Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM HIDRAULIKA
(STS4232)

PERCOBAAN
AMBANG TAJAM

Oleh :

Nama : Siti Fatimah Azzaharah


NIM : 2110811320007
Kelompok : XX (Dua Puluh)
Co-Instruktur : Syamsul Khair

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU

2023
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM HIDRAULIKA
Jalan A. Yani KM 35,5 Banjarbaru Kalimantan Selatan, Indonesia
Telepon : 0511-4773858 Fax : 0511-4773858

LEMBAR PENGESAHAN

TANDA SELESAI LAPORAN PENDAHULUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Asisten Praktikum Hidraulika Fakultas


Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, menyatakan bahwa:

SITI FATIMAH AZZAHARAH 2110811320007

Telah menyelesaikan Laporan Pendahuluan Praktikum Hidraulika


(STS4232), pada Percobaan Ambang Tajam dengan nilai laporan pendahuluan:

Banjarbaru, 2023
Mengetahui,
Co - Instruktur,

Syamsul Khair
2010811210055
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang ini banyak sekali dijumpai bangunan-bangunan yang
berhubungan dengan air, misalnya saluran irigasi, bendungan, dan lain-lain.
Bangunan-bangunan tersebut untuk merencanakannya memerlukan
pengetahuan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan aliran dalam
saluran terbuka, seperti mengenai karakteristik aliran dalam kondisi tertentu
juga pengaruh bangunan air terhadap profil aliran dan sebagainya. Ciri-ciri
aliran tersebut adalah adanya kontak langsung permukaan air dengan atmosfir
yang dalam hal ini air yang langsung mengalir pada saluran terbuka dipengaruhi
oleh gaya gravitasi.
Sifat-sifat aliran pada saluran terbuka dalam beberapa hal dapat
diasumsikan secara empiris dengan cara pengamatan langsung dan percobaan
di laboratorium. Pada percobaan ini akan diamati profil suatu aliran terbuka
dengan pelimpah yang berupa ambang tajam.
Suatu ambang disebut dengan ambang tajam apabila aliran yang terjadi
tidak menempel pada ambang, dan merupakan bangunan air atas. Ketelitian
debit yang terukur tergantung dari kondisi aliran di bagian hulu dan hilir
ambang serta kondisi bangunannya sendiri. Aplikasi ambang tajam di lapangan
terdapat pada bangunan pengairan seperti bendungan, waduk, dan lain-lain.
Ambang adalah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalaam
merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air
yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perancangan bangunan
air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Ambang tajam umumnya digunakan memakai ambang dengan plat.
Biasanya digunakan di saluran terbuka seperti aliran untuk menentukan debit
(Flowrade). prinsip dasar adalah bahwa debit secara langsung terkait dengan

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

kedalaman air (h). Ambang tajam dapat bersifat hambatan (lebar) dasar sungai
dengan lebar saluran menyempit Sebagian atau menyempit.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


1. Menentukan koefisien debit (Cd),
2. Menentukan koefisien kecepatan (Cv), dan
3. Mengamati profil muka air pada peluapan diatas ambang tajam.

1.3 Alat-Alat yang Digunakan


1. Satu set model saluran terbuka,
2. Model pelimpah ambang tajam,
3. Alat ukur kedalaman Point Gauge, dan
4. Alat ukur panjang (penggaris).

1.4 Prosedur Percobaan


1. Pada model saluran terbuka dipasang model ambang tajam,
2. Alirkan air masuk ke saluran terbuka dan ukur y1, hu, dan baca ΔH (pada
manometer dari venturi meter untuk berbagai debit), isilah rongga di
bawah kelopak pancaran dengan udara sehingga terlihat arus lepas atau
nappe lepas.
3. Turunkan debit (ΔH), sehingga diperoleh arus melekat sebagian, dan
ukur Y1, hu dan baca ΔH (pada Manometer dari Venturi Meter)
4. Turunkan debit (ΔH), sehingga diperoleh arus melekat, dan ukur Y1, hu
dan baca ΔH (pada Manometer dari Venturi Meter),
5. Naikkan debit perlahan-lahan sampai aliran melepaskan diri dari
permukaan hilir ambang tajam.
9. Amati profil muka air untuk harga Q (ΔH) besar ke-kecil dan
sebaliknya.
7. Hitung Cd untuk semua pengukuran.
8. Gambarkan Cd vs hu/p (arus lepas) dan Cd’ vs hu’/p (arus melekat);
9. Berilah komentar mengenai perubahan karakteristik aliran, apabila
bagian bawah kelopak pancaran tidak diberi udara.

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Pemanfaatannya untuk


menunjang kehidupan manusia dirasa makin hari makin berkembang. Mulai
dari makan minum dan sanitasi sampai pada produksi barang industri,
penerangan dan irigasi, banyak mengandalkan potensi sumber air,
diantaranya air sungai, air tanah, dan sebagainya.
Sehubungan dengan pernanfaatan air untuk irigasi dan kebutuhan
yang lain, seringkali dibuatlah bangunan air seperti waduk, saluran, pintu
air, terjunan, bendung dan lain sebagainya guna mengatur dan
mengendalikan air tersebut. Untuk menyalurkan air ke berbagai tempat
guna keperluan irigasi, drainase, air bersih dan sebagainya sering dibuat
saluran dengan menggunakan saluran terbuka.
Aliran air dalam suatu aliran dapat berupa aliran saluran terbuka
(open channel flow) maupu aliran pipa (pipe flow). Keduanya jenis aliran
tersebut sama dalam banyak hal, namun berbeda dalam satu hal yang
penting. Aliran saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas (free
surface) sehingga dipengaruhi oleh tekanan udara bebas (atmospheric
pressure), sedangkan aliran pipa tidak demikian, karena air harus mengisi
seluruh saluran. Aliran pipa, yang terkurung dalam saluran tertutup, tidak
terpengaruh langsung oleh tekanan udara, kecuali oleh tekanan hidrolik.
Aliran dalam saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas (free
surface) yang akan dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran saluran terbuka
dapat digolongkan menjadi berbagai jenis yaitu aliran tetap (steady flow),
aliran tidak seragam (non uniform flow) dan aliran berubah lambat laun
(gradually varied flow). (Latif, 2019)
Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari
bendungan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir
yang melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain itu, bangunan
pelimpah juga berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat
mengalir sehingga debit air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran yang

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

melewati bangunan pelimpah akan tergantung kepada bentuk dan sifat


pelimpah itu sendiri. Untuk kepentingan bangunan air seperti bendungan
dan bangunan air lainnya maka perihal karakteristik aliran sangatlah penting
untuk menentukan bangunan yang akan dipilih sesuai kebutuhannya.
Saluran terbuka merupakan saluran dimana air mengalir dengan
muka air bebas.Salah satu bangunan pelengkap yang dimiliki oleh saluran
terbuka adalah bangunan pelimpah yang berfungsi menjaga saluran dari
bahaya pelimpahan.
Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari
bendungan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir
yang melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain itu, bangunan
pelimpah juga berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat
mengalir sehingga debit air tidak sempat meluas.
Karakteristik aliran yang melewati bangunan pelimpah akan
tergantung kepada bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri. Untuk kepentingan
bangunan air seperti bendungan dan bangunan air lainnya maka perihal
karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan bangunan yang
akan dipilih sesuai kebutuhannya.
Pelimpah (spillway) adalah suatu struktur yang digunakan untuk
mengontrol pelepasan arus dari bendungan atau tanggul ke daerah
hilir.Spillway meloloskan banjir, sehingga air tidak melampaui tanggul atau
tubuh bendungan Pada prinsipnya fungsi pelimpah untuk menghindari
kerusakan bendungan. (Saleh, 2019)
Bendung atau yang dikenal dengan weir berfungsi untuk
meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai
yang ada ke arah tepi kanan atau tepi kiri sungai ke dalam saluran melalui
sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Bendung bertangga ini juga
semakin populer digunakan dalam penanganan debit besar dikarenakan
bentuk desain yang dapat meningkatkan stabilitas struktur atau kemampuan
dalam menghilangkan energi kinetik aliran (peredaman energi).
Peredaman energi pada saluran di pelimpah bendung berguna untuk
mencegah erosi yang dapat terjadi pada hilir bendung. Kikisan dan gerusan

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

adalah proses gesekan pada permukaan dasar saluran atau sungai yang
menyebabkan lapisan itu terkelupas sedikit demi sedikit. Makin tinggi
kecepatan aliran, makin besar kikisan atau gerusan yang terjadi.
Kecepatan aliran yang tinggi menyebabkan terjadinya tekanan
rendah/ negatif sehingga mengakibatkan kavitasi pada dinding saluran
luncur. Gaya yang disebabkan oleh tekanan negatif akan menarik unsur-
unsur pada struktur bangunan hidraulik yang selanjutnya akan
mengakibatkan pengelupasan pada permukaan dasar bangunan. Lama
kelamaan pengelupasan dasar bangunan hidraulik akan membentuk lubang
kecil yang selanjutnya menjadi lubang besar yang membahayakan struktur
hidraulik.
Untuk mengurangi kemampuan aliran dalam mengikis dasar
saluran, maka salah satu cara adalah memperkecil kecepatan aliran.
Kecepatan aliran dikurangi dengan memperkecil energi limpasan yang
lewat di atas saluran. Tangga-tangga yang dibangun pada permukaan hilir
bendung bisa mengurangi energi limpasan yang terjadi di hilir bendung.
(Krisnaysnti, 2017)
Sungai memiliki peran yang penting bagi kehidupan manusia. Hal
ini dapat kita lihat dari pemanfaatan sungai yang makin lama makin
kompleks seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang berarti
bertambah pula kebutuhan, mulai dari sarana transportasi, sumber air baku,
sumber tenaga listrik dan sebagainya.
Sungai dapat mengalami perubahan morfologi pada bentuk tampang
aliran yang disebabkan oleh faktor alam seperti tikungan dan faktor manusia
seperti pembangunan bangunan air.Salah satu bangunan yang terdapat di
sungai adalah jembatan yang merupakan sarana transportasi yang
menghubungkan daerah yang terpisah oleh sungai.Jembatan umumnya
terdiri dari dua bangunan penting, yaitu struktur bangunan atas dan struktur
bangunan bawah.
Salah satu struktur utama bangunan bawah jembatan adalah
abutmen jembatan yang selalu berhubungan langsung dengan aliran
sungai.Abutmen merupakan bangunan jembatan yang terletak di pinggir

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

sungai, yang dapat mengakibatkan perubahan pola aliran.Bangunan seperti


abutmen jembatan selain dapat merubah pola aliran juga dapat
menimbulkan perubahan bentuk dasar saluran sepeti penggerusan. Gerusan
lokal yang terjadi pada abutmen biasanya terjadi pada bagian hulu abutmen
dan proses deposisi pada bagian hilir abutmen
Gerusan yang terjadi di sekitar abutmen merupakan akibat dari
sistem pusaran (vortex system) yang timbul karena aliran dirintangi oleh
bangunan tersebut.Sistem pusaran yang menyebabkan lubang gerusan
(scour hole) berawal dari sebelah hulu abutmen yaitu pada saat mulai timbul
komponen aliran dengan arah aliran ke bawah.
Karena aliran yang datang dari hulu dihalangi oleh abutmen, maka
aliran akan berubah arah menjadi arah vertikal menuju dasar saluran dan
sebagian berbelok arah menuju depan abutmen selanjutnya diteruskan ke
hilir. Aliran arah vertikal ini akan terus menuju dasar yang selanjutnya akan
membentuk pusaran. Di dekat dasar saluran komponen 2 aliran berbalik arah
vertikal ke atas, peristiwa ini diikuti dengan terbawanya material dasar
sehingga terbentuk aliran spiral yang akan menyebabkan gerusan dasar. Hal
ini akan terus berlanjut hingga tercapai keseimbangan.
Kedalaman aliran merupakan salah satu parameter yang
mempengaruhi besarnya gerusan lokal yang terjadi di sekitar abutmen
jembatan. Kedalaman aliran akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan
aliran yang terjadi. Semakin dalam aliran yang terjadi maka kecepatan
semakin berkurang, apabila kedalaman aliran berkurang maka kecepatan
akan bertambah, sehingga besarnya gerusan yang diakibatkan adanya
pengaruh kedalaman aliran akan berbeda pula. (Sari, 2016)
Material yang ada di alam dapat berwujud padat, cair, gas. Semua
material dapat berubah wujudnya dari padat menjadi cair atau dari cair
menjadi gas dan sebaliknya. Pada semua material dapat terjadi perubahan
bentuk (deformasi). Apabila pada benda padat diberi gaya geser yang relatif
besar maka akan menimbulkan deformasi yang relatif kecil, namun
sebaliknya apabila pada benda cair (fluida) diberi gaya geser yang relatif
kecil maka akan menimbulkan tegangan geser yang relatif besar. Fluida

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

didefinisikan sebagai suatu substansi yang terus menerus berdeformasi


apabila diberi gaya geser.
Tegangan geser pada fluida nyata akan timbul jika fluida nyata
tersebut dalam keadaan bergerak dan memiliki kekentalan (viskositas). Pada
fluida ideal (ideal fluids) tidak memiliki kekentalan (tidak berviskositas)
dan tidak ada tegangan geser dalam keadaan bergerak. Tegangan geser
dalam fluida bervisositas merupakan hasil dari gerak relatif antara lapisan
aliran yang satu dan lapisan yang lain, jika terjadi pembesaran tegangan
relatif maka akan mengakibatkan terjadinya pembesaran tegangan geser.
(Bakhtiar, 2009)

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Praktikum Hidraulika
( STS4232 )

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar dan Joetata Hadihardaja.(2009).Karakteristikk Aliran Air Dalam


Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan
Transpor Sedimen
Krisnayanti, D.S, dkk.(2017).Bendung Bertangga Sebagai Alternatif Pada
Perencanaan Bangunan Irigasi
Sari, B.W.A.R, dkk.(2016).Analisis Pengaruh Debit dan Kedalaman Aliran
Terhadap Pola Gerusan Di Sekitar Abutmen Dengan Tipe Pondasi
Yang Berbeda
Saleh, S.S, dkk.(2019).Kajian Karakteristik Aliran Terhadap Bangunan
Pelimpah Pada Saluran Terbuka
Latif, A.A, dkk.(2019).Pengaruh Tinggi Bukaan Pintu Air Terhadap
Bilangan Froude Dengan Dasar Tanah Lempung Pada Saluran
Terbuka

SITI FATIMAH AZZAHARAH


2110811320007
KELOMPOK 20
Jurnal Teknik Hidro
Volume 12 Nomor 2, Agustus 2019

KAJIAN KARAKTERISTIK ALIRAN TERHADAP BANGUNAN PELIMPAH


PADA SALURAN TERBUKA

Syam Sunniati Saleh1) Ratna Musa2), Hanafi As’ad3)


1)
Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia.
Email : uniecivil09@gmail.com
2)
Universitas Muslim Indonesia, Indonesia
Email : ratna_musa@gmail.com
3)
Universitas Muslim Indonesia, Indonesia
Email : hanafiasad@gmail.com

ABSTRAK
Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari bendungan yang berfungsi
sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir yang melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain
itu, bangunan pelimpah juga berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat mengalir sehingga
debit air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran yang melewati bangunan pelimpah akan tergantung
kepada bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri. Untuk kepentingan bangunan air seperti bendungan dan
bangunan air lainnya maka perihal karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan bangunan
yang akan dipilih sesuai kebutuhannya. Pengkajian tentang hal ini dapat dilakukan melalui suatu
penelitian terhadap aliran pada saluran terbuka berukuran kecil yang melewati pelimpah dengan model
bangunan pelimpah type ogee. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik
aliran, pola aliran dan energy spesifik yang terjadi pada bangunan tersebut. Pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa aliran air dapat mengalami perubahan ketinggian karena adanya bangunan
pelimpah dan berpengaruh pada karakteristik alirannya. Dimana semakin tinggi muka air maka semakin
besar kecepatan yang terjadi.Pola aliran pada daerah hulu merupakan aliran sub kritis (FR<1)
kemudian menjadi kritis (FR = 1) pada saat melewati bangunan pelimpah. Setelah melewati bangunan
pelimpah maka aliran menjadi super kritis (FR > 1) dan berangsur-angsur menjadi normal kembali pada
saat berada di daerah hilir.Energi spesifik yang dihasilkan pada bangunan pelimpah tipe Ogee juga
bergantung pada jenis pelimpah yang diberikan.

Kata Kunci : Pelimpah tipe ogee, Karakteristik Aliran, Energi Spesifik

ABSTRACT

Spillway is one of the complementary buildings of a dam that serves as a safety against flood water
hazards that overflow (overtopping). In addition, the overflow building also functions so that the design
rain discharge that occurs quickly flows so that the water discharge does not have time to expand. The
flow characteristics that pass through the overflow building will depend on the shape and nature of the
overflow itself. For the benefit of water structures such as dams and other water structures, the
characteristics of the flow are very important to determine the building to be chosen according to their
needs. An assessment of this can be done through a study of the flow in a small open channel that passes
through the overflow with the ogee type spillway model. The purpose of this study is to determine the
characteristics of flow, flow patterns and specific energy that occurs in the building. In this study it can
be concluded that the flow of water can experience changes in altitude due to the presence of overflow
buildings and affect the flow characteristics. Where the higher the water level, the greater the speed that
occurs. The flow pattern in the upstream area is a sub-critical flow (FR <1) then becomes critical (FR =
1) when passing through the overflow building. After passing through the overflow building, the flow
becomes super critical (FR> 1) and gradually becomes normal again when in the downstream area.
Specific energy produced in Ogee type overflow buildings also depends on the type of spill provided.

Keywords: Ogee Type Overflow, Flow Characteristics, Specific Energy

40
ISSN : 1979 9764
Jurnal Teknik Hidro
Volume 12 Nomor 2, Agustus 2019

PENDAHULUAN tergantung kepada bentuk dan sifat


Daerah aliran sungai merupakan pelimpah itu sendiri. Untuk
daerah yang dibatasi oleh pemisah kepentingan bangunan air seperti
topografi yang merupakan daerah bendungan dan bangunan air lainnya
tangkapan air (catchment area). DAS maka perihal karakteristik aliran
mempunyai manfaat penting bagi sangatlah penting untuk menentukan
kelangsungan hidup manusia, bangunan yang akan dipilih sesuai
tumbuhan dan hewan sekitarnya yang kebutuhannya. Pengkajian tentang hal
berfungsi menerima menampung dan ini dapat dilakukan melalui suatu
mengalirkan air. Tetapi karena penelitian terhadap aliran pada saluran
bertambahnya jumlah penduduk maka terbuka berukuran kecil yang melewati
kondisi sumber daya hutan, tanah dan pelimpah dengan model bangunan
air di DAS menurun. Saluran terbuka pelimpah type ogee.
merupakan saluran dimana air mengalir Dalam penelitian ini dilakukan
dengan muka air bebas.Salah satu pada jenis bangunan pelimpah type
bangunan pelengkap yang dimiliki oleh ogee dengan bentuk perbandingan yang
saluran terbuka adalah bangunan berbeda – beda dengan memperhatikan
pelimpah yang berfungsi menjaga karakteristik aliran yang terjadi di
saluran dari bahaya pelimpahan. bagian hulu dan hilir bangunan
Pelimpah (Spillway) merupakan pelimpah type ogee pada saluran
salah satu bangunan pelengkap dari terbuka. Percobaan ini dilakukan di
bendungan yang berfungsi sebagai laboratorium Hidroulika dengan
pengaman terhadap bahaya air banjir menggunakan flum pada debit konstan
yang melimpas diatas bendungan dan debit yang bervariasi.
(overtopping). Selain itu, bangunan Rumusan Masalah
pelimpah juga berfungsi agar debit Sebagaimana latar belakang tersebut
hujan rancangan yang terjadi cepat dapat dirumuskan masalah sebagai
mengalir sehingga debit air tidak berikut:
sempat meluas. 1. Bagaimana karakteristik aliran
Karakteristik aliran yang pada bangunan pelimpah tipe ogee
melewati bangunan pelimpah akan ?

41
Jurnal Teknik Hidro
Volume 12 Nomor 2, Agustus 2019

2. Bagaimana pola aliran setalah pelepasanarusdaribendunganatautangg


melewati bangunan pelimpah tipe ulkedaerahhilir.Spillwaymeloloskan
ogee ? banjir,
3. Bagaimana energi spesifik pada sehinggaairtidakmelampauitanggulata
bangunan pelimpah tipe ogee ? utubuhbendungan.Pada
Tujuan Penelitian prinsipnyafungsipelimpah
Adapun tujuan dari penelitian untukmenghindarikerusakanbendunga
ini adalah: n.
1. Mengetahui kerakteristik aliran Pelimpah Tipe Ogee
yang terjadi pada bangunan Mercu ogee berbentuk tirai
pelimpah tipe ogee luapan bawah dari bendung ambang
2. Mengetahui pola aliran yang tajam aerasi. Oleh karena itu mercu ini
terjadi pada bangunan pelimpah tidak akan memberikan tekanan
tipe ogee subatmosfir pada permukaan mercu
3. Mengetahui energi spesifik pada sewaktu bendung mengalirkan air pada
bangunan pelimpah tipe ogee debit rencana. (Salomo Simanjuntak:
TINJAUAN PUSTAKA 2009).
Bendung
Bendung adalah pembatas yang
dibangun melintasi sungai yang
dibangun untuk mengubah karakteristik
aliran sungai. Dalam banyak kasus,
bendung merupakan sebuah konstruksi
yang jauh lebih kecil dari bendungan
yang menyebabkan air menggenang
membentuk kolam tetapi mampu
Gambar 1. Bentuk-bentuk Pelimpah
melewati bagian atas bendung.
Tipe Ogee
Bangunan Pelimpah
Pelimpah (spillway) adalah Persamaan antara tinggi energi
suatustrukturyangdigunakanuntukmen dan debit untuk pelimpah Ogee adalah:
gontrol

42
Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL
BMPTTSSI

KARAKTERISTIK ALIRAN AIR DALAM MODEL SALURAN


TERBUKA MENUJU KAJIAN HIDROLIKA EROSI
DAN TRANSPOR SEDIMEN

Bakhtiar1, Joetata Hadihardaja1

Diterima 12 Maret 2009

ABSTRACT

This paper is prepared as a comprehensive resume of results of continuing research of


the author at Fluid Mechanics and Hydro dynamics Laboratory, Departement of Civil
Engineering, Engineering Faculty, Sangga Buana YPKP University, in collaborating with
lecturer team and last year student researchers. The propose of this research is to
prove theoretical and mathematical of fluid mechanics and fluid dynamics with
observation and measurements to the real water flow in laboratory channel model.
Two parts of experiments was done, first allowing water discharge in glass ditch
model, and second with add the bottom channel with sand layer. So these research
included the difference viscosity of fluids. The results proved that theoretical and
mathematical models of fluid mechanics and fluid dynamics characteristic are agreed
with experimental observations and measurements in laboratory. Those characteristics
included discharge, velocity, flow depth, Froude number, hydraulic radius, and shear
stress. Next, these research also propose to be continue to observe the characteristic
of sediment transport in water flow.
Keywords : Theoretical discharge, theoretical velocity, Froude number, observed
discharge, observed velocity, water flow depth, hydraulic radius, shear
stress.

ABSTRAK

Makalah ini merupakan rangkuman hasil pekerjaan penelitian yang dilakukan penulis
selama di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrodinamika Jurusan Teknik Sipil
Universitas Sangga Buana YPKP, bersama tim dosen dan para mahasiswa tugas akhir.
Tujuan penelitian terutama adalah untuk pembuktian model-model teoritik melalui

1
S3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Kampus Peleburan Jl. Hayam Wuruk Semarang
Email : bakhtiar_usb@yahoo.co.id (081394936664)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 131


TAHUN 17, NO. 2 JUNI 2009

pengamatan langsung aliran air nyata dalam saluran yang dimodelkan. Dua bagian
eksperimen telah dilakukan yaitu dengan saluran kaca dan saluran kaca yang
dasarnya dihampar pasir, dengan demikian aliran air pada eksperimen kedua akan
membawa pasir, sehingga penelitian ini menguji karakteristik dua aliran dengan
viskositas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik aliran air di saluran
terbuka yang diturunkan secara teoritik dan didekati dengan model matematik sesuai
dengan hasil pengamatan dan pengukuran pada model saluran di laboratorium.
Karakteristik yang terbuktikan menyangkut debit, kecepatan, kedalaman aliran,
bilangan Froude, jari-jari hidrolis, dan tegangan geser. Penelitian ini ditujukan pula
untuk mendalami aspek transportasi sedimen, sebagai penelitian lanjutannya.
Kata kunci: Debit teoritik, kecepatan aliran teoritik, bilangan Froude, debit
pengamatan, kecepatan aliran pengamatan, kedalaman aliran
pengamatan, jari-jari hidrolis, tegangan geser.

PENDAHULUAN Karakteristik Aliran Air Menurut


Pendekatan Teoritik Dan Model
Penelitian ini bertujuan untuk Matematik
mendalami karakteristik dasar dan
hubungan antar variabel menyangkut Material yang ada di alam dapat
aliran air dalam suatu saluran terbuka, berwujud padat, cair, gas. Semua
dengan jalan membandingkan antara material dapat berubah wujudnya dari
hasil penurunan logika dan rumus padat menjadi cair atau dari cair
matematis dengan hasil pengukuran menjadi gas dan sebaliknya. Pada
langsung variabel aliran air dalam suatu semua material dapat terjadi perubahan
model saluran terbuka yang dialiri air di bentuk (deformasi). Apabila pada benda
laboratorium. Dalam penelitian ini padat diberi gaya geser yang relatif
diupayakan pula pemodelan untuk besar maka akan menimbulkan
menuju pengenalan erosi dan hidrolika deformasi yang relatif kecil, namun
transpor sedimen, dengan jalan sebaliknya apabila pada benda cair
menambahkan lapisan pasir pada dasar (fluida) diberi gaya geser yang relatif
model saluran yang terbuat dari kaca kecil maka akan menimbulkan tegangan
lalu di alirkan air kedalamnya dan geser yang relatif besar. Fluida
iamati serta diukur variabel-variabel didefinisikan sebagai suatu substansi
dasarnya. yang terus menerus berdeformasi
apabila diberi gaya geser. Tegangan
Karakteristik dan variabel-variabel dasar
geser pada fluida nyata akan timbul jika
aliran air yang menjadi objek
fluida nyata tersebut dalam keadaan
pengamatan dan pembahasan dalam
bergerak dan memiliki kekentalan
penelitian ini adalah : Beda tinggi
(viskositas). Pada fluida ideal (ideal
permukaan air, kecepatan aliran, energi
fluids) tidak memiliki kekentalan (tidak
spesifik, keliling basah, jari-jari hidrolis,
berviskositas) dan tidak ada tegangan
debit aliran, bilangan Freude, beda
geser dalam keadaan bergerak.
energi, luas basah, dan tegangan geser.
Tegangan geser dalam fluida bervis-
kositas merupakan hasil dari gerak
relatif antara lapisan aliran yang satu

132 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Bakhtiar, Joetata Hadihardaja
Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen

dan lapisan yang lain, jika terjadi viskositas kinematik (  ) didefinisikan


pembesaran tegangan relatif maka sebagai perbandingan antara viskositas
akan mengakibatkan terjadinya pembe- dinamik dan rapat massa, digambarkan
saran tegangan geser. Aliran disebut oleh persamaan (2).
laminer apabila hanya tegangan geser
akibat viskositas yang ada. Pada kasus 
 ..........................................(2)
ini setiap partikel fluida bergerak pada 
lintasan yang sejajar dengan garis
pembatas (antar lapisan aliran). Dalam Untuk memberi gambaran tentang
kenyataan aliran yang terjadi dalam gerak fluida dalam batas ruang tertentu
saluran biasanya bukan aliran laminer dibutuhkan persamaan dasar yaitu
tetapi menunjukkan ciri lain yang persamaan kontinuitas (konservasi
disebut turbulensi. Dalam keadaan massa) dan persamaan gerak (kon-
nyata gerak fluida adalah tidak servasi momentum) yang berkaitan
beraturan dalam waktu dan ruang, dengan Hukum Newton II (1642-1727).
pada teknik analisis hidrolika didekati Persamaan gerak fluida tak bervis-
dengan penyederhanaan, antara lain kositas disebut persamaan Euleur
dengan mengambil kecepatan rata-rata. (1707-1783), dimana integrasi dari
Viskositas suatu fluida ditentukan oleh persamaan ini untuk kondisi aliran
tingkat hambatan yang ditimbulkan tunak tidak mampat dan tidak berotasi
pada aliran fluida bersangkutan, menghasilkan persamaan Bernoulli
hambatan geser terukur sebagai gaya (1700-1782). Persamaan Bernoulli
geser total, dimana gaya geser adalah dapat menjelaskan karakteristik aliran
tegangan geser per satuan luas fluida tak-berviskositas yang berkaitan
(Makrup, 2001). Menurut postulat dengan kecepatan, tekanan dan
Newton tegangan geser dalam fluida elevasi, dan dapat diaplikasikan untuk
sebanding dengan tingkat perubahan fluida berviskositas dengan syarat
kecepatan pada satu potongan viskositas diabaikan. Gerak pada aliran
melintang aliran, disebut gradien fluida berviskositas dapat digambarkan
kecepatan yaitu merupakan tingkat oleh persamaan Navier-Stokes (Claude
perubahan waktu pada deformasi Louis Navier, 1785-1836 dan Sir George
sudut. Untuk fluida dengan viskositas Gabriel Stokes 1819-1903), dimana
tinggi dan aliran fluida dalam kecepatan aplikasi persamaan Navier-Stokes untuk
rendah maka fluida mengalir dalam aliran turbulen bisa diturunkan melalui
lapisan yang paralel, dengan tegangan persamaan Reynold (1842-1912).
geser (  ) pada setiap harga z, adalah Aliran yang lewat pada potongan
seperti persamaan (1). memiliki vektor kecepatan v dan luas
du potongan dA, maka besarnya flux
  ......................................(1) massa dan flux volume yang lewat
dz potongan dapat digambarkan oleh
Dengan  adalah faktor proporsio- persamaan (3) dan (4).
nalitas (kesebandingan) yang dikenal Flux massa =  vdA ....................(3)
sebagai viskositas dinamik. Sedangkan A

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 133


1

ANALISIS PENGARUH DEBIT DAN KEDALAMAN ALIRAN


TERHADAP POLA GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN DENGAN TIPE
PONDASI YANG BERBEDA
1 2 3
Baiq Weny Anggun Ratna Sari , Anid Supriyadi , Yusron Saadi
1 2 3
Mahasiswa Jurusan Teknik, Dosen Pembimbing Pertama, Dosen PembimJurusan Teknik Sipil,
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
ABSTRAK

Gerusan merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh aliran air yang mengikis dasar
saluran.Keberadaan jembatan pada badan sungai dapat mengganggu kestabilan sungai itu
sendiri.Abutmen merupakan bangunan jembatan yang terletak di pinggir sungai, yang dapat
mengakibatkan perubahan pola aliran.Bangunan seperti abutmen jembatan selain dapat merubah
pola aliran juga dapat menimbulkan perubahan bentuk dasar saluran sepeti penggerusan.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bentuk pondasi abutmen terhadap kedalaman
gerusan yang terjadi di sekitar abutmen jembatan.Penelitian ini menggunakan skala laboratorium.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan satu debit dan tiga variasi kedalaman aliran. Sedangkan
untuk model abutmen, digunakan tiga bentuk variasi.Abutmen yang memiliki gerusan paling dalam
adalah abutmen kedua dan abutmen ketiga memiliki kedalaman gerusan terkecil.Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa abutmen dengan tipe pondasi ketiga merupakan abutmen yang terbaik
karena memiliki kedalaman gerusan terkecil untuk tiap variasi kedalaman aliran dibandingkan dengan
tipe abutmen pertama dan kedua.

Kata Kunci :Kedalaman Gerusan, Kedalaman Alirandan Bentuk Abutmen

1. PENDAHULUAN jembatan yang terletak di pinggir sungai, yang


1.1. Latar Belakang dapat mengakibatkan perubahan pola
Sungai memiliki peran yang penting bagi aliran.Bangunan seperti abutmen jembatan
kehidupan manusia. Hal ini dapat kita lihat dari selain dapat merubah pola aliran juga dapat
pemanfaatan sungai yang makin lama makin menimbulkan perubahan bentuk dasar saluran
kompleks seiring dengan perkembangan jumlah sepeti penggerusan. Gerusan lokal yang terjadi
penduduk yang berarti bertambah pula pada abutmen biasanya terjadi pada bagian
kebutuhan, mulai dari sarana transportasi, hulu abutmen dan proses deposisi pada bagian
sumber air baku, sumber tenaga listrik dan hilir abutmen (Hanwar, 1999).
sebagainya. Menurut Rawiyah dan Yulistiyanto (2007),
Sungai dapat mengalami perubahan gerusan yang terjadi di sekitar abutmen
morfologi pada bentuk tampang aliran yang merupakan akibat dari sistem pusaran (vortex
disebabkan oleh faktor alam seperti tikungan system) yang timbul karena aliran dirintangi oleh
dan faktor manusia seperti pembangunan bangunan tersebut.Sistem pusaran yang
bangunan air.Salah satu bangunan yang menyebabkan lubang gerusan (scour hole)
terdapat di sungai adalah jembatan yang berawal dari sebelah hulu abutmen yaitu pada
merupakan sarana transportasi yang saat mulai timbul komponen aliran dengan arah
menghubungkan daerah yang terpisah oleh aliran ke bawah. Karena aliran yang datang dari
sungai.Jembatan umumnya terdiri dari dua hulu dihalangi oleh abutmen, maka aliran akan
bangunan penting, yaitu struktur bangunan atas berubah arah menjadi arah vertikal menuju
dan struktur bangunan bawah (Halim, 2014). dasar saluran dan sebagian berbelok arah
Salah satu struktur utama bangunan bawah menuju depan abutmen selanjutnya diteruskan
jembatan adalah abutmen jembatan yang selalu ke hilir. Aliran arah vertikal ini akan terus menuju
berhubungan langsung dengan aliran dasar yang selanjutnya akan membentuk
sungai.Abutmen merupakan bangunan pusaran. Di dekat dasar saluran komponen
2

aliran berbalik arah vertikal ke atas, peristiwa ini 4. Bagaimana pola gerusan yang terjadi di
diikuti dengan terbawanya material dasar sekitar abutmen karena pengaruh debit dan
sehingga terbentuk aliran spiral yang akan kedalaman aliran?
menyebabkan gerusan dasar. Hal ini akan terus
berlanjut hingga tercapai keseimbangan.
Proses gerusan bisa menyebabkan erosi dan
degradasi di sekitar jembatan. Degradasi ini
berlangsung secara terus menerus hingga 1.3 Tujuan Penelitian
dicapai keseimbangan antara suplai dan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
angkutan sedimen yang saling memperbaiki.
ini yaitu untuk :
Apabila suplai sedimen dari hulu berkurang atau
1. Mengetahui pengaruh debit dan kedalaman
jumlah angkutan sedimen lebih besar daripada
aliran terhadap kedalaman gerusan lokal.
suplai sedimen, maka bisa menyebabkan
2. Mengetahui pengaruh kecepatan terhadap
terjadinya kesenjangan yang begitu menyolok
kedalaman gerusan.
antara degradasi dan agradasi di daerah fondasi
3. Mengetahui tipe abutmen yang memiliki
jembatan sehingga lubang gerusan (scour hole)
kedalaman gerusan yang terbesar.
pada abutmen maupun pilar jembatan akan
4. Mengetahui pengaruh tipe abutmen
lebih dalam bila tidak terdapat atau kurangnya
terhadap pola gerusan di sekitar abutmen.
suplai sedimen. Hal ini bisa menyebabkan
rusaknya abutmen maupun pilar jembatan
1.4 Manfaat Penelitian
(Abdurrosyid dan Fatchan, 2007).
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat
Kedalaman aliran merupakan salah satu
memberikan masukan pengetahuan dan
parameter yang mempengaruhi besarnya
pengembangannya pada bidang studi hidrolika
gerusan lokal yang terjadi di sekitar abutmen
yang berkaitan dengan gerusan lokal di sekitar
jembatan. Kedalaman aliran akan sangat
abutmen jembatan.Hasil penelitian ini juga
berpengaruh terhadap kecepatan aliran yang
diharapkan dapat sebagai masukan bagi
terjadi. Semakin dalam aliran yang terjadi maka
konsultan perencana dalam konstruksi
kecepatan semakin berkurang, apabila
bangunan air dalam hai ini adalah
kedalaman aliran berkurang maka kecepatan
pembangunan abutmen dan juga sebagai
akan bertambah, sehingga besarnya gerusan
informasi untuk penelitian lebih lanjut.
yang diakibatkan adanya pengaruh kedalaman
aliran akan berbeda pula (Affandi, 2007). Oleh
karena itu perlu adanya penelitian tentang 2. Dasar Teori
gerusan di sekitar abutmen jembatan akibat 2.1. Tinjauan Pustaka
parameter aliran sungai seperti debit,
kedalaman aliran serta bentuk pondasi abutmen Affandi (2007) melakukan penelitian
yang dapat mempengaruhi besarnya gerusan dengan judul Pengaruh Kedalaman Aliran
yang terjadi di sekitar abutmen jembatan. Terhadap Perilaku Gerusan Lokal Di Sekitar
Abutmen Jembatan dengan tipe abutmen yang
digunakan adalah semi circular-end abutment.
1.2Perumusan Masalah Variasi kedalaman yang digunakan adalah 0,09
Berdasarkan uraian dari latar belakang, m; 0,10 m; 0,11 m dan 0,12 m. Dari hasil
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa
penelitian ini adalah : kedalaman gerusan maksimum terjadi pada
1. Bagaimana pengaruh debit dan kedalaman kedalaman aliran 0,09 m sedangkan kedalaman
aliran terhadap kedalaman gerusan lokal? gerusan minimun terjadi pada kedalamam 0,12
2. Bagaimana pengaruh kecepatan aliran m. Semakin bertambah kedalaman aliran maka
terhadap kedalaman gerusan yang terjadi gerusan yang terjadi semakin kecil.Pola gerusan
pada dasar saluran ? yang terjadi di semua abutmen dengan berbagai
3. Abutmen manakah yang memiliki kedalaman aliran relatif sama meskipun dengan
kedalaman gerusan terbesar karena lebar dan kedalaman gerusan yang berbeda.
pengaruh debit dan kedalaman aliran ?
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019 ISSN: 2459-9727
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH TINGGI BUKAAN PINTU AIR TERHADAP BILANGAN FROUDE DENGAN


DASAR TANAH LEMPUNG PADA SALURAN TERBUKA

A. Amin Latif1*, Muhammad Saleh Pallu2, Farouk Maricar3, Mukhsan Putra Hatta4
1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2,3,4
Dosen Departemen Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
Jalan Poros Malino KM. 14,5, Gowa, Sulawesi Selatan
*
Email: aminlatif1970@gmail.com

Abstrak
Pintu sorong (sluice gate) merupakan salah satu konstruksi bangunan air yang dikenal dengan
bangunan ukur yang berfungsi untuk membagi air sesuai debit yang direncanakan dengan cara
mengatur tinggi muka air. Dalam mengoptimalisasikan peranan bangunan pintu air sebagai
pengatur debit dan pengatur tinggi muka air dihulu bangunan pintu air, sering dihadapkan pada
masalah gerusan lokal (local scouring) di sebelah hilir bangunan pintu air. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh tinggi bukaan pintu air terhadap bilangan Froude (Fr)
dengan dasar tanah lempung pada saluran terbuka. Penelitian ini berbentuk eksperimental di
laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Hidrolika Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin. Penelitian ini dilakukan dengan 3 tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar
saluran (Yg) yaitu 0,5 cm, 1,0 cm dan 1,5 cm sedangkan debit pada 1382,837 cm3/detik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Yg = 0,5 cm; Y1 = 0,35 cm; Fr = 6,99; Ds = 4,2 cm, Yg = 1,0;
Y1 = 1,5 cm; Fr = 0,79; Ds = 1,95 cm dan Yg = 1,5; Y1 = 1,65 cm; Fr = 0,68; Ds = 1,6 cm.
Dengan demikian, semakin tinggi bukaan pintu air maka semakin kecil bilangan Froude yang
dihasilkan dan semakin kecil bilangan Froude maka semakin kecil kedalaman gerusan yang
timbul.

Kata kunci: pintu air, tinggi bukaan, bilangan Froude, kedalaman gerusan

PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Pemanfaatannya untuk menunjang kehidupan
manusia dirasa makin hari makin berkembang. Mulai dari makan minum dan sanitasi sampai pada
produksi barang industri, penerangan dan irigasi, banyak mengandalkan potensi sumber air,
diantaranya air sungai, air tanah, dan sebagainya.
Sehubungan dengan pernanfaatan air untuk irigasi dan kebutuhan yang lain, seringkali
dibuatlah bangunan air seperti waduk, saluran, pintu air, terjunan, bendung dan lain sebagainya
guna mengatur dan mengendalikan air tersebut. Untuk menyalurkan air ke berbagai tempat guna
keperluan irigasi, drainase, air bersih dan sebagainya sering dibuat saluran dengan menggunakan
saluran terbuka. Pada pengoperasiannya untuk membagi air, mengatur debit dan sebagainya kadang-
kadang diperlukan suatu alat yang disebut pintu air. Banyak macam dan jenis pintu air dan salah satu
diantaranya adalah pintu sorong (sluice gate). Sewaktu pintu dioperasikan akan terjadi pola aliran di
daerah bukaan pintu yang, mana arus aliran tersebut akan berinteraksi dengan material-material
yang ada di sekelilingnya. Interaksi arus aliran dengan dasar saluran akan menyebabkan material
di dasar saluran tergerus. Apabila di dasar saluran tersebut bermaterial lunak atau material lepas
maka akan terjadi pola gerusan tertentu yang mencerminkan pola gerusan akibat aliran
tersebut.Fenomena tersebut dapat menyebabkan erosi dan degradasi di sekitar bangunan air.
Degradasi ini berlangsung secara terus menerus hingga tercapainya keseimbangan antara suplai
dengan angkutan sedimen yang saling memperbaiki.
Adanya perubahan pola aliran maka terjadi ketidak seimbangan antara jumlah angkutan
sedimen yang lebih besar dari suplai sedimennya. Hal ini menyebabkan semakin dalamnya lubang
gerusan (scour hole).
Banyak kasus-kasus tentang runtuhnya Bangunan Air bukan hanya disebabkan oleh factor
konstruksi, namun persoalan gerusan di sekitar BangunanAir juga bisa menjadi penyebab lain, hal ini
ditunjukkan karena prosesgerusan yang terjadi secara terus menerus sehingga terjadi penurunan
ketahanan pada bangunan tersebut.Dampak dari gerusan local harus diwaspadai karena dapat
berpengaruh pada penurunan stabilitas keamanan Bangunan Air. Mengingat kompleks dan

181 dari 272


ISSN: 2459-9727 Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2019
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

pentingnya permasalahan di atas, perlu dilakukan kajian tentang gerusan local (local scouring) di
sekitar Bangunan Air yang terdapat pada sungai akibat adanya pengaruh gerusan.
Berbagai penanganan masalah seperti gerusan lokal (local scouring) pada sebelah hilir
bangunan pintu air telah dilakukan, diantaranya dengan pembuatan landasan kolam olak atau
dikombinasikan dengan pemasangan peredam energi (End Sill). Bilangan Froude adalah sebuah
parameter non dimensional yang menunjukkan efek relatif dari efek inersia terhadap efek gravitasi
(Albas J. & Permana S., 2016).
Kedalaman aliran merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi besarnya gerusan lokal
yang terjadi. Kedalaman aliran akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan aliran yang terjadi.
Semakin dalam aliran yang terjadi maka kecepatan semakin berkurang, apabila kedalaman aliran
berkurang maka kecepatan akan bertambah, sehingga besarnya gerusan yang diakibatkan adanya
pengaruh kedalaman aliran akan berbeda pula (Affandi, 2007). Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian tentang pengaruh tinggi bukaan pintu air terhadap bilangan Froude (Fr) dengan dasar tanah
lempung pada saluran terbuka akibat parameter aliran sungai seperti debit dan kedalaman aliran yang
dapat mempengaruhi besarnya gerusan yang terjadi di sekitar banguna pintu air.

TINJAUAN PUSTAKA
Gerusan
Proses erosi dan deposisi umumnya terjadi karena perubahan pola aliran terutama pada sungai
alluvial. Perubahan pola aliran terjadi karena adanya halangan pada aliran sungai tersebut, berupa
bangunan sungai seperti pilar jembatan dan abutmen. Bangunan semacam ini dipandang dapat
merubah geometri alur dan pola aliran yang selanjutnya diikuti gerusan lokal di sekitar bangunan
(Legono (1990) dalam Abdurrosyid dan Fatchan (2007)).
Legono (1990) dalam Abdurrosyid dan Fatchan (2009) membedakan tipe gerusan adalah :
1. Gerusan umum di alur sungai, tidak berkaitan sama sekali dengan ada atau tidak adanya bangunan
sungai.
2. Gerusan di lokalisir di alur sungai, terjadi karena penyempitan aliran sungai menjadi terpusat.
3. Gerusan lokal di sekitar bangunan, terjadi karena pola aliran lokal di sekitar bangunan sungai.

Mekanisme Gerusan
Dalam Chatterje dkk (1994) dikatakan tentang mekanisme gerusan di belakang pintu air. Debit
yang mengalir melalui pintu air membentuk suatu semburan (jet) di atas dasar erodibel. Kecepatan jet
yang tinggi menimbulkan tegangan gesek yang besar melebihi tegangan gesek kritik butiran yang
merupakan batas awal gerak butiran dan hal ini menyebabkan terbentuknya gerusan lokal di hilir
apron. Lubang gerusan yang terbentuk menyebabkan peningkatan kedalaman aliran lokal (pada
lubang gerusan tersebut) dan berakibat tegangan gesek di atas dasar menjadi kurang dan lebih kecil
dibandingkan tengangan gesek kritis material dasar sehingga terjadi penurunan material yang
ternagkut dan akhirnya tercapai tahap keseimbnagan dimana gerusan tidak bertambah lagi.
Perkembangan serusan sangat tergantung waktu. Awalnya gerusan berkembang dengan cepat
kemudian berkurang sampai tecapai tahap keseimbangan.

Teori Hidrolika dan Aliran Air


Aliran air dalam suatu aliran dapat berupa aliran saluran terbuka (open channel flow) maupu
aliran pipa (pipe flow). Keduanya jenis aliran tersebut sama dalam banyak hal, namun berbeda dalam
satu hal yang penting. Aliran saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface)
sehingga dipengaruhi oleh tekanan udara bebas (atmospheric pressure), sedangkan aliran pipa tidak
demikian, karena air harus mengisi seluruh saluran. Aliran pipa, yang terkurung dalam saluran
tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara, kecuali oleh tekanan hidrolik.
Aliran dalam saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface) yang akan
dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran saluran terbuka dapat digolongkan menjadi berbagai jenis
yaitu aliran tetap (steady flow), aliran tidak seragam (non uniform flow) dan aliran berubah lambat
laun (gradually varied flow).

182 dari 272


BENDUNG BERTANGGA SEBAGAI ALTERNATIF
PADA PERENCANAAN BANGUNAN IRIGASI
STEPPED WEIR AS AN ALTERNATIVE DESIGN OF IRRIGATION STRUCTURE
Oleh:
Denik Sri Krisnayanti1), Very Dermawan2), M. Sholichin2), Suhardjono2),
Dian Noorvy Khaerudin3)

1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
Jl. Adi Sucipto Penfui, Kupang, Indonesia
2) Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 167, Malang, Indonesia


3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribuwana Tunggadewi

Jl. Telaga Warna Tlogomas, Malang, Indonesia


Komunikasi penulis, email: denik.krisnayanti@gmail.com, Telp: +62-8123794142
Naskah ini diterima pada 19 Januari 2017; revisi pada 3 Maret 2017;
disetujui untuk dipublikasikan pada 28 April 2017

ABSTRACT
Stepped weir is generally a modification on the downstream face of a standard ogee weir. The overflow on
stepped weir classified in to three types: nappe flow, transition flow, and skimming flow. The skimming flow
more used in planning the weir because almost all the operations of weir for large discharge. This study
aimed to investigate and examine the advantages of stepped weir by conducting variations models such as
slope angle of weir, number of steps, and the value of Froude number. In this research, the models test of
stepped spillway carried out with two models of weir type were the ogee weir and the stepped weir. The
slope of stepped spillway (θ) are used 30˚ and 45˚, the number of steps (N) are 40 and 20, and the critical
depth to the height of steps (yc/h) ranging from 0,700 <yc/h<3.00 with the Froude number (Fr)< 10. The
results showed that friction factor of Darcy-Weisbach (f) for the stepped weir is 0.311 which affect the value
of energy loss. Levels of dissolved oxygen at stepped weir flow increased by 2.011% - 2.846%. The value of
relative energy losses (ΔE1/E0) are 86.129% on the stepped weir and 72.466% on the ogee weir. The increase
in value relative energy loss will affect the length of stilling basin in the downstream.
Keywords: stepped weir, relative energy loss, dissolved oxygen, skimming flow, friction factor

ABSTRAK
Bendung bertangga merupakan modifikasi dari profil standar untuk bendung tipe ogee. Aliran yang
melimpas pada bendung bertangga diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu aliran bebas, aliran transisi
dan aliran tenggelam. Aliran tenggelam ini lebih banyak digunakan dalam perencanaan bendung
dikarenakan hampir semua pengoperasian bendung adalah untuk perhitungan debit besar. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji dan mengetahui keunggulan bendung bertangga dengan melakukan variasi
perlakuan model meliputi sudut kemiringan, jumlah anak tangga dan nilai bilangan Froude. Penelitian ini
dilakukan pengujian terhadap dua model tipe bendung yakni bendung ogee dan bendung bertangga pada
kondisi aliran tenggelam. Untuk variasi sudut kemiringan pelimpah (θ) yang digunakan 30˚ dan 45˚,
jumlah anak tangga (N) 40 dan 20 serta kedalaman kritis terhadap tinggi tangga (yc/h) berkisar
0,70 < yc/h < 3,00. Model penelitian ini menggunakan bilangan Froude (Fr) < 10. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor gesekan Darcy Weisbach (f) untuk bendung bertangga adalah 0,311 yang
mempengaruhi terhadap nilai kehilangan energi. Kadar oksigen terlarut pada aliran bendung bertangga
meningkat sebesar 2,011% - 2,846%. Sedangkan nilai kehilangan energi relatif (∆E1/E0) pada bendung
bertangga adalah 86,129% dan bendung ogee adalah 72,466%. Peningkatan nilai kehilangan energi relatif
akan mempengaruhi terhadap panjang kolam olak di hilir bendung.
Kata kunci: bendung bertangga, kehilangan energi relatif, oksigen terlarut, aliran tenggelam,
koefisien gesekan

Bendung Bertangga-Krisnayanti, et al. 91


I. PENDAHULUAN mempengaruhi kehilangan energi maka dilakukan
analisis statistik dengan menggunakan regresi
Bendung atau yang dikenal dengan weir berfungsi
non linier terhadap model.
untuk meninggikan muka air sungai dan
mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada II. TINJAUAN PUSTAKA
ke arah tepi kanan atau tepi kiri sungai ke dalam
2.1. Bendung Bertangga
saluran melalui sebuah bangunan pengambilan
jaringan irigasi. Bendung bertangga ini juga Bendung bertangga merupakan modifikasi
semakin populer digunakan dalam penanganan saluran peluncur dengan membuat beberapa
debit besar dikarenakan bentuk desain yang dapat tangga dari lokasi dekat puncak bendung sampai
meningkatkan stabilitas struktur atau kaki di hilir bendung. Tujuan utama dari bendung
kemampuan dalam menghilangkan energi kinetik bertangga adalah meningkatkan peredaman
aliran (peredaman energi). energi karena masuknya udara pada dasar aliran
semu (pseudo bottom) dan mengurangi kelebihan
Peredaman energi pada saluran di pelimpah
energi kinetik yang terjadi pada saluran luncur.
bendung berguna untuk mencegah erosi yang
dapat terjadi pada hilir bendung. Kikisan dan Pada bendung bertangga, kecepatan aliran
gerusan adalah proses gesekan pada permukaan berkurang karena peredaman yang diakibatkan
dasar saluran atau sungai yang menyebabkan oleh anak-anak tangga. Tangga bertindak seperti
lapisan itu terkelupas sedikit demi sedikit. Makin bangunan terjun kecil yang ditempatkan secara
tinggi kecepatan aliran, makin besar kikisan atau berseri dan tiap tangga juga bertindak sebagai
gerusan yang terjadi. Kecepatan aliran yang tinggi peredam energi kecil bagi tangga sebelumnya.
menyebabkan terjadinya tekanan rendah/ negatif
Keuntungan dari bendung bertangga adalah
sehingga mengakibatkan kavitasi pada dinding
kemudahan konstruksi, pengurangan potensi
saluran luncur. Gaya yang disebabkan oleh
resiko kavitasi, dan pengurangan dimensi kolam
tekanan negatif akan menarik unsur-unsur pada
penenang di bagian hilir kaki bendung karena
struktur bangunan hidraulik yang selanjutnya
peredaman energi yang signifikan di sepanjang
akan mengakibatkan pengelupasan pada
saluran (Otto, 2006).
permukaan dasar bangunan. Lama kelamaan
pengelupasan dasar bangunan hidraulik akan Pada bendung bertangga dengan kondisi aliran
membentuk lubang kecil yang selanjutnya tenggelam, aliran yang melimpas pada anak-anak
menjadi lubang besar yang membahayakan tangga berkembang dan berputar membentuk
struktur hidraulik. Untuk mengurangi pusaran air pada sumbu horizontal di bawah
kemampuan aliran dalam mengikis dasar saluran, dasar saluran semu dengan dibatasi ujung tangga
maka salah satu cara adalah memperkecil seperti pada Gambar 1.d. Pusaran air tersebut
kecepatan aliran. Kecepatan aliran dikurangi membawa turbulensi tegangan geser antara aliran
dengan memperkecil energi limpasan yang lewat utama dengan pusaran aliran di bawah tangga.
di atas saluran. Tangga-tangga yang dibangun Hambatan aliran adalah jumlah hambatan
pada permukaan hilir bendung bisa mengurangi permukaan dan hambatan dari pengaruh struktur
energi limpasan yang terjadi di hilir bendung. tangga. Estimasi hambatan aliran ini diperlukan
dalam memperhitungkan kehilangan energi
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
akibat gesekan.
perilaku hidraulik bendung bertangga pada
kondisi aliran tenggelam, parameter terpenting Faktor gesekan pada bendung bertangga
yang bisa diamati adalah jumlah anak tangga yang mempengaruhi tingkat kehilangan energi.
berpengaruh terhadap kehilangan energi. Semakin tinggi faktor gesekan, maka kecepatan
Sehingga untuk menguji karakteristik aliran aliran semakin berkurang. Kecepatan aliran yang
tenggelam dilakukan variasi terhadap bentuk berkurang mengakibatkan konsentrasi udara
bendung bertangga meliputi kedalaman kritis menurun. Konsentrasi udara pada aliran yang
pada mercu bendung (yc), tinggi tangga (h), menurun akan mengakibatkan energi kinetik juga
panjang tangga (l), dan sudut kemiringan (h/l = menurun. Energi kinetik yang menurun akan
θ). Variasi pemodelan bentuk bendung bertangga mengakibatkan peredaman energi yang lebih
dilakukan untuk menyelidiki kedalaman aliran di tinggi. Sehingga pengurangan resiko kavitasi pada
kaki hilir bendung (y1), kedalaman aliran setelah bendung bertangga dapat diatasi jika kecepatan
loncatan hidraulik (y2), panjang loncatan hidraulik yang melimpas pada saluran bendung bertangga
(Lj), faktor gesekan Darcy Weisbach (f), kadar adalah rendah.
oksigen terlarut, dan nilai kehilangan energi (∆E).
Peterka (1953) serta Russell & Sheehan (1974)
Untuk mengidentifikasi pemodelan bendung
seperti yang dikutip oleh Chanson (1989) telah
bertangga yang paling optimum dalam
melaksanakan eksperimen pada model bangunan

92 Jurnal Irigasi – Vol. 11, No. 2, Oktober 2016, Hal. 91-102

Anda mungkin juga menyukai