hidraulika adalah kecepatan aliran V dan debit aliran Q.
Dalam hitungan praktis, rumus yang banyak digunakan adalah persamaan
kontinuitas, Q = AV, dengan A adalah tampang aliran.Apabila kecepatan dan
tampang aliran diketahui, makadebit aliran dapat dihitung. Demikian pula jika
kecepatandan debit aliran diketahui maka dapat dihitung luastampang aliran yang
diperlukan untuk melewatkan debittersebut.
Dengan kata lain dimensi pipa atau saluran dapat ditetapkan. Biasanya debit aliran
ditentukan olehkebutuhan air yang diperlukan oleh suatu proyek (kebutuhan air
minum suatu kota, untuk irigasi, debit pebangkitan tenaga listrik, dan sebagainya)
atau debit yang terjadi pada proyek tersebut (debit aliran melalui sungai). Dengan
demikian besarnya debit aliran adalah sudah tertentu. Berarti untuk bisa menghitung
tampang aliran A, terlebih dahulu harus dihitung kecepatan V. Rumus kecepatan ini
diperoleh secara Matematis-Empiris yaitu berdasarkan percobaan- percobaan yang
dilakukan Chezy, Manning dan Stickler.
2.1.1 Chezy
Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui saluran
terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada dinding saluran, dan
akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah
aliran. Di dalam aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah
seimbang dengan tahanan geser, dimana tahanan geser ini tergantung pada
kecepatan aliran.
2.1.2 Manning
Koefisien Manning (n) merupakan fungsi kekasaran dari bahan dinding
saluran yang sangat memengaruhi besarnya kecepatan rata-rata pada saluran.
Nilai kekasaran saluran merupakan kombinasi dari beberapa faktor seperti
3
4

kekasaran permukaan saluran, jenis tumbuh-tumbuhan, ketidakberaturan


penampang melintang saluran, trace saluran, pengendapan dan penggerusan,
hambatan ukuran dan bentuk saluran, serta taraf air dan debit.
2.1.3 Stickler
Rumus Strickler yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran
terbuka, juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut memiliki bentuk:
V = k R 2/3 I 1/2
Dengan k koefisien adalah Strickler dan R adalah jari-jari Hydraulik, yaitu
perbandingan antara luas tampang aliran A dan keliling basah P.
2.2 Geometri Saluran Terbuka
Unsur-unsur geometrik adalah sifat-sifat suatu penampang saluran yang dapat
diuraikan seluruhnya berdasarkan geometri penampang dan kedalam aliran.
1. Kedalaman aliran y (depth of flow) : jarak vertical titik terendah dasar saluran
hingga permukaan air
2. Kedalaman penampang aliran d (depth of flow section) : kedalam penampang
aliran, tegak lurus arah aliran, atau tinggi penampang saluran yang diliputi air
3. Taraf (stage) : elevasi atau jarak vertical dari permukaan bebas diatas suatu
bidang persamaan
4. Lebar puncak T (top width) : lebar penampang saluran pada permukaan bebas
5. Luas basah A (water area) : luas penampang melintang aliran yang tegak
lurus arah aliran
6. Lebar dasar B (bed width) : luas penampang melintang bagian bawah (dasar)
7. Kemiringan dinding m (slide slope) : angka penyebut pada perbandingan
antara sisi horizontal terhadap vertical
8. Keliling basah P (wetted perimeter) adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah saluran dengan bidang penampang melintang yang tegak
lurus arah aliran
9. Jari-jari hidraulik R (hydraulic radius) adalah rasio luas basah dengan
keliling basah, atau R = A/P
10. Kedalaman hidraulik D (hydraulic depth) adalah rasio luas basah dengan
lebar puncak, atau D = A/T
11. Faktor penampang (section factor) untuk perhitungan aliran kritis Z adalah
hasil perkalian luas basah dan akar kedalam hidraulik, atau
5

Z=A √ D= A
√ A
T

12. Faktor penampang untuk perhitungan aliran seragam AR2/3 adalah hasil
perkalian luas basah dan akar pangkat dua pertiga dari jari-jari hidrolik.
2.3 Current Meter
Currentmeter atau dikenal juga dengan alat ukur arus, biasanya digunakan untuk
mengukur aliran pada air rendah. Alat ini merupakan alat pengukur kecepatan yang
paling banyak digunakan karena memberikan ketelitian yang cukup tinggi.
Kecepatan aliran yang diukur adalah kecepatan aliran titik dalam satu penampang
aliran tertentu. Prinsip yang digunakan adalah adanya kaitan antara kecepatan aliran
dengan kecepatan putar baling-baling currentmeter.
Dari kecepatan yang didapatkan dari alat ukur arus, maka akan didapatkan debit pada
suatu aliran tersebut. Pengukuran debit pada aliran air ini (saluran/sungai) memerlukan
pengukuran yaitu luas penampang aliran dan kecepatan aliran. Pengukuran luas
penampang sungai dapat dilakukan dengan mudah apabila lokasi stasiun telah ditetapkan,
dan dilakukan pengukuran yang cermat tentang bentuk penampang sungai di stasiun
tersebut.Dalam praktek terdapat cara pengukuran debit, yaitu pengukuran langsung
(direct measurement).
Current meter dapat pula dibagi kedalam dua kategori berdasarkan metode
pengukurannya. Kedua jenis current meter tersebut adalah :
1. Current meter dengan pengukuran non-otomatik, yaitu current meter dengan
cara pengukuran atau perekaman data kecepatan arus yang harus dilakukan
langsung oleh seseorang untuk membacanya, biasanya alat ini ditempatkan pada
suatu struktur tertentu.
2. Current meter dengan pengukuran otomatik, yaitu current meter yang merekam
data kecepatan arus tanpa selalu harus langsung diperiksa oleh pengguna,
Biasanya tipe ini memiliki sarana penyimpanan data yang cukup untuk jangka
waktu pengukuran tertentu.
Untuk memelihara kondisi current meter yang sangat wajib dilakukan adalah
pembersihan alat, sehingga sangat penting adalah peran operator dalam mengatasinya.
Karena memang hanya dibutuhkan waktu sedikit untuk.
6

membersihkan, tetapi sangat substansial untuk menghindari masuknya partikel-


partikel seperti pasir dan juga korosi yang dapat mengganggu kinerja current meter
tersebut.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA

3.1 Debit Aliran dan Geometri Saluran Terbuka


3.1.1 Pengamatan debit aliran saluran terbuka secara sederhana dilakukan dengan
mengukur luas penampang basah dan kecepatan alirannya pada waktu tertentu dan
tampang tertentu pula sesuai dengan rencana.
Secara umum dirumuskan sebagai berikut :
Q=A.v
Dimana : Q = debit (m3/sec)
A = luas tampang basah (m2)
v = kecepatan aliran (m/sec)
3.1.2 Rumus Chezy
Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui saluran
terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada dinding saluran, dan
akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah
aliran. Di dalam aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah
seimbang dengan tahanan geser, dimana tahanan geser ini tergantung pada
kecepatan aliran. Setelah melalui beberapapenurunan rumus, akan didapatkan
persamaan umum :
V = C √R I
Dimana : V = Kecepatan aliran (m/det)
R = A/P adalah Jari-jari Hydraulik (m)
I = Kemiringan dasar saluran
C = Koefisien Chezy
A = luas basah
P=keliling basah
Menentukan nilai C secara empiris :
0,00155 1
23+ +
t n
Rumus kutter : C=
1+ 23+
S(
0,00155 n
√R )
87
C=
Rumus bazin : γ
1+
√R
7
7
8

Dimana : n = angka kekasaran manning.


S = kemiringan memenjang saluran.
 = berat jenis bahan lapisan saluran.
3.1.3 Rumus Manning
Rumus Manning yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran terbuka,
juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut mempunyai bentuk:
2 1
1
V = .R 3 . I2
n
Dimana : n = koefisien Manning
R = jari-jari Hydraulik, yaitu perbandingan antara luas tampang
aliran A dan keliling basah P.
Untuk pipa lingkaran, A = πD2/4 dan P = π D , sehingga:D = 4R
3.1.4 Rumus Strickler
Rumus Strickler yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran terbuka,
juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut mempunyai bentuk:
2 1
V =K . R 3 . I 2
Dimana : k = Koefisien Strickler
R = jari-jari Hydraulik, yaitu perbandingan antara luas tampang
aliran A dan keliling basah P.
Angka kekasaran Strickler
Koefisien kekasaran Strickler yang dianjurkan (m1/3 /detik) adalah
saluran pasangan 60
saluran beton 70
saluran tanah bersih 30-45 dan saluran bersemen plesteran 70
9

Tabel 3.1 harga-harga kekasaran koefisien strickler (k) untuk saluran tanah.
Debit rencana K

m3/d m1/3/d

Q > 10 45

5 < Q < 10 42,5

1<Q<5 40

Q<1 35

3.1.5 Geometri Saluran


Unsur-unsur geometrik adalah sifat-sifat suatu penampang saluran yang dapat
diuraikan seluruhnya berdasarkan geometri penampang dan kedalam aliran.
1. Kedalaman aliran y (depth of flow) : jarak vertical titik terendah dasar saluran
hingga permukaan air.
2. Kedalaman penampang aliran d (depth of flow section) : kedalam penampang
aliran, tegak lurus arah aliran, atau tinggi penampang saluran yang diliputi air
3. Taraf (stage) : elevasi atau jarak vertical dari permukaan bebas diatas suatu
bidang persamaan.
4. Lebar puncak T (top width) : lebar penampang saluran pada permukaan bebas
5. Luas basah A (water area) : luas penampang melintang aliran yang tegak
lurus arah aliran
6. Lebar dasar B (bed width) : luas penampang melintang bagian bawah (dasar)
7. Kemiringan dinding m (slide slope) : angka penyebut pada perbandingan
antara sisi horizontal terhadap vertical
8. Keliling basah P (wetted perimeter) adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah saluran dengan bidang penampang melintang yang tegak
lurus arah aliran
9. Jari-jari hidraulik R (hydraulic radius) adalah rasio luas basah dengan
keliling basah, atau R = A/P
10. Kedalaman hidraulik D (hydraulic depth) adalah rasio luas basah dengan
lebar puncak, atau D = A/T
10

11. Faktor penampang (section factor) untuk perhitungan aliran kritis Z adalah
hasil perkalian luas basah dan akar kedalam hidraulik, atau

Z=A √ D= A
√ A
T
12. Faktor penampang untuk perhitungan aliran seragam AR2/3 adalah hasil
perkalian luas basah dan akar pangkat dua pertiga dari jari-jari hidrolik.

3.2 Perhitungan Current Meter


Alat pembaca current meter yang dirancang, digunakan untuk membaca dari jarak
jauh putaran kincir yang terdapat pada current meter, sehingga pengukur tidak perlu
berada dekat dengan sumber air saat melakukan pengukuran. Alat pembaca tersebut akan
berkomunikasi dengan current meter yang diletakkan di dalam sumber air menggunakan
media komunikasi nirkabel berupa frekuensi radio, oleh karena itu alat yang dirancang
dipisah menjadi dua bagian yaitu bagian pembaca kecepatan aliran air dan bagian
penghitung kecepatan air. Bagian pembaca kecepatan air dirangkai menjadi satu dengan
current meter dan berada pada sumber air yang diukur, sedangkan bagian penghitung
kecepatan air dioperasikan oleh pengguna pada jarak yang jauh dari current meter.

Anda mungkin juga menyukai