Anda di halaman 1dari 80

TUGAS BESAR

HIDRAULIKA

Disusun Oleh :

Stefanus Tri Bintoro 14.B1.0081

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan Tugas Besar Hidrolika, Periode Semester Genap 2015/2016


yang disusun oleh :

Stefanus Tri Bintoro 14.B1.0081

Hari :

Tanggal : Juli 2016

Disetujuioleh :

Dosen

Ir. Budi Santosa., MT.

i
KARTU ASISTENSI

ii
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka saya dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Besar Hidraulika ini, untuk menambah pengetahuan mengenai
konsep-konsep hidraulika secara teori maupun praktek. Selain sebagai syarat
kelengkapan tugas, juga sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Semester
Genap 2015/2016. Dari laporan yang telah saya susun berdasarkan teori-teori,
data, serta pengajaran/bimbingan, saya mengharapkan agar dapat lebih mendalami
mengenai ilmu Hidraulika ini secara praktek.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ir.Budi Santosa., MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Hidraulika yang
telah membantu saya.
2. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Teknik Sipil.
Demikian halnya laporan saya, bila ada kekurangan-kekurangan, saya
mohon maaf. Harapan saya semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Juni 2016

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KARTU ASISTENSI ii
KATA PENGANTAR .. iii
DAFTAR ISI. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Program HEC-RAS ... 2
1.3 Tujuan Penulisan .... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Program Aplikasi HEC-RAS . 4
2.2 Kegunaan Program Aplikasi HEC-RAS 5
2.3 Penyimpanan Data dan Manajemen Data .. 6
2.4 Grafik dan Pelaporan . 6
2.5 Organisasi File ... 7
BAB III LANGKAH LANGKAH PENGERJAAN
3.1 Langkah-langkah Soal 1 14
3.2 Langkah-langkah Soal 2 ... 25
BAB IV HASIL ANALISA
4.1 Penyelesaian Soa lNomer 1 . 38
4.2 Penyelesaian Soal Nomer 2 57
KESIMPULAN .... ....... 74
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir merupakan salah satu bencana alam yang mempunyai dampak besar
bagi kelangsungan hidup manusia. Banjir sangat sering terjadi di dataran rendah
atau dataran tinggi atau bisa juga di daerah sekitar sungai.
Banjir terjadi karena adanya dua faktor, yaitu faktor manusia dan factor
alam. Dari faktor manusia, banjir terjadi karena penebangan hutan secara besar-
besaran, perubahan daerah resapan menjadi daerah pemukiman, perawatansistem
drainase yang kurang baik dan seringnya masyarakat membuang sampahtidak
pada tempatnya. Sedangkan faktor alam disebabkan oleh intensitas curahhujan
yang tinggi dan sedimentasi di sepanjang aliran sungai. Banyak kota besar yang
padat penduduk yang dilewati aliran sungai. Banjir bisa terjadi karena kiriman
dan juga bisa terjadi karena genangan.
a. Banjir Kiriman
Banjir jenis ini karena peningkatan debit air sungai yang mengalir
dan berkurangnya kapasitas pengaliran atau daya tampung pada saluran
sungai. Sehingga air sungai meluap dan menggenangi daerah sekitarnya.
Banjir kiriman ini juga bisa diakibatkan adanya aliran air cukup kencang
yang berasal dari dataran tinggi yang tidak mampu ditampung oleh
saluran air (sungai) di dataran rendah.
b. Banjir Genangan
Banjir ini disebabkan oleh kenaikkan muka air laut yang semakin
lama akan mengalir dan menggenangi dataran rendah.

Melihat kondisi demikian, perlu dilakukan perencanaan area wilayah sungai


untuk mengurangi risiko banjir.Bisa dilakukan dengan cara meninggikan
bantaran sungai, dan juga bisa dengan menambahkan tanggul.
Hidrolika digunakan dalam perhitungan tinggi muka air dan kecepatan
aliran. Hidrolika juga digunakan dalam menghitung passing capacity guna
mendapatkan debit pembanding yang perhitungannya didasarkan pada tinggi
muka air hasil pengamatan di lapangan. Analisis hidrolika pada penelitian ini

1
menggunakan program HEC-RAS. Dalam menghitung passing capacity
digunakan beberapa nilai debit coba-coba sebagai input HEC-RAS. Dari
beberapa input ini akan diperoleh suatu nilai debit yang menghasilkan output
berupa nilai tinggi muka air yang paling mendekati tinggi muka air pengamatan
lapangan. Nilai debit inilah yang akan dijadikan sebagai pembanding debit hasil
analisis hidrologi. Perhitungan tinggi muka air rencana didasarkan pada debit
hasil analisis hidrologi yang paling mendekati debit pembanding hasil
perhitungan passing capacity.
Penelitian hidrologi khususnya dalam perencanaan sungai, ditujukan untuk
upaya evaluasi kapasitas penampang sungai dalam umur rencana yang
ditentukan. Harapannya, hal ini bisa mengurangi risiko bencana banjir.

1.2 HEC-RAS
HEC-RAS adalah sebuah software yang dirancang untuk melakukan berbagi
analisis hidrolika. HEC-RAS mampu menampilkan perhitungan penampang
muka air 1 dimensi untuk aliran dalam saluran alami atau buatan. HEC-RAS
juga mampu memperhitungkan penampang muka air aliran subkritis,
superkiritis, dan campuran. Sistem ini mengandung 3 komponen analisis satu
dimensi , antara lain :
a. Perhitungan penampang muka air aliran seragam
Langkah hitungan profil muka air yang dilakukan dapat didasarkan
pada penyeesaian persamaan energy (satu-dimensi). Kehilangan energy
dianggap diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan
kontraksi/ekspansi (koefisien dikalikan beda tinggi kecepatan).
Persamaan momentum dipakai manakala dijumpai aliran berubah cepat
(rapidly varied flow).
Program aplikasi HEC-RAS mampu memperhitungkan pengaruh
berbagai hambatan aliran dan dirancang untuk dipakai pada
permasalahan pengelolaan bantaran sungai dan penetapan asuransi resiko
banjir berkenaan dengan penetapan bantaran sungai dan dataran banjir.
Dapat pula digunakan untuk perkiraan perubahan muka air akibat
perbaikan alur atau pembangunan tanggul.
b. Perhitungan penampang muka air aliran tidak seragam

2
Program aplikasi HEC-RAS mampu menyimulasikan aliran tak
permanen satu dimensi pada sungai yang memiliki alur kompleks.
c. Perhitungan transportasi sedimen
Transportasi sedimen digunakan untuk menganalisis pengaruh aliran
air terhadap stabilitas alur sungai. Dengan diketahuinya tinggi muka air
maksimumyang akan terjadi dan sifat-sifat material butiran pada suatu
alur sungai, maka bisa dianalisis apakah terjadi erosi pada alur sungai
atau tidak terjadi.
Ketiga komponen tersebut akan menggunakan representasi data geometri
serta perhitungan hidrolika dan geometri seperti pada umumnya. Versi terakhir
dari HEC-RAS yaitu HEC-RAS 5.0.1 mendukung perhitungan profil muka air
aliran tunak dan tidak tunak.
Terdapat lima langkah penting dalam membuat model hidrolika dengan
menggunakan HEC-RAS:
a. Memulai proyek baru
b. Memasukkan data geometri
c. Memasukkan data aliran dan kondisi batas
d. Melakukan perhitungan hidrolika
e. Menampilkan dan mencetak hasil

1.3 Tujuan Penulisan


Melakukan analisis hidrolika berdasarkan peta situasi proyek normalisasi
Kali Bodri, Kabupaten Kendal.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Program Aplikasi HEC-RAS


Program aplikasi HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk
memodelkan aliran di sungai (River Analysis System). Program HEC-RAS
merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady
and unsteady one-dimensional flow model).
Program aplikasi HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi:
a. Hitungan profil muka air aliran permanen,
b. Simulasi aliran tak permanen,
c. Hitungan transport sedimen,
d. Hitungan kualitas air
Satu elemen penting dalam program HEC-RAS adalah keempat komponen
tersebut menggunakan dara geometri yang sama, routine hitungan hidraulika
yang sama, serta beberapa fitur desain hidraulik yang dapat diakses setelah
hitungan profil muka air berhasil dilakukan. Program HEC-RAS merupakan
program aplikasi yang mengintegrasikan fitur graphical user interface, analisis
hidraulik, manajemen dan penyimpanan datam grafik, serta pelaporan.
Graphical User Interface merupakan penghubung antara pemakai dan
program aplikasi HEC-RAS. Melalui graphical interface ini, dimungkinkan
untuk melakukan hal-hal berikut ini dengan mudah:
a. Manajemen file,
b. Menginputkan data serta mengendalikannya,
c. Melakukan analisis hidraulik,
d. Menampilkan data masukan maupun hasil analisi dalam bentuk tabel dan
grafik,
e. Penyusunan laporan,
f. Mengakses on-line help.

4
2.2 Kegunaan Progam Aplikasi HEC-RAS
2.2.1 Steady Flow Water Surface Component
Program ini berfungsi untuk menghitung profil muka air aliran
permanen berubah beraturan (steady gradually varied flow). Program
aplikasi HEC-RAS mampu memodelkan jarring sungai, sungai dendritic,
maupun sungai tunggal.
Langkah hitungan profil muka air yang dilakukan dapat didasarkan
pada penyeesaian persamaan energy (satu-dimensi). Kehilangan energy
dianggap diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan
kontraksi/ekspansi (koefisien dikalikan beda tinggi kecepatan).
Persamaan momentum dipakai manakala dijumpai aliran berubah cepat
(rapidly varied flow).
Program aplikasi HEC-RAS mampu memperhitungkan pengaruh
berbagai hambatan aliran dan dirancang untuk dipakai pada
permasalahan pengelolaan bantaran sungai dan penetapan asuransi resiko
banjir berkenaan dengan penetapan bantaran sungai dan dataran banjir.
Dapat pula digunakan untuk perkiraan perubahan muka air akibat
perbaikan alur atau pembangunan tanggul.

2.2.2 Unsteady Flow Simulation


Program aplikasi HEC-RAS mampu menyimulasikan aliran tak
permanen satu dimensi pada sungai yang memiliki alur kompleks.

2.2.3 Sediment Transport/Movable Boundary Computations


Program aplikasi HEC-RAS mampu menyimulasikan transport
sedimen satu dimensi (simulasi perubahan dasar sungai) akibat gerusan
atau deposisi dalam waktu yang cukup panjang (umumnya tahunan,
namun dapat pula dilakukan simulasi perubahan dasar sungai akibat
sejumlah banjir tunggal).
Potensi transport sedimen dihitung berdasarkan fraksi ukuran butir
sedimen sehingga memungkinkan simulasi armoring dan sorting.
Program aplikasi HEC-RAS mampu menyimulasikan trend jangka

5
panjang gerusan dan deposisi yang diakibatkan oleh perubahan frekuensi
dan durasi debit atau muka air.

2.2.4 Water Quality Analysis


Program aplikasi HEC-RAS dapat digunakan untuk melakukan
analisis kualitas air di sungai, seperti melakukan analisis temperatur air
serta simulasi transpor beberapa konstituen kualitas air, seperti Algae,
Dissolved Oxygen, Carbonaceuos Biological Oxygen Demand,
Dissolved Orthophospate, Dissolved Organis Phorphorus, Dissolved
Ammonium Nitrate, Dissolved Nitrite Nitrogen, Dissolved Nitrate
Nitrogen, dan Dissolved Organic Nitrogen.

2.3 Penyimpanan Data dan Manajemen Data


Penyimpanan data dilakukan ke dalam flat files (format ASCII dan biner),
serta file HEC-DSS. Data masukan dari pemakai HEC-RAS disimpan ke dalam
file-file yang dikelompokkan menjadi: project, plan, geometry, steady flow,
unsteady flow, dan sediment data. Hasil keluaran model disimpan ke dalam
binary file. Data dapat ditransfer dari HEC-RAS ke program aplikasi lain
melalui HEC-DSS file.
Manajemen data dilakukan melalui user interface. Pemakai diminta untuk
menuliskan satu nama file untuk project yang sedang dibuat. HEC-RAS akan
menciptakan beberapa file secara automatik (file-file: plan, geometry, steady
flow, unsteady flow, output, etc.) dan menamainya sesuai dengan nama file
project yang dituliskan oleh pemakai.

2.4 Grafik dan Pelaporan


Fasilitas grafik yang disediakan oleh HEC-RAS mencakup grafik X-Y alur
sungai, tampang lintang, rating curves, hidrograf, dan grafik-grafik lain yang
merupakan plot X-Y berbagai variabel hidraulik. HEC-RAS menyediakan pula
fitur plot 3D beberapa tampang lintang sekaligus. Hasil keluaran model dapat
pula ditampilkan dalam bentuk tabel. Pemakai dapat memilih antara memakai
tabel yang telah disediakan oleh HEC-RAS atau membuat/mengedit tabel sesuai
kebutuhan. Grafik dan tabel dapat ditampilkan di layar, dicetak, atau dicopy ke

6
clipboard untuk dimasukkan ke dalam program aplikasi lain (word processor,
spreadsheet). Fasilitas pelaporan pada HEC-RAS dapat berupa pencetakan data
masukan dan keluaran hasil pada printer atau plotter.

2.5 Organisasi File


Simulasi aliran memakai HEC-RAS memerlukan sejumlah file, terdiri dari
file data, file run, serta file output. File-file dalam HEC-RAS yang
mencerminkan suatu model aliran di sungai dirangkum dalam suatu Project.
Sebuah project merupakan kompilasi satu set file data yang merepresentasikan
model sungai yang sedang dikaji. Biasanya, project diberi nama sesuai dengan
nama sungai yang dimodelkan, misal Juana, Code, Serang, Citanduy, dsb.
Dengan project ini, pemakai HEC-RAS mengaplikasikan seluruh atau sebagian
kemampuan HEC-RAS untuk melakukan analisis hidraulika. File data yang
diperlukan untuk menyusun suatu model aliran adalah data plan, data geometri,
data aliran, data desain hidraulika, dan data sedimen. Data plan, data geometri,
dan data aliran adalah tiga data yang harus ada. Data plan menyimpan informasi
untuk mengendalikan simulasi aliran (run data) seperti data geometri, data
aliran, computational time step, dan simulation time. Data geometri menyimpan
informasi geometri sungai, yaitu alur, tampang lintang, dan tampang memanjang
sungai. Data aliran menyimpan informasi debit dan syarat batas; data aliran
dapat berupa data aliran permanen (untuk melakukan simulasi aliran permanen)
atau tak permanen (untuk melakukan simulasi aliran tak permanen)

Data desain hidraulika diperlukan apabila pemakai melakukan suatu desain


hidraulika yang dicobakan untuk disimulasikan. Data sedimen diperlukan untuk
melakukan simulasi transpor sedimen.

7
2.5.1 Pengertian Project
Setiap model dalam HEC-RAS dibuat dengan menciptakan file
project. Pengguna HEC-RAS menuliskan nama file dan judul project.
HEC-RAS memakai nama file tersebut untuk menamai semua file data,
kecuali tiga karakter ekstensi nama file. Sebuah project terdiri dari:

a. Sebuah file Project (.prj),


b. Sebuah file untuk setiap Plan, maximum 99 file plan (.p01 s.d.
.p99),
c. Sebuah file Run untuk setiap plan (.r01 s.d. .r99),
d. Sebuah file Output untuk setiap plan (.o01 s.d. .o99),
e. Sebuah file untuk setiap set data Geometry (.g01 s.d. .g99),
f. Sebuah file untuk setiap set data Steady Flow (.f01 s.d. .f99),
g. Sebuah file untuk setiap set data Unsteady Flow (.u01 s.d. .u99),
h. Sebuah file untuk setiap set data Quasy-Unsteady Flow (.q01 s.d.
.q99),
i. Sebuah file untuk setiap set data Sediment (.s01 s.d. .s99),
j. Sebuah file untuk setiap set data Hydraulic Design (.h01 s.d.
.h99),
k. Sebuah file untuk setiap set data Sediment Transport Capacity
(.SedCap01 s.d. .SedCap99),
l. Sebuah file untuk setiap set data SIAM Input (.h01.SiamInput s.d.
.h99.SiamInput),
m. Sebuah file untuk setiap set data SIAM Output (.h01.SiamOutput
s.d. .h99.SiamOutput),
n. Sebuah file untuk setiap set data Water Quality (.w01 s.d. .w99),
o. sebuah file Log untuk setiap project (.log), dan p)
p. sebuah file text untuk setiap plan yang di-run (.comp_msgs.txt).
File project mengandung: judul project, sistem satuan (SI atau
Imperial), daftar semua file dalam project, daftar variabel default yang
ditetapkan melalui inferface. File Project mengandung pula nama Plan
yang aktif pada pemakaian Project sebelumnya. Informasi ini diperbarui
(di-update) setiap kali Project disimpan ke dalam disk.

8
2.5.2 Elemen Penyusun Project
Bagian ini memaparkan berbagai file yang dapat menyusun sebuah
project. File-file tersebut mungkin dibuat oleh pemakai HEC-RAS atau
dibuat secara automatis oleh HEC-RAS. Pemakai HEC-RAS berinteraksi
dengan file-file tersebut melalui user interface; pembuatan dan
pengeditan file-file tersebut dilakukan dari HEC-RAS.

a. File Plan
File plan memiliki extensi .p01 sampai dengan .p99. Huruf p
atau P menunjukkan file plan, sedang angka 01 sampai
dengan 99 menunjukkan nomor plan. Nomor plan diberikan
sesuai dengan urutan file plan diciptakan. File plan berisi
informasi: deskripsi plan, nama singkat identifikasi plan, daftar
file data yang berkaitan dengan plan (file data geometri, file data
aliran permanen atau tak permanen), serta parameter simulasi
(durasi, time step, regim aliran). File plan diciptakan secara
automatis oleh interface setiap kali pemakai memilih New Plan
atau Save Plan As dari menu simulasi.

b. File run
File run memiliki extensi .r01 sampai dengan .r99. Huruf r
atau R menunjukkan file run, sedang angka 01 sampai
dengan 99 berhubungan dengan nomor plan. Extensi .r01
menunjukkan bahwa file run tersebut berhubungan dengan file
plan .p01. File run berisi informasi yang diperlukan untuk
melakukan hitungan sesuai dengan file data dan parameter
simulasi yang ada di file plan. Sebagai contoh, pada analisis aliran
permanen, file run berisi file data geometri, file data aliran
permanen, dan parameter simulasi yang ditetapkan di file plan.
File run diciptakan secara automatis oleh interface pada saat
pemakai mengaktifkan menu Compute pada menu simulasi.

9
c. File Output
File output memiliki extensi .o01 sampai dengan .o99. Huruf
o atau O menunjukkan file output, sedang angka 01 sampai
dengan 99 berhubungan dengan nomor plan. Huruf .o01
menunjukkan bahwa file tersebut berhubungan dengan file plan
.p01. File output berisi semua hasil hitungan yang diminta.
Sebagai contoh pada analisis aliran tak permanen, file output
berisi hasil hitungan modul aliran tak permanen. Hasil hitungan
pada file output dituliskan dengan format biner dan hanya dapat
dibaca melalui user interface.

d. File Geometri
File geometri memiliki extensi .g01 sampai dengan .g99.
Huruf g atau G menunjukkan file geometri, sedang angka
01 sampai dengan 99 menunjukkan urutan pada saat file
tersebut diciptakan/disimpan ke dalam disk. File geometri berisi
informasi mengenai geometri sungai yang dimodelkan: tampang
lintang, struktur hidraulik (jembatan, gorong-gorong, bendung,
dsb.), koefisien kekasaran, koefisien kontraksi/expansi, dan
informasi mengenai cara pemodelan bagian-bagaian tertentu
seperti metode hitungan di struktur hidraulik. File geometri
diciptakan secara automatis oleh user interface pada saat pemakai
memilih New Geometry Data atau Save Geometry Data As pada
menu geometri. Data pada file geometri dituliskan dalam format
ASCII.

e. File Data Aliran Permanen


File data aliran permanen (steady flow data file) memiliki
extensi .f01 sampai dengan .f99. Huruf f atau F menunjukkan
file data aliran permanen, sedang angka 01 sampai dengan 99
menunjukkan urutan pada saat file tersebut diciptakan/disimpan
ke dalam disk. File data aliran permanen berisi informasi: jumlah
tampang lintang tempat dilakukannya hitungan, data aliran

10
(permanen), dan syarat batas untuk setiap ruas sungai. File data
aliran permanen diciptakan secara automatis oleh user interface
pada saat pemakai memilih New Flow Data atau Save Flow Data
As pada menu data aliran permanen. Data pada file data aliran
permanen dituliskan dalam format ASCII.

f. File Data Aliran Tak Permanen


File data aliran tak permanen (unsteady flow data file)
memiliki extensi .u01 sampai dengan .u99. Huruf u atau U
menunjukkan file data aliran tak permanen, sedang angka 01
sampai dengan 99 menunjukkan urutan pada saat file tersebut
diciptakan/disimpan ke dalam disk. File data aliran tak permanen
berisi informasi: hidrograf debit aliran di batas hulu, syarat awal
aliran, dan syarat batas hilir. File data aliran tak permanen
diciptakan secara automatis oleh user interface pada saat pemakai
memilih New Flow Data atau Save Flow Data As pada menu data
aliran tak permanen. Data pada file data aliran permanen
dituliskan dalam format ASCII.

g. File Data Aliran Tak Permanen Semu


File data aliran tak permanen semu (quasi-unsteady flow data
file) memiliki extensi .q01 sampai dengan .q99. Huruf q atau
Q menunjukkan file data aliran tak permanen sumu, sedang
angka 01 sampai dengan 99 menunjukkan urutan pada saat
file tersebut diciptakan/disimpan ke dalam disk. File data aliran
tak permanen semu berisi informasi: hidrograf debit aliran di
batas hulu, syarat awal aliran, dan syarat batas hilir. File data
aliran tak permanen semu diciptakan secara automatis oleh user
interface pada saat pemakai memilih New Flow Data atau Save
Flow Data As pada menu data aliran tak permanen semu (Quasi-
Unsteady Flow Data Window). Data pada file data aliran
permanen dituliskan dalam format ASCII.

11
h. File Data Sedimen
File data sedimen memiliki extensi .s01 sampai dengan .s99.
Huruf s atau S menunjukkan file data sedimen, sedang angka
01 sampai dengan 99 menunjukkan urutan pada saat file
tersebut diciptakan/disimpan ke dalam disk. File data sedimen
berisi informasi: data aliran, syarat batas di setiap penggal
saluran/sungai, dan data sedimen. File data sedimen diciptakan
secara automatis oleh user interface pada saat pemakai memilih
New Sediment Data atau Save Sediment Data As pada menu data
sedimen. Data pada file data sedimen dituliskan dalam format
ASCII.

i. File Data Kualitas Air


File data sedimen memiliki extensi .w01 sampai dengan .w99.
Huruf w atau W menunjukkan file data kualitas air, sedang
angka 01 sampai dengan 99 menunjukkan urutan pada saat
file tersebut diciptakan/disimpan ke dalam disk. File data kualitas
air berisi informasi: data syarat batas temperature di setiap
penggal saluran/sungai, syarat awal, parameter adveksi-dispersi,
dan data meteorologi. File data kualitas air diciptakan secara
automatis oleh user interface pada saat pemakai memilih New
Qater Quality Data atau Save Water Quality Data As pada menu
data kualitas air. Data pada file data sedimen dituliskan dalam
format ASCII.

j. File Data Desain Hidraulika


File data desain hidraulika memiliki extensi .h01 sampai
dengan .h99. Huruf h atau H menunjukkan file data desain
hidraulika, sedang angka 01 sampai dengan 99 menunjukkan
urutan pada saat file tersebut diciptakan/disimpan ke dalam disk.
File data aliran permanen berisi informasi: jumlah tampang
lintang tempat dilakukannya hitungan, data aliran (permanen),
dan syarat batas untuk setiap ruas sungai. File data aliran

12
permanen diciptakan secara automatis oleh user interface pada
saat pemakai memilih New Flow Data atau Save Flow Data As
pada menu data aliran permanen. Data pada file data aliran
permanen dituliskan dalam format ASCII.

13
BAB III

LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN

Soal 1

Kita berpatokan pada user manual yang telah disediaakan oleh HEC-RAS saat
kita menginstalnya. Dimana ada saluran bagian Hulu dan Hilir serta ada cabang
sungai. Di suatu saluran lurus bertampang segi empat. Kemiringan dasar saluran
0.0004. Kekasaran dasar saluran dinyatakan dengan koefisien Manning n = 0.035
pada tepi kirinya dengan koefisien Manning n= 0.06 dan pada tepi kanannya dengan
koefisien Manning n = 0.05 Saluran tersebut mengalirkan air dengan debit Q1 = 500,
600, 650, 100 m3/s, Q2 = 2000, 2500, 2700, 500 m3/s dan Q3= 5000, 6500, 7000,
1500 m3/s. Nama saluran adalah nama depan, nama cabang adalah nama belakang.
Penampang saluran diasumsikan seragam.

Langkah pengerjaannya :

Pembuatan File Project

14
1. Pilih menu File - New Project
2. Klik tombol Default Project Folder - klik tombol Create Folder dan tuliskan
nama folder TUGAS 1 14.B1.0081.
3. Tulis judul project STEFANUS TRI BINTORO 14. B1.0081 pada tempat
yang telah disediakan di bawah Title. Perhatikan nama file project yang
dituliskan secara automatis oleh HEC-RAS di bawah File Name, yaitu
STEFANUSTRIBINTOR.prj.
4. Klik tombol OK pada layar konfirmasi tersebut

Pembuatan Peniruan Geometri Saluran

1. Aktifkan layar editor data geometri dengan mengklik tombol Edit/Enter


geometric data hingga muncul lembar kerja Geomeric Data seperti gambar
diatas.
2. Kemudian pada layar Geometric Data klik Edit Change Name. Maka akan
muncul seperti gambar di bawah ini. Lalu gantti River dan Reach sesuai
dengan ketentuan.

15
3. Setelah nama River dan Reach diganti semua, maka akan menjadi seperti
gambar di bawah ini.

16
17
Penulisan Data Tampang Lintang

1. Aktifkan layar editor tampang lintang dengan mengklik tombol Cross Section
(ikon ke-2 dari atas pada papan tombol kiri).

2. Kemudian ganti River Station dengan cara klik Option Rename River
Station. Untuk awal hulu masukkan angka 81 karena sesuai dengan NIM.
Setelah itu klik Apply Data.

18
Penulisan Data Tampang Lintang ke dua

1. Klik River Station lalu dengan cara yang sama ganti River Station kedua.
Lalu klik Apply Data

19
2. Ulangi cara mengganti River Reach pada River Stefanus Reach Hilir dan
River Stefanus Reach Anak. Setelah itu klik Exit.

Penyimpanan Data Geometri

Data geometri saluran disimpan ke dalam disk dengan memilih menu File - Save
Geometry Data. Isikan pada Title sesuai nama yang dikehendaki STEFANUS
TRI BINTORO 14.B1.0081 sebagai judul data geometri tersebut. Pastikan
bahwa pilihan folder tetap sesuai dengan folder file Project, kemudian klik
tombol OK. Pemakai dapat menutup layar editor data geometri dengan memilih
menu File - Exit Geometry Data Editor.

20
Pemasukan Data Aliran dan Syarat Batas

1. Aktifkan layar editor data aliran permanen dengan memilih menu Edit -
Steady Flow Data atau mengklik tombol Edit/Enter steady flow data
2. Pada Enter/Edit Number of Profiles isikan angka 3 mengingat ada tiga
simulasi profil muka air yang akan dihitung (dari tiga besaran debit). Tekan
Enter.
3. Isikan besaran debit di batas river dan reach seperti dibawah gambar berikut.
4. Klik tombol Reach Boundary Conditions, kemudian klik tombol Normal
Depth pada Stefanus Hilir.

21
5. Klik tombol Apply Data dan simpan data aliran permanen ke dalam disk
dengan memilih menu File - Save Flow Data.

22
Hitungan Hidraulika

1. Aktifkan layar hitungan aliran permanen dengan memilih menu Run - Steady
Flow Analysis atau mengklik tombol Perform a steady flow analysis.
2. Buat file Plan baru dengan memilih menu File - New Plan dan isikan pada
Title STEFANUS TRI BINTORO 14.B1.0081 sebagai judul plan.
Pastikan bahwa pilihan folder tetap sesuai dengan folder file Project,
kemudian klik tombol OK.

23
3. Isikan STB pada layar yang muncul, yang meminta short plan identifier.
4. Pada Flow Regime diklik pada Subcritical.
5. Lalu klik Compute

Tutup layar hitungan dengan mengklik tombol Close; tutup pula layar Steady Flow
Analysis dengan memilih menu File - Exit atau mengklik tombol X di pojok kanan
atas layar. Pada layar komputer tampak layar utama HEC-RAS setelah hitungan
profil aliran permanen selesai.

24
SOAL 2

1. Membuka program HEC-RAS

2. Membuat File Project


a. Memilih menu File - New Project

b. Menuliskan judul project STEFANUS TRI BINTORO 14.B1.0081 pada


tempat yang telah disediakan dibawah Title
c. Klik tombol OK pada layar konfirmasi tersebut.

25
3. Membuat Geometric Data
a. Mengaktifkan layar editor data geometri dengan memilih menu Edit -
Geometric Data

b. Maka akan muncul seperti gambar di bawah ini

26
c. Membuat model sungai dengan menekan River Reach

d. Setelah River Reach kita klik, maka akan keluar jendela seperti di bawah ini.
Kemudian isi River dan Reach dengan menggunakan nama depan dan nama
belakang. Lalu klik OK.

27
e. Setelah itu akan muncul model sungai sesuai dengan yang kita inginkan

4. Membuat Cross Section


a. Klik tombol Cross Section pada kolom Geometric Data

28
b. Setelah itu maka akan muncul kolom Cross Section Data yang akan kita
gunakan untuk memasukkan data.

c. Klik Option Add a new Cross Section

29
d. Maka kita diminta untuk memasukkan Cross Section awal kita. Karena
Cross Section awal memiliki ketentuan {(3 + No.Absen) x 5}, maka {(3 +
32) x 5} = 175. Cross Section awal saya isi 175.

e. Isi Description dengan SUNGAI UTAMA 175

30
f. Kemudian isi data yang ada di AutoCAD

31
g. Membuat Cross Section kedua dengan cara yang sama yaitu dengan klik
Option Add a new Cross Section.

h. Ulang cara menambahkan Cross Section hingga 20 Cross Section. Berarti


berakhir pada Cross Section 156.

32
5. Memasukkan Steady Flow Data
a. Klik tombol Edit Steady Flow Data

b. Akan muncul kolom pengisian debit seperti di bawah ini. Pada Enter/Edit
Number of Profiles diisi angka 3, karena akan ada 3 debit. Kemudian di isi
sesuai dengan data, yaitu Q2 = 700+NIM ; Q25 = 1250 + NIM ; Q50 = 1700
+ NIM. NIM saya yaitu 0081. Jadi, Q2 = 781, Q25 = 1331, Q50 = 1781.

33
c. Klik Reach Boundary Condition

34
d. Setelah Reach Boundary Conditions diklik, maka akan muncul seperti
gambar di bawah. Dengan posisi kursor pada Downstream, klik tombol
Normal Depth. Isikan elevasi muka air yaitu 0.001. Klik tombol OK. Lalu
Apply Data.

e. Setelah pengisian Steady Flow Data selesai, maka klik Run Steady Flow
Analysis.

f. Maka akan muncul kolom seperti gambar di bawah. Lalu klik File New
Plan.

35
g. Tulis nama Plan. Lalu tekan OK.

h. Setelah itu akan muncul kolom seperti gambar di bawah ini. Lalu klik
Compute.

36
i. Maka akan muncul seperti gambar di bawah ini

37
BAB IV
HASIL ANALISA

Analisis Hasil Perhitungan Untuk Soal Nomor 1 :

Setelah selesai membuat HEC-RAS dengan angka-angka yang sesuai dengan


soal, maka kita bisa melihat hasil perhitungannya juga melalui progam tersebut.
Selain melihat perhitungan, kita juga bisa melihat grafik yang muncul sesuai dengan
angka-angka yang kita masukkan. Berikut hasil perhitungan dan juga grafiknya :
1. Tampang Lintang

Dari gambar diatas pada River Stefanus Reach Hulu Station 81, elevasi
dasar adalah 70 m. Ketinggian energi pada periode ulang 100th adalah 89.25
m dan ketinggian muka air pada periode ulang 100th adalah 88.94 m. Untuk
ketinggian energi pada pada periode ulang 50th adalah 83.56 m dan
ketinggian muka air pada periode ulang 50th adalah 83.24 m. Dan untuk
ketinggian energi pada pada periode ulang 10th adalah 78.19 m dan
ketinggian muka air pada periode ulang 10th adalah 77.93 m.

38
Sedangkan pada River Stefanus Reach Hilir Station 78, elevasi dasar
adalah 69 m. Ketinggian energi pada periode ulang 100th adalah 88.78 m dan
ketinggian muka air pada periode ulang 100th adalah 88.22 m. Untuk
ketinggian energi pada periode ulang 50th adalah 82.96 m dan ketinggian
muka air pada periode ulang 50th adalah 82.55 m. Untuk ketinggian energi
pada periode ulang 10th adalah 77.44 m dan ketinggian muka air pada
periode ulang 10th adalah 77.20 m.

39
Sedangkan pada River Bintoro Reach Anak Station 0.2 elevasi dasar
adalah 70 m. Ketinggian energi pada periode ulang 100th adalah 89.60 m dan
ketinggian muka air pada periode ualang 100th adalah 89.35 m. Untuk
ketinggian energi pada periode ulang 50th adalah 84.04 m dan ketinggian
muka air pada periode ulang 50th adalah 83.80 m. Untuk ketinggian energi
pada periode ulang 10th adalah 78.24 m dan ketinggian muka air pada
periode ulang 10th adalah 78.13 m.

Untuk hasil keselurahan yaitu semua cross section, baik bagian hulu, hilir,
maupun anak sungai tidak terjadi limpasan karena ketinggian muka air masih
berada di bawah bantaran.

40
2. Profil Muka Air

Dari hasil hitungan pada River Stefanus Reach Hulu, ketinggian energi
tertinggi pada periode ulang 100th berada pada Station 81 yaitu sebesar 89.25
m, sedangkan ketinggian energi terendah pada periode ulang 100th berada
pada Station 79 yaitu sebesar 88.81 m. Dan ketinggian muka air tertinggi
pada periode ulang 100th berada pada Station 81 yaitu sebesar 88.94 m,
sedangkan ketinggian muka air terendah pada periode ulang 100th berada
pada Station 79 yaitu sebesar 88.35 m. Untuk ketinggian energi tertinggi pada
periode ulang 50th berada pada Station 81 yaitu sebesar 83.56 m, sedangkan
ketinggian energi terendah pada periode ulang 50th berada pada Station 79
yaitu sebesar 82.61 m. Dan ketinggian muka air tertinggi pada periode ulang
50th berada pada Station 81 yaitu sebesar 83.24 m, sedangkan ketinggian
muka air terendah berada pada Station 79 yaitu sebesar 82.61 m. Dan untuk
ketinggian energi tertinggi pada periode ulang 10th berada pada Station 81
yaitu sebesar 78.19 m, ketinggian energi terendah pada periode ulang 10th
berada pada Station 79 yaitu sebesar 77.47 m. Dan ketinggian muka air
41
tertinggi pada periode ulang 10th berada pada Station 81 yaitu sebesar 77.93
m, sedangkan ketinggian muka air terendah pada periode ulang 10th berada
pada Station 79 yaitu sebesar 77.22 m.

Pada River Stefanus Reach Hilir, ketinggian energi tertinggi pada periode
ulang 100th berada pada Station 78 yaitu sebesar 88.78 m, sedangkan
ketinggian energi terendah pada periode ulang 100th berada pada Station 75
yaitu sebesar 88.10 m. Ketinggian muka air pada 100th adalah 88.14 m,
sedangkan yang terendah sebesar 77.47. Ketinggian aliran kritis pada periode
ulang 100th berada pada Station 75 yaitu sebesar 81.34 m. Untuk ketinggian
energi tertinggi pada periode ulang 50th berada pada Station 78 yaitu sebesar
82.96 m, sedangkan ketinggian energi terendah pada periode ulang 50th
berada pada Station 75 yaitu sebesar 82.29 m. Ketinggian muka air tertinggi
pada periode ulang 50th berada pada Station 78 yaitu sebesar 82.55 m,
sedangkan ketinggian muka air terendah pada periode ulang 50th berada pada
Station 75 yaitu sebesar 82.01 m. Dan ketinggian aliran kritis pada periode
ulang 50th berada pada Station 75 yaitu sebesar 76.6 m. Ketinggian energi
tertinggi pada periode ulang 10th berada pada Station 78 yaitu sebesar 77.44
m, sedangkan ketinggian energi terendah pada periode ulang 10th berada

42
pada Station 75 yaitu sebesar 76.79 m. Ketinggian muka air tertinggi pada
periode ulang 10th berada pada Station 78 yaitu sebesar 77.20 m, sedangkan
ketinggian muka air terendah pada periode ulang 10th berada pada Station 75
yaitu sebesar 76.62 m. Dan ketinggian aliran kritis pada periode ulang 10th
berada pada Station 75 yaitu sebesar 71.94 m.

Pada River Bintoro Reach Anak, ketinggian energi tertinggi pada periode
ulang 100th berada pada Station 0.2 yaitu sebesar 89.60 m, sedangkan
ketinggian energi terendah pada periode ulang 100th berada pada Station 0.0
yaitu sebesar 88.84 m. Ketinggian muka air tertinggi pada periode ulang
100th berada pada Station 0.2 yaitu sebesar 89.35 m, sedangkan ketinggian
muka air terendah pada periode ulang 100th berada pada Station 0.0 yaitu
sebesar 88.60 m. Ketinggian energi tertinggi pada periode ulang 50th berada
pada Station 0.2 yaitu sebesar 84.04 m, sedangkan ketinggian energi terendah
pada periode ulang 50th berada pada Station 0.0 yaitu sebesar 83.02 m.
Ketinggian muka air tertinggi pada periode ulang 50th berada pada Station
0.2 yaitu sebesar 83.80 m, sedangkan muka air terendah pada periode ulang
50th berada pada Station 0.0 yaitu sebesar 83.02 m. Untuk ketinggian energi

43
tertinggi pada periode ulang 10th berada pada Station 0.2 yaitu sebesar 78.24
m, sedangkan ketinggian energi terendah pada periode ulang 10th berada
pada Station 0.0 yaitu sebesar 77.49 m. Dan ketinggian muka air tertinggi
pada periode ulang 10th berada pada Station 0.2 yaitu sebesar 78.13 m,
sedangkan ketinggian muka air terendah pada periode ulang 10th berada pada
Station 0.0 yaitu sebesar 77.39 m.

3. Profil Variable

Grafik di atas merupakan grafik kecepatan Aliran Stefanus Hulu pada


Channel kecepatan aliran teringgi pada periode ulang 100th berada pada
Station 79 yaitu sebesar 3.85 m/s, sedangkan kecepatan aliran terendah pada
periode ulang 100th berada pada Station 81 yaitu sebesar 3.31 m/s. Kecepatan
aliran tertinggi pada periode ulang 50th berada pada Station 79 yaitu sebesar
3.18 m/s, sedangkan kecepatan aliran terendah pada periode ulang 10th
berada pada Station 80 yaitu sebesar 2.98 m/s. Dan kecepatan aliran tertinggi
pada periode ulang 10th berada pada Station 81 yaitu sebesar 2.30 m/s,
sedangkan kecepatan aliran pada periode ulang 10th berada pada Station 79
yaitu sebesar 2.22 m/s.

44
Grafik di atas merupakan grafik kecepatan Aliran Stefanus Hilir pada
Channel kecepatan aliran teringgi pada periode ulang 100th berada pada
Station 78 yaitu sebesar 4.21 m/s, sedangkan kecepatan aliran terendah pada
periode ulang 100th berada pada Station 77 yaitu sebesar 3.39 m/s. Kecepatan
aliran tertinggi pada periode ulang 50th berada pada Station 78 yaitu sebesar
3.32 m/s, sedangkan kecepatan aliran terendah pada periode ulang 10th
berada pada Station 77 yaitu sebesar 2.61 m/s. Dan kecepatan aliran tertinggi
pada periode ulang 10th berada pada Station 78 yaitu sebesar 2.19 m/s,
sedangkan kecepatan aliran pada periode ulang 10th berada pada Station 77
yaitu sebesar 1.73 m/s.

45
Grafik di atas merupakan grafik kecepatan Aliran Bintoro Anak pada
Channel kecepatan aliran teringgi pada periode ulang 100th berada pada
Station 0.2 yaitu sebesar 2.92 m/s, sedangkan kecepatan aliran terendah pada
periode ulang 100th berada pada Station 0.1 yaitu sebesar 2.84 m/s.
Kecepatan aliran tertinggi pada periode ulang 50th berada pada Station 0.0
yaitu sebesar 2.56 m/s, sedangkan kecepatan aliran terendah pada periode
ulang 10th berada pada Station 0.1 yaitu sebesar 2.41 m/s. Dan kecepatan
aliran tertinggi pada periode ulang 10th berada pada Station 0.2 yaitu sebesar
1.48 m/s, sedangkan kecepatan aliran pada periode ulang 10th berada pada
Station 0.1 yaitu sebesar 1.45 m/s.

4. Tabel Cross Section


Gambar di bawah merupakan tabel dari profil 10th di River Stefanus
Reach Hulu pada River Station 81. Kita bisa melihat semua hitungan yang
ada dari tabel tersebut yaitu ketinggian garis energi 78.19 m, ketinggian muka
air 77.93 m, tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000761 m/m, Q
total 500 m3/s, lebar permukaan 38.57 m, kecepatan total 2.30 m/s,

46
kedalaman maximum 7.93 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya
kita dapat mengganti pada Profile dan RS.

Pada profil 50th di River Stefanus Reach Hulu River Station 81, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 83.56 m, ketinggian muka air 83.24 m,
tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000555 m/m, Q total 2000
m3/s, lebar permukaan 235.49 m, kecepatan total 0.1.76 m/s, kedalaman
maximum 13.24 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

47
Pada profil 100th di River Stefanus Reach Hulu River Station 81, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 89.25 m, ketinggian muka air 88.24 m,
tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000384 m/m, Q total 5000
m3/s, lebar permukaan 246.88 m, kecepatan total 1.99 m/s, kedalaman
maximum 18.94 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

48
Pada profil 10th di River Stefanus Reach Hilir River Station 78, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 77.44 m, ketinggian muka air 77.20 m,
tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000632 m/m, Q total 600
m3/s, lebar permukaan 53.53 m, kecepatan total 2.19 m/s, kedalaman
maximum 8.20 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

49
Pada profil 50th di River Stefanus Reach Hilir River Station 78, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 82.96 m, ketinggian muka air 82.55
m, tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000623 m/m, Q total
2500 m3/s, lebar permukaan 217.43 m, kecepatan total 2.10 m/s, kedalaman
maximum 13.55 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

50
Pada profil 100th di River Stefanus Reach Hilir River Station 78, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 88.78 m, ketinggian muka air 88.22 m,
tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000578 m/m, Q total 5600
m3/s, lebar permukaan 227.23 m, kecepatan total 2.65 m/s, kedalaman
maximum 19.22 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

51
Gambar di bawah ini merupakan tabel profil 10th di River Bintoro Reach
Anak River Station 0.2, dapat diperoleh hasil ketinggian garis energi 78.24 m,
ketinggian muka air 78.13 m, tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi
0.000801 m/m, Q total 100 m3/s, lebar permukaan 12.63 m, kecepatan total
1.49 m/s, kedalaman maximum 8.13 m, dan sebagainya. Untuk melihat data
lainnya kita dapat mengganti pada Profile dan RS.

52
Pada profil 50th di River Bintoro Reach Anak River Station 0.2, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 84.04 m, ketinggian muka air 83.80 m,
tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.001026 m/m, Q total 500
m3/s, lebar permukaan 83.24 m, kecepatan total 1.62 m/s, kedalaman
maximum 13.80 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

53
Pada profil 100th di River Bintoro Reach Anak River Station 0.2, dapat
diperoleh hasil ketinggian garis energi 89.60 m, ketinggian muka air 89.35 m,
tidak ada aliran kritis, kemiringan garis energi 0.000791 m/m, Q total 1500
m3/s, lebar permukaan 97.12 m, kecepatan total 1.85 m/s, kedalaman
maximum 19.35 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya kita dapat
mengganti pada Profile dan RS.

54
5. Profile Output Table

55
Dari tabel tersebut kita juga bisa melihat hasil hitungan output dari
masing-masing profil. Bisa dilihat pada Reach Hulu River Station 81 profil
10th, Q total 500 m3/s, tinggi minnimum channel 70 m, tinggi muka air 77.93
m, tidak ada aliran kritis, tinggi garis energi 78.19 m, kemiringan garis energi
0.000761, kecepatan aliran pada channel 2.30 m/s, luas 217.78 m2, lebar
permukaan 38.57 m dan froud number 0.31 sehingga termasuk aliran
subkritis.
Pada profil 50th, Q total 2000 m3/s, tinggi minimum channel 70 m, tinggi
muka air 83.24 m, tidak ada aliran kritis, tinggi garis energi 83.56 m,
kemiringan garis energi 0.000555, kecepatan aliran pada channel 3 m/s, luas
1133.71 m2, lebar permukaan 235.49 m dan froud number 0.29 sehingga
termasuk aliran subkritis.
Pada profil 100th, Q total 5000 m3/s, tinggi minimum channel 70 m, tinggi
muka air 88.94 m, tidak ada aliran kritis, tinggi garis energi 89.25 m,
kemiringan garis energi 0.000384, kecepatan aliran pada channel 3.31 m/s,
luas 2507.96 m2, lebar permukaan 246.88 m dan froud number 0.26 sehingga
termasuk aliran subkritis.
Untuk data yang lain bisa dilihat kembali.

56
Analisis Untuk Soal Nomor 2

1. Kemiringan dasar sungai

Dari Trendline yang dibuat berdasarkan elevasi dan jarak kumulatif antar cross
section, diperoleh persamaan y = -0.001x + 4.207. Nilai 0.001 merupakan
gradient atau kemiringan dasar sungai.

2. Cross Seciton

57
Gambar di atas merupakan gambar potongan melintang pada River Stefanus
Reach Bintoro dari data AutoCAD. Pada River Stefanus Reach Bintoro Station
175, akibat periode 2 tahunan garis energi sebesar 12.80 m dan ketinggian muka
air sebesar 12.53 m. Akibat periode 25 tahunan ketinggian garis energi sebesar
14.67 m dan ketinggian muka air sebesar 14.24 m. Akibat periode 50tahunan
ketinggian garis energi sebesar 15.56 m dan ketinggian muka air sebesar 15.30
m.

3. Cross section data untuk tanggul


P 175

Dari gambar sebelumnya kita dapat mengipresentasikan bahwa saluran


sungai tersebut tidak cukup untuk menampung debit periode 50 tahunan
sehingga terjadi banjir. Oleh karena itu kita membuat tanggul setinggi 1 m
guna mengatasi banjir yang terjadi. Kita membangun tanggul pada statioon
20.96 yang semula tingginya 14.98 akibat ditambah tanggu menjadi 16.30

58
pada bagian Left Over Bank dan pada bagian Right Over Bank pada Station
120.52 yang semula tingginya 14.65 m akibat ditambah tanggul tingginya
menjadi 16.30.

P 174

Dibuat tanggul sebelah kiri pada (9.34, 16.48) dan tanggul sebelah kanan
pada (108.34, 16.48) karena bantaran kanan dan kiri sungai berada di bawah
water surface pada kondisi batas Q50 pada + 15.48 m.

59
P 173

Dibuat tanggul sebelah kiri pada (1.97, 16.13) dan tanggul sebelah kanan
pada (98.21, 16.13) karena bantaran kanan dan kiri sungai berada di bawah
water surface pada kondisi batas Q50 pada + 15.13 m

60
P 172

Dibuat tanggul sebelah kiri pada (11.02, 15.70) dan tanggul sebelah kanan
pada (102.52, 15.70) karena bantaran kanan dan kiri sungai berada di bawah
water surface pada kondisi batas Q50 pada + 14.54 m.

61
P 171

Dibuat tanggul sebelah kiri pada (7.91, 15.5) dan tanggul sebelah kanan
pada (99.91, 15.5) karena bantaran kanan dan kiri sungai berada di bawah
water surface pada kondisi batas Q50 pada + 13.48 m.

Buat tanggul sampai di Cross Section Data terakhir sampai tidak terjadi
limpasan air.

62
P 156

Dibuat tanggul kiri pada (26.45, 13.44) dan tanggul kanan pada (126.02,
13.72) karena bantaran kanan dan kiri sungai berada di bawah water surface
pada kondisi batas Q50 pada + 11.80 m.

63
Berikut hasil perhitungan dan juga grafiknya :
1. Tampang Lintang

Dari hasil hitungan pada River Stefanus Reach Bintoro dan River Station
175, Elevasi dasar adalah 3.43 meter. Ketinggian energi pada periode ulang 50th
adalah 15.86 m, ketinggian muka air pada periode ulang 50th adalah 15.30 m dan
ketinggian aliran kritis pada periode ulang 50th adalah 11.36 m. Untuk ketinggian
energi pada periode ulang 25th adalah 14.67 m, ketinggian muka air pada periode
ulang 25th adalah 14.24 m dan ketinggian aliran kritis pada periode ulang 25th
adalah 10.29 m. Dan untuk ketinggian energi pada periode ulang 2th adalah 12.80
m, ketinggian muka air periode ulang pada periode ulang 2th adalah 12.53 m dan
ketinggian aliran kritis periode ulang 2th adalah 8.73 m.

64
Sedangkan di River Stefanus paling hilir yaitu Station 156, elevasi Dasar
adalah 2.45 meter. Ketinggian energi pada periode ulang 50th adalah 13.03 m,
ketinggian muka air pada periode ulang 50th adalah 11.80 m dan ketinggian aliran
kritis pada periode ulang 50th adalah 10.26 m. Untuk ketinggian energi pada
periode ulang 25th adalah 11.73 m, ketinggian muka air pada periode ulang 25th
adalah 10.65 m dan ketinggian aliran kritis pada periode ulang 25th adalah 9.07
m. Dan untuk ketinggian energi pada periode ulang 2th adalah 9.69 m, ketinggian
muka air pada periode ulang 2th adalah 8.87 m dan ketinggian aliran kritis pada
periode ulang 2th adalah 7.01 m.

65
2. Profil Muka Air

Dari hasil hitungan di River Stefanus Reach Bintoro, ketinggian energi


tertinggi pada periode ulang 50th berada pada posisi paling hulu yaitu sebesar
15.86 m, sedangkan ketinggian energi terendah pada periode ulang 50th berada
pada posisi yang paling hilir yaitu sebesar 13.03. Ketinggian muka air tertinggi
pada periode ulang 50th berada pada Station 174 yaitu sebesar 15.48 m,
sedangkan ketinggian muka air terendah pada periode ulang 50th berada pada
posisi paling hilir yaitu sebesar 11.80 m. Dan ketinggian aliran kritis tertinggi
pada periode ulang 50th pada Station 171 yaitu sebesar 13.27 m, sedangkan
ketinggian aliran kritis terendah pada periode ulang 50th pada Station 174 yaitu
sebesar 8.46 m. Untuk ketinggian energi tertinggi pada periode ulang 25th berada
pada posisi paling hulu yaitu sebesar 14.67 m, sedangkan ketinggian energi
terendah pada periode ulang 50th berada pada posisi paling hilir yaitu sebesar
11.80 m. Ketinggian muka air tertinggi pada periode ulang 25th terletak pada
Station 174 yaitu sebesar 14.39 m, sedangkan ketinggian muka air terendah pada
periode ulang 25th terletak pada posisi hiilir sebesar 10.65. Ketinggian aliran
kritis tertinggi pada periode ulang 25th pada Station 171 sebesar 12.43 m,

66
sedangkan ketinggian aliran kritis terendah pada periode ulang 25th pada Station
174 sebesar 7.63 m. Dan untuk ketinggian energi tertinggi pada periode ulang 2th
terletak pada posisi paling hulu yaitu sebesar 12.80 m, sedangkan ketinggian
energi terendah pada periode ulang 2th terletak pada posisi paling hilir yaitu
sebesar 9.69 m. Ketinggian muka air tertinggi pada periode ulang 2th terletak
pada Station 174 yaitu sebesar 12.73 m, sedangkan ketinggian muka air terendah
berada pada posisi paling hilir yaitu sebesar 8.87 m. Dan ketinggian aliran kritis
tertinggi pada periode ulang 2th pada Station 171 yaitu sebesar 10.74 m,
sedangkan ketinggian aliran kritis terendah pada periode ulang 2th pada Station
174 yaitu sebesar 6.40 m.

3. Profil Variable

Grafik diatas merupakan grafik kecepatan Aliran Stefanus Bintoro pada


Channel, pada periode ulang 50th kecepatan aliran tertinggi sebesar 7.70 m/s pada
Station 171, sedangkan kecepatan aliran terendah sebesar 2.43 m/s pada Station
174. Pada periode ulang 25th kecepatan aliran tertinggi sebesar 7.25 m/s pada
Station 171, sedangkan kecepatan aliran terendah sebesar 2.04 m/s pada Station
174. Dan pada periode ulang 2th kecepatan aliran tertinggi sebesar 6.54 m/s pada

67
Station 171, sedangkan kecepatan aliran terendah sebesar 1.46 m/s pada Station
174.

4. Detailed Output Tables


Gambar di bawah merupakan tabel dari profil periode ulang 2th di River
Stefanus Reach Bintoro River Station 175. Kita bisa melihat semua hitungan yang
ada dari tabel tersebut yaitu ketinggian garis energi 12.80 m, tinggi kecepatan
0.27 m, ketinggian muka air 12.53 m, muka air kritis 8.73 m, kemiringan garis
energi 0.000269 m/m, Q total 781 m3/s, lebar permukaan 8.40 m, kecepatan total
1.83 m/s, kedalaman maximum 9.10 m, dan sebagainya.

Pada profil periode ulang 25th di River Stefanus Reach Bintoro River Station
175. Kita bisa melihat semua hitungan yang ada dari tabel tersebut yaitu
ketinggian garis energi 14.67 m, tinggi kecepatan 0.43 m, ketinggian muka air
14.24 m, muka air kritis 10.29 m, kemiringan garis energi 0.000351 m/m, Q total
1331 m3/s, lebar permukaan 94.93 m, kecepatan total 2.29 m/s, kedalaman
maximum 10.81 m, dan sebagainya.

68
Pada profil periode ulang 50th di River Stefanus Reach Bintoro River Station
175. Kita bisa melihat semua hitungan yang ada dari tabel tersebut yaitu
ketinggian garis energi 15.86 m, tinggi kecepatan 0.57 m, ketinggian muka air
15.30 m, muka air kritis 11.36 m, kemiringan garis energi 0.000410 m/m, Q total
1781 m3/s, lebar permukaan 99.74 m, kecepatan total 2.60 m/s, kedalaman
maximum 11.87 m, dan sebagainya.

Untuk River Stefanus Reach Bintoro River Station 156 bisa dilihat profil
periode ulang 2th ketinggian garis energi 9.69 m, tinggi kecepatan 0.82 m,
ketinggian muka air 8.87 m, muka air kritis 7.01 m, kemiringan garis energi
0.001000 m/m, Q total 781 m3/s, lebar permukaan 68.50 m, kecepatan total 3.43
69
m/s, kedalaman maximum 6.42 m, dan sebagainya. Untuk melihat data lainnya
dapat di ganti profile dan RS.

Pada profil periode ulang 25th di River Stefanus Reach Bintoro River Station
156. Kita bisa melihat semua hitungan yang ada dari tabel tersebut yaitu
ketinggian garis energi 11.73 m, tinggi kecepatan 1.07 m, ketinggian muka air
10.65 m, muka air kritis 9.07 m, kemiringan garis energi 0.001000 m/m, Q total
1331 m3/s, lebar permukaan 83.64 m, kecepatan total 3.64 m/s, kedalaman
maximum 8.20 m, dan sebagainya.

Pada profil periode ulang 50th di River Stefanus Reach Bintoro River Station
156. Kita bisa melihat semua hitungan yang ada dari tabel tersebut yaitu

70
ketinggian garis energi 13.03 m, tinggi kecepatan 1.23 m, ketinggian muka air
11.80 m, muka air kritis 10,25 m, kemiringan garis energi 0.001000 m/m, Q total
1781 m3/s, lebar permukaan 88.26 m, kecepatan total 3.83 m/s, kedalaman
maximum 9.35 m, dan sebagainya.

5. Profile Output Table

71
Dari tabel tersebut kita juga bisa melihat hasil hitungan output dari masing-
masing profil. Bisa dilihat pada Reach Bintoro River Station 175 profil periode
ulang 2th, Q total 781 m3/s, minimum tinggi channel 3.43 m, tinggi muka air
12.53 m, muka air aliran kritis 8.73 m, tinggi garis energi 12.80, kemiringan garis
energi 0.000269, kecepatan aliran pada channel 2.54 m/s, luas 426.06 m2, lebar
permukaan 85.40 m dan froud number 0.29 sehingga termasuk aliran subkritis.
Profil periode ulang 25th, Q total 1331 m3/s, minimum ketinggian channel
3.43 m, tinggi muka air 14.24 m, muka air aliran kritis 10.29 m, tinggi garis
energi 14.67, kemiringan garis energi 0.000351, kecepatan aliran pada channel
3.31 m/s, luas 580.33 m2, lebar permukaan 94.93 m dan froud number 0.34
sehingga termasuk aliran subkritis.

72
Profil periode ulang 5th, Q total 1781 m3/s, minimum tinggi channel 3.43 m,
tinggi muka air 15.30 m, muka air aliran kritis 11.36 m, tinggi garis energi 15.86,
kemiringan garis energi 0.000410, kecepatan aliran pada channel 3.84 m/s, luas
684.36 m2, lebar permukaan 99.74 m dan froud number 0.38 sehingga termasuk
aliran subkritis.

73
KESIMPULAN

Dari hasil yang didapat dari program HEC-RAS kita dapat membuat simulasi
pada sebuah penampang saluran dengan berbagai macam situasi. Dan setelah selesai
di run maka kita dapat melihat ketinggian muka air, tinggi garis energi, froud
number, kecepatan aliran, total debit, bahkan sampai pada bentuk 3 dimensi dari
penampang saluran yang kita buat.

Dari saluran sungai yang saya buat di atas, saya dapat mengambil kesimpulan
bahwa saluran sungai yang saya buat tidak cukup untuk menampung debit periode 50
tahunan sehingga terjadi banjir. Oleh karena itu saya membuat tanggul setinggi 1 m
guna mengatasi banjir yang terjadi

74
DAFTAR PUSTAKA

Istiarto. Modul Pelatihan Simulasi Aliran 1-Dimensi Dengan Bantuan Paket


Program Hidrodinamika HEC-RAS. Juli 2014.
https://darmadi18.wordpress.com/2013/04/21/hecras-untuk-menghitung-kapasitas-
sungai/

http://hecrasmodel.blogspot.com/

http://istiarto.staff.ugm.ac.id/index.php/hec-ras/modul-hec-ras/

https://en.wikipedia.org/wiki/HEC-RAS

75

Anda mungkin juga menyukai