Anda di halaman 1dari 45

Tugas Kelompok

Sistem Instrumentasi

PENGUKURAN ALIRAN

KELOMPOK I

HILDA RAHMAWATI H211 16 016


CAHAYA MAGHFIRA H211 16 306
NURAFNI JULIANTI H211 16 502
KEVIN ADRIANSYAH SELON H211 16 510

JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengukuran Aliran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu selaku dosen mata kuliah
Sistem Instrumentasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai alat-alat ukur. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Makassar, 01 Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... ii


Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II Pembahasan
1. Metode Anjakan Positif.................................................................................... 5
2. Metode rintangan Aliran .................................................................................. 7
3. Tinjauan Praktis Tentang Meter Rintangan ................................................... 12
4. Nosel sonik ..................................................................................................... 18
5. Pengukuran Aliran Dengan Efek Seret ......................................................... 21
6. Anemometer kawat panas dan Anemometer film panas ................................ 26
7. Meter Aliran Magnetik ................................................................................... 27
8. Visualisasi-Aliran .......................................................................................... 28
9. Shadowgraph .................................................................................................. 30
10. Schlieren ......................................................................................................... 32
11. Interferometer ................................................................................................. 34
12. The Laser Doppler Anemometer (LDA) ........................................................ 36
13. Metode Asap .................................................................................................. 38
14. Kuar Tekanan ................................................................................................. 40
15. Tekanan Dampak pada Aliran Supersonik ..................................................... 41
BAB III Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................................... 42
B. Saran ............................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan salah satu jenis pengukuran
variabel proses. Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan variabel penting di
dalam proses industri. Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi
dan jumlah bahan yang mengalir masuk dan keluar proses. Dengan kata lain,
pengukuran laju alir menunjukan berapa banyak fluida yang digunakan atau
didistribusikan ke dalam proses.
Dalam kehidupan sehari-hari selain aliran satu fase , kita juga temukan aliran
multiphase dimana salah satunya adalah aliran dua fase. Aliran dua fase merupakan
bagian dari aliran multiphase. Aliran dua fase banyak dijumpai baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam proses-proses industri, seperti pada ketel uap,
kondensor, alat penukar panas, reaktor nuklir, pencairan gas alam, pipa penyaluran
minyak dan lain-lain. Aliran dua fase yang merupakan bagian dari aliran multiphase
sangat berbeda dengan aliran satu fase. Pada aliran satu fase, pressure drop
dipengaruhi oleh Reynolds number yang merupakan fungsi dari viskositas, berat jenis
fluida dan diameter pipa.
Saat ini, efisiensi dan biaya dari suatu proses dibantu dengan berbagai variabel
pengendali yang salah satunya adalah variabel laju alir. Biaya merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pemilihan instrumentasi yang tepat dalam suatu
penerapan misalnya di industri.
Ketepatan dan ketelitian yang baik pada proses akan berpengaruh pada efisiensi
operasi. Semakin tinggi efisiensi maka laba yang didapatkan akan semakin besar.
Pengukuran laju alir yang tidak akurat akan menyebabkan kesalahan yang fatal dalam
proses di industri.
Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau
perubahan energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan
melintasi pipa mempengaruhi kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang pipa
sudah diketahui, kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju alir selain tekanan adalah viskositas,
densitas, dan gaya gesek cairan terhadap dinding dalam pipa. Banyak metoda yang
sudah dikenal untuk pengukuran laju alir cairan dan atau gas. Alat yang dapat
digunakan disesuaikan dengan sifat fluida tertentu, seperti : bersih, jernih, kotor,
basah, kering, erosif, korosif, uap, sluri, multi pase, kental, dan lain-lain. Selain itu
dikaitkan dengan sifat aliran seperti turbulensi dan laminar

II.2 Rumusan Masalah


16. Apa yang dimaksud dengan Metode Anjakan Positif
17. Apa yang dimaksud dengan Metode rintangan Aliran
18. Bagaimana cara kerja Tinjauan Praktis Tentang Meter Rintangan
19. Apa yang dimaksud dengan Nosel sonik
20. Bagaiamana cara kerja Pengukuran Aliran Dengan Efek Seret
21. Apa yang dimaksud dengan Anemometer kawat panas dan Anemometer film
panas
22. Apa yang dimaksud dengan Meter Aliran Magnetik
23. Apa saja Metode-metode Visualisasi-Aliran
24. Apa yang dimaksud dengan Shadowgraph
25. Apa yang dimaksud dengan Schlieren
26. Apa yang dimaksud dengan Interferometer
27. Apa yang dimaksud dengan The Laser Doppler Anemometer (LDA)
28. Bagaimana cara kerja Metode Asap
29. Apa yang dimaksud dengan Kuar Tekanan
30. Bagaiaman Tekanan Dampak pada Aliran Supersonik

II.3 Tujuan Penullisan


1. Mengetahui apa itu Metode Anjakan Positif
2. Mengetahui apa itu Metode rintangan Aliran
3. Mengetahui cara kerja Tinjauan Praktis Tentang Meter Rintangan
4. Mengetahui apa itu Nosel sonik
5. Mengetahui cara kerja Pengukuran Aliran Dengan Efek Seret
6. Mengetahui apa itu Anemometer kawat panas dan Anemometer film panas
7. Mengetahui apa itu Meter Aliran Magnetik
8. Mengetahui apa saja Metode-metode Visualisasi-Aliran
9. Mengetahui apa itu Shadowgraph
10. Mengetahui apa itu Schlieren
11. Mengetahui apa itu Interferometer
12. Mengetahui apa itu The Laser Doppler Anemometer (LDA)
13. Mengetahui cara kerja Metode Asap
14. Mengetahui apa itu Kuar Tekanan
15. Mengetahui apa itu Tekanan Dampak pada Aliran Supersonik
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pendahuluan
Pengukuran aliran merupakan fluida sangat penting dalam berbagai ragam
penerapan, mulai dari pengukuran laju aliran-aliran di dalam pembuluh darah
manusia sampai kepada pengukuran aliran oksigen cair di dalam roket. Banyak
proyek penelitian dan proses industri yang bergantung pada pengukuran aliran fluida
untuk mendapatkan data-data penting untuk analisa. Dalam hal-hal lain mungkin
pengukuran kasar juga sudah memadai. Pemilihan instrumen yang tepat untuk
sesuatu penerapan tertentu bergantung pada berbagai variabel termasuk di antaranya
biaya. Pada berbagai biaya industri ketelitian pengukuran fluida berhubungan
langsung dengan laba usaha. Contohnya yang sederhana ialah pompa bensin yang
kita kunjungi sehari-hari, atau meter air di rumah. Tidakkah sulit memahami betapa
suatu kesalahan kecil dalama pegukuran aliran pada pipa minyak atau pipa gas
ukuran besar dapat berarti perubahan ribuan dolar dalam suatu waktu
tertentu.Demikianlah, bukan hanya para ahli di laboratorium saja yang
berkepentingan dengan pengukuran aliran yang teliti, para insinyur di industri pun
sangat berminat dengan hal itu, disebabkan besarnya dampak pengukuran aliran
terhadap laba rugi perusahaan.
Laju aliran dapat dinyatakan baik dalam satuan volume ataupun dalam satuan
massa. Beberapa istilah yang lazim digunakan ialah
galon per menit (gpm)
= 231 inci kubik per menit (in3/min)
= 63,09 sentimeter kubik per sekon (cm3/s)
liter
= 0,26417 galon = 1000 sentimeter kubik
1 kaki kubik (cubic foot) per menit (cfm, atau ft3/min)
= 0,028317 meter kubik per menit = 471,95 sentimeter kubik per sekon
1 kaki kubik standar per menit udara pada 20oC, 1 atm
= 0,07513 pon massa per menit
= 0,54579 gram per sekon

II.2 Metode Anjakan Positif


Laju aliran zat cair yang tak mudah menguap, seperti air umpanya, dapat
diukur dengan teknik penimbangan langsung, dimana bobot zat cair yang
dikumpulkan diukur dengan teliti. Laju aliran rerata (average) lalu dapat dihitung
dengan mudah. Ketelitian itu dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan interval
waktu yang lebih lama atau lebih teliti, ataupun dengan penimbangan yang
lebih tepat. Teknik penimbangan langsung biasa digunakan untuk kalibrasi
meter aliran air atau zat cair lain, oleh karena itu dapat dianggap suatu teknik
kalibrasi yang standar. Metode ini tentu tidak cocok untuk pengukuran aliran
transien.
Meter aliran anjakan positif (positive displacement flowmeter) pada umumnya
dipakai dalam penerapan yang memerlukan ketelitian tinggi pada kondisi aliran stedi
(tunak). Contoh peranti anjakan positif ini ialah meter air rumah tangga, yang
skemanya terlihat pada gambar 2.1. Meter ini bekerja dengan prinsip piring angguk
(nutating disk).Air masuk pada bagian kiri meter itu dan menekan piring yang
terpasang secara eksentrik. Agar zat cair dapat mengalir meter itu, piring itu harus
mengangguk-angguk

Gambar II.1 Skema meter piringan angguk.


Gambar II.2 Skema meter aliran sudut putar.

Gambar II.3 Skema meter aliran impeler daun.

di seputar sumbu vertikel karena bagian atas dan bagian bawah piring selalu dalam
kontak dengan ruang oiring itu terpasang. Ruang masuk dan keluar piring itu terpisah
oleh satu dinding sekat. Volume zat cair yang mengalir melalai meter itu terlihat dari
jumlah anjukan piring. Penunjukan aliran volumetric diberikan melalui suatu susunan
roda gigi dan pencatat yang dihubungkan dengan piring angguk.Meter piring angguk
dapat digunakan untuk pengukuran aliran dengan ketelitian 1 persen.
Suatu peranti anjakan positif lainnya ialah meter sudut putar (rotary vane
meter) seperti pada gambar 2.2. Sudut-sudutnya berpegas sehingga selalu berada
dalam kontak dengan selongsong meter itu. Pada waktu tromol eksentrik itu berputar,
di dalam tromol itu terkurang suatu kuantitas tertentu fluida yang akhirnya akan
mengalir ke luar. Poros termol eksentrik itu dihubungkan dengan suatu alat yang
mencatat volume zat cair yang pindah. Ketakpastian meter sudu putar ialah kira-kira
0,5 persen, dan meter itu relat tidak perka terhadap viskositas karena sudu itu selalu
berada dalam kontak yang rapat dengan selongsongnya.
Meter impeler daun(lobed impeller meter) seperti terlihat pada gambar 2.3
dapat digunakan untuk pengukuran aliran gas maupun zat cair. Impeler (kipas) dan
selongsongnya dikerjakan dengan mesin sehingga sangat pas satu sama lain. Dengan
demikian fluida yang masuk selalu terperangkap di antara kedua rotor dan terangkut
keluar oleh putarannya.Jumlah putaran kotor memberi petunjuk tentang laju aliran
volumetrik.

II.3 Metode Rintangan Aliran


Beberapa jenis meter aliran termasuk dalam kategori peranti rintangan atau
obstruksi (obstruction device). Peranti demikian sering disebut meter tinggi tekan
(head meter) karena di sini sebagai petunjuk tentang laju aliran digunakan
pengukuran kehilangan tinggi (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop).
Sekarang baiklah kita tinjau beberapa persamaan umum mengenai meter rintangan.
Kemudian akan kita periksa penerapan hubungan-hubungan itu terhadap peranti-
peranti tertentu.
Perhatikan system aliran satu dimensi 2.4. Hubungan kontinuitas untuk situasi
ini ialah
(2.1)

di mana u ialah kecepatan. Jika aliran itu adiabatic dan tanpa gesek (frictionless) dari
fluida itu tak mampu mapat (incompressible), maka persamaan Bernoulli yang kita
kenal dapat kita tuliskan

(2.2)
di mana sekarang p1 = p2bila persamaan 2.1 dan 2.2 diselesaikan secara serentak kita
dapatkan sebagai perunan tekanan

(2.3)
dan laju aliran volumetrik dapat kita tuliskan

(2.4)
di mana :

jadi, kita lihat bahwa saluran seperti gambar 2.4 dapat kita gunakan untuk
pengukuran aliran, di mana kita hanya perlu mengukur penurunan tekanan (p1-p2) dan
lalu menghitung aliran dari persamaan 2.4. Namun tidak ada saluran demikian yang
tanpa gesek sama sekali, dan selalu saja ada kehilangan tekanan dalam aliran itu. Laju
aliran volumetrik yang dihitung dari persamaan 2.4 ialah nilai ideal, dan biasanya
berhubungan dengan laju aliran nyata dan suatu koefisien buang (discharge
coefficient) C oleh hubungan berikut

Gambar II.4 Skema aliran satu dimensi

Koefisien buang itu tidak konstan dan mungkin sangat bergantung pada angka
Reynolds dan geometri saluran. Bila kita perhatikan system aliran gas ideal, maka
berlaku persamaan keadaan
(2.5)
di mana T adalah suhu absulut dan R konstanta gas untuk gas yang bersangkutan.
Yang dapat dinayatakan dalam konstanta gas universal R dan bobot moleku :

(2.6)
Nilai R ialah 8314 J/kg.mol.K atau 1545 ft.Ibf/Ibm.mol.oR. Untuk aliran adiabitik
mampu balik (reversible adiabatic flow) persamaan energi aliran stedi untuk gas ideal
ialah

(2.7)
di mana cpialah kalor spesifik pada tekanan tetap dan diandaikan konstan untuk gas
ideal. Bila persamaan 2.1, 2.2, dan 2.7 kita gabungkan, kita dapatkan

(2.8)
di mana kecepatan masuk, yaitu kecepatan pada bagian 1 diandalkan sangat kecil.
Hubungan ini dapat disederhanakan menjadi

(2.9)
dengan p = p1-p2dan = cp/cuialah rasio kalor spesifik gas itu. Persamaan 2.9
berlaku untuk p< p1/4. Bila p< p1/10, persamaan itu dapat kita sederhanakan lagi
menjadi

(2.10)
di mana m = laju aliran, Ibm/s atau kg/s
A = luas, ft2 atau m2
gc = 32,17 Ibm.ft/Ibf.s2 atau 1,0 kg.m/N.s2
p = tekanan, Ibf/ft2 atau N/m2
R = konstanta gas, Ibf.ft/Ibm.oR atau N.m/kg.K
T = suhu absolut, oR atau K
Perhatikan bahwa persamaan 2.10 dapat disederhanakan menjadi persamaan 2.4 bila
kita sulihkan persamaan 2.6. Jadi, kita nilai p kecil dibandingkan dengan p 1, aliran
fluida mampu mampat dapat didekati sebagai aliran fluida tak mampu mampat.

Gambar II.5 Skema tiga jenis meter rintangan. (a) venturi; (b) nosel aliran; (c) orifis.

Pada gambar 2.5 terlihat tiga macam meter rintangan. Jenis venture mempunyai
keunggulan dalam ketelitiannya yang tinggi dan penurunan tekanannya yang kecil,
akantetapi dari segia biaya orofis (orifice) jauh lebih murah. Baik nosel aliran (flow
nossle) maupun orifis mempunyai penurunan tekanan permanen yang relative tinggi.
Perhitungannya laju aliran untuk ketiga jenis peranti dapat dilakukan atas dasar
persamaan 2.4 dengan menggunakan konstanta empiric yang didefinisikan sebagai
berikut :
1
M = faktor kecepatan masuk = (2.11)
1(2 /1 )2

K = koefisien aliran = CM (2.12)



= rasio diameter = = 2 (2.13)
1

Bila kita melakukan pengukuran aliran fluida mampu mampat, diperlukan suatu
parameter lagi, yaitu factor muai (expansion factor) Y. untuk venturi dan nosel
(nozzle) factor ini diberikan oleh

(2.14)
Sedang untuk orifis hubungan empiric untuk Y diberikan oleh

(2.15)
Bila menggunakan pengambilan tekanan dari flens (flange tap) atau dari vena kontrak
(vena contracta tap). Untuk orifis dengan pengambilan tekanan dari pipa (pipe tap)
berlaku hubungan dibawah ini

(2.16)
Faktor ekspansi empirik yang diberikan oleh persamaan 2.15 dan 2.17 mempunyai
ketelitian 0,5%, untuk 0,8 <p2/p1< 1,0. Grafik faktor ekspansi Ya dan Y1diberikan
masing-masing dalam gambar 2.14 dan 2.15.
Dengan demikian kita mempunyai persamaan semi empiric berikut, yang
konvensional berlaku untuk venture, nosel atau orifis:
VENTURI, ALIRAN TAK MAMPU MAMPAT :

(2.17)
NOSEL, DAN ORIFIS, ALIRAN TAK MAMPU MAMPAT :

(2.18)
Penggunaan koefisien aliran sebagai pengganti hasil perkalian CM hanyalah
merupakan masalah konvensi saja. Bila kita menggunakan fluida mampu mampat,
persamaan diatas dimodifikasi dengan faktor Y dan densitas fluida dievaluasi pada
kondisi masuk. Jadi, kita mempunyai :

VENTUR, ALIRAN MAMPU MAMPAT :

(2.19)
NOSEL DAN VENTURI, ALIRAN MAMPU MAMPAT :

(2.20)
Dalam persamaan 2.17 sampai 2.20, satuan-satuannya adalah :

Pendaftaran secara terperinci berbagai koefisien tersebut terdapat dalam rujukan


[1].Sebagian diantaranya disajikan dalam gambar 2.9-2.15.Contoh 2.2 dan 2.3
memberikan gambaran tentang penggunaan grafik-grafik tersebut dalam perhitungan
praktis.

II.4 Tinjauan Praktis Tentang Meter Rintangan


Konstruksi meter rintangan sudah dibakukan oleh American Society of
Mechanic Engineers. Bagian-bagian tabung venture yang disarankan terlihata pada
gambar 2.6. Perhatikan bahwa titik pengambilan tekanan dihubungkan dengan
manipol atau bahulipat (manifold) yang mengelilingi bagian hulu dan bagian leher
(throat) tabung manipol ini memiliki cuplikan tekanan dari sekeliling bagian itu
sehingga didapatkan nilai rata-rata. Koefisien buang untuk tabung venturi demikian
terlihat pada gambar 2.9, di mana limit toleransi digambarkan dengan garis titik-
titik.Pada umumnya, koefisien buang itu lebih keci pada pipa yang ukuran
diamternya kurang dari 2 in, di perangainya kira-kira seperti yang terlihat pada
gambar 2.10. Nilai-nilai koefisien buang yang lebih tepat untuk venture bisa
didapatkan dengan jalan kalibrasi langsung: dalam hal ini ketelitian 0.5% dapat
dengan mudah dicapai. Dimensi-dimensi yang disarankan untuk nosel aliran ASME
terlihat pada gambar 2.7, dan koefisien buangnya pada gambar 2.11.
Cara pemasangan yang disarankan untuk orifis konsentrik pipa tipis terlihat
pada gambar 2.8. Perhatikan bahwa ada tiga perangkat lokasi pengambilan tekanan
yang dapat digunakan :
1. Kedua titik pengambilan tekanan dipasang pada flens seperti pada gambar.
2. Titik pengambilan tekanan masuk terletak pada jarak satu diameter pipa di
sebelah hilir orifis, diukur dari muka hulu orifis.
3. Titik pengambilan tekanan masuk terletak satu diameter pipa disebelah hulu,
dan titik pengambilan tekanan keluar terletak pada vena kontrakta orifis
seperti terlihat pada gambar 2.12.
Pada gambar 2.13 diberikan nilai-nilai koefisien aliran orifis untuk pipa-pipa
ukuran 1.1/4 in sampai 3 in dengan letak titik pengambilan tekanan sesuai dengan
kasus 2 diatas.Koefisien aliran untuk kasus-kasus lain diberikan dalam rujukan.

Gambar II.6 perbandingan ukuran-ukuran yang disarankan untuk tabung ventri.


Gambar II.7 perbandingan ukuran yang disarankan untuk nosel-aliran jari-jari panjang ASME.

Gambar II.8 lokasi yang disarankan untuk pengambilan tekanan pada orifis konsentrik,
plat tipis, pinggir siku.
Gambar II.9 koefisien buangan untuk tabung venturi

Gambar II.10 lnilai kira-kira koefisien venturi untuk berbagi diameter leher
Gambar II.11 koefisien bunagan untuk nosel ASME jari-jari panjang

Grafik berbagai koefisien aliran itu digambarkan sebagai fungsi angka Reynolds,
yang didefinisikan oleh

(2.21)
di mana p = densitas fluida
= viskositas dinamik
um = kecepatan aliran purata (mean)
d = diameter pada tempat menentukan angka Reynolds itu
Gambar II.12 lokasi untuk pengambilan tekanan untuk orifis dengan titik pengambilan
tekanan pada vena kontraka

Gambar II.13 koefisien bungan untuk orifis konsentriks dalam pipa. Titik pengambilan
tekanan satu dimeter di sebelah hulu dan setengah diameter di sebelah hilir
Gambar II.14 faktor ekspansi adiabatik untuk venturi dan nosel aliran

Perhatikan bahwa beberapa grafik di atas, umpanya gambar 2.14, menggunakan


angka Reynolds atas dasar kondisi hulu, sedang beberapa grafik lain umpanya
gambar 2.11 mendasarkannya atas kondisi leher. Hasil perkalian pumdapat dihitung
dari aliran massa menurut

(2.22)
II.5 Nosel Sonik
Semua meter penyumbatan yang dibahas di atas dapat digunakan dengan gas.
Bila laju alir cukup tinggi, perbedaan tekanan menjadi cukup besar, dan akhirnya
sonik. Kondisi aliran dapat dicapai pada area aliran minimum. Dalam kondisi seperti
ini aliran dikatakan "tercekik," dan laju alir mengambil nilai maksimum untuk
diberikan kondisi inlet Untuk gas ideal dengan pemanasan konstan tertentu, dapat
ditunjukkan bahwa rasio tekanan untuk kondisi tercekik ini, dengan asumsi aliran
isentropik, adalah :

(2.23)
Rasio ini disebut rasio tekanan kritis. Memasukkan rasio ini di Persamaan memberi
untuk laju alir massa

(2.24)
Persamaan (2.24) sering diterapkan pada nosel bila diketahui adanya
tekananrasio p2 / p1 kurang dari nilai kritis yang diberikan oleh Persamaan. (2.23).
Dalam kondisi seperti ini. Aliran ideal hanya bergantung pada kondisi stagnasi inlet
p1 dan T1. IniKondisi biasanya mudah diukur sehingga sonik nosel menawarkan
kenyamananmetode untuk mengukur laju alir gas. Perlu dicatat, bagaimanapun,
bahwa tekanan besardrop harus ditoleransi dengan metode. Kondisi stagnasi hulu
harus digunakanuntuk p1 dan T1 dalam perhitungannya.Aliran ideal sonik-nosel yang
diberikan oleh Persamaan (2.23) harus dimodifikasi oleh koefisien debit yang sesuai
yang merupakan fungsi dari geometri nosel dan faktor lainnya. Mungkin ada
beberapa kondisi yang menyulitkan, tapi koefisien debitsekitar 0,97 biasanya diamati.
Sebuah survei komprehensif tentang nozel aliran kritisdisajikan oleh Arnberg, dan
pembaca yang berminat harus berkonsultasi dengan diskusi iniuntuk informasi lebih
lanjut..Perangkat penghalang aliran yang dibahas di atas memerlukan penggunaan
tekanan dindingkeran. (Perangkat lain juga memerlukan penggunaan keran semacam
itu.) Pengukuran dengan tekanan dindingkeran dapat dikenai beberapa faktor yang
mempengaruhi, yang dibahas secara rincioleh Rayle. Secara umum, diameter tekan
tekanan harus cukup kecil. Bandingkan dengan diameter pipa. Kami menggunakan
Pers. (2.24) untuk perhitungan ini dengan = 1,4 untuk udara. Yang tidak diketahui
dalam persamaan ini adalah A2. Jadi, kita punya

Untuk perhitungan di atas kita telah mengambil tekanan dan suhu yang
diberikan sebagai stagnasi properti. Suhu kemungkinan besar akan diukur dengan
probe stagnasi sehingga100F mungkin adalah suhu stagnasi. Tekanan mungkin akan
diukur dengan Tekan statis di sisi pipa hulu dari nosel sehingga dilakukan
pengukuran tekanan statis. Kemungkinan besar yang akan tersedia. Jika diameter pipa
hulu cukup besar, Tekanan statis akan sangat hampir sama dengan tekanan stagnasi,
dan kesalahan pada Perhitungan di atas akan kecil. Mari kita periksa situasi di atas,
dengan asumsi bahwa 300 psia adalah pengukuran tekanan statis. Aliran massa hulu
adalah

(a)
dimana subskrip s menunjukkan properti statis. Kecepatan hulu dapat ditulis dalam
istilah suhu stagnasi sebagai

(b)
Menggabungkan Pers. (a) dan (b), kita miliki

(c)
Mengambil p1s = 300 psia dan T10 = 100F = 560R, kita bisa menyelesaikan
Persamaan (c) untuk T1s. Hasilnya adalah
(d)
atau kecepatan hulu sangat kecil dengan sifat stagnasinya hampir sama dengan
sifat statis Hasil ini dapat diperiksa dengan menghitung kecepatan hulu dari
Persamaan. (Sebuah) menggunakan hasil dari Pers. (d). kita mendapatkan

Perbedaan tekanan (p10- p1s) yang sesuai dengan kecepatan ini hanya 0,031
psia, sedangkan perbedaan suhu (T10- T1) adalah 0,017F. Kedua nilai ini adalah
diabaikan. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa jika diameter pipa hulu jauh
Diameter 1.0 inci yang lebih kecil, mungkin perlu mengoreksi perbedaan antara
diukur tekanan statis dan tekanan stagnasi yang harus digunakan dalam Persamaan
(2.23).

II.6 Pengukuran Aliran Dengan Efek Seret

Rotameter adalah perangkat pengukuran arus yang sangat umum digunakan dan
ditunjukkan secara skematis pada Gambar 2.15. Arus masuk ke bagian bawah tabung
vertikal meruncing danmenyebabkan bob atau "float" bergerak ke atas. Bob akan naik
ke titik di tabung seperti itu bahwa gaya tarik hanya diimbangi oleh gaya angkat dan
daya apung. Posisinya Dari bob di dalam tabung maka diambil sebagai indikasi laju
alir. Perangkatnya Kadang disebut meteran area karena elevasi bob tergantung pada
daerah annular antara itu dan tabung kaca meruncing; Namun, meteran beroperasi
prinsip fisik tarik sehingga kita memilih untuk mengklasifikasikannya dalam kategori
ini. Bergeraklah keseimbangan pada bob memberi

(2.25)
dimana f dan b adalah densitas cairan dan bob, Vb adalah total volume bob, g
adalah percepatan gravitasi, dan Fd adalah gaya drag, yang diberikan oleh

Gambar II.15 Skema rotameter.

D adalah diameter tabung di inlet, d adalah diameter bob maksimum, y adalah


vertikal Jarak dari pintu masuk, dan a adalah konstanta yang menunjukkan tabung
lancip. Koefisien drag tergantung pada bilangan Reynolds dan karenanya pada cairan
viskositas; Namun, bobs khusus dapat digunakan yang memiliki hambatan konstan
koefisien, dan dengan demikian menawarkan keuntungan bahwa pembacaan meter
pada dasarnya bebas dari viskositas. Perlu dicatat bahwa untuk banyak meter praktis
kuadrat relasi. menjadi hampir linier untuk dimensi sebenarnya dari tabung dan bob
yang digunakan. Dengan asumsi hubungan linier seperti itu, persamaan untuk massa
arus akan menjadi.

(2.26)
Turbin Meter
Jenis alat ukur arus yang populer adalah meteran turbin yang ditunjukkan pada
Gambar II.16. Saat fluida bergerak melalui meter, ia menyebabkan putaran roda
turbin kecil. Pada roda turbin bodi magnet permanen tertutup sehingga berputar
dengan roda. Sebuah pickup keengganan yang menempel di bagian atas meter
mendeteksi denyut nadi setiap revolusi roda turbin. Karena aliran volumetrik
sebanding dengan

Gambar II.16 Turbin Meter

Vortex-Shedding Flowmeters
Flowmeters Vortex beroperasi berdasarkan prinsip yang diilustrasikan pada
Gambar II.3 Saat menggertak ditempatkan dalam arus aliran, vortisitas ditumpahkan
secara bergantian dari sisi belakang. Frekuensi penumpahan vortex berbanding lurus
dengan kecepatan cairan. Sensor piezoelektrik yang dipasang di dalam vortex shedder
mendeteksi vortisitas, dan sirkuit amplifikasi berikutnya dapat digunakan untuk
menunjukkan baik sesaat laju alir atau aliran total selama interval waktu yang dipilih.
Meter sudah didalibrasi oleh produsen untuk ukuran pipa tertentu. Hal ini umumnya
tidak cocok untuk digunakan dengan cairan yang sangat kental.Banyak persyaratan
pemasangan khusus harus dipenuhi dan dijelaskan dalam literatur pabrikan; lihat,
misalnya.

Gambar II.17 Vortex-Shedding Flowmeters

Flowmeters ultrasonik
Efek Doppler adalah dasar untuk pengoperasian flowmeter ultrasonik. Sinyal
frekuensi ultrasonik yang diketahui ditransmisikan melalui cairan.Padatan,
gelembung, atau diskontinuitas dalam cairan akan memantulkan kembali sinyal
kemenerima elemen Karena kecepatan cairannya, akan ada frekuensishift pada
receiver yang proporsional dengan kecepatan. Akurasi sekitar 5 persenSkala penuh
dapat dicapai dengan perangkat pada rentang aliran sekitar 10 sampai 1. Sebagian
besarPerangkat mensyaratkan bahwa cairan tersebut mengandung paling sedikit 25
bagian per juta (ppm) partikelatau gelembung yang memiliki diameter 30 m atau
lebih. Aliran ultrasonik amicroprocessor berbasis telah dikembangkan yang
mempekerjakansinyal Doppler tercermin dari pusaran turbulen dalam aliran . Hasil
dari,Sangat cocok untuk operasi dengan cairan viskositas rendah bersih. Akurasi 2
persenSkala penuh dapat dicapai dan meteran dapat dipasang sesedikit tiga pipa
Diameter hilir dari siku 90bow. Harganya cukup tinggi.
Flowmeter laminar
Jadi, jika laminarflow bisa diyakinkan, flowrate menjadi fungsi langsung
tekananperbedaan. Sebuah meter arus laminar dapat dibangun dari kumpulan tabung
kecilelemen seperti ditunjukkan pada Gambar II.18 Jika tabungnya cukup kecil,
aliran laminar bisa jaditerawat. Ada celah masuk dan keluar yang terjadi dengan
tabung perakitan. IniKerugian tergantung pada konfigurasi geometrik khusus dari
perakitan tabung, danpemasangan di pipa Produsen flowmeters laminar komersial
menyediakaninformasi kalibrasi yang berlaku untuk unit mereka. Ketidakpastian
1/4 persen untukpenentuan laju alir dilaporkan dalam kondisi operasi yang hati-
hati.Berbeda dengan orifice, flow nozzle, dan venturi, flowmeter laminar memiliki
massaAliran langsung proporsional dengan? p dan bukan (? p) 1/2. Fakta ini
memungkinkan operasi selesaikisaran laju alir yang lebih luas untuk alat pengukur
tekanan diferensial tertentu. Karena ukurannya yang relatif kecil, elemen tabung
laminar tunduk pada penyumbatanbila digunakan dengan cairan kotor. Kehilangan
tekanan keseluruhan untuk perangkat tinggi, dariurutan 100 persen dari yang diukur.

Gambar II.18 Flowmeter laminar

II.7 Anenometer Kawat-Panas dan Anenometer Film-panas


Anemometer kawat panas adalah perangkat yang sering digunakan dalam
aplikasi penelitian mempelajari kondisi arus yang bervariasi dengan cepat. Kabel
kawat dipanaskan secara elektrik dan ditempatkan di dalamnya
aliran sungai, dan karya awal Raja. telah menunjukkan bahwa tingkat perpindahan
panas. Dari kawat bisa dinyatakan dalam bentuk.

(2.27)

Gambar II.19 Skema sirkuit pengukuran arus kawat panas.

digunakan secara luas untuk pengukuran arus transien, terutama pengukuran


fluktuasi turbulen Konstanta waktu dari urutan 1 ms dapat diperoleh dengan
0.0001-di-diameter platinum atau kawat tungsten beroperasi di udara.
Bila kawat panas digunakan untuk pengukuran arus yang berubah dengan cepat
Pola, akun penuh harus diambil dari respon transien baik thermal maupun
karakteristik resistansi listrik dari kawat. Dua jenis kompensasi listrik
digunakan dalam praktek: (1) pengaturan arus konstan, di mana resistansi besar
dihubungkan secara seri dengan kawat panas dan rangkaian kompensasi termal
diterapkan pada tegangan ac output, dan (2) pengaturan suhu konstan, di mana
sirkuit kontrol umpan balik ditambahkan untuk memvariasikan arus sehingga suhu
kawattetap hampir konstan Respon kawat tergantung pada sudut kecepatan
alirmembuat dengan sumbu kawat, dan teknik telah dikembangkan untuk mengambil
efek inike rekening [6 dan 44]. Rasio panjang-ke-diameter kawat (L / d) juga
memiliki berpengaruh signifikan terhadap kinerja pengukuran. L / d memiliki nilai
sekitar 50 untukkabel panas khas.

Gambar II.20 Flowmeter massa berdasarkan transfer energi termal.

II.8 Meter Aliran Magnetik


Perhatikan aliran fluida konduksi melalui medan magnet, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar II.21. Karena cairan mewakili konduktor yang bergerak di
lapangan, akan terjadi induksi tegangan menurut

(2.28)
dimana
B = kerapatan fluks magnetik, gauss
u = kecepatan konduktor, cm / s
L = panjang konduktor, cm
Panjang konduktor sebanding dengan diameter tabung, dan kecepatannya
adalah sebanding dengan kecepatan alir rata-rata. Kedua elektroda mendeteksi
tegangan induksi, yang dapat dianggap sebagai indikasi langsung kecepatan aliran.
Dua jenis flowmeters magnetik digunakan secara komersial. Satu tipe memiliki liner
pipa nonconducting dan digunakan untuk cairan dengan konduktivitas rendah, seperti
air. Elektroda dipasang sehingga dilipat dengan liner nonconducting dan Lakukan
kontak dengan cairan. Medan magnet bolak-balik biasanya digunakan dengan ini
meter karena outputnya rendah dan membutuhkan amplifikasi. Tipe kedua dari
magnet flowmeter adalah salah satu yang digunakan dengan cairan konduktivitas
tinggi, terutama cair

Gambar II.21 aliran fluida penghantar mealalui medan magnet

2.9 Metode-metode Visualisasi-Aliran


Aliran Fluida adalah subjek yang rumit dengan banyak area yang belum
menghasilkan teknik analisis yang tepat. Dengan demikian, masalah pengukuran arus
tidak selalu sederhana dan tepat karena kurangnya hubungan analitis yang digunakan
untuk perhitungan dan pengurangan data eksperimen. Interpretasi data yang
melibatkan turbulensi atau pengukuran lapisan batas yang rumit, efek iskositas, dan
gelombang bahan tidaklah mudah. Seringkali, aliran dapat diubah sebagai hasil dari
probe yang dimasukkan untuk mengukur profil tekanan, kecepatan, dan suhu
sehingga eksperimentalis tidak yakin tentang efek yang telah diukur. Visualisasi
aliran dengan metode optik menawarkan keuntungan bahwa jika dijalankan dengan
benar, tidak mengganggu aliran fluida, dan dengan demikian memberi alat tambahan
eksperimental untuk digunakan bersamaan dengan alat ukur lainnya. Dalam beberapa
kasus, teknik visualisasi aliran dapat digunakan untuk pengukuran parameter aliran
penting yang tepat, sementara dalam kasus lain hanya dapat memberikan informasi
kualitatif mengenai perilaku arus secara keseluruhan.
Gambar II.23 Optik dasar yang digunakan untuk visualisasi aliran

Perhatikan medan aliran gas pada gambar II.23. Aliran berada dalam arah tegak
lurus terhadap gambar, yaitu arah z. Sinar cahaya yang masuk dibelokkan melalui
sudut sebagai hasil dari gradien densitas dalam aliran. Dapat ditunjukkan bahwa
sudut defleksi untuk gradien densitas kecil diberikan sebagai:

(2.29)
Dimana L ialah lebar meda aliran, densitas fluida setempat, s densitas rujukan yang
biasanya diambil pada kondisi standar, dan n adalah indeks refraksi yang untuk gas
dinyatakan oleh:

(2.30)
ialah konstanta tak berdimensi yang mempunyai nilai kira-kira 0,000292 untuk
udara n1 indeks refraksi diluar medan aliran dan dapat dianggap sangat mendekati
satu dalam persamaan 2.29.
Menurut Persamaan (2.29) defleksi sudut dari sinar cahaya sebanding dengan gradien
densitas dalam aliran. Ini adalah efek optik dasar yang digunakan untuk pekerjaan
visualisasi arus. Dapat dicatat bahwa defleksi sinar cahaya adalah ukuran dari gradien
kerapatan rata-rata yang terintegrasi pada koordinat x. Jadi, efeknya terutama berguna
untuk menunjukkan variasi kepadatan dalam dua dimensi (dalam hal ini dimensi y
dan z) dan akan rata-rata variasi pada dimensi ketiga.
Gambar II.24 Rangkaian denyut tegangan untuk metode gelembung hidrogen

Gambar II.24 menunjukkan rangkaian tegangan-discharge yang digunakan


dalam teknik ini. Tegangan input variabel dari 10 sampai 250 V disediakan dan
diperbaiki di sirkuit dioda. Relay digunakan untuk mengisi dan melepaskan kapasitor
secara berkala, dan resistor variabel disediakan di sirkuit pengisian untuk
menyempurnakan sistem agar kinerjanya optimal untuk setiap kawat. diameter dan
kondisi aliran. Dalam beberapa kasus, perlu menambahkan sejumlah kecil natrium
sulfat ke air untuk mencapai konsentrasi elektrolit yang memuaskan.

2.10 Shadowgraph
Teknik bayangan adalah metode untuk melihat secara langsung fenomena
aliran. Bayangkan bidang aliran seperti ditunjukkan pada Gambar II.24 dengan
gradien kerapatan pada arah y. Sinar cahaya sejajar memasuki bagian uji seperti
ditunjukkan. Di daerah di mana tidak ada kerapatan kerapatan, sinar cahaya akan
melewati bagian uji tanpa defleksi. Untuk daerah dimana gradien ada, sinar akan
dibelokkan. Efek bersihnya adalah sinar akan berkelompok bersamaan setelah
meninggalkan bagian uji untuk membentuk titik terang dan bintik hitam. Penerangan
akan bergantung pada defleksi relatif sinar cahaya d/ dy, dan karenanya pada d2 /
dy2. Penerangan pada layar yang ditempatkan di luar bagian uji bergantung pada
turunan kedua dari kerapatan pada titik tertentu.
Gambar II.25 Peranti visualisasi Aliran shadowgraph

Shadowgraph adalah alat optik yang sangat sederhana, dan pengaruhnya dapat
dilihat dalam beberapa fenomena sehari-hari hanya dengan menggunakan mata
telanjang dan pencahayaan ruangan lokal. Lapisan batas konveksi bebas pada pelat
panas listrik horisontal terlihat jelas bila dilihat dari tepi. Fenomena ini terlihat karena
gradien kerapatan yang dihasilkan dari pemanasan udara di dekat permukaan yang
panas. Hampir tidak ada gunanya mencoba untuk mengevaluasi kepadatan penduduk
setempat dengan menggunakan fotografi bayangan; Namun, shadowgraph berguna
untuk melihat daerah aliran turbulen, dan metode ini dapat digunakan untuk
menetapkan lokasi gelombang kejut dengan presisi tinggi. Gambar II.25
mengilustrasikan lapisan batas konveksi bebas pada silinder horizontal.
Perkembangan dalam sistem pencitraan digital dimana iluminasi piksel individu
dapat diakses dalam peluang pemberian gambar akhir.

Gambar II.26 Iustrasi lapisan batas konveksi bebas pada silinder horizontal
2.11 Schlieren

Gambar II.27 (a) skema visualisas alian dengan schlieren; (b) perincian mata pisau

Sementara shadowgraph memberi indikasi turunan kedua kerapatan di bidang


arus, schlieren adalah alat yang mengindikasikan gradien kerapatan. Perhatikan
diagram skematik yang ditunjukkan pada Gambar II.27. Cahaya dari sumber celah ab
collimated oleh lensa L1 dan terfokus pada plane 1 di bagian tes. Setelah cahaya
melewati lensa L2, gambar terbalik sumber pada bidang fokus 2 dihasilkan. Lensa L3
kemudian memfokuskan citra bagian uji pada layar pada pesawat 3. Sekarang, mari
pertimbangkan proses pencitraan secara lebih rinci. Pensil cahaya yang berasal dari
titik menempati sebagian berbeda dari berbagai lensa dari yang berasal dari titik b
atau titik lain dalam sumber celah. Daerah di mana pensil ini saling tumpang tindih
ditunjukkan pada Gambar II.27. Perhatikan bahwa semua pensil cahaya melewati
gambar pesawat cd di bagian uji dan gambar sumber plane b'a '. Gambar bagian uji di
d'c 'kemudian diterangi secara seragam karena gambar di b'a' diterangi secara
seragam. Ini berarti bahwa semua titik di pesawat b'a 'terpengaruh dengan cara yang
sama dengan efek cairan apa pun yang mungkin terjadi di bagian uji.
Jika bagian uji benar-benar seragam dalam kerapatan, pensil cahaya tampak
seperti yang ditunjukkan pada Gambar II.27; pensil yang berasal dari titik c
dibelokkan dengan jumlah yang sama seperti pensil yang berasal dari titik d. Hal ini
sesuai dengan pengamatan bahwa semua pensil yang berasal dari pesawat terbang
benar-benar mengisi gambar pesawat b'a '. Sekarang, perhatikan efek pengenalan
penyumbatan pada bidang b'a 'di bawah keadaan ini. Kami segera menyimpulkan
bahwa penyumbatan semacam itu secara seragam akan mengurangi iluminasi di layar
dengan faktor yang sebanding dengan jumlah area b'a' dicegat.
Misalkan sekarang ada gradien densitas pada bagian uji focal plane cd. Ini
berarti bahwa semua pensil cahaya yang berasal dari pesawat ini tidak akan lagi
mengisi gambar pesawat b'a 'sepenuhnya. Jika kemudian, penyumbatan ditempatkan
pada bidang b'a ', maka akan mencegat lebih banyak cahaya dari beberapa titik di
bidang uji daripada pada yang lain, mengakibatkan daerah terang dan gelap di layar
pada pesawat 3. Penyumbatan disebut sebagai ujung pisau, dan variasi resultan dalam
pencahayaan di layar disebut efek schlieren.
Mari kita periksa variasi iluminasi secara lebih rinci. Perpindahan sudut pensil
cahaya pada bidang 1 adalah. Ini menghasilkan defleksi vertikal pada bidang 2 dari:
(2.31)
dimana f2 adalah focal length lensa L2. Akibat dari defleksi ini, ada perubahan
fraksional dalam pencahayaan di layar. Kontras pada setiap titik di layar dapat
didefinisikan sebagai rasio perubahan fraksional dalam pencahayaan ke penerangan
umum, atau:
(2.32)
Defleksi sudut diberikan oleh Persamaan. (2,30), sehingga ekspresi kontras bisa
ditulis:

(2.33)
Dengan demikian, kontras pada layar berbanding lurus dengan gradien densitas
dalam arus. Dapat diamati bahwa kontras dapat ditingkatkan dengan mengurangi
jarak y1, yaitu dengan cara mencegat lebih banyak cahaya pada bidang citra sumber.
Ini juga mengurangi penerangan umum sehingga kontras tidak dapat ditingkatkan
tanpa batas waktu dan kompromi harus diterima. Foto-foto Schlieren digunakan
secara ekstensif untuk mendeteksi gelombang kejut dan fenomena lapisan batas yang
rumit dalam sistem aliran supersonik. Foto schlieren tipikal ditunjukkan pada Gambar
2.30. Dalam prakteknya kebanyakan sistem schlieren menggunakan cermin dan
bukan lensa untuk alasan ekonomi. Sekali lagi, pengembangan sistem digital imaging
menawarkan kemungkinan pengukuran pixel-by-pixel iluminasi dan kontras pada
gambar akhir.

Gambar II.28 Foto schlieren

2.12 Interferometer
Interferometer Mach-Zehnder adalah instrumen paling tepat untuk visualisasi
aliran. Perhatikan representasi skematis pada Gambar II.28. Sumber cahaya
collimated melalui lensa L1 ke pelat splitter S1. Pelat ini memungkinkan separuh
cahaya diteruskan ke cermin M2 sambil memantulkan separuh lainnya ke cermin M1.
Beam 1 melewati bagian uji, sedangkan balok 2 menempuh jalur alternatif dengan
panjang kira-kira sama. Dua balok tersebut disatukan kembali dengan menggunakan
pelat splitter S2 dan akhirnya terfokus pada layar. Sekarang, jika dua jalur perjalanan
balok dengan panjang optik yang berbeda karena geometri sistem atau sifat refraksi
dari setiap elemen jalur optik, kedua balok akan berada di luar fase dan akan
mengganggu saat digabungkan bersama pada S2 . Akan ada daerah terang dan gelap
bergantian yang disebut pinggiran. Jumlah fringes akan menjadi fungsi dari
perbedaan panjang jalur optik untuk kedua balok tersebut; Untuk selisih panjang jalur
satu panjang gelombang akan ada satu pinggiran, dua pinggiran untuk selisih dua
panjang gelombang, dan seterusnya.
Interferometer digunakan untuk mendapatkan pengukuran variasi kerapatan
langsung di bagian uji. Jika densitas di bagian uji (yaitu, balok 1) berbeda dari pada
balok 2, akan terjadi perubahan sifat refraktif media fluida. Jika medium di bagian uji
memiliki sifat optik yang sama dengan medium pada balok 2, tidak akan ada
pergeseran pinggiran kecuali yang dihasilkan dari pengaturan geometrik aparatus.
Pergeseran pinggiran ini dapat dinetralisir dengan gerakan cermin dan pelat splitter
yang tepat. Kemudian, tampilan pinggiran pada layar mungkin berhubungan langsung
dengan perubahan densitas di bidang arus di dalam bagian uji dengan memanfaatkan
analisis berikut.

Gambar II.29 Skema Interferometer Mach-Zehnder

Perubahan jalur optik di bagian uji akibat perubahan indeks bias adalah
(2.34)
dimana L adalah ketebalan bidang aliran di bagian uji. perubahan jalur optik mungkin
terkait dengan perubahan densitas untuk gas oleh:

(2.35)
Banyaknya pergeseran jumbai N lalu diberikan oleh:
(2.36)
dimana adalah panjang gelombang cahaya. Di Pers. (2.36) perlu dicatat bahwa -
0 mewakili perubahan kerapatan dari kondisi zero-fringe. Subskrip 0 mengacu pada
kondisi zero-fringe, yaitu kondisi di jalan diikuti oleh balok 2 pada Gambar II.29.
adalah kerapatan referensi pada kondisi standar.

II.13 Laser Doppler Anemometer (LDA)


Kita telah melihat bagaimana metode visualisasi aliran optik menawarkan
keuntungan sehingga tidak mengganggu arus selama proses pengukuran.
Anemometer laser adalah alat yang menawarkan keuntungan nondisturbance dari
metode optik sambil memberikan pengukuran kuantitatif yang sangat presisi terhadap
fluktuasi turbulensi frekuensi tinggi.
Salah satu kemungkinan skematik dari LDA ditunjukkan pada Gambar II.30a.
Sinar laser difokuskan pada elemen volume kecil di aliran melalui lensa L1. Agar
perangkat berfungsi, aliran harus berisi beberapa jenis partikel kecil untuk
menyebarkan cahaya, namun konsentrasi partikel yang dibutuhkan sangat kecil. Air
keran biasa mengandung cukup kotoran untuk menyebarkan berkas kejadian. Dua
lensa tambahan L2 dan L3 diposisikan untuk menerima sinar laser yang
ditransmisikan melalui fluida (lensa L3) dan beberapa bagian balok yang tersebar
melalui sudut (lensa L2). Lampu yang berserakan mengalami pergeseran frekuensi
Doppler yang berbanding lurus dengan kecepatan aliran. Bagian balok yang tidak
berkepentingan berkurang intensitasnya dengan filter kerapatan netral dan
digabungkan kembali dengan balok yang tersebar melalui pemisah balok. Perangkat
anemometer laser harus dikonstruksi sehingga balok langsung dan tersebar
menempuh jalur optik yang sama agar interferensi akan diamati pada tabung
pengganda foto yang sebanding dengan pergeseran frekuensi. Pergeseran ini
kemudian memberi indikasi kecepatan aliran. Untuk mengambil data kecepatan dari
sinyal photomultiplier maka teknik elektronik yang agak canggih harus digunakan
untuk pemrosesan sinyal. Sebuah penganalisis spektrum dapat digunakan untuk
menentukan kecepatan aliran laminar stabil serta intensitas rata-rata dan intensitas
turbulensi pada aliran turbulen.

Gambar II.30 Skema sistem pengukuran aliran anemometer laser

Skema alternatif untuk menyelesaikan proses hamburan dan pengukuran ditunjukkan


pada Gambar II.30b dan c. Pada (b) sinar laser terbelah di luar bagian uji, dan kedua
balok tersebut dapat difokuskan pada titik yang tepat untuk dipelajari di bidang arus.
Aperture bertindak sebagai perisai untuk cahaya bertenaga dan cahaya latar yang
tidak koheren. Sistem pada Gambar II.30c adalah modifikasi lebih lanjut dari sistem
dan memungkinkan penyesuaian panjang jalan yang mudah.
He-Ne laser gas paling sering digunakan untuk pekerjaan LDA, meskipun laser
ion argon memberikan keluaran balok yang lebih intens. Laser He-Ne
mengoperasikan panjang gelombang sata 632.8nm (5 1014 Hz) dengan bandwidth
sekitar 10Hz. Meskipun pergeseran Doppler yang disebabkan oleh pusat hamburan
bergerak kecil dibandingkan dengan frekuensi sumber laser, sangat besar
dibandingkan dengan lebar pita dan dapat dideteksi dengan teknik heterodyne. Dalam
prosedur ini, photocathode mencampur balok yang tersebar dengan sinar referensi
untuk menghasilkan arus dengan frekuensi yang sama dengan perbedaan frekuensi
dua balok. Pengolahan elektronik memerlukan analisis spektrum dari arus
fotomultiplier untuk menentukan frekuensi Doppler dan selanjutnya kecepatan aliran.
Jelas bahwa LDA mengukur kecepatan partikel hamburan. Jika mereka cukup
kecil, kecepatan slip antara partikel dan fluida akan kecil, dan dengan demikian
indikasi yang memadai akan kecepatan fluida akan diperoleh. Anemometer laser yang
mengukur lebih dari satu kecepatan akan diperoleh. Anemometer laser yang
mengukur lebih dari satu komponen kecepatan bersamaan telah dikembangkan.
namun teknik pemrosesan sinyal optik dan elektronik menjadi sangat rumit dan
mahal. Meski begitu, teknik ini menawarkan janji yang tidak biasa untuk
penyelidikan rinci tentang turbulensi dan fenomena aliran lainnya yang mungkin
tidak dilakukan dengan cara lain.

7.14 Metode Asap


Metode visualisasi aliran yang sangat sederhana menggunakan injeksi jejak
asap dalam aliran gas untuk mengikuti arus. Metode ini terutama menggunakan
utilitas kualitatif dalam pengukuran yang disesuaikan dengan keinginan untuk
menangkap karakteristik dari fenomena khusus. Gambar II.31 menunjukkan contoh
sistem aliran di mana visualisasi asap digunakan untuk mengukur data fisikalisasi.
Inthiscasesmokeis menggunakan pola aliran sekunder yang rumit di saluran yang
dilalui aliran paksa bersamaan dengan gelombang pendaratan. Pola asap pada gambar
II.31a setuju dengan prediksi lateral pada Gambar II.31b.
Gambar II.1 (a) Foto asap yang menunjukkan efek aliran sekunder yang dihasilkan dari
gelombang suara berdiri dalam tabung: (b) garis arus aliran untuk sistem

Pelaporan yang tidak sesuai dengan arus yang ada di tengah aliran darah perlu
dilakukan agar partikel asap masing-masing berukuran kecil sehingga terbawa secara
bebas pada kecepatan aliran. Asap yang disaring dari kayu busuk yang terbakar atau
cerutu umumnya cocok untuk studi asap, seperti asap dari titanium tetraklorida kimia
saat bereaksi dengan uap air di udara untuk membentuk asam hidroklorida dan
titanium oksida. Zat terakhir ini, bagaimanapun, adalah korosif terhadap banyak
bahan yang digunakan untuk konstruksi kontainer. Salah satu bahan bakar terbaik
untuk memproduksi asap tidak beracun, noncorrosive, adalah produk yang disebut
Type-1964 Fog Juice. Bahan bakar ini memiliki suhu mendidih sekitar 530F
(276C), mengandung hidrokarbon minyak bumi, dan mungkin ada di antara rumah-
rumah petak minyak. Particleimagevelocimetry (PIV) digabungkan dengan sistem
suspensi digital sehingga mampu melacak gerakan partikel individu.

7.15 Kuar Tekanan


Mayoritas aplikasi dinamis fluida melibatkan pengukuran laju aliran total
dengan satu atau lebih metode yang dibahas pada bagian sebelumnya. Pengukuran ini
mengabaikan variasi kecepatan dan tekanan variasi lokal pada saluran aliran dan
memungkinkan hanya ada aliran total melalui penampang tertentu. Dalam aplikasi
yang melibatkan situasi aliran eksternal, seperti uji terbang atau uji terowongan angin,
dibutuhkan jenis pengukuran yang sama sekali berbeda. Dalam kasus ini, probe harus
dimasukkan ke dalam aliran untuk mengukur tekanan statis dan stagnasi lokal. Dari
pengukuran ini kecepatan aliran lokal dapat dihitung. Kita akan membahas beberapa
jenis probe dasar di bagian ini.
Tekanan total untuk stagnasi isentropik gas ideal diberikan oleh

(2.37)
dimana p0 adalah tekanan stagnasi p adalah tekanan statis arus bebas, dan M
adalah bilangan Mach arus bebas yang diberikan oleh

(2.38)
Probe tekanan total dasar dapat dibangun dengan beberapa cara yang berbeda, seperti
ditunjukkan pada Gambar 7.38. Dalam setiap contoh, pembukaan dalam probe
berorientasi pada arah yang sejajar dengan aliran ketika pengukuran tekanan aliran
total diinginkan. Jika probe cenderung pada sudut ke kecepatan arus bebas, tekanan
yang agak rendah akan diamati. Penurunan tekanan ini ditunjukkan pada Gambar
7.38 Konstruksinya a merupakan tabung terbuka yang ditempatkan di aliran.
Konfigurasi b disebut probe terlindung dan terdiri dari tabung berbentuk venturi yang
diletakkan di aliran dengan tabung terbuka di tenggorokan bagian tersebut untuk
merasakan stagnasi tekanan. Mungkin diperlukan bahwa alat ini berada di bawah
floral. Konfigurasi c mewakili sebuah tabung terbuka dengan bukaan chamfer.
Chamfer sekitar 15, dan rasio OD untuk ID tabung adalah sekitar 5. Konfigurasi d
merupakan tabung yang memiliki lubang kecil yang dibor di sisinya, yang
ditempatkan normal ke arah aliran. Jenis probe ini, seperti yang diharapkan, adalah
yang paling sensitif terhadap perubahan pada sudut pandang yaw. Juga ditunjukkan
pada Gambar 7.38 adalah sebagian kurva untuk Kielprobe, yang serupa dengan
konfigurasi dasar, kecuali pada bentuk venturi lainnya, probe Kiel paling tidak
sensitif terhadap sudut rewan.

7.16 Tekanan Dampak pada Aliran Supersonik


Pertimbangkan probe dampak yang ditunjukkan pada Gambar II.32 yang terkena
aliran bebas dengan aliran supersonik; Artinya, M1> 1. Gelombang kejut akan
terbentuk di depan probe seperti yang ditunjukkan, dan tekanan total yang diukur oleh
probe tidak akan menjadi tekanan total aliran bebas sebelum gelombang kejut.
Namun, mungkin untuk mengungkapkan tekanan dampak pada probe dalam hal
tekanan statis aliran bebas dan nomor Mach arus bebas. Ekspresi yang dihasilkan
adalah
(2.39)
Dimana p adalah tekanan statis arus bebas dan P02 adalah tekanan dampak yang
diukur di balik guncangan gelombang normal. Persamaan ini berlaku untuk bilangan
Reynolds berdasarkan diameter probe lebih besar dari 400. Persamaan (2.39) disebut
formula pitot supersonik Rayot. Kita melihat bahwa untuk menentukan nilai bilangan
Mach kita harus melakukan pengukuran tekanan statis arus bebas. Hal ini
dimungkinkan untuk membuat pengukuran ini dengan probe kalibrasi khusus.

Gambar II.32 tabung dampak dalam aliran supersonik


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Pengukuran aliran merupakan fluida sangat penting dalam berbagai ragam
penerapan, mulai dari pengukuran laju aliran-aliran di dalam pembuluh darah
manusia sampai kepada pengukuran aliran oksigen cair di dalam roket.
Laju aliran zat cair yang tak mudah menguap, seperti air umpanya, dapat
diukur dengan teknik penimbangan langsung, dimana bobot zat cair yang
dikumpulkan diukur dengan teliti. Laju aliran rerata (average) lalu dapat dihitung
dengan mudah. Ketelitian itu dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan interval
waktu yang lebih lama atau lebih teliti, ataupun dengan penimbangan yang
lebih tepat.
Beberapa jenis meter aliran termasuk dalam kategori peranti rintangan atau
obstruksi (obstruction device). Peranti demikian sering disebut meter tinggi tekan
(head meter) karena di sini sebagai petunjuk tentang laju aliran digunakan
pengukuran kehilangan tinggi (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop).
Sekarang baiklah kita tinjau beberapa persamaan umum mengenai meter rintangan.
Kemudian akan kita periksa penerapan hubungan-hubungan itu terhadap peranti-
peranti tertentu.

III.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis mneyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran kami
sangat perlukan dari setiap pembaca makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai