Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KUALITAS DAN EVALUASI SALURAN DRAINASE

MENGGUNAKAN SOFTWARE EPA STORM WATER MANAGEMENT


MODEL (SWMM) 5.2 (STUDI KASUS JALAN PROF. MOH. YAMIN SH
LINGKUNGAN RUMAH SEHAT)

Oleh :
1. Arif Rahman Hakim (220605003)
2. Alan Kurnia Lailindra Wiratama (220605002)
3. Lalu Rifki Rohadi (220605013)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HAMZANWADI
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat , nikmat serta
karunianya sehingga penyusunan makalah mengenai ANALISIS KUALITAS DAN EVALUASI
SALURAN DRAINASE JALAN PROF. MOH. YAMIN SH LINGKUNGAN RUMAH SEHAT

MENGGUNAKAN SOFTWARE EPA STORM WATER MANAGEMENT MODEL (SWMM) 5.2 untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Pemodelan Dasar Teknik Lingkungan” ini dapat selesai
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tak lupa pula ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama Ibu Okti Indayani , S.T, M.Kom, selaku
dosen pengampu mata kuliah Pemodelan Dasar Teknik Lingkungan yang telah memberikan
arahan serta bimbingan kepada tim penyusun dalam menyelesaikan makalah ini serta seluruh
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Tim menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu mohon
maaf atas kekurangan dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi
Penulis dan para pembaca.

Selong, 08 Januari 2024

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................2
D. Batasan Masalah........................................................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka........................................................................................................................3
A. Sistem Drainase Perkotaan........................................................................................................3
B. SWMM (Storm Water Management Model).............................................................................3
C. Analisis Hidrolika Saluran Drainase..........................................................................................3
D. Curah Hujan...............................................................................................................................5
Bab III Metode Penelitian......................................................................................................................6
A. Lokasi Penelitian.......................................................................................................................6
B. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................................6
C. Analisis Intensitas Curah Hujan.................................................................................................7
D. Bagan Alir Penelitian.................................................................................................................7
Bab IV Analisis dan Pembahasan..........................................................................................................8
A. Analisis Saluran Drainase..........................................................................................................8
1. Analisis hidrologi...................................................................................................................8
2. Analisis hidraulika.................................................................................................................9
3. Simulasi SWMM 5.2...........................................................................................................11
B. Solusi Perencanaan Drainase...................................................................................................14
Bab V Penutup.....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................18

iii
iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Saluran drainase jalan memainkan peran penting dalam menjaga kelancaran sistem
drainase perkotaan. Fungsi utama saluran ini adalah untuk mengalirkan air hujan dan
melindungi jalan serta lingkungan sekitarnya dari potensi banjir dan genangan. Namun,
dalam beberapa tahun terakhir, kualitas dan kinerja saluran drainase jalan telah mengalami
penurunan yang signifikan, memberikan dampak serius terhadap keberlanjutan sistem ini.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan kualitas dan kinerja saluran drainase
jalan adalah alih fungsi lahan di sekitarnya. Perkembangan kota yang pesat seringkali
mendorong perubahan tata guna lahan, seperti pembangunan hunian, bisnis, dan infrastruktur
lainnya, yang dapat mengubah pola aliran air dan menimbulkan beban ekstra pada sistem
drainase.Selain itu, pendangkalan saluran drainase menjadi masalah serius akibat sedimentasi
yang disebabkan oleh limbah padat, terutama sampah, yang dibuang secara tidak bertanggung
jawab oleh masyarakat ke saluran drainase. Sampah-sampah ini tidak hanya menyumbat
aliran air, tetapi juga dapat menyebabkan penurunan kapasitas saluran, meningkatkan risiko
banjir, dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat.

Dalam konteks ini, diperlukan analisis terkait kinerja saluran drainase objek penelitian di
jalan Prof. Moh. Yamin SH serta Lingkungan Rumah Sehat dan evaluasi dampak
pendangkalan akibat limbah padat. Langkah-langkah strategis perlu diambil untuk memahami
akar permasalahan, memodelkan solusi yang efektif, dan mengembangkan kebijakan yang
dapat meningkatkan keberlanjutan sistem drainase perkotaan.

Sebuah perangkat lunak yang dirancang Office of Reseach and Development, Water
Supply and Water Resources Division, United States Environmental Protection Agency (U.S.
EPA) SWMM (Storm Water Management Model) dapat menjadi referensi utama dalam
mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir. Kelebihan dari SWMM adalah sebagai
perangkat lunak pemodelan yang sangat bermanfaat untuk mensimulasikan tantangan
hidrolika dan hidrologi terkait dengan limpasan permukaan dan risiko banjir.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang kualitas
saluran drainase, serta dampak dari perilaku masyarakat terhadap pendangkalan saluran.
Dengan demikian, dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan yang berbasis bukti untuk
meningkatkan pengelolaan saluran drainase jalan dan menjaga keberlanjutan lingkungan
perkotaan secara keseluruhan.

1
B. Rumusan Masalah
Apa permasalahan yang terjadi pada saluran drainase di jalan Prof.Moh.Yamin SH dan
bagaimana solusi untuk mngatasi permasalahan tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis eksisting sistem drainase di Jalan Prof. Moh. Yamin SH
2. Mengevaluasi sistem drainase di Jalan Prof. Moh. Yamin SH menggunakan software
EPA SWMM 5.2
3. Membuat solusi perencanaan drainase di Jalan Prof. Moh. Yamin SH menggunakan
software EPA SWMM 5.2

D. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Jalan Prof. Moh.Yamin SH, Lingkungan
Rumah Sehat
2. Simulasi profil aliran selama 6 (enam) jam di Jalan Prof. Moh.Yamin SH, Lingkungan
Rumah Sehat
3. Debit air yang dihitung hanya dari air hujan saja
4. Daerah tangkapan hujan (catchment area) ditinjau hanya pada kawasan yang
memungkinkan air limpasan masuk ke saluran drainase.
5. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Software EPA SWMM 5.2 difokuskan dalam
memodelkan desain dan menganalisa kapasitas saluran

2
Bab II Tinjauan Pustaka

A. Sistem Drainase Perkotaan


Sistem drainase perkotaan memiliki peran penting dalam mengelola air hujan
agar tidak menimbulkan genangan atau banjir di jalan dan lingkungan sekitarnya.
Konsep dan prinsip dasar sistem drainase perlu dipahami untuk merancang solusi
yang efektif. Menurut Chow (1959), sistem drainase terdiri dari subsistem permukaan
dan sistem bawah tanah, yang bekerja bersama untuk mengendalikan aliran air hujan.
Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari
durasi hujan yang lama. Kualitas suatu manajemen Kota dapat dilihat dari kualitas
sistem drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan Kota dari
genangan air. Genangan air dapat menyebabkan lingkungan mejadi kotor dan jorok,
menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan
kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat

B. SWMM (Storm Water Management Model)


SWMM merupakan perangkat lunak pemodelan hidrologi dan hidrolika yang
dikembangkan oleh U.S. Environmental Protection Agency (EPA). Versi terbaru,
SWMM 5.2, menawarkan kemampuan yang canggih untuk mensimulasikan aliran air
permukaan, kualitas air, dan sistem drainase. Menurut Rossman (2015), SWMM 5.2
memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap interaksi antara air hujan,
saluran drainase, dan infrastruktur perkotaan. Pemodelan dengan SWMM 5.2
melibatkan beberapa tahap, termasuk definisi daerah pengaruh, karakteristik tanah,
dan parameter hidrologi. Menurut Stenstrom et al. (2010), SWMM 5.2 dapat
digunakan untuk mensimulasikan kondisi hidrologi yang berbeda, seperti hujan
ekstrem, untuk memahami perilaku sistem drainase.

C. Analisis Hidrolika Saluran Drainase


Analisis hidrolika saluran drainase merupakan suatu pendekatan untuk
memahami perilaku aliran air dalam saluran drainase. Fokus utama dari analisis ini
adalah mengukur dan memodelkan karakteristik aliran, seperti kecepatan, volume,
dan tinggi air dalam saluran, dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja sistem
drainase. Analisis hidrolika saluran drainase melibatkan pemahaman karakteristik
aliran air, kapasitas saluran, dan dampak perubahan tata guna lahan. Menurut

3
Novotny dan Stefan (2007), pemodelan hidrolika dapat membantu mengidentifikasi
titik-titik rentan dalam sistem drainase yang memerlukan perbaikan atau modifikasi.

Parameter Utama dalam Analisis Hidrolika:


 Kecepatan Aliran (Velocity): Merupakan parameter penting yang menggambarkan
seberapa cepat air mengalir dalam saluran. Kecepatan aliran mempengaruhi kapasitas
saluran dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi erosi.
 Volume Aliran (Flow Volume): Menunjukkan jumlah air yang melewati saluran
dalam suatu periode waktu tertentu. Volume aliran dianalisis untuk memahami beban
air yang harus ditangani oleh saluran drainase.
 Tinggi Air (Water Depth): Merupakan tinggi air di dalam saluran dan dapat
memberikan indikasi kapasitas saluran. Tinggi air yang berlebih dapat
mengindikasikan risiko banjir.

Pemodelan Hidrolika Saluran Menggunakan SWMM:


 Definisi Parameter: Analisis dimulai dengan mendefinisikan parameter penting,
seperti karakteristik hidrologis daerah aliran pengaruh dan sifat fisik saluran, dalam
perangkat lunak pemodelan seperti SWMM.
 Simulasi Hidrolika: SWMM memungkinkan simulasi yang canggih untuk
memodelkan interaksi kompleks antara air hujan, aliran permukaan, dan saluran
drainase. Simulasi ini memungkinkan identifikasi titik-titik kritis dalam sistem dan
potensi risiko banjir.
 Evaluasi Kapasitas Saluran: Analisis hidrolika melibatkan evaluasi kapasitas saluran
terhadap volume air yang masuk. Ini memungkinkan perhitungan kelebihan kapasitas
atau risiko pendangkalan.

Pentingnya Analisis Hidrolika:


 Pengelolaan Banjir: Dengan memahami karakteristik aliran air dalam saluran, dapat
dikembangkan strategi pengelolaan banjir yang lebih efektif. Identifikasi titik-titik
rawan banjir menjadi kunci dalam mitigasi risiko.
 Perencanaan Infrastruktur: Analisis hidrolika mendukung perencanaan dan
perancangan saluran drainase yang optimal, memastikan bahwa sistem dapat
menangani beban air dengan efisien.

4
 Dampak Perubahan Tata Guna Lahan: Analisis hidrolika dapat membantu mengukur
dampak perubahan tata guna lahan terhadap aliran air permukaan dan kapasitas
saluran, memberikan dasar untuk kebijakan tata ruang yang lebih baik.

D. Curah Hujan
Curah hujan mengacu pada tingkat kekuatan atau konsentrasi air hujan yang jatuh
Intensitas dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Ukuran intensitas ini
penting dalam analisis hidrologi dan pemodelan, karena dapat mempengaruhi aliran
permukaan, kapasitas saluran, dan risiko banjir. Intensitas curah hujan biasanya
diukur dalam milimeter per jam (mm/jam) atau dalam satuan imperial seperti inci per
jam (in/jam). Informasi intensitas curah hujan diperlukan dalam pemodelan hidrologi
untuk memprediksi aliran air dan mengevaluasi dampaknya pada sistem drainase dan
sungai. Pola hujan, seperti hujan lebat dalam waktu singkat atau hujan ringan yang
berkepanjangan, dapat memengaruhi intensitas curah hujan.
Rancangan curah hujan perjam merujuk pada suatu metode atau proses dalam
menentukan dan merancang pola intensitas curah hujan yang diharapkan dalam suatu
wilayah dalam jangka waktu satu jam. Informasi ini penting dalam perencanaan
infrastruktur, terutama sistem drainase, untuk memastikan bahwa saluran dan instalasi
lainnya dapat menangani aliran air hujan dengan efektif. Rancangan curah hujan
perjam biasanya terkait dengan frekuensi dan durasi tertentu, seperti hujan satu jam
dengan periode pengulangan 5 tahun atau hujan satu jam dengan periode pengulangan
10 tahun.

5
Bab III Metode Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Peta lokasi jalan Prof. Moh.Yamin SH

Berdasarkan Gambar 1 di atas, penelitian dilakukan di Jalan Prof.Moh.Yamin SH tepatnya


dimulai dari simpang empat pejanggik hingga depan KODIM 1615 Lombok Timur.

B. Teknik Pengumpulan Data


Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data pimer dan data sekunder, antara lain:

1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi di lokasi
penelitian berupa data hasil pengukuran saluran drainase eksisting.
2) Data sekunder

6
Data sekunder merupakan data yang sifatnya menunjang dan melengkapi data primer.
Pengambilan data sekunder dapat diperoleh dengan melalukan studi pustaka dari
berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian atau dengan mendatangi langsung
instansi terkait. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu referensi
karya ilmiah, ,data curah hujan harian maksimum serta data topografi diperoleh dari
aplikasi Google Earth Pro.

C. Analisis Intensitas Curah Hujan


Pembuatan saluran drainase dibutuhkan data intensitas hujan untuk merencanakan
bentuk dan dimensi penampang saluran drainase yang sesuai. Digunakan Rumus
Mononobe untuk mendapatkan nilai intensitas curah hujan (Suripin 2004).

Dengan:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
t = lamanya hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum harian (mm)

D. Bagan Alir Penelitian


Bagan aliran drainase sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini serta
pertimbangan batasan dan ruang lingkup penelitian, maka rencana pelaksanaan penelitian
akan mengikuti tahapan – tahapan pada bagan aliran berikut.

7
Gambar 2. Bagan alir penelitian

Bab IV Analisis dan Pembahasan

A. Analisis Saluran Drainase


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lokasi penelitian , keadaan saluran
drainase jalan Prof.Moh.Yamin SH di beberapa titik telah mengalami sedimentasi yang
berakibat pada penurunan kapasitas saluran dan pendangkalan sehingga menyebabkan sering
terjadinya luapan aliran. Sedimentasi ini di akibatkan oleh berbagai faktor seperti erosi pada
permukaan tanah di area pematusan yang nantinya menjadi agregat sedimen dan terbawa oleh
aliran air. Selain bersumber dari erosi, pendangkalan ini juga diakibatkan oleh peristiwa
dekomposisi sampah serta limbah yang dibuang oleh masyarakat dan terbawa arus air
sehingga menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran dan mengakibatkan terjadinya
pendangkalan saluran drainase. Berikut ini kondisi saluran drainase di lokasi penelitian.

8
Gambar 3 dan 4. Kondisi saluran drainase

1. Analisis hidrologi
Perhitungan analisis hidraulika memakai software EPA SWMM membutuhkan data
hujan dan debit air jam-jaman. Direncanakan durasi optimum hujan rencana di lokasi
penelitian selama 6 jam. Berikut adalah hasil perhitungan rancangan curah hujan jam-jaman
berdasarkan data periode ulang 10 tahun curah hujan maksimum harian di pos hujan terdekat
dari lokasi pengamatan menggunakan metode Mononobe dan Alternating Block Method .

Gambar 5. Analisis curah hujan menggunakan metode Mononobe

Tabel 1. Rancangan curah hujan jam-jam an

Jam ke Jam Intensitas Hujan (mm)


1 12:00 10,12
2 13:00 15,05

9
3 14:00 82,55
4 15:00 21,46
5 16:00 11,98
6 17:00 8,84

2. Analisis hidraulika
Analisis hidraulika adalah proses evaluasi dan pemahaman perilaku aliran air dalam suatu
sistem drainase. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana air
mengalir melalui saluran drainase, memprediksi tingkat aliran air, dan memahami
karakteristik hidraulik dari sistem tersebut. Analisis hidraulika sangat penting dalam
perencanaan, perancangan, dan pengelolaan infrastruktur saluran drainase untuk memastikan
kinerja yang optimal. Terdapat beberapa data yang diperlukan dalam analisis hidraulika
sebagai berikut.

Tabel 2. Geometri Saluran Drainase (Conduits)

Saluran Panjang(m) Lebar(m) Kedalaman(m) Koefisien Bentuk


Manning, n Saluran
CN1 24 1 0.9 0.025 Opened
Rectangular
CN2 114 0.2 0.3 0.01 Parabolic
CN3 159 0.4 0.4 0.025 Opened
Rectangular
CN4 63 0.3 0.5 0.025 Opened
Rectangular
CN5 65 0.6 0.45 0.01 Opened
Rectangular
CN6 154 0.75 0.6 0.01 Opened
Rectangular
CN7 156 1 0.7 0.025 Closed
Rectangular
CN8 117 0.75 0.45 0.025 Closed
Rectangular
CN9 216 0.8 0.6 0.025 Closed
Rectangular
CN10 131 1 0.7 0.025 Closed
Rectangular
CN11 197 1.9 0.7 0.025 Closed
Rectangular

Tabel 3. Geometri Titik Hubung (Junctions) dan Outlet Drainase

10
Titik Hubung Elevasi Dasar (m GL) Tinggi (m)
JN1 -1.2 1.2
JN2 -0.9 0.9
JN3 -0.3 0.3
JN4 -0.6 0.6
JN5 -0.4 0.4
JN6 -0.45 0.45
JN7 -0.5 0.5
JN8 -0.65 0.65
JN9 -0.6 0.6
JN10 -0.6 0.6
JN11 -0.75 0.75
OUTFALL -2.6 2.6

Tabel 4. Geometri Daerah Tangkapan Air (Subcatchment Area)

DTA Luas (Ha) Lebar (m) Kemiringan Imperv N- N-Perv


(%) (%) Imperv (%)
(%)
SC1 1.16 96 1 90 0.1 0.2
SC2 1.87 148 1 90 0.1 0.2
SC3 3.2 186 1 90 0.1 0.2
SC4 5.07 335 1 90 0.1 0.2

3. Simulasi SWMM 5.2

Gambar 5. Tampilan pemodelan SWMM 5.2

11
Hasil simulasi dengan aplikasi SWMM 5.2 menggunakan intensitas hujan selama 6 jam
dengan periode ulang 10 tahun terlihat ada perbedaan pada masing-masing saluran. Warna
tersebut menunjukkan bahwa setiap saluran itu memiliki kapasitas tampungan yang berbeda.
Warna biru tua, biru muda dan hijau artinya saluran dianggap baik karena masih bisa
menampung debit limpasan yang terjadi. Warna kuning dan merah itu artinya saluran telah
mengalami overflow.

Hasil yang terlihat dari Gambar 5. diatas bahwa hampir seluruh saluran mengalami
luapan yang sangat tinggi atau overflow. Hal ini diakibatkan karena adanya sedimentasi yang
mengakibatkan terjadinya penurunan kapasitas saluran , selain itu beberapa saluran juga
memiliki eksisting yang baik namun dari segi kapasitas tidak mencukupi. Saluran-saluran
yang mengalami luapan ini tidak mampu menampung debit limpasan akibat hujan. Puncak
luapan terjadi pada jam ke-5 (16:00). Berikut ini gambaran saluran yang mengalami luapan .

Gambar 6. Luapan pada saluran (CN1)

Pada saluran (CN1) luapan di akibat karena bentuk saluran yang menanjak diakibat kan
karena adanya pendangkalan pada titik hubung (JN2). Selain itu keberadaan tempat
pembuangan sampah sementara yang ada di sekitar saluran mengakibatkan kerap kali sampah
tertiup angin dan terjatuh ke dalam saluran dan terbawa aliran air hingga mengendap di dasar
saluran drainase.

12
Gambar 7. Luapan pada saluran (CN2)

Sedangkan, pada saluran (CN2) luapan diakibatkan karena dimensi saluran yang tidak
memadai . Saluran berbentuk parabolic dengan diameter yang hanya 0.2m dengan kedalaman
hanya 0.3 m tentunya saluran ini tidak akan dapat menahan air limpasan ketika hujan tengah
turun.

Gambar 8. Luapan pada saluran (CN3)

Hal yang sama terjadi pada saluran (CN3) dimana dimensi dari saluran terlalu kecil
sehingga tidak mampu menampung aliran limpasan air hujan.

13
Gambar 9. Luapan pada saluran (CN4,CN5,CN6)

Pada saluran (CN4 dan CN5) luapan terjadi karena sedimentasi akibat erosi yang terjadi
pada area tangkapan hujan selain sehingga terjadi penurunan kapasitas dari saluran drainase.

Gambar 10. Luapan pada saluran (CN7,CN8,CN9,CN10,CN11)

Pada saluran utama di Jl. Prof.Moh.Yamin SH Luapan selalu terjadi karena buruknya
kondisi saluran drainase yang di sebabkan oleh adanya penyumbatan saluran serta
sedimentasi akibat dekomposisi sampah yang mengendap di dasar saluran. Selain itu bentuk
saluran yang tertutup menyebabkan sulitnya perawatan saluran drainase.

B. Solusi Perencanaan Drainase


Berdasarkan hasil analisis dan simulasi yang telah dilakukan, teridentifikasi titik saluran yang
memerlukan perbaikan dan penyesuaian. Perbaikan ini dilakukan dengan memodifikasi
dimensi saluran drainase yang mencapai kapasitas maksimum selama simulasi. Pada tahap

14
perencanaan ulang, kami mencoba mengatur ulang lebar dan tinggi saluran untuk mencapai
kapasitas tampungan yang optimal dan mencegah potensi luapan.

Proses perencanaan ulang saluran drainase melibatkan penggunaan metode trial and error
pada aplikasi SWMM 5.2 untuk menentukan dimensi saluran yang sesuai. Penting untuk
memperhatikan penambahan dimensi lebar dan kedalaman; dengan menambah kedalaman
saluran, perlu memperhatikan tinggi muka air agar tidak terjadi aliran balik (backwater) pada
saluran yang sedang diperbaiki. Sebaliknya, penambahan lebar saluran perlu
dipertimbangkan dengan cermat untuk menghindari pengurangan lebar jalan sebisa mungkin.
Perbaikan dimensi saluran ini memiliki dampak pada saluran lainnya karena dapat mengubah
debit saluran di sekitarnya.

Tabel 5. Rancangan Saluran Perbaikan

Saluran Panjang(m) Lebar(m) Kedalaman(m) Koefisien Bentuk


Manning, n Saluran
CN1 24 1 1 0.01 Opened
Rectangular
CN2 114 0.5 0.5 0.01 Closed
Rectangular
CN3 159 0.5 0.6 0.01 Opened
Rectangular
CN4 63 0.4 0.6 0.01 Opened
Rectangular
CN5 65 0.6 1 0.01 Opened
Rectangular
CN6 154 1 1 0.01 Opened
Rectangular
CN7 156 1 1.3 0.01 Closed
Rectangular
CN8 117 1 1.3 0.01 Closed
Rectangular
CN9 216 1 1.5 0.01 Closed
Rectangular
CN10 131 1 1.7 0.01 Closed
Rectangular
CN11 197 1.9 1.8 0.01 Closed
Rectangular

15
Tabel 6. Rancangan Saluran Perbaikan

Titik Hubung Elevasi Dasar (m GL) Tinggi (m)


JN1 -1 1
JN2 -1.2 1.2
JN3 -0.5 0.5
JN4 -1.3 1.3
JN5 -0.5 0.5
JN6 -0.45 0.45
JN7 -0.5 0.5
JN8 -0.6 0.6
JN9 -1 1
JN10 -1.5 1.5
JN11 -1.7 1.7
OUTFALL -2.6 2.6

Gambar 11. Simulasi setelah dilakukan perbaikan

Setelah dilakukan simulasi dengan mengubah dimensi saluran, saluran yang sebelunya
terjadi luapan yang ditandai dengan warna merah, kini setelah perbaikan semua saluran
berwarna biru. Artinya solusi untuk mengatasi luapan yang terjadi pada kawasan jalan
Prof.Moh,Yamin SH yaitu dengan menambah kedalaman saluran serta memperluas lebar
saluran pada beberapa titik sehingga limpasan air hujan dapat ditampung dengan optimal oleh
saluran drainase yang sudah ada.

16
Bab V Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan luapan yang terjadi pada saluran
drainase disebabkan oleh penurunan kualitas saluran drainase akibat pendangkalan,
penyumbatan serta dekomposisi limbah buangan masayarakat. Hal ini mengakibatkan volume
saluran drainase berkurang dan tidak mampu menampung debit air hujan yang dibuktikan
dari hasil analisis dan simulasi SWMM 5.2. Luapan hampir terjadi pada semua titik saluran ,
terutama pada saluran utama di jalan Prof.Moh.Yamin SH yang ditandai dengan warna merah
. Oleh karena setelah dikukan perbaikan dengan penambahan dimensi saluran berupa
kedalaman, maka saluran drainase tersebut tidak mengalami overflow/ luapan yang ditandai
dengan warna biru.

B. Saran
Berdasarkan permasalahan saluran drainase Jalan Prof.Moh.Yamin, penulis memberikan
beberapa saran diantaranya:

1. Perlu diadakan perencanaan ulang serta perbaikan sistem drainase yang telah ada karena
sebagian besar drainase di Prof.Moh.Yamin SH sudah tidak bisa mengalirkan debit banjir
yang berasal dari intensitas hujan yang tinggi pada daerah tesebut.

17
2. Perawatan dan normalisasi berkala pada drainase harus dilakukan oleh pemerintah, di
berbagai titik di wilayah lokasi tinjauan contohnya pengerukan atau pembersihan dengan
skala waktu tertentu
3. perlu partisipasi dan kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah
sembarangan pada saluran drainase serta merawat, menjaga kebersihan dan memelihara
saluran drianase yang telah ada di kawasan tersebut.

Daftar Pustaka

Muhammad Amrulloh , Wiwik Yunarni Widiarti , Gusfan Halik (2021) Evaluasi Kinerja
Sistem Drainase Jalan Kaliurang Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jurnal Teknik
Pengairan. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jember
Istiarto, Simulasi Aliran 1-Dimensi dengan bantuan Model Hidrologi-Hidraulika SWMM
Perangkat Lunak Teknik Sipil Hidro. Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Dan
Lingkungan, Universitas Gajah Mada ,Yogyakarta
Abiyyu Mas’ud Khairy, Rifky Hariadi M., Amni Ziadatul (2023) EVALUASI SALURAN
DRAINASE JALAN KH. HASYIM ASHARI LENDANG BEDURIK MENGGUNAKAN
SOFTWARE EPA STORM WATER MANAGEMENT MODEL (SWMM) 5.1. Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi, Selong 2023
Afriyas Ulfah , Suci Agustiarini, Restu Patria M, Dewo Sulistio Adi W, Nindya Kirana, Ni
Made Adi P, Yuhanna Maurits, Cakra Mahasurya, Angga Permana .2022. KAJIAN DAN
PEMETAAN PERIODE ULANG CURAH HUJAN MAKSIMUM DI PULAU LOMBOK.
Buletin Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika VOL.3 NO.4 JULI 2022 : 21-31, BMKG-
Stasiun Klimatologi Lombok Barat
Rosadana Nurir Rahmani, Sobriyah , Agus Hari Wahyudi .2016. TRANSFORMASI HUJAN
HARIAN KE HUJAN JAM-JAMAN MENGGUNAKAN METODE MONONOBE DAN

18
PENGALIHRAGAMAN HUJAN ALIRAN (Studi Kasus di DAS Tirtomoyo). e-Jurnal
MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2016/176, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Sebelas Maret. Surakarta ,2016

19

Anda mungkin juga menyukai