Anda di halaman 1dari 19

EKSPERIMEN VISKOMETER BOLA JATUH UNTUK MENENTUKAN KOEFISIEN

KEKENTALAN AIR LIMBAH DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI


KINEMASTER DALAM MEMBANTU MENENTUKAN
KECEPATAN TERMINAL

BIDANG
LINGKUNGAN

Disusun oleh :
Muhajirin Makkawaru 105391100318 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Sang Pengatur Alam Semesta yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan, serta pengetahuan,
sehingga penulis bisa menyelesaikan eksperimen dengan judul “Eksperimen
Viskometer Bola Jatuh Untuk Menentukan Koefisien Kekentalan Air Limbah
dengan Memanfaatkan Aplikasi Kinemaster dalam Membantu Menentukan
Kecepatan Terminal”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada
umatnya sampai akhir zaman.
Eksperimen ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksperimen
Fisika Berbasis Lingkungan. Selain itu, eksperimen ini jugga dilakukan untuk
menerapkan konsep-konsep fisika pada aspek lingkungan hidup. Pelaksanaan
eksperimen ini mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dosen Ibu Dewi Hikmah Marisda selaku dosen pembimbing.
2. Teman kelas Inersia18.
3. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya dalam
kegiatan eksperimen ini.
Penulis berharap agar hasil eksperimen ini memberi banyak manfaat bagi
para pembaca, terkhusus penulis sendiri. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar karya
tulis ini menjadi lebih sempurna, demi perbaikan kedepannya.

Makassar, 26 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 2
C. PERTANYAAN PENELITIAN .................................................... 2
D. TUJUAN EKSPERIMEN............................................................... 3
E. MANFAAT EKSPERIMEN........................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. VISKOSITAS ................................................................................ 4
B. VISKOMETER............................................................................... 5
C. PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS........ 6
D. KECEPATAN TERMINAL DAN GAYA-GAYA YANG
BEKERJA PADA BENDA YANG DIJATUHKAN DALAM
FLUIDA ......................................................................................... 6
E. APLIKASI KINEMASTER .......................................................... 8
F. KLASIFIKASI FLUIDA................................................................ 9
BAB III METODE EKSPERIMEN
A. ALAT DAN BAHAN .................................................................... 10
B. PROSEDUR KERJA...................................................................... 10
C. TEKNIK ANALISIS DATA.......................................................... 10
D. GAMBAR ALAT........................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan masih banyak terjadi di kota-kota besar yang
ada di Indonesia. Hal tersebut diakubatkan oleh banyaknya limbah sisa yang
berasal dari aktivitas manusia. Limbah sisa tersebut tidak dapat dihindarkan
karena setiap benda yang digunakan manusia akan habis masa pakainya.
Limbah tersebut dapat mengganggu karena terdapat bahan-bahan pencemar
yang masuk ke dalam lingkungan. Keseimbangan ekosistem lingkungan juga
akan terganggu akibat pencemaran yang terjadi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Pasal 1 Ayat (14)
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Baku Mutu lingkungan hidup dapat terganggu dan daya tampung
lingkungan hidup menurun. Oleh karena itu, lingkungan hidup harus dikelola
dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan
seimbang (Safitri, 2020).
Menurut (Effendi, Salsabila dan Malik, 2018) Lingkungan hidup yang
ditinggali manusia dapat dibedakan menjadi lingkungan hidup alami,
lingkungan lingkungan hidup binaan/buatan, dan lingkungan hidup sosial.
Lingkungan hidup alami yang ada di sekitar yaitu pada ekosistem air banyak
terdampak oleh limbah pencemaran sehingga mengganggu sistem kehidupan
yang berlangsung di dalamnya. Bahan-bahan kimia dari limbah sisa
mempengaruhi komposisi air yang mengalir di saluran-saluran air.
Komposisi air yang terdapat di saluran kota-kota besar seperti di
Makassar banyak mengandung limbah, sehingga menyebabkan aliran menjadi
terhambat. Hal ini dapat berdampak buruk karena dapat membuat macet aliran
air. Terlebih pada musim penghujan dapat mengakibatkan terjadinya banjir.
Limbah yang dibuang oleh masyarakat banyak menambah volume air pada
saluran. Limbah-limbah ini banyak berasal dari aktivitas sehari-hari manusia
yang banyak membuang langsung limbahnya pada saluran air.
2

Salah satu contoh masalah contoh masalah pencemaran air disampaikan


oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat bersama tim patroli
Citarum Harum menyusur sejumlah pabrik di sepanjang aliran Sungai Citarum.
Hasil penyusuran itu ditemukan warna air sungai di sekitar pabrik-pabrik lebih
kental dan mengeluarkan bau zat kimia menyengat. "Sebagian besar (diduga
membuang limbah pabrik) tekstil, ada kertas juga," ujar Anang kata Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar Anang Sudarna Anang kepada
wartawan saat meninjau Sungai Citarum di Bojongsoang, Kabupaten Bandung,
Senin (5/2/2018) (Detik.com).
Air yang terdapat pada saluran-saluran Kota Makassar telah banyak
yang tercemar dan bercampur dengan limbah. Air tersebut semakin kental
karena campuran dari limbah pembuangan. Sifat kekentalan air merupakan
salah satu dari sifat air yang dapat diamati dan dibandingkan. Kekentalan zat
cair juga sering disebut sebagai viskositas. Tingkat kekentalan zat cair dalam
ilmu fisika dapat ditentukan melalui eksperimen sederhana. Berdasarkan hal
tersebut maka dibuat sebuat alat untuk melakukan eksperimen dalam mencari
kekentalan zat cair saluran air.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada karya
ilmiah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep alat eksperimen fisika berbasis lingkungan untuk
mencari besar kekentalan air limbah?
2. Bagaimana cara mencari besar kecepatan terminal menggunakan aplikasi
kinemaster?

C. PERTANYAAN PENELITIAN
Adapun pertanyaan penelitian pada eksperimen fisika berbasis
lingkungan dengan tema viskometer bola jatuh ini yaitu berapa besar koefisien
zat cair pada saluran kota Makassar?
3

D. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Mengetahui konsep alat eksperimen fisika berbasis lingkungan untuk
mencari besar kekentalan air limbah pada saluran pada Kota Makassar.
2. Mengetahui cara mencari besar kecepatan terminal menggunakan aplikasi
kinemaster.
3. Mencari besar koefisien air limbah pada saluran kota Makassar.

E. MANFAAT EKSPERIMEN
Manfaat dari eksperimen fisika berbasis lingkungan dalam mencari
besar kekentalan air limbah pada saluran kota Makassar yaitu sebagai berikut.
1. Memahami permasalahan air yang terjadi pada saluran air yang ada kota
Makassar
2. Meningkatkan sikap peduli terhadap lingkungan
3. Menganalisis cara mencari besar nilai koefisien kekentalan zat cair
4. Dapat merancang dan membuat alat eksperimen fisika
5. Dapat menerapkan konsep fisika dalam permasalahan lingkungan
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. VISKOSITAS
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah
baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya
untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh
karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkanmadu
yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin
rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. (Wikipedia)

Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara


molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat
mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan
internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul.

Jadi, viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang disebabkan oleh


adanya gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Viskositas juga disebut sebagai ketahanan fluida jika menerima gaya dari luar.

Viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata).
Fluida riil/nyata itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti
air, sirup, oli, asap knalpot, dll. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya
model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida
(fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip
seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan
sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
(Muhammad Rian, 2013).
5

Tabel 2.1 Viskositas beberapa fluida

B. VISKOMETER
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas
atau kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan
dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu
mengalir cepat maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan
itu mengalir lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu).
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Ini merupakan salah satu cara yang paling mudah
dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. (Instrumentasi, 2012).

Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur


viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa
viskometer bola jatuh, tabung ( pipa kapiler ) dan sistem rotasi. Viskometer
rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar,
sistem, dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam
dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian
dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara
kedua silinder.

Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluda


berdasarkan kecepatan alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengan
cara mengalirkan fluida yang akan diukur viskositasnya dengan demikian,
hambatan yang mengalami benda pemutar atau dialiri akan diketanui dan
menunjukkan besar viskositas fluida tersebut.

Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan


6

viskositas suatu larutan, yaitu :


1. Viskometer ostwald
2. Viskometer Hoppler
3. Viskometer Cup and Bo
4. Viskometer Cone and Plate (Brookefield)

C. PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS


Sifat yang disebut viskositas fluida ini merupakan ukuran ketahanan
sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas suatu gas
bertambah dengan naiknya temperatur, karena makin besarnya aktivitas
molekuler ketika temperatur meningkat. Sedangkan pada zat cair, jarak antar
molekul jauh lebih kecil dibanding pada gas, sehingga kohesi molekuler disitu
kuat sekali. Peningkatan temperatur mengurangi kohesi molekuler dan ini
diwujudkan berupa berkurangnya viskositas fluida (Olson, 1993: 21).
Berdasarkan model Reynolds menunjukkan bahwa peningkatan
temperatur pada minyak pelumas menghasilkan data viskositas cenderung
berjauhan terhadap data referensi karena konstanta b signifikan bernilai lebih
besar sehingga menyebabkan data viskositas yang diperoleh juga lebih besar.
Selain itu, model Reynols yang berbentuk eksponensial juga sangat
mempengaruhi data viskositas pada saat temperatur meningkat. Analisis
tersebut menunjukkan bahwa model Reynolds lebih efektif mengestimasi
viskositas minyak pelumas pada temperatur yang lebih rendah yakni T ≤ 70oC,
karena pada temperatur tersebut konstanta b dan peningkatan temperatur tidak
menghasilkan data viskositas yang cenderung berjauhan terhadap data referensi
(Zai, 2017).

D. KECEPATAN TERMINAL DAN GAYA-GAYA YANG BEKERJA


PADA BENDA YANG DIJATUHKAN DALAM FLUIDA
Jika benda berbentuk bola dijatuhkan dalam fluida maka mula-mula
benda bergerak turun dengan kecepatan yang makin besar akibat adanya
percepatan gravitasi. Pada suatu saat kecepatan benda tidak berubah lagi.
Kecepatan ini dinamakan kecepatan terminal. Gaya yang bekerja pada benda
7

selama bergerak jatuh adalah gaya berat ke bawah, gaya angkat Archimedes ke
atas, dan gaya Stokes yang melawan arah gerak (ke atas juga). Saat tercapat
kecepatan terminal, ketiga gaya tersebut seimbang. Berdasarkan kecepatan
terminal bola maka kita dapat menentukan viskositas fulida.
Perhatikan gambar 2.1 besarnya gaya berat benda

W =mg=ρb V g=ρb ( 43π r ) g .....(1)


3

Besarnya gaya angkat Archimedes

F A= ρf Vg=ρ f ( 43π r ) g.....(2)


3

Besarnya gaya stokes


F s=6 π ηrv .....(3)

Gambar 2.1 Gaya yang bekerja pada bola yang jatuh dalam fluida
Ketika benda mencapai kecepatan terminal, ketiga gaya di atas
memenuhi persamaan
W =F A + F s .....(4)

ρb ( 43π r ) g=ρ ( 43π r ) g+ 6 π ηrv .....(5)


3
f
3

4π 3
r ( ρ b−ρ f )=6 π ηrv .....(6)
3
Atau
8

2 2
η= r g ¿ …...(7)
9v

Massa jenis bola, massa jenis fluida, dan jari-jari bola sudah tertentu.
Maka dengan mengukur kecepatan terminal, koefisien viskositas fluida dapast
dihitung. Jadi kita memiliki dua cara menentukan viskositas fluida. Pertama
dengan mengalirkan pada pipa dan menghitung menggunakan hukum
Poiseuille atau menjatukna bola yang sudah diketahui massa jenis dan
dimensinya kemudian mengukur kecepatan terminal bola. Kecepatan terminal
akan dicapai jika bola sudah cukup jauh dari lokasi awal dilepaskan dalam
fluida (Abdullah, 2016: 798-800).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Radiyono (2017)
dari hasil analisis dan perhitungan diperoleh bahwa besarnya kecepatan
terminal kelereng di dalam zat cair berbanding terbalik dengan viskositas zat
cair tersebut. Semakin besar viskositas zat cair semakin kecil kecepatan
terminal objek.

E. APLIKASI KINEMASTER
KineMaster adalah aplikasi pengeditan video berfitur lengkap dan
profesional untuk perangkat iOS dan Android. Hal ini mendukung banyak
lapisan video, audio, gambar, teks, dan efek dilengkapi dengan macam-macam
alat yang memungkinkan guru membuat video berkualitas tinggi. Materi
pelajaran didesain semenarik mungkin, dapat menampilkan video, serta
gambar-gambar animasi yang berhubungan dengan materi pelajaran agar
peserta didik lebih fokus terhadap apa yang disampaikan oleh pengajar. Selain
itu, video KineMaster dapat langsung dibagikan ke platform media sosial
seperti YouTube, WhatsApp, Facebook, Google+, dan banyak lagi. Ini
memudahkan, terutama bagi para guru, untuk mempublikasikan video mereka
dan menjangkau peserta didik. Proses pembelajaran akan lebih
menggembirakan sehingga berpengaruh pada peningkatan minat belajar peserta
didik (Khaira, 2021).
Kinemaster adalah salah satu program penyuntingan video secara
profesional yang bisa digunakan di smartphone. program kinemaster yang
9

mereka gunakan dalam proyek ini paling menyenangkan karena efek yang
lebih bervariasi (Fajariyah, 2018).
F. KLASIFIKASI FLUIDA
Fluida pada umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :

1. Fluida Newtonian
Fluida newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton)
adalah suatu fluida yang memiliki kurva tegangan/regangan yang linier.
Contoh umum dari fluida yang memiliki karakteristik ini adalah air.
Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir
sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Hal ini disebabkan karena
viskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya
yang bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida newtonian hanya
bergantung pada temperatur dan tekanan. (Muhammad Rian, 2013)

2. Fluida non Newtonian


Fluida non Newtonian adalah fluida yang akan mengalami
perubahan viskositas jika terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Fluida non
newtonian juga disebut dengan fluida yang menyimpang dari hukum
viskositas newton. Fluida yang bersifat seperti ini umunya kompleks
seperti saus, susu, yoghurt dan lain-lain. Terdapat tiga aliran didalam jenis
fluida non newtonian. Yaitu aliran plastis, pseudoplastic dan dilatan. Berikut
grafik yang praktikan dapatkan dari materi kuliah.
10

BAB III

METODE EKSPERIMEN

A. ALAT DAN BAHAN


1. Toples : 1 buah
2. Gelas Takar : 1 buah
3. Kelereng : 1 buah
4. Alat sederhana untuk mengukur dimeter : 1 buah
5. Neraca Digital : 1 buah
6. Air Limbah : Secukupnya
7. Aplikasi Kinemaster Hp : 1 buah
8. Mistar : 2 buah
9. Duoble Tip : 1 gulung
10. Lem Fox : Secukupnya
11. Karton duplex : 1 lembar
12. Plastik Jilid : 1 lembar
13. Tusuk bakso : 1 buah

B. PROSEDUR KERJA
1. Membuat alat sederhana pengukur diameter menggunakan karton duplex,
mistar, plastik jilid, dan tusuk bakso dan membentuk alat dengan
melekatkannya menggunakan double tip dan lem fox
2. Membuat wadah air limbah menggunakan toples yang direkatkan mistar
pada toples tersebut
3. Mengukur diameter kelereng menggunakan alat sederhana
4. Menimbang massa kelereng menggunakan neraca digital
5. Menyiapkan toples berisi air limbah yang telah diberi mistar
6. Mengisi gelas takar dengan air limbah sebanyak 100 ml
7. Menimbang massa gelas takar kosong menggunakan neraca digital
8. Menuangkan air limbah ke dalam gelas takar kosong dan menimbang
kembali massanya
ma
9. Menghitung massa jenis air limbah menggunakan persamaan ρ a =
Va
10. Melepaskan kelereng pada posisi tepat di atas permukaan air limbah
11. Merekam video ketika kelereng jatuh di dalam air limbah dan
menganalisis waktu yang dibutuhkan kelereng untuk menenpuh jarak
tertentu yang dapat dilihat pada mistar toples dengan menggunakan
aplikasi Kinemaster.

C. TEKNIK ANALISIS DATA


11

1. Massa Jenis Kelereng


a. Jari-jari Kelereng
1
r= d
2
Keterangan:
r = Jari-jari kelereng (cm)
d = Diameter kelereng (cm)
Ketidakpastian
∆r= |∂∂dr |∆ d
∆ r =| ∆ d|
1
2
Dimana,
1
∆ d= NST Mikrometer Sekrup
2
b. Volume Kelereng
4 3
Vk= π r
3
Keterangan
V k = Volume kelereng (cm3)
r = Jari-jari kelereng (cm)
Ketidakpastian
4 3
Vk= π r
3

∆ V k=
∂Vk
| |
∂r
∆r

∆ V k= |
3× 4 2
3
π r ∆r |
∆ V k= |123 π r |∆ r
2

2
∆ V k =4 π r ∆ r
c. Menghitung Massa Jenis Kelereng Menggunakan Persamaan
m
ρk = k
Vk
Keterangan
ρk =¿Massa jenis kelereng (gr/cm3)
m k =¿ Massa kelereng (gr)
V k =¿ Volume kelereng (cm3)
Ketidakpastian
mk −1
ρk = =mk . V k
Vk
12

∆ ρ k= | | | |
∂ ρk
∂ mk
∆ mk +
∂ ρk
∂Vk
∆Vk

∆ ρ k =|V k |∆ mk+|mk V k−2|∆ V k


−1

ρk |
mk .V k
−1
+
||
∆ ρ k V k −1 ∆ mk m k V k −2 ∆ V k
=
mk . V k
−1 |
∆ ρ k=
| ∆ mk
mk
−1
|
+ V k ∆ V k ρk

∆ ρ k=
| mk
+
|
∆ mk ∆V k
Vk k
ρ

Dimana
1
∆ mk = × NST neraca ohauss 311 gr
2
∆ ρk
KR= ×100 %
ρk

DK = 100%-KR
PF = | ρk ± ∆ ρk ∨¿gr/cm3

2. Massa Jenis Air Limbah


Massa gelas ukur kosong = …..
Massa gelas ukur kosong + air limbah = …..
Massa air limbah = Massa gelas ukur kosong + air limbah - Massa gelas
ukur kosong
ma −1
ρ a = =ma . V a
Va

∆ ρ a= | | | |
∂ ρa
∂ ma
∆ ma +
∂ ρa
∂Va
∆Va

∆ ρ a=|V a−1| ∆ ma+|ma V a−2|∆ V a

ρa
=
|
m a . V a−1
+
||
∆ ρa V a−1 ∆ m a ma V a−2 ∆V a
ma . V a−1 |
∆ ρ a=
| ∆ ma
ma
−1
|
+ V a ∆ V a ρa

∆ ρ a= | ma
+ |
∆ ma ∆V a
Va a
ρ

Dimana
1
∆ ma = × NST neraca ohauss 311 gr
2
13

∆ ρa
KR= ×100 %
ρa

DK = 100%-KR
PF = | ρa ± ∆ ρa ∨¿gr/cm3

3. Kecepatan Kelereng dalam Air Limbah


h
v=
t
Keterangan
v = Kecepatan bola
h = Ketinggian
t = selang waktu
Perhitungan selang waktu jatuhnya kelereng dilakukan dengan
merekam video saat benda dijatuhkan. Kemudian video tersebut
dimasukkan ke dalam aplikasi Kinemaster kemudian diperlambat 0.25 x
agar dapat terlihat jelas ketika benda mulai dijatuhkan dan ketika sampai ke
dasar. Kemudian mencatat waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). Setelah itu
menentukan selang waktu yang dibutuhkan dari waktu awal hingga waktu
akhir. Kemudian mengkonversi kembali selang waktu ke waktu normal
dengan membagi selang waktu yang diperlambat 0.25 x dibagi 4.
Tabel 3.1 Konversi waktu ketika diperlambat pada aplikasi kinemaster

Diperlambat 0.25 x, t Diperlambat 0.5 x, t


Waktu normal, t (s)
(s) (s)

4.0 2.0 1.0

4. Koefisien Kekentalan

2 2
η= r g¿
9v

Keterangan:

η=¿ Koefisien kekentalan (dyne.s/cm2)


14

v = Kecepatan terminal (cm/s)

r = Jari-jari bola (cm)

g = Percepatan gravitasi (cm/s2)

ρk =¿Massa jenis kelereng (gr/cm3)

ρa =¿ Massa jenis gliserin

D. GAMBAR ALAT
15

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB


Detik.com. 2018.
html.https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3850610/sungai-citarum-masih-
tercemar-limbah-tekstil-dan-kertas
Effendi, R., Salsabila, H. and Malik, A. (2018) ‘Pemahaman Tentang Lingkungan
Berkelanjutan’, Modul, 18(2), p. 75. doi: 10.14710/mdl.18.2.2018.75-82.
Fajar, dan Rian, M. 2013. Laporan Praktikum Satuan Operasi Industri
Viskositas. FTIP UNPAD. Jatinangor.

Fajariyah, L. A. (2018). Pembelajaran Teks Report Dengan Proyek “Cerdig”


Berbasis KineMaster. Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar, 2(1).
Instrumentasi. 2012. Viskometer. Terdapat pada :
http://tugasinstrumen.blogspot.com/2012/10/viskometer.
Khaira, H. (2021). Pemanfaatan Aplikasi Kinemaster Sebagai Media
Pembelajaran Berbasis ICT. In Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia (SemNas PBSI)-3 (pp. 39-44). FBS Unimed Press.

Olson, R. 1993. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik; edisi Kelima. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama
R., Dadi Ir. M.Sc., dkk. 2014. Penuntun Praktikum M.K. Satuan Operasi Industri.
FTIP UNPAD. Jatinangor.
Safitri, D. 2020. SANKSI PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Setiawati, D., & Radiyono, Y. (2017). Analisis Hubungan Kecepatan Terminal
dengan Viskositas Zat Cair Menggunakan Software Tracker. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika, 7(2), 1-6.
16

Undang-Undang Nomor.32 tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan


Lingkungan Hidup.
Wikipedia. Kekentalan. https://id.wikipedia.org/wiki/Kekentalan
Zai, A. A., & Siregar, A. M. STUDI PENGARUH TEMPERATUR
TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS PADA MODEL
REYNOLDS, MODEL SLOTTE DAN MODEL VOGEL. EINSTEIN (e-
Journal), 8(2), 17-23.

Anda mungkin juga menyukai