SATUAN OPERASI-1
Aliran Melalui Unggun Diam dan Terfluidisasi Menggunakan Udara
sebagai Fluida
Disusun oleh :
KELOMPOK :
NAMA
1. M. Indra Ramansyah
2. Nyayu Ainun
4. Riski Aryani
A. TUJUAN :
Neraca Analitik
Jangka Sorong
Piknometer
Corong
Pasir
261 gram
dialirkan gas dari bawah keatas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat
akan tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa
menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian
disebut unggun diam atau fixed bed.
Kalau laju alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di
mana unggun padatan akan tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga
dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini,
sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya
adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik dan
sebagainya.
Pressure Drop
Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya pressure drop di dalam unggun padatan yang terfluidisasi. Hal ini
mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan
besarnya energi yang diperlukan juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan
unggun selama operasi berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam
unggun terfluidisasikan.
Pressure Drop damal Unggun Diam
Korelasi matematik yang menggambarkan hubungan antara hilang tekan
dan dengan laju alir fluida dalam suatu sistem unggun diam diperoleh pertama
kali pada tahun 1922 yaitu dengan menggunakan bilangan-bilangan tak
berdimensi.
Perssure Drop pada Unggun Terfluidisasikan
Pada keadaan ini dimana partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung
di dalam fluida sehingga terjadi kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya
apung dari fluida disekeliling gaya seret oleh fluida yang naik = berat partikel
gaya apung atau pressure drop pada unggun x luas penampang = volume unggun
x fraksi zat padat x densitas zat padat densitas fluida
sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai
maksimum.
Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh factorfaktor:
a. Laju alir fluida dan jenis fluida
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel
c. Jenis dan densitas partikel serta factor interlock antar partikel
d. Porositas unggun
e. Distribusi aliran
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun
Untuk menentukan penurunan tekanan (h) pada unggun diam (fixed) dapat
digunakan persamaan CARMAN-KONZENY sebagai berikut :
3
( 1 )
P
Dp
x
x
=150
+1,75
2
2
L
p (Vm ) ( 1 )
Dimana :
Dp
= viskositas air
10
)
Vw
= density air(kgm-3)
= porositas bed =
10
)
massa partikel
( density partikel ) ( volbed )
Re
dp .Vsm . w
dan tak berdimensi.
w
Bila laju alir (Q diukur dalam L/s) dan Vsm (kecepatan superficial ratarata) dalam /s, maka:
3
Vsm =
Qx 10
A
Dimana:
A = luas penampang unggun
Karena penurunan tekanan diukur dalam mmH2O maka:
P
=h x 103
w . g
tekanan
pada
fluidisasi
dapat
menggunakan persamaan
P = L (1-)(s-w) g
Sehinga didapat :
h=
L
( 1 )( sw ) x 103 mm H 2 O
w
E. LANGKAH KERJA
a) Mengisi kolom pengatur ukuran udara.
b) Menutup kran pengatur ukuran udara.
103 mmH2O
diperkirakan
dengan
c) Memeriksa apakah pembacaan manometer udara pada posisi nol ()), bila
tidak atur hingga posisi tersebut.
d) Menjalankan pokpa udara dan mengatur aliran udara pada kenaikkan 1
L/min.
e) Mencatat unggun, pembacaan manometer dan jenis unggun.
f) Mentabulasikan pada tabel..
g) Menentukan densitas partikel dengan menimbang sejumlah volume pasir.
F. DATA PENGAMATAN
Laju Alir
Penurunan
Tinggi Unggun
Tekanan
(mm)
Jenis Unggun
(mmH2O)
4
6.8
8.1
8.3
8.4
90
95
110
130
170
Terfluidisasi
Terfluidisasi
Terfluidisasi
Terfluidisasi
Terfluidisasi
(L/min)
5
10
15
20
24
G. PERHITUNGAN
Unggun Terfluidisasi
=
=
massa partikel
partikel x Vol bed
0.261kg
2770 kg /m3 x (1.8 x 104) m3
= 0.52
h =
L
( 1 )( sw )
w
x103 mmH2O
(90 x 10 )
( 10.52 )( 27701.2 ) x103 mmH2O
1.2
=
=
massa partikel
partikel x Vol bed
0.261 kg
3
4
3
2770 kg / m x (1.9 x 10 )m
= 0.50
h =
L
( 1 )( sw )
w
x103 mmH2O
(95 x 10 )
( 10.50 )( 27701.2 ) x103 mmH2O
1.2
massa partikel
partikel x Vol bed
0.261 kg
3
4
3
2770 kg / m x (2.2 x 10 ) m
= 0.43
h =
L
( 1 )( sw )
w
x103 mmH2O
(110 x 10 )
( 10.43 )( 27701.2 ) x103 mmH2O
1.2
4.
=
=
massa partikel
partikel x Vol bed
0.261kg
3
4
3
2770 kg / m x (2.6 x 10 )m
= 0.36
h =
L
( 1 )( sw )
w
x103 mmH2O
(130 x 10 )
( 10.36 )( 27701.2 ) x103 mmH2O
1.2
=
=
massa partikel
partikel x Vol bed
0.261kg
3
4
3
2770 kg / m x (3.3 x 10 ) m
= 0.29
h =
L
( 1 )( sw )
w
x103 mmH2O
(170 x 10 )
( 10.29 ) ( 27701.2 ) x103 mmH2O
1.2
H. KURVA
Kurva Data Pengamatan Praktek
Laju alir
(L/min)
5
10
15
20
24
Penurunan
Tekanan
(mmH2O)
4
6.8
8.1
8.3
8.4
Tinggi Unggun
(mm)
90
95
110
130
170
8
7
8.1
8.4
8.3
6.8
6
5
Penurunan Tekanan
h (mmH2O)
4 4
mmH2O
Linear (h (mmH2O))
3
2
1
0
5
10
15
20
24
Q (Laju Alir)
Laju alir
(L/min)
Penurunan
Tekanan
103( mmH2O )
5
10
15
20
24
99.68
109.6
144.67
191.97
278.5
278.5
250
Penurunan Tekanan
200
Penurunan Tekanan 150
103 mmH2O
100
144.67
99.68 109.6
Linear (Penurunan50
Tekanan)
0
0
10
15
20
25
30
I. ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai Aliran Melalui
Unggun Diam dan Terfluidisasikan Menggunakan Udara sebagai Fluida, dapat
dianalisa bahwa pada praktikum ini kita menggunakan pasir sebanyak 261 gram
dan alat yang digunakan adalah satu set peralatan fluidisasi. Untuk mengetahui
berat jenis pasir (partikel padat yang digunakan) yaitu menggunakan piknometer.
Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah mengisi
kolom dengan pasir. Kemudian menutup kran pengatur. Setelah itu memeriksa
apakah pembacaan manometer udara pada posisi nol (0). Kemudian menjalankan
pompa udara dan mengatur laju aliran udara pada kenaikan 5 l/min
Pada saat pompa udara dinyalakan dan laju aliran udara telah disetting
maka butiran-butiran padatan akan mulai bergerak karena dialiri fluida (udara).
Semakin tinggi laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran-butiran padatan
di dalam bed, maka pergerakan butiran-butiran padatan tersebut semakin cepat.
Kita dapat melihat kenaikan tinggi butiran padatan yang terangkat keatas akibat
laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran-butiran padat semakin
meningkat, sehingga penurunan tekanan menjadi lebih besar. Apabila laju aliran
gas diperbesar terus maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun juga
akan bertambah.
Ketika fluida udara mengalir dengan laju yang kecil pada kolom berisi
unggun padatan (pasir) maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun
padatan dan sebaliknya.
Jenis unggun terbagi menjadi 2, yaitu unggun diam dan unggun
terfluidisasi. Unggun diam (fixed bed) dapat kita ketahui dari butiran padahat
terlihat tidak terlalu banyak bergerak atau cenderung tetap. Sedangkan jenis
unggun terfluidisasi fluidized bed dapat terlihat ketika butiran-butiran padatan
terangkat keatas karena laju aliran udara yang besar
J. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dari percobaan Aliran
Melalui Unggun Diam dan Terfluidisasikan Menggunakan Udara sebagai Fluida,
dapat disimpulkan bahwa :
- Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan
seperti fluida karena di aliri udara.
- Semakin besar laju alir udara yang diberikan, maka akan semakin besar pula
penurunan tekanannya.
- Terjadinya fluidisasi diakibatkan adanya laju aliran yang besar
- Pada percobaan ini hanya terdapat satu jenis unggun yaitu unggun
terfluidisasi.
- Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, unggun yang terfluidisasi
sempurna, dimana pasirnya telah ikut terfluidisasi melayang-layang dalam
udara.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi:
1. Ukuran Partikel
2. Densitas Partikel
3. Diameter Kolom
4. Struktur
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT
Peralatan Fluidisasi