Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Karakteristik Aliran Di atas
Ambang Tajam Bentuk Segi
Empat
01
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan karakteristik aliran di atas Menjelaskan karakteristik aliran di atas
ambang tajam bentuk segi empat ambang tajam bentuk segi empat
Pembahasan
Modul 1
Pendahuluan
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk
pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan aliran
berubah tiba- tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat
dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar. Ambang yang akan
digunakan adalah ambang lebar dan ambang tajam.
Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari
ambang tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik
antara ambang lebar dan ambang tajam dapat dilihat pada di bawah ini.
Dalam percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang dengan
tipe karakteristik sebagai berikut:
1. Keadaan loncat, Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu
saluran tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
2. Keadaan peralihan, Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air
di hulu saluran mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Keadaan tenggelam, Keadaan tenggelam adalah keadaan ketika tinggi muka
air di hulu saluran dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
Dari percobaan ini dapat diperoleh gambaran mengenai sifat aliran, berupa bentuk
atau profil aliran melalui analisis model fisik dari sifat aliran yang diamati. Dalam
kondisi nyata di lapangan, ambang ini berguna untuk meninggikan muka air di
sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi area persawahan yang
Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran pada
saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow nappe)
yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap mengalami
pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan tersebut
memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah tirai
luapan kurang sempurna. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan di bawah tirai
luapan akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air. Pengurangan tekanan ini
menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Tujuan & Prosedur Praktikum
Pada Karakteristik Aliran Di
atas Ambang Tajam Bentuk
Segi Empat
02
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan karakteristik aliran di atas Menjelaskan karakteristik aliran di atas
ambang tajam bentuk segi empat ambang tajam bentuk segi empat
Daftar Isi
Modul 2 : Tujuan & Prosedur Praktikum Pada Karakteristik Aliran Di atas Ambang
Tajam Bentuk Segi Empat
2.1 Tujuan
Modul 2
Tujuan & Prosedur Praktikum Pada Karakteristik Aliran Di atas Ambang Tajam
Bentuk Segi Empat
2.1 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air
di atas mercu (H) ambang tajam berbentuk segi empat dan debit pengaliran melalui
ambang tersebut.
Dimana :
a. Pasang lubang pengantar (delivery nozzle) (2A) pada dasar saluran terbuka
(1Q) di sebelah hulu saluran.
b. Selipkan sekat penenang (stilling baffle) (2B) ke dalam alur di sisi kiri dan
kanan dinding saluran.
c. Pasang pelat ambang tajam bentuk segi empat (2H) pada penyangga
ambang (1R) di sebelah hilir saluran, lalu kencangkan dengan mur kupu-kupu
(thumbs nuts) (21).
d. Letakkan kait pengukur muka air (meteran taraf) pada dudukan instrument
(instrument carrier) (2G) yang bertumpu di atas sisi saluran (1X) kira-kira di
tengah-tengah antara pelat ambang dan sekat penenang, lalu pasang jarum
(2J) pada bagian bawah tuang geser (2L).
e. Alirkan air ke saluran dengan membuka katub pengontrol (1C) dan
menjalankan pompa dengan memutar tombol stater (1D).
h. Arahkan ujung jarum meteran taraf tepat menyentuh muka air yang dianggap
sebagai bidang acuan (datum) dan saat itu setel nonius penunjuk pembacaan
ketinggian tepat pada angka nol (0). Ujung jarum meteran taraf dapat diturun-
naikkan dengan melonggarkan sekrup (screw) A (2C) untuk jarak jauh atau
menggunakan sekrup penyetel halus (fine adjustment nut) (2D) untuk jarak
sangat dekat.
i. Alirkan air ke saluran dan atur kran pengontrol (1C) untuk mendapatkan
ketinggian H yang dikehendaki, dengan penambahan ± 1 cm setiap tahap
percobaan.
j. Untuk setiap pengaliran yang berada dalam kondisi konstan, ukur dan
catatlah nilai H dan Q. Pengukuran Q dilakukan tiga kali, dengan
menggunakan stopwatch. Bola karet diturunkan, lalu ukur waktu untuk volume
tertentu yang dilihat pada tabung skala voluke tangki.
k. Lakukan tahap percobaan ini 7-8 kali untuk memperoleh hubungan H dan Q
yang baik.
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Perhitungan Praktikum Pada
Karakteristik Aliran Di atas
Ambang Tajam Bentuk Segi
Empat
03
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan karakteristik aliran di atas Menjelaskan karakteristik aliran di atas
ambang tajam bentuk segi empat ambang tajam bentuk segi empat
Daftar Isi
Modul 3 : Karakteristik Aliran Di atas Ambang Tajam Bentuk Segi Empat
Modul 3
Perhitungan Praktikum Pada Karakteristik Aliran Di Atas Ambang Tajam
Bentuk Segi Empat
Analisis Dimensi
Cd tidak berdimensi
H = 0,8 cm
H5/2 = 0,85/2
= ……. Cm3/s
Q =
Cd =
Cd =
Cd =
a. Q2/3 vs H
a =
a = _______
b =
b = _______
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:
y = ax + b
y = _______
Q2/3 = aH + b
a =
a = _______
b = _______
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:
y = ax + b
y = _______
Q2/3 = aH + b
c. Cd vs H
a =
a = _______
b =
b = _______
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:
y = ax + b
y = _______
c. Cd vs H
a =
a = _______
b =
b = _______
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:
y = ax + b
y = _______
Catatan:
Semua alat praktikum setelah selesai harus dibersiohkan dan tersimpan pada
tempat semula.
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Hukum Bernoulli
04
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan hukum bernoulli Mampu menjelaskan pengertian hukum
bernoulli
Pembahasan
Modul 4
Hukum Bernolli
Pada saat ini terdapat berbagai macam zat, yaitu zat cair,zat padat, dangas.zat cair
merupakan zat berbentuk cairan seperti air, minyak, bensin, dansebagainya. zat
padat adalah zat yang memiliki ciri keras dan padat ,contohnya besi.zat gas
merupakan zat yang berbentuk gas atau udara,contohnya udara dialam sekitar.
Fluida adalah zat yang mudah mengalir dan memberikan sedikithambatan terhadap
perubahan bentuk ketika di tekan. oleh karena itu tangtermasuk fluida adalah zat
cair dan gas.mekanika fluida yang mengkajinyadinamakan statika fluida
bergerak(hidrodinamika) sedangkan percobaanyang saat ini dilakukan yaitu fluida
dinamis.
Fluida dinamis disebut juga fluida yang bergerak atau fluida mengalir. bila bend
dalam kesetimbangan fluida tidak dapat menahan gaya tangensialatau gaya geser,
maka ia akan mengalami perubahan bentuk dan akan bergerak, inilah yang disebut
aliran.
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan dan gas, perbedaan perbadaannya antara
lain:
Besaran besaran dalam fluida dinamis diantaranya adalah debit, debit volume suatu
fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalamselang waktu tertentu
pula. Misalnya fluida mengalir melalui suatu pipa, pipa biasanya berbentuk silinder
dan memiliki luas penampang tertentu. pipa tersebut juga mempunyai panjang.
Ketika pipa tersebut dialiri fluida.
sejauh “ L “ maka volume fluida yang ada dalam pipa adalah luas penampang
dikalikan dengan panjang pipa. karena selama mengalir kedalaman pipa
disepanjang “ L “ fluida menempuh selang waktu tertentu. Demikian ketika fluida
mengalir pada suatu pipa yang memiliki luas penampang dan panjang tertentu
selama selang waktu tertentu, maka besarnya debit fluida ( Q ) tersebut sama
dengan luas penampang ( A )dikalikan dengan kecepatan aliran fluida ( V ). atau
dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑣
𝑄= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝐴 𝑥 𝑉
𝑡
Keterangan :
V = volume ( m³ )
t = selang waktu ( s )
A = luas penampang ( m )
Fluida mengalir pada pipa ujung1 ke ujung2 kecepatan pada ujung1 berada pada
ketinggian h1, ujung2 = h2. Dan tekanan pada ujung1 = h1,ujung2 = h2
Hukum bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah usaha,
energi kinetik, energi potensial fluida per satuan volumefluida tersebut mempunyai
nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi, jumlahdari tekanan energi kinetik per satuan
volume dan energi potensial per satuan volume mempunyai nilai yang sama pada
setiap titik sepanjangsuatu garis lurus.Prinsip Bernoulli banyak di pakai dalam
kehidupan. Beberapadiantaranya pada sayap pesawat terbang ,tower air,venture
meter danlainnya. Oleh karena itu perlu adanya percobaan-percobaan dalam
pemanfaatan prinsip Bernoulli hingga dapat digunakan secara lebih efektif.
Secara matematik, energi total tersebut dilukiskan dalam suatu persamaan yang
dikenal sebagai Hukum Bernoulli sebagai berikut:
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22
𝑍1 + + = 𝑍2 + + + H1 − 2
ρ .𝑔 2𝑔 ρ .𝑔 2𝑔
Dimana:
Z = Tinggi tempat
𝑃
= Tinggi tekan
ρ .𝑔
𝑉2
= Tinggi kecepatan
2𝑔
V = Kecepatan aliran
𝑉12 𝑉22
ℎ1 + = ℎ2 + + H1 − 2
2𝑔 2𝑔
𝑉2
𝐻=ℎ+
2𝑔
dimana H adalah energi total yang akan mempunyai nilai tetap sepanjang pipa bila
tak terjadi H1 − 2
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Percobaan Bernoulli
05
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan percobaan bernoulli Mampu menjelaskan tahapan
percobaan bernoulli
Pembahasan
Modul 5
Percobaan Bernoulli
𝑄
a. Kecepatan aliran pada setiap titik dihitung dengan rumus 𝑉=
𝐴
Perhitungan debit ddidapat dari data di bawah ini :
b. Tinggi kecepatan Teoritis (mm) pada setiap titik diperoleh dengan rumus
Tinggi Energi
Tinggi
No Luas H
Diameter Debit Q Kecepata Kecepata
Titik Penampan n (mm) % Beda
(mm) (mm³/ s) n V2/2g
Pipa g (mm) V
(M/S) H H
(mm)
teoritis praktis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
𝑽𝟐
Tinggi Kecepatan =
𝟐𝒈
Tinggi Kecepatan = mm
𝑉2
H teoritis = +ℎ
2𝑔
H teoritis = mm
d. Tinggi energi total aktual diperoleh dari pengamatan tinggi air dalam pipa
manometer pada setiap lubang penyadapan.
𝐻𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝐻𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠
% beda = 𝑥 100%
𝐻𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠
% beda = %
Keterangan gambar:
Catatan :
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
06
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan aliran air dalam pipa seri Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan aliran air dalam pipa seri
Pembahasan
Modul 6
6.1 Pendahuluan
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di
kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air
atau karena adanya pompa. Beberapa contoh sistem perpipaan adalah
pengaliran minyak antar kota/daerah pipa pembawa dan pipa pesat dari
waduk ke turbin pembangkit listrik tenaga air, jaringan air minum diperkotaan,
dan sebagainya.
Apabila suatu saluran pipa terdiri dari pipa-pipa dengan ukuran yang berbeda,
pipa tersebut adalah dalam hubungan seri. Suatu sistem tiga pipa dengan
karakteristik berbeda yang dihubungkan secara seri. Panjang, diameter, dan
koefisien gesekan masing-masing pipa adalah L1, L2, L3; D1, D2, D3; dan f1,
f2, f3. Jika beda tinggi muka air kedua kolam diketahui, akan dicari besar
debit aliran Q dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan energi
(Bernoulli). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambarkan
garis tenaga sehingga tenaga akan menurun ke arah aliran.
Kehilangan tenaga pada masing-masing pipa adalah hf1, hf2, dan hf3.
Dianggap bahwa kehilangan tenaga sekunder cukup kecil sehingga
diabaikan. Q = Q1 = Q2 = Q3
𝑃1 𝑣12 𝑃2 𝑣22
𝑧1 + + = 𝑧2 + + + ℎ𝑓1 + ℎ𝑓2 + ℎ𝑓3
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
Pada kedua titik tinggi tekanan adalah H1 dan H2, dan kecepatan V1 = V2 = 0
(tampang aliran sangat besar) sehingga persamaan di atas menjadi :
atau
𝑄 𝑄 𝑄
𝑉1 = 1 𝑉2 = 1 𝑉3 = 1
(4 𝜋 𝐷12 ) (4 𝜋 𝐷22 ) (4 𝜋 𝐷32 )
Substitusi nilai V1, V2, dan V3 ke dalam persamaan (7.10) maka akan di
dapat:
8𝑄 𝐹1 𝐿1 𝐹2 𝐿2 𝐹3 𝐿3
𝐻= ( + + )
(𝑔 𝜋 2 ) 𝐷15 𝐷25 𝐷35
𝜋 �2𝑔𝐻
𝑄= 1
𝑓1 𝐿1 𝑓2 𝐿2 𝑓3 𝐿3 2
4� 5 + + �
𝑑1 𝑑25 𝑑35
8𝑄2 𝐹𝑒 𝐿𝑒
𝐻= ( )
𝑔 𝜋 2 𝐷𝑒 5
𝐷𝑒 5 𝐹1 𝐿1 𝐹2 𝐿2 𝐹3 𝐿3
𝐿𝑒 = ( + + )
𝐹𝑒 𝐷15 𝐷25 𝐷35
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
07
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan percobaan aliran air Mahasiswa diharapkan mampu
dalam pipa seri menjelaskan percobaan aliran air dalam
pipa seri
Pembahasan
Modul 7
7.1 Tujuan
Kehilangan energi pada aliran dalam pipa dapat dibagi menjadi dua yaitu
kehilangan energi primer/mayor dan kehilangan sekunder/minor. Kehilangan
energi primer pada aliran dalam pipa disebabkan karena gesekan. Besarnya
kehilangan energi primer ini dapat dihitung menggunakan rumus Darcy-
Weisbach sebagai berikut :
𝐿𝑉 2
ℎ𝑓 = 𝑓
𝐷2𝑔
Dimana
𝑉𝐷
koefisien gesekan f merupakan fungsi dari bilangan Reynold (𝑅𝑒 = ) dan
ﬠ
𝑒
kekesaran relative pipa ( ), dimana:
D
Kehilangan energi sekunder akibat penyempitan tiba-tiba antara titik 1 dan titik
2 dapat dilukiskan sebagai berikut:
𝑉22
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐( )
2𝑔
Dimana
Dimana:
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
08
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan persamaan aliran air Mahasiswa diharapkan mampu
dalam pipa seri menjelaskan persamaan aliran air
dalam pipa seri
Pembahasan
Modul 8
Persamaan Aliran Air Dalam Pipa Seri menggunakan rumus-rumus lain yang dapat
dipergunakan untuk menyelesaikan aliran dalam pipa adalah :
Pada aliran air dalam pipa yang mempunyai kekasaran dinding, persamaan
enersi antara dua titik dengan mempertimbangkan kehilangan enersi (hukum
bernoulli) adalah sebagai berikut :
𝑣12 𝑣22
𝑧1 + ℎ1 + = 𝑧2 + ℎ2 + + ℎ𝑓12
2𝑔 2𝑔
Dimana:
𝑝
= Tinggi tekan (m)
𝜌𝑔
𝑣22
= Tinggi kecepatan (m)
2𝑔
𝑣12 𝑣22
ℎ1 + = ℎ2 + + ℎ𝑓12
2𝑔 2𝑔
Q = V. A = Konstan
Dimana:
𝑉𝐷
𝑅𝑒 = ﬠ
Dimana
Re = Bilangan reynold
12𝑣
𝛿=
�𝑔𝑅𝐼
Dimana :
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
09
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
aliran air dalam pipa seri menjelaskan prosedur percobaan aliran
air dalam pipa seri
Pembahasan
Modul 8
𝑄1+𝑄2+𝑄3
Q=
3
Q=
2. Tabel tinggi tekan, luas penampang (A), kecepatan aliran (V), tinggi
kecepatan (V²/2g), tinggi energi H, dan kehilanhgan energi H
Mencari tinggi tekan (h) garis datum diambil melalui titik skala nol
terendah yaitu pada saat titik datum berada pada 0.335 sehingga
= 0,397 m
= 0,396 m
dan seterusnya
3. Grafik energi
𝐴
𝑅=𝑃
∆𝐻1−𝐼𝐼1
𝐼= 𝐿𝑞−𝐼𝐼1
12𝑉
𝛿=
�𝑔𝑅𝐼
𝐴
𝑅=
𝑃
∆𝐻1−𝐼𝐼1
𝐼= 𝐿𝑞−𝐼𝐼1
12𝑉
𝛿=
�𝑔𝑅𝐼
𝑉𝐷
𝑅𝑒 = 𝑣
𝑉𝐷
𝑅𝑒 = 𝑣
𝐿𝑉 2
𝐻𝑓 = 𝑓 𝐷2𝑔
(𝑉1 − 𝑉2)2
ℎ𝑒 = ( )
2𝑔
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
10
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan aliran air pada saluran Mahasiswa diharapkan mampu
terbuka menjelaskan aliran air pada saluran
terbuka
Pembahasan
Modul 10
a. Bak air yang di lengkapi dengan meteran taraf dan ambang thomson
b. Saluran terbuka dengan dua sisi dari kaca dan dasar dari semen, di
ujung hilir saluran
a. terdapat pintu geser untuk mengatur tinggi aliran air di hilir bendung
b. Bendung dari fiberglass dan perlengkapannya (kolam olak)
c. Meteran taraf sebanyak 8 buah
d. Bak penampung air di hilir saluran untuk mengukur volume aliran dalam
waktu tertentu.
e. Bak penampung air mempunyai ukuran 1m x 1m, di lengkapi dengan
penutup pipa
f. pembuang
g. Bak ukur (mistar duga) di Masukan ke dalam bak air untuk membaca
selisih permukaan
1 2/3 1/2
𝑉= 𝑅 𝑆𝑓
𝑛
1 2/3 1/2
𝑉= 𝑅 𝑆𝑜
𝑛
Dimana :
3 2/3
∑𝑛
𝑖=1 𝑝𝑖 𝑛𝑖 2
𝑛𝑘 = � �
𝑃
Dimana :
nk = kekasaran koposit
n = jumlah sub-tampang
Q = V . A = konstan
artinya V1 . A1 = V2 . A2
Dimana :
𝑬𝟏−𝑬𝟐
∆𝒙 =
𝑺𝒐−𝑺𝒇
𝑽𝟐 𝒏𝟐
𝑺𝒇 =
𝑹𝟒/𝟑
𝑽𝟐
𝑬=𝒉+
𝟐𝒈
𝑺𝒇𝟏−𝑺𝒇𝟐
𝑺𝒇 =
𝟐
Dimana :
Indeks (1) dan (2) menunjukan titik di penampang (1) dan (2)
𝑽
𝑭𝒓 =
𝑨
�𝒈
𝑩
𝑸𝟐 𝑩
𝑭𝒓 = 𝟐
𝒈 𝑨𝟐
Dimana :
Fr = bilangan Froude
Dimana :
1
𝑌1 = 𝑌2 (�1 + 8 𝐹𝑟12 − 1)
2
1
𝑌1 = 𝑌1 (�1 + 8 𝐹𝑟22 − 1)
2
Dimana :
Fr = bilangan Froude
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
11
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
aliran air pada saluran terbuka menjelaskan prosedur percobaan aliran
air pada saluran terbuka
Pembahasan
Modul 10
3 2/3
∑𝑛
𝑖=1 𝑝𝑖 𝑛𝑖 2
𝑛𝑘 = � �
𝑃
𝑄 1 𝑏𝑥𝑦𝑛
= 𝑥 � � 𝑥 𝑆1/2
𝑏𝑥𝑦𝑛 𝑛𝑘 𝑏 + 2𝑥𝑦𝑛
𝑣 = �𝑔 𝑥 𝑦𝑐
𝑄
= �𝑔 𝑥 𝑦𝑐
𝑏𝑥𝑦𝑛
𝑉
𝐹𝑟 =
𝐴
�𝑔 𝑥
𝐵
𝑄
𝐴
𝐹𝑟 =
𝐴
�𝑔 𝑥
𝐵
1
𝑌1 = 𝑌2 (�1 + 8 𝐹𝑟12 − 1)
2
1
𝑌1 = 𝑌1 (�1 + 8 𝐹𝑟22 − 1)
2
loncat air yang terjadi. Kedalaman air di hilir yang cukup tinggi
dapat mengakibatkan
saluran rendah maka posisi loncat air akan terjadi kearah hilir.
Namun loncat air juga
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Tekanan Hidrostatis
12
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan tekanan hidrostatis Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tekanan hidrostatis
Pembahasan
Modul 12
Tekanan Hidrostatis
12.2 Metoda
Metoda untuk memperoleh posisis pusat kerja gaya hidrostatis yang bekerja
pada bidang datar dala air adalah dengan keseimbangan antara momen-
momen yang bekerja pada lengan keseimbangan ( balance arm ) dari
peralatan percobaan. Gaya yang bekerja adalah gaya berat yang dikerjakan
pada lengan dan gaya hidrostatis yang bekerja pada bidang.
Dimensi dari peralatan tekanan hidrostatis dapat dilihat pada tabel berikut.
Dimana :
F = ρgAh [Newton]
Dimana A = B d, sehingga :
𝐵 𝑑2
𝐹 = 𝜌𝑔
2
F h” = W L = m g L
𝑚𝑔𝐿 2𝑚𝐿
ℎ" = =
𝐹 𝜌 𝐵 𝑑2
𝐼𝑥
ℎ′ =
𝐴ℎ
Ix = Ic + A h2
𝐵 𝑑2 𝑑 2 𝐵 𝑑2
𝐼𝑥 = +𝐵𝑑 � � =
12 1 3
h” = h’ + H – d [m]
𝑑
ℎ" = 𝐻 −
3
Gaya hidrostatis yang bekerja pada bidang kwadran dapat dihitung dengan
rumus:
𝑑
𝐹 = 𝜌 𝑔 𝐴 ℎ = 𝜌 𝑔 𝐵 𝐷 (𝑑 − )
2
M = F h” (Nm)
M = F h” (Nm)
F h” = W L = m g L
𝑚𝐿
ℎ" = 𝑑
𝜌 𝐵 𝐷 (𝑑 − )
2
𝐼𝑥
ℎ′=
𝐴ℎ
Ix = Ic + A h2
𝑑2 𝐷 2
Ix = B D � � + �𝑑 − �
12 2
h” = h’ + H – d [m]
𝐷2 𝐷
+ (𝑑 − )
12 2
ℎ’ = 𝐷 +𝐻−𝑑
(𝑑 − )
2
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
13
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
tekanan hidrostatis menjelaskan prosedur percobaan
tekanan hidrostatis
Pembahasan
Modul 13
a. Catat berat beban (m) dan tinggi genangan air di atas dasar bidang
kwadran (d).
b. Untuk bidang tenggelam sebagian, hitung :
c. Untuk bidang tenggelam seluruhnya, hitung :
d. Berikanlah komentar variasi besarnya gaya hidrostatis terhadap
kedalaman air. Semakin dalam kwadran tenggelam maka semakin
besar gaya hidrostatis yang dihasilkan, karena tinggi muka air
berpengaruh pada gaya hidrostatis.
e. Berikanlah komentar atas hubungan antara pusat tekanan dan tinggi
air di atas dasar bidang kwadran. Pusat tekanan berada pada
sepertiga dari bawah kwadran. Tinggi air mempengaruhi letak pusat
bidang tekanan. Semakin rendah air maka semakin rendah letak pusat
bidang tekanannya maka tinggi pusat tekanan dipengaruhi oleh
kedalaman bidang kwadran yang tenggelam.
f. Berikanlah komentar terhadap perbedaan yang terjadi antara h” hasil
percobaan dan h” teoritis. h” teoritis hitung dari data-data yang
didapatkan dari percobaan yang dilakukan dan saat dilakukan
percobaan akan didapatkan kesalahan pembacaan pada alat ukur
sehingga akan didapatkan perbedaan h” hasil percobaan dan h”
teoritis.
g. Berikanlah komentar variasi besarnya gaya hidrostatis terhadap
kedalaman air. Semakin dalam kwadran tenggelam maka semakin
besar gaya hidrostatis yang dihasilkan, karena tinggi muka air
berengaruh pada gaya hidrostatis.
h. Berikanlah komentar atas hubungan antara pusat tekanan dan tinggi
air di atas dasar bidang kwadran. Pusat tekanan berada pada sepertiga
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
14
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan lubang dan pancaran air Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan lubang dan pancaran air
Pembahasan
Modul 14
Sketsa peralatan lubang dan pancaran air F1-17 (Orifice and Jet Apparatus)
Peralatan ini didesign untuk diletakan di atas bangku kerja hidraulika. Pipa
pemasukan (Inlet pipe) harus dihubungkan ke pipa suplai dari bangku kerja
hidraulika.
Pipa peluap dapat diatur (adjustable overflow pipe) terletak di samping tangki
air, digunakan untuk mengatur tinggi muka air dalam tangki (head). Pipa
pembuangan air fleksibel (flexible hose) dihubungkan dengan pipa peluap,
mengalirkan air kembali ke bak air (sump tank).
Alat ini dilengkapi dengan dua plat berlubang dengan diameter berbeda yang
dapat dipasangkan dengan menggunakan sekrup (thumb nuts), mengganti
plat berlubang dan mengencangkan skrup kembali. Plat berlubang ini disegel
dengan ring “O” dengan fitting khusus sehingga menciptaan peralihan yang
mulus pada dinding dalamnya.
𝑉1 = �2 𝑔 ℎ
dimana h adalah tinggi air diatas lubang seperti diperlihatkan pada gambar
14.2
𝑉 = 𝐶𝑣 �2 𝑔 ℎ
x = v.t
𝑟2
𝑦=𝑔
2
Atau
𝑦
𝑡 = �2
𝑔
𝑥
𝐶𝑣 = �𝑦 ℎ
2
Dengan demikian pada aliran tetap,yaitu nilai h tetap, Cv dapat dicari dari
koordinat x dan y dari lintasan pancaran air. Suatu grafik hubungan antara x
dan akan mempunyai kemiringan 2 Cv
Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
15
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
lubang dan pancaran air menjelaskan prosedur percobaan
lubang dan pancaran air
Pembahasan
Modul 15
Penentuan koefisien debit Cd dari debit aliran pada tinggi air tetap
v1 = �2 𝑔 ℎ
v1 = 𝐶𝑣 �2 𝑔 ℎ
Q1 = Ac V
Ac = Cc A0
Q1 = Cc A0 Cv �2 𝑔 ℎ
Q1 = Cd A0 �2 𝑔 ℎ
a. Ukur debit aliran dari pancaran air dengan menggunakan tabung literan
dan stop watch
b. Cata tinggi air h
c. Ulangi percobaan untuk tinggi air lain dengan mengatur posisi pipa
peluap
d. Ulangi juga seluruh prosedur untuk plat berlubang yang kedua.
e. Gambar grafik Qt versus , dan tentukan kemiringan dari grafik tersebut.
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
f. Koefisien debit Cd dihitung dengan rumus : Cd =
𝐴0 �2 𝑔
Diameter (….) m
Untuk aliran tidak tetap (unsteady flow), waktu t, pada saat tinggi air akan
turun dari hi sampai h,digunakan rumus berikut.
𝐴𝑟 2
𝑡= � (√ℎ1 − √ℎ)
𝐶𝑑 𝐴0 𝑔
a. Untuk aliran dengan tinggi air berubah, naikka pipa peluap untuk
mendapatkan tinggi muka air maksimum, tangka diisi sampai
mendekati permukaan.
b. Tutup katup pengntril cairan (1C) dan matikan pompa dengan memutar
tombol stater (1D) ke posisi stop.
c. Tekan tombol stop watch pada saat elevasi muka air di tangka
mencapai posisi tertentu (yinggi h1)
d. Baca posisi Mukai air setiap interval waktu 20 sekon, dengan
menempelkan kertas dekat skala, kemudian tadai posisi muka air
setiap interval 20 sekon. Setelah selesai baru dibaca elevasi muka air
tanah setiap interval 20 sekon berdasarkan tanda tersebut.
e. Langkah diatas diulang untuk plat berlubang kedua.
f. Buat grafik t versus dan ditentukan kemiringan garis tersebut.
g. Koefisien debit Cd dapat dihitung dengan rumus :
− 𝐴𝑔 2
𝐶𝑑 = � 𝑆
𝐴0 𝑔
Diameter (…) m