Anda di halaman 1dari 40

DAMPAK LIMBAH DETERGEN PADA TANAMAN

KANGKUNG AIR DI LINGKUNGAN MATA AIR


CIKANDUNG-CIMALAKA

KARYA TULIS

Diajukan sebagai bagian dari Persyaratan Penyelesaian Akhir Studi


di SMA Negeri 1 Cimalaka Kabupaten Sumedang

oleh,

Alya Fahira
NISN 0030534104

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VIII
SMA NEGERI 1 CIMALAKA

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis berjudul Dampak Limbah Detergen pada Tanaman Kangkung

Air di Lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka telah disetujui dan disahkan

sebagai bagian persyaratan akhir studi pada SMA Negeri 1 Cimalaka Kabupaten

Sumedang.

Disetujui dan disahkan


Pembimbing,

Euis Mulyananingsih, S.Pd


NIP 196206161985122003

Mengetahui/Menyetujui
Kepala SMAN 1 Cimalaka,

Drs. Yosep Raharja, M.M.Pd.


NIP 196211261987031011
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini berjudul Dampak Limbah Detergen pada Tanaman

Kangkung Air di Lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka telah disahkan dan

disidangkan pada hari ................. tanggal ....... bulan ................. Tahun 2020 di

Cimalaka.

Penguji,

NIP
DAMPAK LIMBAH DETERGEN PADA TANAMAN KANGKUNG AIR DI
LINGKUNGAN MATA AIR CIKANDUNG-CIMALAKA

ABSTRAK

Oleh,

Alya fahira
NISN 0030534104

Pembimbing : Euis Mulyananingsih, S.Pd

Detergen merupakan bahan pembersih pakaian yang saat ini sering digunakan
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari -hari. Bahan yang terkandung dalam
detergen dapat menyebabkan pencemaran lingkungan diantaranya surfaktan,
builder, filter, dan adiktif. Kandungan tersebut dapat menghasilkan limbah dari
detergen yang dapat merusak kehidupan makhluk hidup yang ada di selokan,
khususnya tanaman kangkung air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal
limbah detergen yang berada di lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka serta
cara menanggulangi limbah detergen terhadap tanaman kangkung air di
lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif, penulis mencoba menganalisis berbagai
sumber dan bahan penelitian yang kemudian digambarkan dalam bentuk karya
tulis. Tanaman kangkung air yang tercemar oleh limbah detergen, warna
kangkung air yang menjadi kuning serta terdapat juga warna coklat seperti busuk.
Selain itu, batang dan daunnya terdapat lubang-lubang sehingga tanaman
kangkung air tersebut mati. Akibatnya, tanaman kangkung air tersebut berbau tak
sedap dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Sedangkan tanaman
kangkung air yang tidak tercemar limbah detergen tumbuh lebih lebat dan sehat
serta warnanya pun terlihat lebih segar karena tidak tercemar oleh limbah
detergen.
Kata kunci : Detergen, Kangkung Air, Limbah
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur seraya penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala

atas karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah karya tulis yang berjudul Dampak

Limbah Detergen pada Tanaman Kangkung Air Lingkungan di Mata Air

Cikandung- Cimalaka, dapat terselesaikan.

Laporan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

kompetensi menyelesaikan studi di SMA Negeri 1 Cimalaka.

Dalam penyelesaian karya tulis ini banyak dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Yth. Euis Mulyananingsih, S.Pd., selaku pembimbing;

2. Yth. Drs. Yosep Raharja, M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1

Cimalaka;

3. Yth. Erty Ristianty Juendang, S.H., selaku wali kelas XII-1;

4. Orang tua tercinta yang telah banyak membantu dalam penyelesaian karya

tulis ini;

5. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu.

Mudah-mudahan atas segala bantuan dan kebijakan yang telah diberiak

kepada penulis, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu

wata’ala.
vi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dan

kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik dari semua pihak khususnya para pembaca. Harapan penulis semoga

laporan hasil penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, umumnya

bagi para pembaca.

Cimalaka, September 2020

PENULIS
DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK .........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan .................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Dampak ................................................................ 5
B. Pengertian Limbah................................................................... 5
C. Jenis-jenis Limbah................................................................... 6
D. Pengertian Detergen.............................................................. 12
E. Zat Yang Terkandung di Dalam Detergen ............................ 12
F. Macam-macam Detergen ....................................................... 14
G. Sifat-sifat Detergen................................................................. 18
H. Pengertian Kangkung............................................................. 19
I. Jenis-jenis Kangkung.............................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian.................................................................. 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 22
C. Instrumen Penelitian................................................................22
viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Sumber Limbah Detergen Yang Terdapat di Lingkungan
Mata Air Cikandung-Cimalaka ............................................. 23
B. Pengaruh Limbah Detergen terhadap Tanaman Kangkung
Air di Lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka................ 24
C. Cara Menanggulangi Pencemaran Limbah Detergen terhadap
Tanaman Kangkung Air di Lingkungan Mata Air Cikandung-
Cimalaka................................................................................. 27

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan................................................................................. 29
B. Saran ...................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31


DAFTAR GAMBAR

HAL.
Gambar 4.1...................................................................................................... 24
Gambar 4.2...................................................................................................... 24
Gambar 4.3...................................................................................................... 26
Gambar 4.4...................................................................................................... 26

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah industri untuk menghasilkan berbagai macam produk dan

memenuhi kebutuhan manusia saat ini semakin tinggi. Selain menghasilkan

produk yang dapat digunakan oleh manusia, kegiatan produksi ini juga

menghasilkan produk lain yang belum begitu banyak dimanfaatkan yaitu limbah.

Seiring dengan peningkatan industri ini, juga akan terjadi peningkatan jumlah

limbah. Limbah yang dihasilkan dapat memberikan dampak negatif terhadap

sumber daya alam dan lingkungan, seperti gangguan pencemaran alam dan

pengurasan sumber daya alam, yang nantinya dapat menurunkan kualitas

lingkungan antara lain pencemaran tanah, air, dan udara jika limbah tersebut tidak

diolah terlebih dahulu.

Bermacam limbah industri yang dapat mencemari lingkungan antara lain

limbah industri tekstil, limbah agroindustri (limbah kelapa sawit, limbah industri

karet remah dan lateks pekat, limbah industri tapioka, dan limbah pabrik pulp dan

kertas), limbah industri farmasi, dan lain-lain. Selain kegiatan industri,

diperkotaan limbah juga dihasilkan oleh hotel, rumah sakit dan rumah tangga.

Bentuk limbah yang dihasilkan oleh komponen kegiatan yang disebut di atas

adalah limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dan cair yang dibuang ke

lingkungan langsung dapat menimbulkan keseimbangan alam terganggu yaitu


2

terjadi pencemaran tanah yang mampu merubah pH tanah, kandungan mineral

berubah dan ganguan nutrisi dari tanah untuk kehidupan tumbuhan serta sumber

air tanah tercemar.

Pencemaran air dapat mengganggu biota air, perubahan BOD, COD,

serta DO. Disamping itu, dampak psikologis akibat dari pencemaran lingkungan

yang tidak kalah berbahayanya jika dibandingkan dengan dampak secara fisik.

Pemakaian bahan pembersih sintesis yang dikenal dengan detergen makin marak

di masyarakat luas, di dalam detergen terkandung komponen utamanya, yaitu

surfaktan, baik bersifat kationik anionik maupun non-ionik. Produksi detergen di

Indonesia rata-rata pertahun sebesar 380 ribu ton. Sedangkan untuk tingkat

konsumsinya, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Audit Teknologi di

wilayah Jabodetabek pada tahun 2002, per kapita rata – rata sebesar 8,232 kg.

Surfaktan sebagai komponen utama dalam deterjen dan memiliki rantai

kimia yang sulit didegradasi (diuraikan) alam. Pada mulanya surfaktan hanya

digunakan sebagai bahan utama pembuat deterjen. Namun karena terbukti ampuh

membersihkan kotoran, maka banyak digunakan sebagai bahan pencuci lain.

Surfaktan merupakan suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang

dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Sifat aktif

permukaan yang dimiliki surfaktan diantaranya mampu menurunkan tegangan

permukaan, tegangan antarmuka dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal

ini membuat surfaktan banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri

sabun, deterjen, produk kosmetika dan produk perawatan diri, farmasi, pangan,
3

cat dan pelapis, kertas, tekstil, pertambangan dan industri perminyakan, dan lain

sebagainya.

Dengan makin luasnya pemakaian deterjen maka resiko bagi kesehatan

manusia maupun kesehatan lingkungan pun makin rentan. Limbah yang

dihasilkan dari deterjen dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi

lingkungan yang selanjutnya akan mengganggu atau mempengaruhi kehidupan

masyarakat. Sebagai contoh di lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka , sudah

tercemari oleh limbah detergen. Oleh karena itu penulis tertarik dengan

mengambil judul “Dampak Limbah Detergen pada Tanaman Kangkung Air di

Lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka.”

B. Rumusan Masalah

1. Darimana asal limbah detergen yang terdapat di lingkungan Mata Air

Cikandung-Cimalaka?

2. Bagaimana pengaruh limbah detergen terhadap tanaman kangkung air di

lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka?

3. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran limbah detergen terhadap

tanaman kangkung air di lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui asal limbah detergen yang berada di lingkungan Mata

Air Cikandung-Cimalaka.
4

2. Untuk mengetahui pengaruh limbah detergen terhadap tanaman kangkung

air di limgkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka.

3. Untuk mengetahui cara menanggulangi limbah detergen terhadap tanaman

kangkung air di lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman .

b. Untuk meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu yang di

dapat di sekolah.

c. Untuk mengetahui cara menanggulangi limbah detergen yang berada di

lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka.

2. Masyarakat

a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang asal limbah

detergen yang berada di lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka.

b. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh

limbah deterjen terhadap tanaman kangkung air di lingkungan Mata Air

Cikandung-Cimalaka.

c. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara

menanggulangi limbah detergen yang berada di lingkungan Mata Air

Cikandung-Cimalaka.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dampak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dampak adalah benturan,

pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh

adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang dan benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu

keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa

yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2010).

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.

Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai

dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga

bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.

Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak

yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil.

B. Pengertian Limbah

Secara umum, pengertian limbah adalah sesuatu yang sudah tidak asing

lagi terutama bagi penduduk sekitar kawasan industri. Dampaknya cenderung

berbahaya karena dapat merusak lingkungan dan bahkan menimbulkan wabah


6

penyakit. Limbah adalah sisa hasil buangan dari kegiatan imdustri yang sudah

tidak ada memiliki nilai ekonomi.

Pengertian limbah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benda

yang tidak bernilai dan tidak berharga. Serta bisa juga diartikan sebagai sisa

proses produksi. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014

mengartikan bahwa limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.

Limbah berbeda dengan sampah, sampah cenderung dianggap sebagai sisa

hasil buangan yang banyak dijumpai pada kegiatan rumah tangga. Sedangkan

limbah adalah sisa hasil buangan dari kegiatan industri.

Menurut Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 dan Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang sampah dan limbah, keduanya dapat

dibedakan. Dari UU tersebut dijelaskan bahwa sampah adalah sisa kegiatan

sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat.

Sedangkan limbah identik dengan kegiatan manusia secara individu

maupun berkelompok. Seperti pada kegiatan industri yang cenderung dengan

aktivitas manusia berkelompok dengan kegiatan yang kompleks.

C. Jenis-Jenis Limbah

Limbah dibagi menjadi beberapa kelompok ada yang berdasarkan asalnya,

karakteristik nya dan lain-lain. Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan

menjadi 2 yaitu :
7

1. Limbah Organik

Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang bersifat organik seperti dari

kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan

mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa

tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan

herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini

mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap

kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan

mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah

tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa

cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut

ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai

bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya

dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat

mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri,

jamur, virus dan sebagainya.

2. Limbah Anorganik

Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah

anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak

dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis

bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :

a. Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang

berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.


8

b. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan

biji logam dan bahan bakar fosil.

c. Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti

botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan

air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku

mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang.

Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika

dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air

ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang.

Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang

limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar,

seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang

dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri

kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya

dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor

industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan

limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara

kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah


9

domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan

dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih

harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan

polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini.  Teknik-teknik

pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum

terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1.    pengolahan secara fisika

2.    pengolahan secara kimia

3.    pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut

dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud

cair (PP 82 thn 2001).

Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :

a. Sifat Fisika dan Sifat Agrerat. Keasaman sebagai salah satu contoh sifat

limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik.

b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA.

c. Anorganik non Metalik, contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru

Indofenol.

d. Organik Agrerat, contohnya Biological Oxygen Demand (BOD).

e. Mikroorganisme, contohnya E Coli dengan metoda MPN.

f. Sifat Khusus, contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik.
10

g. Air laut, contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA.

2. Limbah padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah

domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat

kegi atan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-

tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,

plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll

Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur

yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan

menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti

plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai

ekonomis.

Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani

dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali

kemudian dibuang dan dibakar.

3. Limbah gas dan partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat

(limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur

dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida

dan timah.
11

Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap

yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara.

Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2,

H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan

alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.

Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu

partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat

dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume-Sedangkan

pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas

tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO 2, NOx, CO, CO2,

hidrokarbon dan lain-lain.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan

berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun

tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau

membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain

adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi

karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang

memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk

limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah

meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,


12

bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat

diketahui termasuk limbah B3.

D. Pengertian Detergen

Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk

membantu pembersih dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.

Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain

mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

E. Zat yang terkandung di dalam Detergen

Detergen terdiri dari :

1. Surfaktan (Surface active agent) merupakan bahan utama detergen Zat aktif

permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan

hydrophobe (suka lemak). Pada detergen ini, jenis muatan yang dibawa

surfaktan adalah anionik. Kadang ditambahkan surfaktan kationik sebagai

bakterisida (pembunuh bakteri). Fungsi surfaktan anionik adalah sebagai zat

pembasah yang akan menyusup ke dalam ikatan antara kotoran dan serat kain.

Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama kelamaan menjadi besar,

kemudian lepas ke dalam air cucian dalam bentuk butiran. Agar butiran ini

tidak pecah kembali dan menempel di kain, perlu ditambahkan jenis surfaktan

lain yang akan membungkus butiran tersebut dan membuatnya tolak menolak

dengan air, sehingga posisinya mengembang. Ini untuk memudahkannya

terbuang bersama air cucian. Pada umumnya kotoran yang dapat dihilangkan
13

surfaktan adalah yang berasal dari debu atau tanah. Bila kotoran lebih berat

seperti noda makanan dan noda darah, perlu ditambahkan enzim tertentu

pengurai protein atau lemak. Namun, jika nodanya sudah lama, akan sukar

sekali dihilangkan karena antara noda dan serat kain dapat terjadi reaksi

polimersasi yang menyatukan noda dengan kain.

Terjadi empat kategori surfaktan yaitu :

a. Anionik :

 Alkyl Benzene Sulfonate (C18H29NaO3S)

 Linier Alkyl Benzene Sulfonate (C12H25C6H4-SO3Na)

 Alpha Olein Sulfonate (AOS)

b. Kationik : Garam Ammonium (NH4+)

c. Non Ionik : Nonyl phenol polyethoxyle (C15H24O)

d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines (C2H8N2)

2. Builder (Pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan

dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. :

a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (Na5P3O10)

b. Acetates :

 Nitril Tri Acetate (NTA)

 Ethylene Diamine Tetra Acetate (C10H16N2O8)

c. Silicates : Zeolith

d. Citrate acid
14

3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai

kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh :

Sodium sulfate

4. Addtives adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat produk lebih

menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan

langsung dengan daya cuci detergen. Addtives ditambahkan lebih untuk

maksud komersilisasi produk. Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride,

Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

F. Macam-Macam Detergen

Penggolongan detergen dilihat bentuk fisiknya. Berdasarkan bentuk

fisiknya,detergen dibedakan atas :

1. Deterjen Cair

Secara umum deterjen cair hampir sama dengan deterjen bubuk. Yang

membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya deterjen cair ini

belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan

mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.

2. Deterjen krim
15

Bentuk deterjen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan

formula bahan baku keduanya berbeda.

3. Deterjen bubuk

Jenis deterjen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu

mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, deterjen bubuk dapat

dibedakan menjadi dua yaitu deterjen bubuk berongga dan deterjen bubuk

padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh

perbedaan proses pembuatannya.

a. Deterjen bubuk berongga.

Deterjen bubuk berongga mempunyai ciri butirannya berongga seperti

bola sepak yang didalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini

dihasilkan oleh proses spray drying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan

proses pengeringan). Kelebihan deterjen bubuk berongga dengan deterjen

bubuk padat adalah deterjen bubuk berongga tampak volumenya lebih

besar.

b. Deterjen bubuk padat.

Bentuk butiran deterjen bubuk padat bentuknya seperti bola tolak peluru,

yaitu semua bagian butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga.

Butiran deterjen yang padat ini merupakan hasil olahan dari proses
16

pencampuran kering (dry mixing). Kekurangan deterjen bubuk padat ini

tampak volumenya tidak besar sehingga kelihatan sedikit

Bahan Baku untuk Pembuatan Detergen :

1. Bahan Aktif

Bahan aktif ini merupakan bahan inti dari detergen sehingga bahan ini

harus ada dalam pembuatan deterjen. Secara kimia bahan kimia ini dapat

berupa sodium lauryl sulfonate. Sodium lauryl sulfonate dengan beberapa

nama dagang dengan nama texapone, Emal, luthensol, dan neopelex.

Secara fungsional bahan mempunyai andil dalam meningkatkan daya

bersih. Ciri dari bahan aktif ini mempunyai busa banyak dan bentuknya

jel (pasta).

2. Bahan pengisi

Bahan ini berfungsi sebagai bahan pengisi dari keseluruhan bahan

baku. Pemberian bahan pengisi ini dimaksudkan untuk memperbesar atau

memperbanyak volume. Keberadaan bahan ini dalam deterjen semata-

mata dilihat dari aspek ekonomis. Bahan pengisi deterjen disini

menggunakan sodium sulfat (Na2SO4). Bahan lain sebagai pengisi deterjen

dapat menggunakan tetra sodium pyroposphate (Na4P2O7) dan sodium

sitrat (Na3C6H5O7). Bahan ini berbentuk serbuk, berwarna putih dan

mudah larut dalam air.


17

3. Bahan penunjang

Salah satu contoh bahan penunjang detergen adalah soda abu (Na 2

CO3) yang berbentuk serbuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi

sebagai meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam

detergen tidak boleh terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan efek

panas pada tangan saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lainnya

adalah STPP (sodium tripoly posphate) yang juga penyubur tanaman. Ini

dapat dibuktikan air bekas cucian disiramkan ke tanaman akan menjadi

subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yng merupakan salah

satu unsur dalam jenis pupuk tertentu.

4. Bahan Tambahan (aditif)

Bahan tambahan ini sebenarnya tidak harus ada didalam pembuatan

deterjen. Namun demikian, produsen mencari hal-hal baru untuk

mengangkat nilai dari deterjen itu sendiri. Salah satu contoh bahan

tambahan ini adalah CMC (Carboxyl methyl cellulose). Bahan ini

berbentuk serbuk putih yang berfungsi mencegah kotoran kembali ke

pakaian.

5. Bahan Wangi

Keberadaan bahan wangi ini sangat penting keberadaannya, sebab

suatu deterjen dengan kualitas baik bila menberi parfum salah akan
18

berakibat fatal dalam penjualan. Parfum untuk deterjen bentuknya cair

kekuning-kuningan.

Komposisi Pembuatan Detergen :

1. Texapon

2. Na2SO4 secukupnya

3. NaHCO3 25%

4. NaCO3 7%

5. STPP / CMC secukupnya

6. Parfum secukupnya

Peralatan yang dibutuhkan : Wadah, pengaduk kayu, dan saringan deterjen

G. Sifat-Sifat Detergen

Sifat kimia detergen yang terpenting adalah sebagai zat pengemulsi

(emulgator). Emulsi adalah dispersi atau suspense suatu cairan dalam cairan yang

lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling bercampur tetapi

saling antagonis. Air dan minyak merupakan dua cairan yang tidak saling

bercampur, tetapi saling ingin berpisah, karena air mempunyai polaritas yang

tinggi (merupakan senyawa polar) sedangkan minyak mempunyai polaritas yang

sangat rendah (senyawa non polar). Setiap emulsi biasanya terdiri dari tiga bagian

utama yaitu bagian terdispersi, pendispersi, dan emulsifier. Bagian terdispersi

terdiri dari butir-butir molekul organik (biasanya senyawa non polar seperti

molekul lemak), bagian pendispersi (continue phase) terdiri dari molekul-molekul


19

polar yaitu air, sedangkan bagian emulsifier berfungsi untuk menjaga kestabilan

emulsi. Emulsi merupakan salah satu sifat dari sabun maupun detergen. Zat-zat

yang tidak larut oleh sabun maupun detergen didispersikan sedemikian rupa

sehingga seolah-olah kelihatannya larut. Sabun dan detergen merupakan zat

pengemulsi yang baik. Daya kerja zat pengemulsi terutama disebabkan oleh

bentuk molekulnya yang terikat baik pada minyak maupun air. Bila zat

pengemulsi tersebut lebih terikat atau larut dalam air, maka molekul-molekul

minyak lebih mudah masuk ke dalam molekul-molekul air, sehingga terjadi

dispersi minyak dalam air (O/W). Sebaliknya bila zat pengemulsi lebih larut

dalam minyak akan terjadi emulsi air dalam minyak (W/O).

Senyawa detergen umumnya mudah larut dalam air, dan dalam air sudah

tidak membentuk endapan dengan logam mangnesium dan kalsium serta

mempunyai gugus RSO3 yang sangat stabil, sehingga sukar diuraikan oleh bakteri.

H. Pengetian Kangkung

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) adalah tumbuhan yang termasuk

jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di

pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di Kawasan Asia dan merupakan

tumbuhan yang dapat dijumpai hampir dimana-mana terutama di Kawasan berair.

I. Jenis-jenis Kangkung
20

1. Kangkung darat, yang mempunyai daun-daun panjang dengan ujung runcing,

berwarna hijau keputih-putihan dan bunganya berwarna putih. Jenis-jenis

kangkung darat contohnya : Sutera, Bangkok dan lain-lain.

2. Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk), yang mempunyai daun Panjang

dengan ujung yang agak tumpul berwarna hijau kelam dan bunganya berwarna

kekuning-kuningan/ungu. Kangkung darat biasanya ditanam ditempat-tempat

yang agak kering, sedangkan kangkung air, biasa ditanam dipinggir-pinggir

kolam, rawa dan lain-lain.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif, yang penulis mencoba menganalisis berbagai sumber dan bahan

penelitian yang kemudian digambarkan dalam bentuk karya tulis. Adapun teknik-

teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Teknik Observasi

Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada subjek penelitian.

2. Studi Pustaka

Pada metode ini, adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan

dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut

dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia,

internet, dan sumber-sumber lain. Dengan melakukan studi kepustakaan,

peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang

relevan dengan penelitiannya.


22

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan informasi, penulis melakukan penelitian langsung

pada objek penelitian yang dimaksud. Penelitian ini dilaksanakan pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 18 Februari 2020 - 10 Maret 2020

Tempat : Mata Air Cikandung Dsn. Cikandung RT 04/ RW 02 Desa

Cikandung Kec. Cimalaka Kab. Sumedang

C. Instrumen Penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ini,penulis menggunakan beberapa

instrumen dan alat untuk mengumpulkan data yang akan diuji. Adapun instrumen

dan alat pengumpulan data yang penulis pergunakan antara lain :

1. Alat tulis

2. Buku tulis

3. Handphone

4. Media informasi /internet

5. Buku pedoman penyusunan karya tulis ilmiah


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sumber Limbah Detergen Yang Terdapat di Lingkungan Mata Air

Cikandung-Cimalaka

Mata air Cikandung terletak di bagian barat daya kawasan kaki Gunung

Tampomas. Tepatnya terletak di kawasan Dusun Cikandung Desa Nyalindung

Kecamatan Cimalaka. Mata air ini keluar dari bawah bukit kecil yang ditumbuhi

pepohonan yang menghijau dan berada pada ketinggian sekitar 587 meter diatas

permukaan laut. Air dari mata air Cikandung ini mengalir ke arah selatan menuju

lahan pertanian berupa lahan pesawahan di Desa Nyalindung dan Desa

Trunamanggala.

Air di mata air Cikandung-Cimalaka ini biasa di manfaatkan oleh warga

sekitar untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian, mencuci

peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Karena terlalu sering digunakan,

mengakibatkan air yang mengalir mengandung limbah detergen yang sangat

banyak, sehingga mencemari tanaman kangkung yang di tanam oleh warga.


24

Gambar 4.1 Gambar 4.2

B. Pengaruh Limbah Detergen terhadap Tanaman Kangkung Air di

Lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka

Salah satu kemampuan builder yang penting dan banyak digunakan adalah

untuk menyingkirkan ion penyebab kesadahan dari cairan pencuci dan mencegah

ion tersebut  berinteraksi dengan surfaktan. Kandungan-kandungan dari surfaktan

dan builder dapat menghasilkan limbah dari deterjen tersebut yang sebagian besar

adalah Natrium Phosfat (Na3PO4) yang dapat merusak kehidupan makhluk hidup

yang ada di selokan tersebut seperti ikan, fitoplankton dan makhluk hidup lainnya.

Kandungan Natrium Phosfat (Na3PO4) yang tinggi pada deterjen yang

terbuang ke selokan menyebabkan peningkatannya kandungan fosfat yang

terkandung di dalam selokan dan menyebabkan meningkatnya beberapa spesies

ganggang sehingga oksigen yang ada di dalam air akan berkurang dan

menyebabkan kematian bagi ikan-ikan yang ada di dalam selokan tersebut.


25

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, limbah

detergen berpengaruh negatif terhadap tumbuhan kangkung air (Ipomea

aquatica). Tidak hanya menghambat pertumbuhan, bahkan sampai menyebabkan

kematian tumbuhan kangkung air. Hal tersebut dapat disebabkan karena berbagai

kemungkinan.

Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan hal tersebut,yaitu :

1. Kondisi cairan ekstraseluler yang lebih hipertonik dibandingkan cairan sitosol

menyebabkan sel tumbuhan mengalami plasmolisis. Plasmolisis

menyebabkan sel tidak fungsional dan pada akhirnya mati. Air detergen

cenderung hipertonik dibandingkan air murni. Maka, tumbuhan mati karena

sel-selnya mengalami plasmolisis.

2. Air dapat mengalir masuk dari tanah ke dalam xilem jika tekanan hidrostatis

larutan di tanah lebih kecil dari tekanan hidrostatis di xilem. Kandungan

detergen pada tanah menyebabkan tekanan hidrostatis di tanah lebih besar

daripada tekanan di xilem, sehingga air tidak dapat mengalir masuk ke dalam

xilem. Maka, tumbuhan mati karena dehidrasi.

3. pH tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi

pertumbuhan perkembangan tumbuhan. Mineral tertentu hanya dapat larut

pada pH tertentu. Detergen cenderung bersifat basa. Penyiraman air detergen

menyebabkan pH tanah meningkat menjadi lebih basa, sehingga tumbu han

tidak dapat memperoleh nutrisi tertentu.

4. Pada detergen tidak hanya mengandung fosfat (PO43-), namun juga

mengandung zat-zat kimiawi berbahaya yang dapat mengganggu


26

metabolisme tumbuhan. Maka, tumbuhan mati karena rusaknya fungsi-fungsi

sel dan jaringan tumbuhan.

Gambar 4.3 Gambar 4.4

Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tanaman kangkung air yang tercemar oleh

limbah detergen dan yang tidak tercemar oleh limbah detergen. Pada gambar 4.3

dengan warna kangkung air yang menjadi kuning serta terdapat juga warna coklat

seperti busuk. Selain itu, batang dan daunnya terdapat lubang-lubang sehingga

tanaman kangkung air tersebut mati. Akibatnya, tanaman kangkung air tersebut

berbau tak sedap dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Sedangkan

pada gambar 4.4 kangkung air tumbuh lebih lebat dan sehat serta warnanya pun

terlihat lebih segar karena tidak tercemar oleh limbah detergen.


27

C. Cara Menanggulangi Pencemaran Limbah Detergen terhadap Tanaman

Kangkung Air di Mata Air Cikandung-Cimalaka

Persoalan ini sudah merupakan persoalan yang global dan melibatkan banyak

pihak dan juga perlu  pengawasan yang benar - benar dilakukan secara terus

menerus serta dilakukan pendekatan melalui pendekatan lintas disiplin ilmu dan

sektoral. Pencegahan ini dapat dilakukan melalui kebijakan yang kuat untuk

mengontrol pertumbuhan  penduduk karena dengan peningkatan pendudukan

tersebut berarti akan menambah pula kontribusi penambahan senyawa fosfat ke

lingkungan air. Pemerintah juga harus membatasi  produsen deterjen agar tidak

menggunakan fosfat dalam pembuatan deterjen tersebut, begitu  pula dengan

produk makanan dan minuman diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif

fosfat.

Di samping itu,ada beberapa cara penanggulangan yang tepat untuk

membuang limbah detergen agar tidak terjadi pencemaran limbah rumah tanggaa

seperti :

1. Pastikan Anda tidak mencuci pakaian di lingkungan mata air, karena seperti

yang sudah dijelaskan bahwa limbah detergen yang berasal dari hasil mencuci

pakaian akan mengalir ke tanaman kangkung air.

2. Pastikan Anda tidak membuang limbah detergen ke lingkungan mata air.

3. Pastikan Anda tidak membuang sampah plastik bekas detergen ke lingkungan

mata air.
28

4. Jika di sekitar Anda terdapat tempat khusus untuk membuang limbah hasil

cucian, Anda dapat melakukannya


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat ditarik

simpulan sebagai berikut.

1. Kondisi Lingkungan Mata Air Cikandung-Cimalaka sudah banyak sisa limbah

detergen yang berasal dari air bekas para warga Lingkungan Mata Air

Cikandung-Cimalaka, seperti bekas dari cuci pakaian, dan cuci peralatan

rumah tangga. Sehingga menyebabkan udara disekitarnya berbau tak sedap.

Biota air pun mati, dan zat-zat polutan yang terkandung dalam detergen bisa

menjadi sumber penyakit seperti kolera hingga disentri.

2. Pengaruh limbah detergen terhadap tanaman kangkung air memberikan

dampak negatif pada pertumbuhan kangkung air. Karena tingginya kandungan

Natrium Phosfat (Na3PO4) pada detergen yang terbuang ke selokan,

menyebabkan peningkatan kandungan fosfat dan meningkatnya beberapa

spesies ganggang sehingga oksigen yang ada di dalam air akan berkurang.

3. Penanggulangan pencemaran limbah detergen terhadap tanaman kangkung air

dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan detergen yang berlebihan

serta membersihkan ganggang secara rutin agar oksigen lancar.


30

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis menyarankan beberapa hak sebagai berikut.

1. Kurangi pemakaian detergen secara berlebihan karena nyatanya, pakaian

tidak lebih bersih dengan tambahan detergen. Dan pakaian yang tidak terlalu

kotor bahkan bisa bersih hanya dengan dikucek pakai tangan atau mesin,

tanpa pakai detergen.

2. Kurangi pemakaian pelembut pakaian secara berlebihan dan gunakan

pemutih alami seperti merendam pakaian dalam dengan menggunakan cuka

putih, lalu dioles baking soda. Dan hanya dengan menjemurnya terbalik di

bawah sinar matahari.

3. Pemerintah setempat diharapkan berperan untuk memberikan penyuluhan,

tentang pentingnya membersihkan selokan yang dipenuhi limbah detergen

dan ganggang supaya sirkulasi oksigen lancar tidak menghambat

pertumbuhan tanaman kangkung air yang ada di lingkungan sekitar Mata Air

Cikandung-Cimalaka.
31

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet

Blogger, (2018) PENGERTIAN LIMBAH : Jenis Jenis, Dampak dan Contoh


Limbah. (online). https://salamadian.com/pengertian-limbah/
(diakses pada Januari 2020)

Blogger, (2017) Kangkung. (online).https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung


(diakses pada Januari 2020)

Blogger, (2017) Detergen. (online).https://id.m.wikipedia.org/wiki/Detergen


(diakses pada Januari 2020)

Blogger, (2017) Jenis-Jenis Kangkung dan Manfaatnya untuk Tubuh. (online).


https://ontheboneprinceton.com/2019/06/02/jenis-kangkung/
(diakses pada Januari 2020)

Blogger, (2017) Limbah. (online).https://id.m.wikipedia.org/wiki/Limbah


(diakses pada Januari 2020)

Blogger, (2016) Solusi penanganan limbah.(online).https://rosiagr.blogspot.com/


2017/04/solusi-penanganan-limbah-yang.html?m=1
(diakses pada Januari 2020)

Blogger, (2015) journal.uin-alauddin. (online). http://journal.uin-alauddin.ac.id/


index.php/higiene/article/download/10439/pdf(diakses pada Januari 2020)

Anda mungkin juga menyukai