Oleh :
1. Arif Rahman Hakim (220605003)
2. Alan Kurnia Lailindra Wiratama (220605002)
3. Lalu Rifki Rohadi (220605013)
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat , nikmat serta
karunianya sehingga penyusunan makalah mengenai ANALISIS KUALITAS DAN EVALUASI
SALURAN DRAINASE JALAN PROF. MOH. YAMIN SH LINGKUNGAN RUMAH SEHAT
MENGGUNAKAN SOFTWARE EPA STORM WATER MANAGEMENT MODEL (SWMM) 5.2 untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Pemodelan Dasar Teknik Lingkungan” ini dapat selesai
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tak lupa pula ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama Ibu Okti Indayani , S.T, M.Kom, selaku
dosen pengampu mata kuliah Pemodelan Dasar Teknik Lingkungan yang telah memberikan
arahan serta bimbingan kepada tim penyusun dalam menyelesaikan makalah ini serta seluruh
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Tim menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu mohon
maaf atas kekurangan dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi
Penulis dan para pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................2
D. Batasan Masalah........................................................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka........................................................................................................................3
A. Sistem Drainase Perkotaan........................................................................................................3
B. SWMM (Storm Water Management Model).............................................................................3
C. Analisis Hidrolika Saluran Drainase..........................................................................................3
D. Curah Hujan...............................................................................................................................5
Bab III Metode Penelitian......................................................................................................................6
A. Lokasi Penelitian.......................................................................................................................6
B. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................................6
C. Analisis Intensitas Curah Hujan.................................................................................................7
D. Bagan Alir Penelitian.................................................................................................................7
Bab IV Analisis dan Pembahasan..........................................................................................................8
A. Analisis Saluran Drainase..........................................................................................................8
1. Analisis hidrologi...................................................................................................................8
2. Analisis hidraulika.................................................................................................................9
3. Simulasi SWMM 5.2...........................................................................................................11
B. Solusi Perencanaan Drainase...................................................................................................14
Bab V Penutup.....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................18
iii
iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Saluran drainase jalan memainkan peran penting dalam menjaga kelancaran sistem
drainase perkotaan. Fungsi utama saluran ini adalah untuk mengalirkan air hujan dan
melindungi jalan serta lingkungan sekitarnya dari potensi banjir dan genangan. Namun,
dalam beberapa tahun terakhir, kualitas dan kinerja saluran drainase jalan telah mengalami
penurunan yang signifikan, memberikan dampak serius terhadap keberlanjutan sistem ini.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan kualitas dan kinerja saluran drainase
jalan adalah alih fungsi lahan di sekitarnya. Perkembangan kota yang pesat seringkali
mendorong perubahan tata guna lahan, seperti pembangunan hunian, bisnis, dan infrastruktur
lainnya, yang dapat mengubah pola aliran air dan menimbulkan beban ekstra pada sistem
drainase.Selain itu, pendangkalan saluran drainase menjadi masalah serius akibat sedimentasi
yang disebabkan oleh limbah padat, terutama sampah, yang dibuang secara tidak bertanggung
jawab oleh masyarakat ke saluran drainase. Sampah-sampah ini tidak hanya menyumbat
aliran air, tetapi juga dapat menyebabkan penurunan kapasitas saluran, meningkatkan risiko
banjir, dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat.
Dalam konteks ini, diperlukan analisis terkait kinerja saluran drainase objek penelitian di
jalan Prof. Moh. Yamin SH serta Lingkungan Rumah Sehat dan evaluasi dampak
pendangkalan akibat limbah padat. Langkah-langkah strategis perlu diambil untuk memahami
akar permasalahan, memodelkan solusi yang efektif, dan mengembangkan kebijakan yang
dapat meningkatkan keberlanjutan sistem drainase perkotaan.
Sebuah perangkat lunak yang dirancang Office of Reseach and Development, Water
Supply and Water Resources Division, United States Environmental Protection Agency (U.S.
EPA) SWMM (Storm Water Management Model) dapat menjadi referensi utama dalam
mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir. Kelebihan dari SWMM adalah sebagai
perangkat lunak pemodelan yang sangat bermanfaat untuk mensimulasikan tantangan
hidrolika dan hidrologi terkait dengan limpasan permukaan dan risiko banjir.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang kualitas
saluran drainase, serta dampak dari perilaku masyarakat terhadap pendangkalan saluran.
Dengan demikian, dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan yang berbasis bukti untuk
meningkatkan pengelolaan saluran drainase jalan dan menjaga keberlanjutan lingkungan
perkotaan secara keseluruhan.
1
B. Rumusan Masalah
Apa permasalahan yang terjadi pada saluran drainase di jalan Prof.Moh.Yamin SH dan
bagaimana solusi untuk mngatasi permasalahan tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis eksisting sistem drainase di Jalan Prof. Moh. Yamin SH
2. Mengevaluasi sistem drainase di Jalan Prof. Moh. Yamin SH menggunakan software
EPA SWMM 5.2
3. Membuat solusi perencanaan drainase di Jalan Prof. Moh. Yamin SH menggunakan
software EPA SWMM 5.2
D. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Jalan Prof. Moh.Yamin SH, Lingkungan
Rumah Sehat
2. Simulasi profil aliran selama 6 (enam) jam di Jalan Prof. Moh.Yamin SH, Lingkungan
Rumah Sehat
3. Debit air yang dihitung hanya dari air hujan saja
4. Daerah tangkapan hujan (catchment area) ditinjau hanya pada kawasan yang
memungkinkan air limpasan masuk ke saluran drainase.
5. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Software EPA SWMM 5.2 difokuskan dalam
memodelkan desain dan menganalisa kapasitas saluran
2
Bab II Tinjauan Pustaka
3
Novotny dan Stefan (2007), pemodelan hidrolika dapat membantu mengidentifikasi
titik-titik rentan dalam sistem drainase yang memerlukan perbaikan atau modifikasi.
4
Dampak Perubahan Tata Guna Lahan: Analisis hidrolika dapat membantu mengukur
dampak perubahan tata guna lahan terhadap aliran air permukaan dan kapasitas
saluran, memberikan dasar untuk kebijakan tata ruang yang lebih baik.
D. Curah Hujan
Curah hujan mengacu pada tingkat kekuatan atau konsentrasi air hujan yang jatuh
Intensitas dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Ukuran intensitas ini
penting dalam analisis hidrologi dan pemodelan, karena dapat mempengaruhi aliran
permukaan, kapasitas saluran, dan risiko banjir. Intensitas curah hujan biasanya
diukur dalam milimeter per jam (mm/jam) atau dalam satuan imperial seperti inci per
jam (in/jam). Informasi intensitas curah hujan diperlukan dalam pemodelan hidrologi
untuk memprediksi aliran air dan mengevaluasi dampaknya pada sistem drainase dan
sungai. Pola hujan, seperti hujan lebat dalam waktu singkat atau hujan ringan yang
berkepanjangan, dapat memengaruhi intensitas curah hujan.
Rancangan curah hujan perjam merujuk pada suatu metode atau proses dalam
menentukan dan merancang pola intensitas curah hujan yang diharapkan dalam suatu
wilayah dalam jangka waktu satu jam. Informasi ini penting dalam perencanaan
infrastruktur, terutama sistem drainase, untuk memastikan bahwa saluran dan instalasi
lainnya dapat menangani aliran air hujan dengan efektif. Rancangan curah hujan
perjam biasanya terkait dengan frekuensi dan durasi tertentu, seperti hujan satu jam
dengan periode pengulangan 5 tahun atau hujan satu jam dengan periode pengulangan
10 tahun.
5
Bab III Metode Penelitian
A. Lokasi Penelitian
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi di lokasi
penelitian berupa data hasil pengukuran saluran drainase eksisting.
2) Data sekunder
6
Data sekunder merupakan data yang sifatnya menunjang dan melengkapi data primer.
Pengambilan data sekunder dapat diperoleh dengan melalukan studi pustaka dari
berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian atau dengan mendatangi langsung
instansi terkait. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu referensi
karya ilmiah, ,data curah hujan harian maksimum serta data topografi diperoleh dari
aplikasi Google Earth Pro.
Dengan:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = lamanya hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum harian (mm)
7
Gambar 2. Bagan alir penelitian
8
Gambar 3 dan 4. Kondisi saluran drainase
1. Analisis hidrologi
Perhitungan analisis hidraulika memakai software EPA SWMM membutuhkan data
hujan dan debit air jam-jaman. Direncanakan durasi optimum hujan rencana di lokasi
penelitian selama 6 jam. Berikut adalah hasil perhitungan rancangan curah hujan jam-jaman
berdasarkan data periode ulang 10 tahun curah hujan maksimum harian di pos hujan terdekat
dari lokasi pengamatan menggunakan metode Mononobe dan Alternating Block Method .
9
3 14:00 82,55
4 15:00 21,46
5 16:00 11,98
6 17:00 8,84
2. Analisis hidraulika
Analisis hidraulika adalah proses evaluasi dan pemahaman perilaku aliran air dalam suatu
sistem drainase. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana air
mengalir melalui saluran drainase, memprediksi tingkat aliran air, dan memahami
karakteristik hidraulik dari sistem tersebut. Analisis hidraulika sangat penting dalam
perencanaan, perancangan, dan pengelolaan infrastruktur saluran drainase untuk memastikan
kinerja yang optimal. Terdapat beberapa data yang diperlukan dalam analisis hidraulika
sebagai berikut.
10
Titik Hubung Elevasi Dasar (m GL) Tinggi (m)
JN1 -1.2 1.2
JN2 -0.9 0.9
JN3 -0.3 0.3
JN4 -0.6 0.6
JN5 -0.4 0.4
JN6 -0.45 0.45
JN7 -0.5 0.5
JN8 -0.65 0.65
JN9 -0.6 0.6
JN10 -0.6 0.6
JN11 -0.75 0.75
OUTFALL -2.6 2.6
11
Hasil simulasi dengan aplikasi SWMM 5.2 menggunakan intensitas hujan selama 6 jam
dengan periode ulang 10 tahun terlihat ada perbedaan pada masing-masing saluran. Warna
tersebut menunjukkan bahwa setiap saluran itu memiliki kapasitas tampungan yang berbeda.
Warna biru tua, biru muda dan hijau artinya saluran dianggap baik karena masih bisa
menampung debit limpasan yang terjadi. Warna kuning dan merah itu artinya saluran telah
mengalami overflow.
Hasil yang terlihat dari Gambar 5. diatas bahwa hampir seluruh saluran mengalami
luapan yang sangat tinggi atau overflow. Hal ini diakibatkan karena adanya sedimentasi yang
mengakibatkan terjadinya penurunan kapasitas saluran , selain itu beberapa saluran juga
memiliki eksisting yang baik namun dari segi kapasitas tidak mencukupi. Saluran-saluran
yang mengalami luapan ini tidak mampu menampung debit limpasan akibat hujan. Puncak
luapan terjadi pada jam ke-5 (16:00). Berikut ini gambaran saluran yang mengalami luapan .
Pada saluran (CN1) luapan di akibat karena bentuk saluran yang menanjak diakibat kan
karena adanya pendangkalan pada titik hubung (JN2). Selain itu keberadaan tempat
pembuangan sampah sementara yang ada di sekitar saluran mengakibatkan kerap kali sampah
tertiup angin dan terjatuh ke dalam saluran dan terbawa aliran air hingga mengendap di dasar
saluran drainase.
12
Gambar 7. Luapan pada saluran (CN2)
Sedangkan, pada saluran (CN2) luapan diakibatkan karena dimensi saluran yang tidak
memadai . Saluran berbentuk parabolic dengan diameter yang hanya 0.2m dengan kedalaman
hanya 0.3 m tentunya saluran ini tidak akan dapat menahan air limpasan ketika hujan tengah
turun.
Hal yang sama terjadi pada saluran (CN3) dimana dimensi dari saluran terlalu kecil
sehingga tidak mampu menampung aliran limpasan air hujan.
13
Gambar 9. Luapan pada saluran (CN4,CN5,CN6)
Pada saluran (CN4 dan CN5) luapan terjadi karena sedimentasi akibat erosi yang terjadi
pada area tangkapan hujan selain sehingga terjadi penurunan kapasitas dari saluran drainase.
Pada saluran utama di Jl. Prof.Moh.Yamin SH Luapan selalu terjadi karena buruknya
kondisi saluran drainase yang di sebabkan oleh adanya penyumbatan saluran serta
sedimentasi akibat dekomposisi sampah yang mengendap di dasar saluran. Selain itu bentuk
saluran yang tertutup menyebabkan sulitnya perawatan saluran drainase.
14
perencanaan ulang, kami mencoba mengatur ulang lebar dan tinggi saluran untuk mencapai
kapasitas tampungan yang optimal dan mencegah potensi luapan.
Proses perencanaan ulang saluran drainase melibatkan penggunaan metode trial and error
pada aplikasi SWMM 5.2 untuk menentukan dimensi saluran yang sesuai. Penting untuk
memperhatikan penambahan dimensi lebar dan kedalaman; dengan menambah kedalaman
saluran, perlu memperhatikan tinggi muka air agar tidak terjadi aliran balik (backwater) pada
saluran yang sedang diperbaiki. Sebaliknya, penambahan lebar saluran perlu
dipertimbangkan dengan cermat untuk menghindari pengurangan lebar jalan sebisa mungkin.
Perbaikan dimensi saluran ini memiliki dampak pada saluran lainnya karena dapat mengubah
debit saluran di sekitarnya.
15
Tabel 6. Rancangan Saluran Perbaikan
Setelah dilakukan simulasi dengan mengubah dimensi saluran, saluran yang sebelunya
terjadi luapan yang ditandai dengan warna merah, kini setelah perbaikan semua saluran
berwarna biru. Artinya solusi untuk mengatasi luapan yang terjadi pada kawasan jalan
Prof.Moh,Yamin SH yaitu dengan menambah kedalaman saluran serta memperluas lebar
saluran pada beberapa titik sehingga limpasan air hujan dapat ditampung dengan optimal oleh
saluran drainase yang sudah ada.
16
Bab V Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan luapan yang terjadi pada saluran
drainase disebabkan oleh penurunan kualitas saluran drainase akibat pendangkalan,
penyumbatan serta dekomposisi limbah buangan masayarakat. Hal ini mengakibatkan volume
saluran drainase berkurang dan tidak mampu menampung debit air hujan yang dibuktikan
dari hasil analisis dan simulasi SWMM 5.2. Luapan hampir terjadi pada semua titik saluran ,
terutama pada saluran utama di jalan Prof.Moh.Yamin SH yang ditandai dengan warna merah
. Oleh karena setelah dikukan perbaikan dengan penambahan dimensi saluran berupa
kedalaman, maka saluran drainase tersebut tidak mengalami overflow/ luapan yang ditandai
dengan warna biru.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan saluran drainase Jalan Prof.Moh.Yamin, penulis memberikan
beberapa saran diantaranya:
1. Perlu diadakan perencanaan ulang serta perbaikan sistem drainase yang telah ada karena
sebagian besar drainase di Prof.Moh.Yamin SH sudah tidak bisa mengalirkan debit banjir
yang berasal dari intensitas hujan yang tinggi pada daerah tesebut.
17
2. Perawatan dan normalisasi berkala pada drainase harus dilakukan oleh pemerintah, di
berbagai titik di wilayah lokasi tinjauan contohnya pengerukan atau pembersihan dengan
skala waktu tertentu
3. perlu partisipasi dan kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah
sembarangan pada saluran drainase serta merawat, menjaga kebersihan dan memelihara
saluran drianase yang telah ada di kawasan tersebut.
Daftar Pustaka
Muhammad Amrulloh , Wiwik Yunarni Widiarti , Gusfan Halik (2021) Evaluasi Kinerja
Sistem Drainase Jalan Kaliurang Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jurnal Teknik
Pengairan. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jember
Istiarto, Simulasi Aliran 1-Dimensi dengan bantuan Model Hidrologi-Hidraulika SWMM
Perangkat Lunak Teknik Sipil Hidro. Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Dan
Lingkungan, Universitas Gajah Mada ,Yogyakarta
Abiyyu Mas’ud Khairy, Rifky Hariadi M., Amni Ziadatul (2023) EVALUASI SALURAN
DRAINASE JALAN KH. HASYIM ASHARI LENDANG BEDURIK MENGGUNAKAN
SOFTWARE EPA STORM WATER MANAGEMENT MODEL (SWMM) 5.1. Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi, Selong 2023
Afriyas Ulfah , Suci Agustiarini, Restu Patria M, Dewo Sulistio Adi W, Nindya Kirana, Ni
Made Adi P, Yuhanna Maurits, Cakra Mahasurya, Angga Permana .2022. KAJIAN DAN
PEMETAAN PERIODE ULANG CURAH HUJAN MAKSIMUM DI PULAU LOMBOK.
Buletin Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika VOL.3 NO.4 JULI 2022 : 21-31, BMKG-
Stasiun Klimatologi Lombok Barat
Rosadana Nurir Rahmani, Sobriyah , Agus Hari Wahyudi .2016. TRANSFORMASI HUJAN
HARIAN KE HUJAN JAM-JAMAN MENGGUNAKAN METODE MONONOBE DAN
18
PENGALIHRAGAMAN HUJAN ALIRAN (Studi Kasus di DAS Tirtomoyo). e-Jurnal
MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/176, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Sebelas Maret. Surakarta ,2016
19