Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Laporan Akhir
Praktikum Mata Kuliah Pengelolaan Lingkungan Budidaya Semester Genap
Disusun oleh :
Kelas :
Perikanan B/Kelompok 7
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
hidah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan tugas laporan praktikum
Pengelolaan Lingkungan Budidaya. Tidak lupa shalawat serta salam kita limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya, keluarganya dan kita
semua sebagai umatnya.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum
Pengelolaan Lingkungan Budidaya. Saat penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak.yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan laporan.
Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam proses praktikum maupun
penyusunan laporan ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menilai laporan ini, guna membangun dalam membuat laporan bilamana penulis
buat selanjutnya.
Penulis harap laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi kami selaku pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................... v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................. 1
1.3 Identifiasi Masalah .............................................................. 2
1.4 Kegunaan ............................................................................ 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Air Budidaya ........................................................ 3
2.2 Pengelolaan Limbah Perairan Budidaya ............................. 3
2.3 Budidaya Terintegrasi ......................................................... 3
2.4 Budidaya Ramah Lingkungan ............................................ 4
2.5 Kawasan Budidaya Perikanan ............................................ 4
2.6 Minapadi Sistem ................................................................. 5
2.7 Akuaponik Sistem ............................................................... 5
2.8 Resirkulasi Water Sistem .................................................... 5
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu .............................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 6
3.2.1 Alat-alat Praktikum ............................................................. 6
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum ...................................................... 6
3.3 Tahapan Praktikum .............................................................. 6
3.3.1 Persiapan Praktikum ........................................................... 6
3.3.2 Pelaksanaan Praktikum ........................................................ 7
3.4 Metode Praktikum ............................................................... 7
3.5 Parameter yang Diamati ...................................................... 7
3.5.1 Kualitas Air ......................................................................... 7
3.5.2 Sistem Pemeliharaan dan Buangan Hasil Budidaya ........... 8
3.6 Analisis Data ........................................................................ 8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manajemen Hatchery dan Instalasi Pengolahan Air Limbah 9
4.2 Pengeloaan Kawasan Budidaya .......................................... 11
4.3 Budidaya Ramah Lingkungan Terintegrasi
dengan Sistwm Minapadi .................................................... 14
4.4 Akuaponik dan Resirkulasi Water Sistem .......................... 15
4.5 Resirkulasi Water Sistem .................................................... 17
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 20
5.2 Saran ................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 21
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktkum ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara memanajemen budidaya di hatchery dan Instalasi
Pengolahan Air Limbah.
2. Untuk mengetahui pengelolaan kawasan budidaya dan Minapadi di
Ciparanje FPIK Unpad.
3. Untuk mengethaui pengelolaan budidaya ramah lingkungan dengan sistem
akuaponik dan resirkulasi water sistem.
1.4 Kegunaan
Kegunaan dari kegiatan praktiku ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui cara manajemen budidaya hatchery dan Istalasi
Pengolahan Air Limbah.
2. Dapat mengetahui pengelolaan kawasan budidaya ramah lingkungan
dengan sistem akuaponik dan resirkulasi water sistem.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
6
7
Sistem Resirkulasi dan Dengan menggunakan filter fisik, biologi dan kimia
Pergantian Air
Jenis Limbah Yang di Hasilkan Sisa penetasan, pakan yang tidak termakan dan buangan
metabolisme.
9
10
Wadah pentesan memiliki kapasitas air sebanyak 750 liter dengan padat
tebar 75.000 liter. Ukuran wadahnya yaitu dengan tinggi 1 meter dan diameter 1,5
meter. Sistem pengairanya menggunakan sistem resirkulasi. Air dari IPAL masuk
melalui pipa-pipa bagian atas kolam. Kemudian, limbah dari wadah penetasan akan
disalurkan melalui pipa-pipa bagian bawah yang kemudian dialirkan ke saluran
IPAL dengan adanya screen di wadahnya agar telur tidak hanyut.
Wadah pembesaran memiliki ukuran dengan tinggi 1,5 meter dan diameter
2 meter. Kapasitas airnya 2000 liter dengan padat tebar 20-40 ekor. Sistem
pengairannya sama seperti wadah penetasan. Pada wadah pendederan air limbah
yang dihasilkan dialiri dengan pipa saluran dibawah menuju saluran IPAL.
Kemudian saluran IPAL terjadi pengelolaan sehingga airnya bias digunakan
kembali. Air dari IPAL ditampung di torn kemudian digunkaan kembali ke hatchery
melalui pipa-pipa yang berada diatas kolam.
Wadah pemberokan memiliki ukuran tinggi 2-3 meter dan diameter 2 meter.
Kapasitas dari wadah ini yaitu 4.200 liter air dengan kepadatan 45-60 ekor. Sistem
pengairannya sama seperti wadah yang lainnya hanya terdapat perbedaan pada
pengelolaan limbah anorganiknya. Limbah anorganik yang dhasilkan pada wadah
pemberokan disalurkan ke pembuangan khusus (seperti septitank).
4.1.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah
Berikut adalah data hasil observasi mengenai Instalasi Pengolahan Air
Limbah di Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
(Tabel 4).
Table 4. Kualitas Air Budidaya di Hatchery Gedung 4
Limbah Standar kualitas air
No Parameter Hasil Setelah diolah di IPAL pemeliharaan patin di
Budidaya hatchery
1 Salinitas - - -
2 Do 1 mg/l 8 mg/l >4 mg/l
3 pH 4,8 8 5,5 – 8,-5
4 kH - - -
5 gH - - -
6 Fe - - -
7 NO2 5 mg/l 0 mg/l < 1 mg/l
8 NO3 50 mg/l 50 mg/l -
9 NH3 0,03 mg/l 0 mg/l < 0,02 mg/l
10 NH4 5 mg/l 0 mg/l -
11
Adapun data pengukuran kualitas air pada beberapa titik di Kawasan budidaya
Ciparanje FPIK Unpad.
Tabel 6. Pengukran Kualitas Air
No Parameter Inlet Kawasan Bak kontrol 1 Kolam pendederan Otlet Kawasan
1 Salinitas 0 0 0 0
2 Do 5 mg/l 11 mg/l 8 mg/l 6 mg/l
3 pH 8,5 4,5 7,5 7,5
4 kH 4 4 5 5
5 gH 5 4 5 5
6 Fe 1 mg/l 1 mg/l 0,5 mg/l 0,25 mg/l
7 NO2 0 mg/l 0 mg/l 0 mg/l 0 mg/l
8 NO3 10 mg/l 0 mg/l 0 mg/l 0 mg/l
9 NH2 0,5 mg/l 5 mg/l 10 mg/l 0 mg/l
10 NH3 0,08 mg/l 2 mg/l 0,17 mg/l 0 mg/l
11 PO4 2 mg/l 1 mg/l 1 mg/l 1 mg/l
12 Cu 0 mg/l 0,1 mg/l 0 mg/l 0 mg/l
120 mg/l 90 mg/l 105 mg/l
13 92 mg/l CaCO3
Alkalinitas CaCO3 CaCO3 CaCO3
Lokasi budidaya Ciparanje ialah 835 mdpl. Sumber air pada kawasan
budidaya Ciparanje berasa dari air mata gunung manglayang, reservoir dan artesis.
Debit airnya sitar 7-8 liter/ detik. Saaat kemarau debit airnya 4-6 liter/ detik. Saat
hujan deras banyak masuk polutan seperti lumpur dan batu-batuan, sehingga pintu
air dari inlet ditutup dan saluran masuk selokan dibuka. Material-material terebut
berasal dari perkebunan dan proyek di daerah Manglayang.
Air dari air mata gunung manglayang sebelum dialirkan ke kolam-kolam
budidaya, ditampung terlebih dahulu di bak kontrol. Sedangkan air dari reservoir
langsung dialirkan ke hatchery.
Menurut baku mutu air di BBPBAT, kualitas air yang baik untuk budidaya
ikan air tawar yaitu sengan suhu sekitar 22-27oC, CO2 kurang dari 10 mg/l; salinitas
0-3 ppm; pH 6,5 – 8,5; NO2 dan NO3 kurang dari 0,5 ppm dan 0,1 ppm; NH3 1-1,5
ppm; dan NH4 tidak lebih dari 3 ppm.
Berdasarkan data baku mutu, kualitas air atau kondisi lingkungan budidaya
di Ciparanje sebagian besar sudah memenuhi standar. Akan tetapi, kualitas air pada
bak kontol terdapat beberapa parameter air yang belum sesuai dengan standar.
Masukan buat kawasan budidaya Ciparanje, alangkah baiknya jika air dari
sumber air sebelum disalurkan ke setiap kolam dilakukan penyringan atau
14
Berikut data integrasi ikan, filter dan tanaman pada sistem akuaponik di Ciparanje
FPIK Unpad.
Tabel 10. Data Integrasi Ikan, Filter, dan Tanaman
Ikan yang digunakan Ikan nila
Jumlah air media 70 liter
pemeliharaan
Jumlah ikan 32 ekor
Biomasa ikan 1 kg
Jenis dan kandungan pakan CPP 781
yang di berikan Protein 30-33%; Lemak 2-3%; Serat kasar 4-
6%; kadar air dan abu 11-13%.
Jumlah Pakan Yang di 3% dari biomassa
berikan dalam 1 hari
Jenis buangan yang Eksresi dan pakan yang tidak termakan
dihasilkan
Sistem Aquaponik Yang NFT (Nutrient Film Technique)
digunakan
Jenis Filter yang digunakan Fisik = japmat
Biologi = caldnesse helix
Jumlah Filter yang 8 liter
digunakan
Jenis sayuran yang di tanam Pakcoy
Umur sayuran ketika uji 12 hari
Jenis dan jumlah bakteri • Nirobac : 1 ha/kg atau 75 liter = 0,07 gram.
yang di gunakan • Biotope : 5-10 ml/m3.
• Nirobacter serbuk : 5 gram / 0,06 m3
Tanaman ditempatkan pada lubang di atas pipa dengan bantuan pot-net yang diisi
dengan media tanam seperti pecahan zeolit, genteng, atau kerikil. Model NFT
biasanya digunakan dalam pengembangan akuaponik secara komersial.
Kualitas air yang telah mengalami sistem resir dalam akuaponik, memiliki
kualitas yang memenuhi standar dibanding air buangan limbah budidaya. Hal ini
terjadi karena, air budidaya akuaponik telah mengalami berbagai filter seperti yang
digunakan di Ciparanje yaitu filter fisik (japmat) dan biologi (caldnesse helix).
Selain itu air limbah dari kegiatan budidaya tersebut dapat terurai oleh bakteri
nitrifikasi yang dapat mengubah ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Sehingga
kualitas air dari budidaya dengan sistem akuaponik dan non akuaponik berbeda.
Kelebihan dari sistem akuaponik beberapa diantaranya adalah tidak
memerlukan pupuk serta pestisida; sangat efisien dalam penggunaan air; dapat
dilakukan pada lahan non pertanian; produktivitas tinggi; menghasilkan dua prosuk
sekaligus yakni tanaman dan ikan; produk yang dihasilkan terkategori organic dan
bebas cemaran kimia dan biologi; efisien tenaga kerja serta dapat dilakukan oleh
setiap orang pada berbagai lapisan umur (Somerville et al., 2004). Penerapan
akuaponik juga akan terhindar dari masalah-masalah klasik seperti pemadatan
tanah, salinisasi, polusi, penyakit dan kelelahan tanah akibat pemanfaatan yang
intensif (Pantanella et al., 2012).
Adapun analisis sisa eksresi dan metabolism pada resirkulasi water sistem
di Ciparanje FPIK Unpad.
Tabel 12. Sisa Ekresi dan Metabolisme pada Resirkulasi Water Sistem
Ikan yang digunakan Ikan nila
Jumlah air media 35 liter
pemeliharaan
Jumlah ikan 17 ekor
Biomasa ikan 0,5 kg = 500 gram
jenis dan kandungan pakan CPP 781
yang di berikan Protein 30-33%; Lemak 2-3%; Serat kasar 4-
6%; kadar air dan abu 11-13%.
Jumlah Pakan Yang di 3% dari biomassa
berikan dalam 1 hari
Jenis buangan yang Hasil metabolisme dan pakan yang tersisa
dihasilkan
5.1 Kesimpulan
Hatchery Gedung 4 FPIK Unpad memiliki tiga wadah budidaya yaitu wadah
penetasan, pembesaran dan pemberokan. Sistem IPAL yang digunakannya
menggunakan filter biologi, fisik dan kimia dengan sistem resirkulasi.
Di Laboratorium Basah Ciparanje FPIK Unpad telah melakukan
pengelolaan kawasan budidaya minapadi dan budidaya ramah lingkungan seperti
akuaponik dan resirkulasi water sistem. Sumber air yang digunakan untuk kegiatan
budidaya berasal dari air mata gunung manglayang, reservoir dan artesis.
Berdasarkan standar baku mutu serta SNI 01-6483.3 – 2000, secara
keseluruhan kegiatan budidaya di Kawasan Perikanan Darat Ciparanje FPIK Unpad
telah memenuhi standar dan layak untuk dijadikan tempat budidaya.
5.2 Saran
Alangkah baiknya pengelolaan sumber air untuk budidaya lebih
diperhatikan agar lebih sesuai dengan standar yang digunakannya. Sarana dan
prasana pun perlu ditingkatkan guna memperlancar kegiatan budidaya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar. 2016. Baku Mutu Air untuk
Budidaya Ikan. http://www.bbpbat.net/index.php/artikel/60-baku-mutu-
kualitas-air-budidaya
Beveridge, M. 1987. Cage Aquaculture. Fishing News Books Ltd. England, 352 pp.
Boyd C. E & F. Linchtkoppler. 1982. Water Quality Development Series No 22.
International Center for Aquaculture. Aquaculture Experiment Station,
Auburn, Alabama.
Effendi, 2003. Metode Biologi Perikanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Erlania. 2010. Pengendalian Limbah Budidaya Perikanan Melalui Pemanfaatan
Tumbuhan dengan Sistem Constructed Wetland. Media Akuakultur, 5(2) :
129-137
Graber, A., and R. Junge. 2009. Aquaponic System nutrient Recycling form Fish
Wastewater by Vegetable Production. Desalination 246:147-156.
Iskandar. 2016. Pedoman Integrasi Budidaya Ikan Air Tawar dengan Lemna.
Konsorsium Hivos.
Khiatuddin, M. 2003. Melestarikan Sumber Daya Air Dengan Teknologi Rawa
Buatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 253 hlm.
Lund, J. 2004. Aquaculture Effluents as Fertiliizer in Hydroponic Cultivation : A
Case Study Comparing Nutritional and Microbiological Properties. Swedish
University of agricultural Science.
Millamena, O.M. 2002. Introduction to Nutrition in Tropical Aquaculture.
Nutrition in Tropical Aquaculture: Essentials of Fish Nutrition, Feeds, and
Feeding of Tropical Aquatic Species. SEAFDEC. Iloilo, Philippines, p. 1–5.
Nurhayati, Atikah. 2013. Analisis Integrasi Padi Ikan dalam Perspektif Agro
Ekonomi. AGRITECH 15(1) : 53-59.
Pantanella, E, M. Cardarelli, P.P. Danieli, A. MacNiven and G. Colla. 2011.
Integrated Aquaculture - Floating Agriculture: Is It a Valid Strategy to Raise
Livelihood?. Proc. XXVIIIth IHC–IS on Horticulture for Development. Acta
Hort. 921
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. UU No 26 Tahun 2008, Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional.
21
Rakocy, J.E., M.P. Masser, and T.M. Losordo. 2006. Recirculating Aquaculture
TankProduction systems: Aquaponics— Integrating Fish and Plant . SRAC
Publication No. 464.
Sastro, Yudi. 2015. Budidaya Tanaman Terintegrasi dengan Ikan, Permasalahan
Keharaan dan Strategi Mengatasinya.Buletin Pertanian Perkotaan, 5(1) : 33-
42.
Setyono, Dwi. E.D. 2012. Akuakultur dengan Sistem Resir. Oseana 37(3) : 45-50.
Smith, B.R. 2007. Constructed wetland for wastewater treatment : A planning &
design analysis for San Francisco. Department of City & Regional Planning.
Department of Landscape Architecture and Environmental Planning. UC
Berkeley. Presented on September 10th, 2007.
Somerville, C., M. Cohen, E. Pantanella, A. Stankus, and A. Lovatelli. 2014.
Smallscale Aquaponics Food Production : Integrated Fish and Plant
Farming. FAO. Rome.
Standar Nasional Indonesia. SNI : 01-6483.3 – 2000. Produksi Induk Ikan Patin
Siam (Pangasius hyphthalmus) Kelas Induk Pokok.
Sunarma, A. 2004. Peningkatan Produktifitas Usaha Lele Sangkuriang (Clarias
sp.). Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan.
22