Anda di halaman 1dari 101

MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Karakteristik Aliran Di atas
Ambang Tajam Bentuk Segi
Empat

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan karakteristik aliran di atas Menjelaskan karakteristik aliran di atas
ambang tajam bentuk segi empat ambang tajam bentuk segi empat
Pembahasan

Modul 1

Karakteristik Aliran Di atas Ambang Tajam Bentuk Segi Empat

Pendahuluan

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk
pendistribusian air maupun pengaturan sungai.

Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan aliran
berubah tiba- tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat
dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar. Ambang yang akan
digunakan adalah ambang lebar dan ambang tajam.

Fungsi penggunaan ambang lebar dan ambang tajam adalah:

1. Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam perancangan


bangunan pelimpah pada waduk dan sebagainya.
2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka air.
Sebagai contoh aplikasi, air yang melewati ambang lebar akan memiliki energi
potensial yang lebih besar sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh
dan dapat mengairi daerah yang lebih luas.

Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari
ambang tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik
antara ambang lebar dan ambang tajam dapat dilihat pada di bawah ini.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.1 Ambang Tajam

Gambar 1.2 Ambang Lebar

Dalam percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang dengan
tipe karakteristik sebagai berikut:

1. Keadaan loncat, Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu
saluran tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
2. Keadaan peralihan, Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air
di hulu saluran mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Keadaan tenggelam, Keadaan tenggelam adalah keadaan ketika tinggi muka
air di hulu saluran dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.

Dari percobaan ini dapat diperoleh gambaran mengenai sifat aliran, berupa bentuk
atau profil aliran melalui analisis model fisik dari sifat aliran yang diamati. Dalam
kondisi nyata di lapangan, ambang ini berguna untuk meninggikan muka air di
sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi area persawahan yang

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
luas. Selain itu, ambang juga dapat digunakan untuk menentukan debit air yang
mengalir pada saluran terbuka.

Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran pada
saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan (flow nappe)
yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini dianggap mengalami
pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan bawah tirai luapan tersebut
memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun, pengudaraan di bawah tirai
luapan kurang sempurna. Hal ini berarti terjadi pengurangan tekanan di bawah tirai
luapan akibat udara yang tergantikan oleh pancaran air. Pengurangan tekanan ini
menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

- Perbedaan tekanan meningkat di ambang.


- Perubahan bentuk tirai luapan sesuai dengan ambang yang digunakan.
- Peningkatan debit, disertai fluktuasi.
- Bentuk hidrolik yang tidak stabil.

Hal-hal ini menyebabkan timbulnya koefisien pengaliran (C) yang berbeda-beda


pada setiap ambang.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Tujuan & Prosedur Praktikum
Pada Karakteristik Aliran Di
atas Ambang Tajam Bentuk
Segi Empat

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan karakteristik aliran di atas Menjelaskan karakteristik aliran di atas
ambang tajam bentuk segi empat ambang tajam bentuk segi empat
Daftar Isi

Modul 2 : Tujuan & Prosedur Praktikum Pada Karakteristik Aliran Di atas Ambang
Tajam Bentuk Segi Empat

2.1 Tujuan

2.2 Dasar Teori

2.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan

Modul 2

Tujuan & Prosedur Praktikum Pada Karakteristik Aliran Di atas Ambang Tajam
Bentuk Segi Empat

2.1 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air
di atas mercu (H) ambang tajam berbentuk segi empat dan debit pengaliran melalui
ambang tersebut.

Peralatan yang digunakan antara lain:

1. Bangku kerja hidraulis (Hydraulis Bench)


2. Peralatan ambang berbentuk Segi Empat (Weir Plate Rectangular Notch)
3. Stopwatch

2.2 Dasar Teori

Rumus Aliran diatas ambang berbentuk Segi Empat yang adalah:

Dimana :

Q = Debit aliran di atas ambang [m3/s]

Cd = Koefisien debit aliran di atas ambang tajam segi empat

B = Lebang ambang [m], dalam percobaan ini B = 0.03 m

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
H = Tinggi muka air di atas ambang [m], tinggi lubang ambang ± 8.5 cm

g = Gravitasi [m/s2], dalam percobaan ini ambil g = 9.8 m/s3

2.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

a. Pasang lubang pengantar (delivery nozzle) (2A) pada dasar saluran terbuka
(1Q) di sebelah hulu saluran.
b. Selipkan sekat penenang (stilling baffle) (2B) ke dalam alur di sisi kiri dan
kanan dinding saluran.
c. Pasang pelat ambang tajam bentuk segi empat (2H) pada penyangga
ambang (1R) di sebelah hilir saluran, lalu kencangkan dengan mur kupu-kupu
(thumbs nuts) (21).
d. Letakkan kait pengukur muka air (meteran taraf) pada dudukan instrument
(instrument carrier) (2G) yang bertumpu di atas sisi saluran (1X) kira-kira di
tengah-tengah antara pelat ambang dan sekat penenang, lalu pasang jarum
(2J) pada bagian bawah tuang geser (2L).
e. Alirkan air ke saluran dengan membuka katub pengontrol (1C) dan
menjalankan pompa dengan memutar tombol stater (1D).

Gambar 1.3 Starter dan Katup Pengontrol

f. Alirkan air ke saluran dengan membuka katub pengontrol (1C) dan


menjalankan pompa dengan memutar tombol stater (1D).
g. Biarkan muka air aik hingga tepat setinggi mercu ambang, lalu tutup katup
pengontrol dan matikan pompa.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.4 Meteran Taraf

h. Arahkan ujung jarum meteran taraf tepat menyentuh muka air yang dianggap
sebagai bidang acuan (datum) dan saat itu setel nonius penunjuk pembacaan
ketinggian tepat pada angka nol (0). Ujung jarum meteran taraf dapat diturun-
naikkan dengan melonggarkan sekrup (screw) A (2C) untuk jarak jauh atau
menggunakan sekrup penyetel halus (fine adjustment nut) (2D) untuk jarak
sangat dekat.

Gambar 1.5 Aliran Air setelah Mencapai Ketinggian yang dikehendaki

i. Alirkan air ke saluran dan atur kran pengontrol (1C) untuk mendapatkan
ketinggian H yang dikehendaki, dengan penambahan ± 1 cm setiap tahap
percobaan.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.6 Bola Karet Diturunkan

Gambar 1.7 Pembacaan Volume yang Melewati Ambang

j. Untuk setiap pengaliran yang berada dalam kondisi konstan, ukur dan
catatlah nilai H dan Q. Pengukuran Q dilakukan tiga kali, dengan
menggunakan stopwatch. Bola karet diturunkan, lalu ukur waktu untuk volume
tertentu yang dilihat pada tabung skala voluke tangki.
k. Lakukan tahap percobaan ini 7-8 kali untuk memperoleh hubungan H dan Q
yang baik.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika
Perhitungan Praktikum Pada
Karakteristik Aliran Di atas
Ambang Tajam Bentuk Segi
Empat

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan karakteristik aliran di atas Menjelaskan karakteristik aliran di atas
ambang tajam bentuk segi empat ambang tajam bentuk segi empat
Daftar Isi
Modul 3 : Karakteristik Aliran Di atas Ambang Tajam Bentuk Segi Empat

3.1 Hasil Percobaan dan Perhitungan

3.2 Data Hasil Percobaan

3.3 Grafik Perhitungan

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan

Modul 3
Perhitungan Praktikum Pada Karakteristik Aliran Di Atas Ambang Tajam
Bentuk Segi Empat

3.1 Hasil Percobaan dan Perhitungan

a. Catat lebar ambang segi empat.


b. Tabelkan tinggi air di atas ambang H, volume aliran dan waktunya.
c. Hitung dan tabelkan nilai Q, H3/2 dan Cd. Rumus Cd :

d. Gambarkan grafik hubungan :


Q2/3 versus H
log Q versus Log H
Cd versus H
Cd versus H/B
e. Susun table masing-masing grafik untuk menentukan persamaan regresi linearnya,
serta hitung Cd grafiknya (Cd regresi). Kemudian pilih salah satu grafik yang paling
sesuai dengan data hasil percobaan anda.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.2 Data Hasil Percobaan

Tabel 3.1 Pengukuran Tinggi Muka Air, Voliume dan Waktu

Analisis Dimensi

Cd tidak berdimensi

Tabel 3.2 Perhitungan Cd

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh perhitungan (Percobaan 1)

H = 0,8 cm

H5/2 = 0,85/2

Q = Volume (V) dan Waktu (t) diperoleh dari tabel 1.1

= ……. Cm3/s

Q =

Cd =

Cd =

Cd =

Nilai Rata-rata Cd adalah

3.3 Grafik Perhitungan

a. Q2/3 vs H

Gambar 3.1 Grafik Q2/3 vs H

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 3.3 Perhitungan Cd

Persamaan regresi linearnya adalah y= a + bx

a =

a = _______

b =

b = _______

Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:

y = ax + b

y = _______

Q2/3 = aH + b

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Log Q vs Log H

Gambar 3.2 Grafik log Q vs log H

Tabel 3.4 Regresi Linear hubungan Log Q dan Log H

Persamaan regresi linearnya adalah y= a + bx

a =

a = _______

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b =

b = _______

Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:

y = ax + b

y = _______

Q2/3 = aH + b

c. Cd vs H

Gambar 3.3 Grafik Cd vs H

Tabel 3.5 Regresi Linear hubungan Cd vs H

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


8 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Persamaan regresi linearnya adalah y= a + bx

a =

a = _______

b =

b = _______

Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:

y = ax + b

y = _______

c. Cd vs H

Gambar 3.4 Grafik Cd vs H/B

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


9 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 3.6 Regresi Linear hubungan Cd vs H/B

Persamaan regresi linearnya adalah y= a + bx

a =

a = _______

b =

b = _______

Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan Log Q dan Log H adalah:

y = ax + b

y = _______

Catatan:

Semua alat praktikum setelah selesai harus dibersiohkan dan tersimpan pada
tempat semula.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


10 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Hukum Bernoulli

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan hukum bernoulli Mampu menjelaskan pengertian hukum
bernoulli
Pembahasan

Modul 4

Hukum Bernolli

Penjelasan Singkat Hukum Bernolli

Pada saat ini terdapat berbagai macam zat, yaitu zat cair,zat padat, dangas.zat cair
merupakan zat berbentuk cairan seperti air, minyak, bensin, dansebagainya. zat
padat adalah zat yang memiliki ciri keras dan padat ,contohnya besi.zat gas
merupakan zat yang berbentuk gas atau udara,contohnya udara dialam sekitar.

Fluida adalah zat yang mudah mengalir dan memberikan sedikithambatan terhadap
perubahan bentuk ketika di tekan. oleh karena itu tangtermasuk fluida adalah zat
cair dan gas.mekanika fluida yang mengkajinyadinamakan statika fluida
bergerak(hidrodinamika) sedangkan percobaanyang saat ini dilakukan yaitu fluida
dinamis.

Fluida dinamis disebut juga fluida yang bergerak atau fluida mengalir. bila bend
dalam kesetimbangan fluida tidak dapat menahan gaya tangensialatau gaya geser,
maka ia akan mengalami perubahan bentuk dan akan bergerak, inilah yang disebut
aliran.

Fluida dapat digolongkan kedalam cairan dan gas, perbedaan perbadaannya antara
lain:

• Cairan praktis tak kompresibel, sedangkan gas kompresibel.


• Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan
bebas,sedangkan gas dengan massa tertentu akan mengembang sampai
mengisiseluruh bagian wadahnya.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak. Untuk memudahkandalam mempelajari
fluida, fluida disini dianggap steady ( mempunyaikecepatan yang konstan ), tak
termampatkan ( tidak mengalami perubahanvolume ), tidak kental.

Besaran besaran dalam fluida dinamis diantaranya adalah debit, debit volume suatu
fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalamselang waktu tertentu
pula. Misalnya fluida mengalir melalui suatu pipa, pipa biasanya berbentuk silinder
dan memiliki luas penampang tertentu. pipa tersebut juga mempunyai panjang.
Ketika pipa tersebut dialiri fluida.

sejauh “ L “ maka volume fluida yang ada dalam pipa adalah luas penampang
dikalikan dengan panjang pipa. karena selama mengalir kedalaman pipa
disepanjang “ L “ fluida menempuh selang waktu tertentu. Demikian ketika fluida
mengalir pada suatu pipa yang memiliki luas penampang dan panjang tertentu
selama selang waktu tertentu, maka besarnya debit fluida ( Q ) tersebut sama
dengan luas penampang ( A )dikalikan dengan kecepatan aliran fluida ( V ). atau
dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑣
𝑄= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = 𝐴 𝑥 𝑉
𝑡

Keterangan :

Q = debit aliran (m³/s )

V = volume ( m³ )

t = selang waktu ( s )

A = luas penampang ( m )

Prinsip bernoulli adalah sebuah istilah dalam mekanika fluida yangmenyatakan


bahwa pada suatu aliran fluida peningkatan pada kecepatanfluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut . prinsipini merupakan
penyederhanaan dari persamaan bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada suatu titik didalam suatu aliran tertutup adalahsama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jalur aliran yangsama. prinsip ini diambil dari seorang ilmuan
berkebangsaan belanda – swiss yang bernama “ DANIEL BERNOULLI ”.

Hukum bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukumkekekalan energi


yang dialami oleh aliran pada suatu fluida. Hukum inimenyatakan bahwa jumlah
tekanan ( P ), energi kinetik, persamaan volume,dan energi potensial persatuan
volume memiliki nilai yang sama pada setiaptitik sepanjang garis arus.

Fluida mengalir pada pipa ujung1 ke ujung2 kecepatan pada ujung1 berada pada
ketinggian h1, ujung2 = h2. Dan tekanan pada ujung1 = h1,ujung2 = h2

Gambar 4.1 Fluida mengalir pada pipa

Hukum bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah usaha,
energi kinetik, energi potensial fluida per satuan volumefluida tersebut mempunyai
nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi, jumlahdari tekanan energi kinetik per satuan
volume dan energi potensial per satuan volume mempunyai nilai yang sama pada
setiap titik sepanjangsuatu garis lurus.Prinsip Bernoulli banyak di pakai dalam
kehidupan. Beberapadiantaranya pada sayap pesawat terbang ,tower air,venture
meter danlainnya. Oleh karena itu perlu adanya percobaan-percobaan dalam
pemanfaatan prinsip Bernoulli hingga dapat digunakan secara lebih efektif.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada aliran fluida yang kontinu dan tak termampatkan, energi total pada setiap
penampang akan tetap sama jika dianggap aliran tanpa gesekan. Energi total ini
terdiri dari tiga komponen yaitu : Energi Potensial, sering pula disebut sebagai Tinggi
Tempat (ditulis dengan simbol Z), Energi Spatik, sering pula disebut sebagai Tinggi
𝑃 𝑉2
Tekan dan Energi Kineti, sering pula disebut sebagai Tinggi Kecepatan
ρ .𝑔 2𝑔

Secara matematik, energi total tersebut dilukiskan dalam suatu persamaan yang
dikenal sebagai Hukum Bernoulli sebagai berikut:

𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22
𝑍1 + + = 𝑍2 + + + H1 − 2
ρ .𝑔 2𝑔 ρ .𝑔 2𝑔

Dimana:

Z = Tinggi tempat

𝑃
= Tinggi tekan
ρ .𝑔

H1 − 2 = Kehilangan energi antar tittik 1 dan tittik 2 (m)

𝑉2
= Tinggi kecepatan
2𝑔

P = Tekenan Hidrostatis = ρ g h1 (m)


h = Tinggi kolom air (m)

V = Kecepatan aliran

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada percobaan ini sumbu pipa mendatar sehingga z1 = z2 sehingga persamaan
Bernoulli dapat ditulis sebagai berikut :

𝑉12 𝑉22
ℎ1 + = ℎ2 + + H1 − 2
2𝑔 2𝑔

Dengan demikian hukum Bernoulli dapat dinyatakan dengan :

𝑉2
𝐻=ℎ+
2𝑔

dimana H adalah energi total yang akan mempunyai nilai tetap sepanjang pipa bila
tak terjadi H1 − 2

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Percobaan Bernoulli

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan percobaan bernoulli Mampu menjelaskan tahapan
percobaan bernoulli
Pembahasan

Modul 5

Percobaan Bernoulli

5.1. Tujuan Percobaan Bernoulli

a. Praktikum mengerti menggunakan hukum Bernoulli pada


perhitungan Hidrolika.
b. Praktikum mengenal alat-alat pengukur energi aliran yang
berkaitan dengan azas Bernoulli.
c. Praktikum mengerti dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
dalam mengukur energi aliran air.

5.2. Tujuan Khusus

a. Praktikan mampu menyelidiki kebenaran hukum Bernoulli yang


dipergunakan pada aliran air melalui pipa penampang bulat
dengan diamter bervariasi.
b. Praktikan dapat menghitung tinggi kecepatan energi tekanan
dan energi total pada setiap penampang pipa yang diselidiki.
c. Praktikan dapat membandingkan dan menyimpulkan total
energi secara perhitungan dan penyelidikan.
d. Praktikan dapat mengomentari penggunaan hukum Bernoulli
pada percobaan sistem aliran mengumpulkan secara perlahan-
lahan (convergent) dan sistem aliran menyebar secara
perlahan-lahan (divergent).

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.3. Alat-Alat Yang Dipergunakan

a. Bangku kerja Hidraulis (Hydraulics Bench).


b. Perlengkapan Theorema Bernoulli ( Bernoulli’s Theorem Demonstration
Apparatus.
c. Stop Watch.

5.4 Langkah-Langkah Percobaan

a. Letakan alat Teorema Bernoulli di atas bangku kerja hidraulis,


atur kedudukannya agar bener-benar hirizontal dengan
menyetel sekrup kaki.
b. Tutup kran pengalian (1C) lalu jalankan pompa dengan memutar tombol
(1D).
c. Buka sedikit kran pengatur debit (Flow control curve)(6K),
kemudian dengan hati-hati membuka kran pengalian (1C)
sehinggaair mengalir ke dalam pipa. pelan0pelan buka kran (6E)
(Air inlet) sehingga tabung manometer terisi air dan pastikan
seluruh pipa-pipa penyadap dan tabung manometer bebaas dari
gelembung udara. Tutup kembali kran (6E).
d. Buka kran pengalian (1C) dan kran pengatur debit, atur
keduanya hingga memberikan kombinasi aliran dan sistem
tekanan yang diinginkan.
e. Catat h tangki pengukur volume dan waktu dengan stopwatch sampai3
kali.
f. Tarik probe pengukur energi total sejauh mungkin dengan
terlebih dahulu mengundurkan sekrup pengencang (gland nut).
g. Catat tinggi air dalam pipa manometer 1 sampai dengan 6.
h. Masukkan probe energi total sampai di dekat setiap lubang
penyadapan. Pada setiap lubang penyadapan catat tinggi
pembacaan energi total praktis (tingg air di manometer 8).
i. Matikan pompa, keluarkan air dari dalam alat dan simpan kembali alat-
alat yang dipakai.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.5. Hasil Percobaan Dan Perhitungan

𝑄
a. Kecepatan aliran pada setiap titik dihitung dengan rumus 𝑉=
𝐴
Perhitungan debit ddidapat dari data di bawah ini :

Tabel 2.1 Tinggi air, volume aliran, dan waktu

b. Tinggi kecepatan Teoritis (mm) pada setiap titik diperoleh dengan rumus

Tabel 5 .2 Tinggi Energi dan Persen Bola

Tinggi Energi
Tinggi
No Luas H
Diameter Debit Q Kecepata Kecepata
Titik Penampan n (mm) % Beda
(mm) (mm³/ s) n V2/2g
Pipa g (mm) V
(M/S) H H
(mm)
teoritis praktis
1.
2.
3.
4.
5.
6.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
𝑸
V=
𝑨
= 𝒎/𝒔

𝑽𝟐
Tinggi Kecepatan =
𝟐𝒈

Tinggi Kecepatan = mm

c. Tinggi energi total teoritis (mm) diperoleh dengan


menambahkan tinggi tekan (penyelidikan) dan tinggi kecepatan
(perhitungan).

𝑉2
H teoritis = +ℎ
2𝑔
H teoritis = mm

d. Tinggi energi total aktual diperoleh dari pengamatan tinggi air dalam pipa
manometer pada setiap lubang penyadapan.

𝐻𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝐻𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠
% beda = 𝑥 100%
𝐻𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠

% beda = %

e. Perbandingan hasil pengukuran tinggi energi praktis dan tinggi energi


teoritis .

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 5 .3 Tinggi Energi

Gambar 5.1 Grafik Jarak Pipa versus Tinggi Energi

Keterangan gambar:

1. Penurunan garis energi praktis pada titik 1 sampai 5 lebih landai


dibandingkan dengan penurunan garis energi praktis pada titik 5
sampai 6, hal ini disebabkan karena penyempitan pipa pada titik 1
sampai 5 terjadi secara bertahap sedangkan pada titik 5 sampai 6
ter jadi pelebaran yang cepat.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Pada titik 1 sampai 5 garis tinggi tekan cenderung turun, hal ini
disebabkan karena sejalan dengan penyempitan pipa pada titik 1
sampai 5, maka kecepatannya makin besar dan tekanannya makin
kecil.
3. 3) Pada titik 5 sampai 6 garis tinggi tekan cenderung naik, hal ini
disebabkan karena sejalan dengan pelebaran pipa pada titik 1
sampai 5, maka kecepatannya makin kecil dan tekanannya
makin besar.
4. 4) Pada titik 1 sampai 3 garis energi teoritis cenderung turun.
Penyimpangan ini kemungkinan besar disebabkan karena
ketidakakuratan pembacaan manometer pada titik 1 sampai 3.

Gambar 5.2 Bernoulli’s Apparatus

Catatan :

Kaliibrasi alat harus dilakukan secara berkala dan sebelum percobaan.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Aliran Air dalam Pipa Seri

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan aliran air dalam pipa seri Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan aliran air dalam pipa seri
Pembahasan

Modul 6

Aliran Dalam Pipa Seri

6.1 Pendahuluan

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di
kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air
atau karena adanya pompa. Beberapa contoh sistem perpipaan adalah
pengaliran minyak antar kota/daerah pipa pembawa dan pipa pesat dari
waduk ke turbin pembangkit listrik tenaga air, jaringan air minum diperkotaan,
dan sebagainya.

6.2 Pipa hubungan seri

Apabila suatu saluran pipa terdiri dari pipa-pipa dengan ukuran yang berbeda,
pipa tersebut adalah dalam hubungan seri. Suatu sistem tiga pipa dengan
karakteristik berbeda yang dihubungkan secara seri. Panjang, diameter, dan
koefisien gesekan masing-masing pipa adalah L1, L2, L3; D1, D2, D3; dan f1,
f2, f3. Jika beda tinggi muka air kedua kolam diketahui, akan dicari besar
debit aliran Q dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan energi
(Bernoulli). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambarkan
garis tenaga sehingga tenaga akan menurun ke arah aliran.

Kehilangan tenaga pada masing-masing pipa adalah hf1, hf2, dan hf3.
Dianggap bahwa kehilangan tenaga sekunder cukup kecil sehingga
diabaikan. Q = Q1 = Q2 = Q3

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6.1 Pipa Dalam Hubungan Seri

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 1 dan 2 (pada garis


aliran) adalah :

𝑃1 𝑣12 𝑃2 𝑣22
𝑧1 + + = 𝑧2 + + + ℎ𝑓1 + ℎ𝑓2 + ℎ𝑓3
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Pada kedua titik tinggi tekanan adalah H1 dan H2, dan kecepatan V1 = V2 = 0
(tampang aliran sangat besar) sehingga persamaan di atas menjadi :

z1 + H1 = z2 + H2 + hf1 = hf2 = hf3

(z1 + H1) - (z2 + H2) = hf1 + hf2 + hf3

atau

H = hf1 + hf2 + hf3

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach, persamaan menjadi :

𝐿1 𝑣12 𝐿2 𝑣22 𝐿3 𝑣32


𝐻 = 𝑓1 + 𝑓2 + 𝑓3
𝐷1 2𝑔 𝐷2 2𝑔 𝐷3 2𝑔

Untuk masing-masing pipa, kecepatan aliran adalah :

𝑄 𝑄 𝑄
𝑉1 = 1 𝑉2 = 1 𝑉3 = 1
(4 𝜋 𝐷12 ) (4 𝜋 𝐷22 ) (4 𝜋 𝐷32 )

Substitusi nilai V1, V2, dan V3 ke dalam persamaan (7.10) maka akan di
dapat:

8𝑄 𝐹1 𝐿1 𝐹2 𝐿2 𝐹3 𝐿3
𝐻= ( + + )
(𝑔 𝜋 2 ) 𝐷15 𝐷25 𝐷35

Debit aliran adalah:

𝜋 �2𝑔𝐻
𝑄= 1
𝑓1 𝐿1 𝑓2 𝐿2 𝑓3 𝐿3 2
4� 5 + + �
𝑑1 𝑑25 𝑑35

Kadang-kadang penyelesaian pipa seri dilakukan dengan suatu pipa ekivalen


yang mempunyai penampang seragam. Pipa disebut ekivalen apabila
kehilangan tekanan pada pengaliran di dalam pipa ekivalen sama dengan

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pipa-pipa yang 76 diganti. Sejumlah pipa dengan bermacam-macam nila f, L,
dan D akan dijadikan menjadi satu pipa ekivalen. Untuk itu diambil diameter D
dan koefisien gesekan fe dari pipa yang terpanjang (atau yang telah
ditentukan) dan kemudian ditentukan panjang pipa ekivalen. Kehilangan
tenaga dalam pipa ekivalen :

8𝑄2 𝐹𝑒 𝐿𝑒
𝐻= ( )
𝑔 𝜋 2 𝐷𝑒 5

𝐷𝑒 5 𝐹1 𝐿1 𝐹2 𝐿2 𝐹3 𝐿3
𝐿𝑒 = ( + + )
𝐹𝑒 𝐷15 𝐷25 𝐷35

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Percobaan Air dalam Pipa Seri

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan percobaan aliran air Mahasiswa diharapkan mampu
dalam pipa seri menjelaskan percobaan aliran air dalam
pipa seri
Pembahasan

Modul 7

Percobaan Air Dalam Pipa Seri

7.1 Tujuan

• Praktikum diharapkan mahasiswa mengerti menggunakan hukum


Darcy-Weisbach untuk menghitung kehilangan energi akibat gesekan
pada pengaliran air dalam pipa.
• Praktikan dapat menentukan kekasaran pipa dengan menggunakan
hukum Darcy-Weisbach dan diagram Moody.
• Praktikan dapat menentukan kehilangan energi sekunder akibat
penyempitan dan pelebaran pipa secara tiba-tiba.

7.2 Alat-Alat yang digunakan

• Bak pengatur tekanan yang dilengkapi dengan meteran taraf.


• Susunan pipa seri yang terdiri dari tiga jenis diameter pipa. Masing-
masing pipa terdapat tiga titik pengukuran tinggi tekanan. Di ujung pipa
(pada bagian pembuangan air) dilengkapi sebuah kran untuk mengatur
debit aliran dan tekanan di dalam pipa.
• Setir pengatur kedudukan pipa (diatur horizontal).
• Satu set manometer untuk pembacaan tinggi tekan pada tiap titik.
• Literan (volume= 10 liter).
• Termometer
• Stopwatch

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7.3 Dasar Teori dan Analisa

Kehilangan energi pada aliran dalam pipa dapat dibagi menjadi dua yaitu
kehilangan energi primer/mayor dan kehilangan sekunder/minor. Kehilangan
energi primer pada aliran dalam pipa disebabkan karena gesekan. Besarnya
kehilangan energi primer ini dapat dihitung menggunakan rumus Darcy-
Weisbach sebagai berikut :

𝐿𝑉 2
ℎ𝑓 = 𝑓
𝐷2𝑔

Dimana

hf = Kehilangan enersi dalam pipa akibat gesekan (m)

F = Koefisien gesekan pipa

L = Panjang pipa (m)

D = Diameter pipa bagian dalam (m)

V = Kecepatan aliran dalam pipa (m)

g = Grativikasi (m/detik2) = 9,8 m/s2

𝑉𝐷
koefisien gesekan f merupakan fungsi dari bilangan Reynold (𝑅𝑒 = ) dan
‫ﬠ‬
𝑒
kekesaran relative pipa ( ), dimana:
D

‫= ﬠ‬ Keketalan kinematic air (m2/detik)

e = Kekerasan pipa (m)

D = Diameter pipa (m)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menentukan f dapat dipergunakan diagram Moody :

Kehilangan enersi sekunder bersifat lokal, terjadi pada penyempitan,


pelebaran, belokan dan pada katub.

Kehilangan energi sekunder bersifat lokal/setempat, terjadi akibat adanya


perubahan penampang (misalnya pada penyempitan / kontraksi, pelebaran /
ekspansi, belokan, katub, dll).

Kehilangan energi sekunder akibat penyempitan tiba-tiba antara titik 1 dan titik
2 dapat dilukiskan sebagai berikut:

Gambar 7.1 Kehilangan Enersi Sekunder Akibat Penyempitan

Kehilangan enersi sekunder dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑉22
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐( )
2𝑔
Dimana

hc = Kehilangan enersi pada penyempitan tiba-tiba (m)

V2 = Koefisien dalam pipa kecil (m/s)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kc = Koefisien enersi pada penyempitan merupakan fungsi dari

kecepatan pada pipa diameter yang lebih kecil dan


perbandingan antara diameter pipa kecil dan diameter pipa
besar seperti ditunjukan pada table berikut ini:

Tabel 7.1 Koefisien Kc pada penyempitan tiba-tiba

Kehilangan enersi sekunder akibat pelebaran tiba-tiba mengikuti rumus


sebagai berikut:

Gambar 7.2 Kehilangan Enersi Sekunder Akibat Penyempitan

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(𝒗𝟏−𝒗𝟐)𝟐
𝒉𝒆 =
𝟐𝒈

Dimana:

he = Kehilangan enersi pada pelebaran tiba-tiba (m)

V1 = Kecepatan air dalam pipa diameter kecil (m/det)

V2 = Kecepatan air dalam pipa diameter kecil (m/det)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Persamaan Aliran Air dalam


Pipa Seri

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan persamaan aliran air Mahasiswa diharapkan mampu
dalam pipa seri menjelaskan persamaan aliran air
dalam pipa seri
Pembahasan

Modul 8

Persamaan Aliran Air Dalam Pipa Seri

Persamaan Aliran Air Dalam Pipa Seri menggunakan rumus-rumus lain yang dapat
dipergunakan untuk menyelesaikan aliran dalam pipa adalah :

8.1. Hukum Bernoulli

Pada aliran air dalam pipa yang mempunyai kekasaran dinding, persamaan
enersi antara dua titik dengan mempertimbangkan kehilangan enersi (hukum
bernoulli) adalah sebagai berikut :

𝑣12 𝑣22
𝑧1 + ℎ1 + = 𝑧2 + ℎ2 + + ℎ𝑓12
2𝑔 2𝑔

Dimana:

Z = Tinggi tempat (m)

𝑝
= Tinggi tekan (m)
𝜌𝑔

𝑣22
= Tinggi kecepatan (m)
2𝑔

h = Tinggi kolom air (m)

V = kecepatan aliran (m/s)

hf12 = kehilangan energi antara titik 1 dan titik 2 (m)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada percobaan ini sumbu pipa mendatar sehingga Z1=Z2 maka persamaan
Bernoulli dapat ditulis sebagai berikut:

𝑣12 𝑣22
ℎ1 + = ℎ2 + + ℎ𝑓12
2𝑔 2𝑔

8.2 Hukum kontinuitas

Q = V. A = Konstan

Dimana:

Q = Debit aliran (m3/detik)

V = Kecepatan aliran (m/detik)

A = Luas Penampang aliran (m2)

8.3 Bilangan Reynold

𝑉𝐷
𝑅𝑒 = ‫ﬠ‬

Dimana

Re = Bilangan reynold

V = kecepatan aliran (m/s)

D = Diameter dalam pipa (m)

‫ﬠ‬ = Keketalan kinematic air, nilainya bervariasi, merupakan fungsi

dari temperature air (m2/det)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bila Re < 2000 aliran adalah lamin air

Bila Re > 4000 aliran adalah turbulen

Tabel kekentalan kinematic air (v)

8.4 Rumus Prandtl

12𝑣
𝛿=
�𝑔𝑅𝐼

Dimana :

𝛿 = Tebal lapisan batas lamin air (m)

𝑣 = Kekentalan kinematik air (m2/s), tergantung temperatur air

𝑔 = Percepatan gravitasi (m2/s)

𝑅 = Jari – jari hidraulik (m)

𝐼 = Kemiringan garis enargi

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan membandingkan antara kekasaran pipa e dan , terdapat tiga jenis
kekasaran pipa sebagai berikut :

• Aliran hidraulik licin apabila  𝛿 > 4𝑒


1
• Aliran transisi apabila  6
< 𝛿 < 4𝑒
• Aliran hidraulik kasar apabila  e > 6𝛿

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Prosedur Percobaan Aliran Air


dalam Pipa Seri

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
aliran air dalam pipa seri menjelaskan prosedur percobaan aliran
air dalam pipa seri
Pembahasan

Modul 8

Prosedur Percobaan Aliran Air Dalam Pipa Seri

9.1 Langkah Kerja / Prosedur Percobaan


1. Catat diameter dalam dan panjang setiap segmen pipa dapat dilihat
pada gambar 9.1 dan tabel 9.1.
2. Alirkan air kedalam sistem pipa dengan membuka kran pemasukan air.
Bukaan kran diatur sedemikian rupa sehingga permukaan air di bak
pengatur tekanan tetap dan tidak meluap. Hal ini dapat dilihat dengan
meteran taraf yang ada di bak pengatur tekanan.
3. Tinggi tekan di dalam sistem pipa dapat diatur dengan mengatur buaan
pada kran di ujung akhir dari rangkaian pipa. Atur agar debit yang
masuk ke pipa sama dengan debit yang keluar dari ujung pipa dengan
mengatur bukaan keran.
4. Setelah debit air konstan, catat tinggi air yang naik pada manometer 1
sampai 9.
5. Ukur debit air yang keluar dari pipa dengan menggunakan literan isi 10
liter dan stopwatch. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali. Debit
yang dipakai adalah debit rata-rata dari ketiga pengukuran tersebut.
6. Ukur suhu air di bak pengatur tekanan dengan alat thermometer
celcius
7. Tutup kran pemasukan, bersihkan alat yang dipakai dan kembalikan
pada petugas laboratorium.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 9.1 Panjang dan Diameter Dalam Pipa

9.2 Hasil dan perhitungan

1. Debit rata-rata aliran (Q)

𝑄1+𝑄2+𝑄3
Q=
3

Q=

2. Tabel tinggi tekan, luas penampang (A), kecepatan aliran (V), tinggi
kecepatan (V²/2g), tinggi energi H, dan kehilanhgan energi H

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh perhitungan

Mencari tinggi tekan (h) garis datum diambil melalui titik skala nol
terendah yaitu pada saat titik datum berada pada 0.335 sehingga

• Tinggi tekan di titik 1

h1 = 0,397 + (0,335 – 0,335)

= 0,397 m

• Tinggi tekan di titik 2

h2 = 0,396 + (0,335 – 0,335)

= 0,396 m

dan seterusnya

3. Grafik energi

Gambar 9.1 grafik energi

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Lapisan Lamier

Segmen I (pipa A - II1

𝐴
𝑅=𝑃

∆𝐻1−𝐼𝐼1
𝐼= 𝐿𝑞−𝐼𝐼1

12𝑉
𝛿=
�𝑔𝑅𝐼

Jika dibandingkan dengan pipa e, aliran pada segmen in adalah aliran


hidraulik licin

(𝛿 > 4e) (>6x10-4)

Segmen II (pipa II2 – II3)

𝐴
𝑅=
𝑃
∆𝐻1−𝐼𝐼1
𝐼= 𝐿𝑞−𝐼𝐼1

12𝑉
𝛿=
�𝑔𝑅𝐼

Jika dibandingkan dengan pipa e, aliran pada segmen in adalah aliran


hidraulik licin

(𝛿 > 4e) (>6x10-4)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Koefisien kekerasan pipa f dan jenis aliran

Segmen I (pipa A - II1)

𝑉𝐷
𝑅𝑒 = 𝑣

Jenis alirannya adalah turbulen dari diagram moody didapat f = 0.043

Segmen II (pipa II2 – II3)

𝑉𝐷
𝑅𝑒 = 𝑣

Jenis alirannya adalah turbulen dari diagram moody didapat f = 0.04

6. Kehilangan energi primer

Segmen I (pipa A - II1)

𝐿𝑉 2
𝐻𝑓 = 𝑓 𝐷2𝑔

7. Kehilangan energi sekunder


𝑉22
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐 � 2𝑔 �

(𝑉1 − 𝑉2)2
ℎ𝑒 = ( )
2𝑔

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8. Perbandingan hasil perhitungan H Teoritis dan H praktis

Tabel 9.4 perbandingan H teroritir dan H praktis

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Aliran Air Pada Saluran


Terbuka

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan aliran air pada saluran Mahasiswa diharapkan mampu
terbuka menjelaskan aliran air pada saluran
terbuka
Pembahasan

Modul 10

Aliran Air Pada Saluran Terbuka

10.1 Tujuan Praktikum

a. Praktikan dapat memahami pengaruh adanya bendung pada aliran air di


saluran terbuka
b. Praktikan dapat menentukan kedalaman normal dan kedalaman kritis
aliran air di saluran
c. terbuka tanpa bendung
d. Praktikan dapat mengetahui fenomena loncat air yang terjadi di hilir
bendung
e. Praktikan mampu menggambarkan profil muka air sepanjang saluran

10.2 Alat – Alat Praktikum

a. Bak air yang di lengkapi dengan meteran taraf dan ambang thomson
b. Saluran terbuka dengan dua sisi dari kaca dan dasar dari semen, di
ujung hilir saluran
a. terdapat pintu geser untuk mengatur tinggi aliran air di hilir bendung
b. Bendung dari fiberglass dan perlengkapannya (kolam olak)
c. Meteran taraf sebanyak 8 buah
d. Bak penampung air di hilir saluran untuk mengukur volume aliran dalam
waktu tertentu.
e. Bak penampung air mempunyai ukuran 1m x 1m, di lengkapi dengan
penutup pipa
f. pembuang
g. Bak ukur (mistar duga) di Masukan ke dalam bak air untuk membaca
selisih permukaan

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
h. air pada selang dua waktu tertentu, untuk mengetahui besarnya debit
aliran
f. Stopwatch

10.3 Dasar Teori

10.3.1 Rumus Aliran Seragam

Rumus aliran seragam pada saluran terbuka antara lain rumus


manning sebagai berikut :

1 2/3 1/2
𝑉= 𝑅 𝑆𝑓
𝑛

Pada aliran seragam kemiringan dasar saluran = kemiringan


garis energy, sehingga rumus dapat diubah menjadi :

1 2/3 1/2
𝑉= 𝑅 𝑆𝑜
𝑛

Dimana :

V = kecepatan aliran (m/detik)

N = koefisien kekasaran manning

= 0.009-0.013 (untuk kaca) ambil n = 0.009

= 0.010-0.013 (untuk semen) ambil n = 0.013

R = jari-jari hidraulis = A/P (m)

A = luas penampang basah (m²)

P = keliling basah (m)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
So = kemiringan dasar saluran (m/m)

10.3.2 Kekasaran Komposit

Rumus kekasaran komposit dari Horton dan Einstein adalah :

3 2/3
∑𝑛
𝑖=1 𝑝𝑖 𝑛𝑖 2
𝑛𝑘 = � �
𝑃

Dimana :

nk = kekasaran koposit

pi = keliling basah sub-tampang i (m)

ni = koefisien kekasaran sub-tampang i

P = keliling basah total (m)

n = jumlah sub-tampang

10.3.3 Hukum kontinuitas

Q = V . A = konstan

artinya V1 . A1 = V2 . A2

Dimana :

Q = debit aliran (m³/detik )

V = kecepatan aliran (m/detik)

A = luas penampang basah (m²)

Indeks (1) (2) menunjukan titik penampang (1) dan (2)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10.3.4 Rumus Garis Peninggi Metode Tahapan Langsung (Direct
Step Method)

𝑬𝟏−𝑬𝟐
∆𝒙 =
𝑺𝒐−𝑺𝒇

𝑽𝟐 𝒏𝟐
𝑺𝒇 =
𝑹𝟒/𝟑

𝑽𝟐
𝑬=𝒉+
𝟐𝒈

𝑺𝒇𝟏−𝑺𝒇𝟐
𝑺𝒇 =
𝟐

Dimana :

Δx = jarak antar penampang (1) dan (2) (m)

E = tinggi energy spesifik (m)

H = kedalaman aliran air (m)

Sf = kemiringan garis energy (m/m)

V = kecepatan aliran (m/detik)

N = koefisien kekasaran manning

R = radius hidraulis (m)

G = gravitas bumi (m/detik²)

Indeks (1) dan (2) menunjukan titik di penampang (1) dan (2)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10.3.5 Bilangan Froude ( Froude number )

𝑽
𝑭𝒓 =
𝑨
�𝒈
𝑩

𝑸𝟐 𝑩
𝑭𝒓 = 𝟐
𝒈 𝑨𝟐

Dimana :

Fr = bilangan Froude

V = kecepatan aliran (m/detik)

A = luas penampang basah (m²)

B = lebar permukaan air (m)

Q = debit aliran air (m³/detik)

G = percepatan gravitasi bumi (m/detik²)

10.3.6 Saluran Landai,Kritis , Dan Curam

Kriteria tentang kemiringan dasar saluran terbuka adalah :

• Saluran landai apabila : Yn > Yc


• Saluran kritis apabila : Yn=Yc
• Saluran curam apabila : Yn<Yc

Dimana :

Yn = kedalaman normal (m)

Yc = kedalaman kritis (m)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10.3.7 Aliran Subkritis , Kritis , dan Superkritis

Kriteria tentang jenis aliran pada saluran terbuka adalah :

• Aliran subkritis apabila : Fr<1


• Aliran kritis apabila : Fr=1
• Aliran superkritis apabila : Fr>1

10.3.8 Rumus Loncat Air

1
𝑌1 = 𝑌2 (�1 + 8 𝐹𝑟12 − 1)
2

1
𝑌1 = 𝑌1 (�1 + 8 𝐹𝑟22 − 1)
2

Dimana :

Y1 = kedalaman awal loncatan air (m)

Y2 = kedalaman akhir loncatan air (m)

Fr = bilangan Froude

L = panjang loncatan air (m)

ΔH = kehilangan energi pada loncatan air (m)

g = percepatan gravitasi (m/detik²)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Prosedur Aliran Air Pada


Saluran Terbuka

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
aliran air pada saluran terbuka menjelaskan prosedur percobaan aliran
air pada saluran terbuka
Pembahasan

Modul 10

Prosedur Aliran Air Pada Saluran Terbuka

11.1 Langkah – Langkah Prosedur Percobaan


a. Tutup/turunkan pintu air di ujung hilir saluran, lalu siapkan tanah
liat di sekitar pintu agar air tidak rembes dari saluran, lalu buka
kran penutup pipa saluran pembuang
b. Catat lebar dasar saluran dan jarak tiap segmen saluran seperti
di tunjukan pada gambar 5-1 tabel 5.1 dan 5.2
c. Bersihkan tanah liat dari dasar bendung (di colok dengan mistar)
agar air dapat melalui celah di dasar bendungan. Buka kran
pemasukan sehingga air masuk ke seluruh saluran hingga
menggenangi seluruh panjang saluran setinggi ±5-10 cm. Setel
semua meteran taraf pembacaan dasar saluran = 0 lalu baca
kembali ketinggian muka air genangan dan catat hasilnya di
table yang tersedia
d. Buka/naikan pintu air di hilir sehingga air genangan terbuang ke
bak penampung, lalu siapkan kembali tahan liat di dasar dan
kedua sisi bendung agar kedap air.
e. Buka kran pemasukan air kesaluran dengan debit tertentu,
biarkan air limpasmengalir di atas mercu. Setelah permukaan
aliran air konstan, ukur kedalaman aliran air dengan meteran
taraf di titik penampang 1 s/d 5
f. Turunkan pintu air di ujung hilir saluran sehingga kedalaman air
di hilir bendung naiksecukupnya ( dapat di lihat pengaruhnya
dari posisi loncatan air agar mendekati bendung ). Kemudian
ukur kedalalaman aliran dengan meteran taraf di titik
penampang 6,7 dan 8 ukur juga kedalaman awal (Y1)
kedalaman akhir (Y2) dan panjang (L) loncatan air

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
g. Gambar sketsa profil muka air sepanjang saluran dan pastikan
posisi loncatan air.
h. Tutup keran pipa saluran pembuangan dan biarkan air mengisi
bak pengukur volume air (ukuran 1m x 1m ) hingga setinggi 20
cm dari dasar bak (dilihat dengan memasukan mistar ukur
kedalam bak air dengan posisi vertical) catatalah waktu yang di
perlukan untuk menaikan air dalam bak setinggi 10 cm , 20 cm ,
dan 30 cm Buka kran penutup pipa pembuangan Untuk demo,
buka/tutup pintu air lalu amati lokasi loncatan air yang akan
bergerak ke hilir atau ke hulu sesuai kedalaman muka air hilir
saluran
i. Pasanglah kolam olak di hilir bendung amati penghancuran
energi pada kolam dan berikan komentar untuk keadaan pada
langkah ke 9 dan 10
j. Tutup kran pemasukan air . percobaan selesai.

11.2 Hasil Percobaan Dan Perhitungan

a. Catat kedalaman aliran pada meteran taraf 1 s/d 8


b. Hitung debit aliran Q dari rata-rata tiga kali pengukuran
c. Hitung koefisien kekasaran saluran di hulu bendung dengan
rumus komposit
d. Menggunakan nilai rata- rata koefisien kekasaran dari butir (3) di
atas, hitung kedalaman normal Yn dan kedalaman kritis Yc ( di
asumsikan aliran seragam). Tentukan jenis kemiringan dasar
saluran dan jenis alirannya
e. Pada saat loncat air terjadi dekat kaki bendung, ukur kedalaman
akhir loncat air Y2 dan kedalaman awal loncat air Y1.
Berdasarkan Y1 pengukuran hitunglah Y2 dan sebaliknya
berdasarkan Y2 pengukuran hitunglah Y1. Menggunakan
pasangan Y1 dan Y2 tersebut hitunglah panjang loncatan air
dan bandingkanlah hasilnya dengan pengukuran. Demikian juga
terhadap hasil perhitungan ΔH loncat air
f. Berikanlah laporan tentang pengaruh kedalaman air hilir
terhadap posisi loncat air

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
g. Berikanlah laporan tentang pengaruh kolam olak dan kedalaman
air hilir terhadap posisi loncatan air
h. Gambarlah profil muka air sepanjang saluran lengkap dengan
nama lengkung profil muka airnya
i. Buatlah table perhitungan pembendungan (backwater) dengan
metoda tahapan langsung ( dari titik penampang 5 s/d
kedalaman Yn). Periksa salah satu segmen ΔX terhadap jarak
antar meteran taraf sebenarnya. Lalu buat lagi table DSM untuk
satu segmen tersebut

11.3 Tabel Hasil Percobaan Dan Perhitungan

11.3.1 Kedalaman aliran pada meteram taraf 1 s/d 8

Tabel 11.1 Panjang Segmen Saluran

Tabel 11.2 Lebar Dasar Saluran

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 11.3 Pembacaan Meteran Taraf

Tabel 11.4 Pembacaan Mistar Ukur dan Stopwach

Tabel 11.5 Loncatan Air

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11.3.2 Debit Aliran Q

Tabel 11.6 Debit

Luas bak sebesar 1m x 1m = 1m²

11.3.3 Koefisien kekasaran n saluran

3 2/3
∑𝑛
𝑖=1 𝑝𝑖 𝑛𝑖 2
𝑛𝑘 = � �
𝑃

Keliling basah pada kaca = tinggi muka air aliran konstan

Keliling basah pada beton = lebar dasar saluran

11.3.4 Kedalaman normal (Yn) dan kritis (Yc)

Perhitungan kemiringan dasar saluran (So) :

𝑩𝒆𝒅𝒂 𝒕𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒎𝒖𝒌𝒂 𝒈𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏


𝑺𝒐 = 𝑺𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌

Perhitungan kedalaman normal (Yn) :

𝑄 1 𝑏𝑥𝑦𝑛
= 𝑥 � � 𝑥 𝑆1/2
𝑏𝑥𝑦𝑛 𝑛𝑘 𝑏 + 2𝑥𝑦𝑛

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan kedalaman kritis (YC) :

𝑣 = �𝑔 𝑥 𝑦𝑐

𝑄
= �𝑔 𝑥 𝑦𝑐
𝑏𝑥𝑦𝑛

Tentukan jenis kemiringan saluran :

*saluran landai , kritis , atau curam*

Peritungan jenis aliran :

𝑉
𝐹𝑟 =
𝐴
�𝑔 𝑥
𝐵

𝑄
𝐴
𝐹𝑟 =
𝐴
�𝑔 𝑥
𝐵

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11.3.5 Kedalaman loncat air (Y1 dan Y2) dan ΔH

Perhitungan Kedalaman Loncat Air :

1
𝑌1 = 𝑌2 (�1 + 8 𝐹𝑟12 − 1)
2

1
𝑌1 = 𝑌1 (�1 + 8 𝐹𝑟22 − 1)
2

Perhitungan Panjang Loncatan Air :

Panjang loncat air praktikum : 30 cm

Panjang loncat air teoritis : L = 6 ( y2 teoritis – y1 teoritis )

11.3.6 Pengaruh kedalaman air hilir terhadap posisi loncat air

kedalaman air di hilir bendungan yang mengalamai perubahan


akan memengaruhi posisi

loncat air yang terjadi. Kedalaman air di hilir yang cukup tinggi
dapat mengakibatkan

posisi loncar air berpindah kearah hulu karena aliran air


berubah tiba- tiba ke superkritis

bertemu dengan aliran subkritis yang cukup tinggi. Sedangkan


kedalaman air di hilir

saluran rendah maka posisi loncat air akan terjadi kearah hilir.
Namun loncat air juga

dpat tidak terjadi apabila air di hilir bendungan sangat rendah.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


8 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11.3.7 Pengaruh kolam olak dan kedalaman air hilir terhadap

posisi loncat air

Kolam olak terketak pada pertemuan suatu penampang miring,


melengkung, dan lurus.

Bentuk hidrolis kolam olak di pengaruhi oleh tinggi muka air di


hulu di atas mercu dan

perbedaan muka air di hulu dan di hilir ( menurut vlugter )

Kolam olak berpengaruh pada letak terjadinya loncatan air


akibat bendung. Kolam olak

juga dapat meredam energi yang di hasilkan oleh


pembendungan. Energi yang di

hasilkan oleh bendung tersebut dapat merusak dasar saluran


dimana terjadi loncar air

dan dasar saluran di sepanjang saluran tersebut (erosi). Selain


itu juga kolam olak

berfungsi agar terjadinya loncat air tidak terjadi sembarang


tempat hanya terjadi di

kolam olak dan akan meminimalisir biaya pembangunan pada


proyek bendungan

tersebut ( pembuatan dasar saluran untuk menahan energi dari


gerusan air )

11.3.8 Table perhitungan pembendungan (backwater)

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


9 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Tekanan Hidrostatis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan tekanan hidrostatis Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tekanan hidrostatis
Pembahasan

Modul 12

Tekanan Hidrostatis

12.1 Maksud dan Tujuan Percobaan

• Menentukkan besarnya gaya hidrostatis yang bekerja pada bidang


datar yang berada dalam air.
• Menentukkan posisi pusat kerja gaya hidrostatis yang bekerja pada
bidang datar yang berada dalam air dan membandingkan antara
posisi dan hasil percobaan dan posisi secara teoritis.

12.2 Metoda

Metoda untuk memperoleh posisis pusat kerja gaya hidrostatis yang bekerja
pada bidang datar dala air adalah dengan keseimbangan antara momen-
momen yang bekerja pada lengan keseimbangan ( balance arm ) dari
peralatan percobaan. Gaya yang bekerja adalah gaya berat yang dikerjakan
pada lengan dan gaya hidrostatis yang bekerja pada bidang.

12.3 Alat-Alat Yang Digunakan

• Bangku kerja hidraulis ( hydraulic bench ).


• Perlengkapan Tekanan Hidrostatis F1-12 (Hydrostatic Pressure
Apparatus).
• Satu set beban yang mempunyai berat 50 gram, 20 gram dan 10
gram.

12.3 Data Teknis

Dimensi dari peralatan tekanan hidrostatis dapat dilihat pada tabel berikut.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 12.1 Dimensi Pokok Peralatan Tekanan Hidrostatis

12.5 Dasar Teori

Gambar skematik dari peralatan tekanan hidrostatis dapat dilihat pada


Gambar berikut :

Gambar 12.2 Gambar Sketsa Peralatan Tekan Hidrostatis

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12.3 Peralatan Tekan Hidrostatis

Skema dimensi pokok dari peralatan tekanan hidrostatis yang


menggambarkan dimensi fisik dan simbol yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 12.3. Walaupun teori dari bidang yangtenggela sebagian tenggelam
sepenuhnya dalam air adalah sama, akan lebih jelas bila

dibahas secara terpisah.

Skema dimensi pokok dari peralatan tekanan hidrostatis yang


menggambarkan dimensi fisik dan simbol yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 5.2. Walaupun teori dari bidang yang tenggelam sebagian tenggelam
sepenuhnya dalam air adalah sama, akan lebih jelas bila dibahas secara
terpisah.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
f

Gambar 12.4 Grafik Tekanan Hidrostatis

Dimana :

L = Jarak horisontal antara sendi sampai penggantung beban

D = Tinggi Permukaan bidang kwadran

B = Lebar permukaan bidang kwadran

H = Jarak vertikal dari permukaan bawah bidang kwadran sampai sendi

C = Pusat berat bidang kwadran

P = Pusat tekanan hidrostatis pada bidang kwadran

Bidang Vertikal Tenggelam Sebagian

Gambar 12.5 sketsa dari alat, menggambarkan dimensi fisik

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Arti dari simbol pada gambar adalah :

d = Tinggi genangan air diatas dasar bidang kwadran

F = Gaya hidrostatis yang bekerja pada bidang kwadran

h = Jarak pusat berat bidang yang tenggelam dari permukaan air

h’ = Jarak pusat tekanan dari permukaan air

h” = Jarak dari garis keja gaya hidrostatis sampai sendi

Gaya hidrostatis F dapat dihitung dengan rumus :

F = ρgAh [Newton]

Dimana A = B d, sehingga :

𝐵 𝑑2
𝐹 = 𝜌𝑔
2

Momen lawan (peyeimbang) dihasilkan oleh pemberat W yang digantung


pada penggantung beban di ujung lengan. Besarnya momen ini proporsional
terhadap panjang lengan L.

Untuk keseimbangan statik, kedua momen di atas akan sama, sehingga :

F h” = W L = m g L

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan mensubsitusikan nilai F diperoleh nilai h” sebagai berikut :

𝑚𝑔𝐿 2𝑚𝐿
ℎ" = =
𝐹 𝜌 𝐵 𝑑2

Jarak teoritis dari pusat tekanan P dibawah permukaan air adalah :

𝐼𝑥
ℎ′ =
𝐴ℎ

Dimana Ix momen inersia bidang permukaan kwadran yang terendam air


tehadap sumbu pada permukaan air.

Dengan menggunakan hukum sumbu sejajar

Ix = Ic + A h2

𝐵 𝑑2 𝑑 2 𝐵 𝑑2
𝐼𝑥 = +𝐵𝑑 � � =
12 1 3

Jarak pusat tekanan di bawah sendi adalah :

h” = h’ + H – d [m]

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Subsitusikan sehingga menghasilkan jarak teoritis h” sebagai berikut :

𝑑
ℎ" = 𝐻 −
3

Bidang Vertikal Tenggelam Seluruhnya

Gaya hidrostatis yang bekerja pada bidang kwadran dapat dihitung dengan
rumus:

𝑑
𝐹 = 𝜌 𝑔 𝐴 ℎ = 𝜌 𝑔 𝐵 𝐷 (𝑑 − )
2

Momen akibat gaya hidrostatis , M, adalah :

M = F h” (Nm)

Momen lawan (peyeimbang) dihasilkan oleh pemberat W yang di gantung


pada penggantung beban di ujung lengan. Besarnya momen ini proporsional
terhadap panjang lengan L.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


8 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12.5 Sketsa Bidang Kwadran Tenggelam Seluruhnya

Momen akibat gaya hidrostatis, M, adalah :

M = F h” (Nm)

Momen lawan (peyeimbang) dihasilkan oleh pemberat W yang digantung


pada penggantung beban di ujung lengan. Besarnya momen ini proporsional
terhadap panjang lengan L.

Untuk keseimbangan statik, kedua momen di atas akan sama, sehingga

F h” = W L = m g L

Dengan mensubsitusikan nilai F diperoleh nilai h” sebagai berikut :

𝑚𝐿
ℎ" = 𝑑
𝜌 𝐵 𝐷 (𝑑 − )
2

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


9 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jarak teoritis dari pusat tekanan P di bawah permukaan air adalah

𝐼𝑥
ℎ′=
𝐴ℎ

Dimana Ix momen inersia bidang permukaan kwadran yang terendam air


terhadap sumbu pada permukaan air.

Dengan menggunakan hukum sumbu sejajar

Ix = Ic + A h2

𝑑2 𝐷 2
Ix = B D � � + �𝑑 − �
12 2

Jarak pusat tekanan di bawah sendi adalah

h” = h’ + H – d [m]

subsitusi akan menghasilkan jarak teoritis h” sebagai berikut :

𝐷2 𝐷
+ (𝑑 − )
12 2
ℎ’ = 𝐷 +𝐻−𝑑
(𝑑 − )
2

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


10 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Prosedur Percobaan Tekanan


Hidrostatis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
tekanan hidrostatis menjelaskan prosedur percobaan
tekanan hidrostatis
Pembahasan

Modul 13

Prosedur Percobaan Tekanan Hidrostatis

13.1 Langkah Kerja / Prosedur Percobaan

a. Tempatkan peralatan F1-12 diatas bangku kerja hidraulis, aturlah


sekrup pengatur di bagian bawah alat (levelling feet ) sehingga
gelombang udara pada waterpass (spirit level) berada di tengah
lingkaran, mengindikasikan bahwa alat dalam posisi horizontal.
b. Pasanglah penggantung beban pada ujung lengan kemudian aturlah
pemberatpenyeimbang (counter balance weight) dengan cara memutar
pemberat sdemikian rupa sehingga lengan bergerak pada posisi
horisontal (posisi bagian bawah lengan tepat pada garis tengah
indikator horisontal (level indicator)).
c. Tutup keran pengeluaran (drain cock).
d. Tambahkan beban awal pad apengantung beban (50 gram), lengan
akan bergerak kebawah.
e. Tambahkan seluruh beban yang ada (450 gram, 8 @ 50 gram, 2 @ 20
gram dan 1 buah 10 gram ) pada penggantung beban.
f. Tambahkan air ke dalam tangki, dengan cara menuangkan air dari
tabung literan menggunakan selang sampai posisi lengan berada di
atas indikator horisontal.
g. Buka kran pengeluaran secara perlahansehingga lengan bergerak ke
bawah, pada saat lengan mencapai posisi horisontal, tutup keran
pengeluaran.
h. Bacalah tinggi genangan air di atas dasar bidang kwadran (d) pada
skala yang terdapat pada kwadran, catat pada formulir praktikum pada
kolom (6).

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
i. Kurangi beban kemudian ulangi langkah (7) dan (8) lakukanlah
percobaan sebanyak 6 kali, 3 percobaan untuk bidang tenggelam
seluruhnya (d > 10 cm) dan 3 percobaan untuk bidang tenggelam
sebagian (d < 10 cm)
j. Keluarkan sisa air dari dalam alat dan simpan kembali alat-alat yang
dipakai.

13.2 Hasil Percobaan Dan Perhitungan

a. Catat berat beban (m) dan tinggi genangan air di atas dasar bidang
kwadran (d).
b. Untuk bidang tenggelam sebagian, hitung :
c. Untuk bidang tenggelam seluruhnya, hitung :
d. Berikanlah komentar variasi besarnya gaya hidrostatis terhadap
kedalaman air. Semakin dalam kwadran tenggelam maka semakin
besar gaya hidrostatis yang dihasilkan, karena tinggi muka air
berpengaruh pada gaya hidrostatis.
e. Berikanlah komentar atas hubungan antara pusat tekanan dan tinggi
air di atas dasar bidang kwadran. Pusat tekanan berada pada
sepertiga dari bawah kwadran. Tinggi air mempengaruhi letak pusat
bidang tekanan. Semakin rendah air maka semakin rendah letak pusat
bidang tekanannya maka tinggi pusat tekanan dipengaruhi oleh
kedalaman bidang kwadran yang tenggelam.
f. Berikanlah komentar terhadap perbedaan yang terjadi antara h” hasil
percobaan dan h” teoritis. h” teoritis hitung dari data-data yang
didapatkan dari percobaan yang dilakukan dan saat dilakukan
percobaan akan didapatkan kesalahan pembacaan pada alat ukur
sehingga akan didapatkan perbedaan h” hasil percobaan dan h”
teoritis.
g. Berikanlah komentar variasi besarnya gaya hidrostatis terhadap
kedalaman air. Semakin dalam kwadran tenggelam maka semakin
besar gaya hidrostatis yang dihasilkan, karena tinggi muka air
berengaruh pada gaya hidrostatis.
h. Berikanlah komentar atas hubungan antara pusat tekanan dan tinggi
air di atas dasar bidang kwadran. Pusat tekanan berada pada sepertiga

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dari bawah kwadran. Tinggi air mempengaruhi letak pusat bidang
tekanan. Semakin rendah air maka semakin rendah letak pusat bidang
i. tekanannya maka tinggi pusat tekanan dipengaruhi oleh kedalaman
bidang kwadran yang tenggelam
j. Berikanlah komentar terhadap perbedaan yang terjadi antara h” hasil
percobaan dan h” teoritis. h” teoritis hitung dari data-data yang
didapatkan dari percobaan yang dilakukan dan saat dilakukan
percobaan akan didapatkan kesalahan pembacaan pada

13.3 Tabel Hasil Percobaan Dan Perhitungan

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Prosedur Percobaan Lubang


dan Pancaran Air

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan lubang dan pancaran air Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan lubang dan pancaran air
Pembahasan

Modul 14

Lubang dan Pancaran Air

14.1 Deskripsi Alat

Sketsa peralatan lubang dan pancaran air F1-17 (Orifice and Jet Apparatus)

Gambar 14.1 Sketsa Peralatan Lubang Dan Pancaran Air F1-17

Peralatan ini didesign untuk diletakan di atas bangku kerja hidraulika. Pipa
pemasukan (Inlet pipe) harus dihubungkan ke pipa suplai dari bangku kerja
hidraulika.

Pipa peluap dapat diatur (adjustable overflow pipe) terletak di samping tangki
air, digunakan untuk mengatur tinggi muka air dalam tangki (head). Pipa
pembuangan air fleksibel (flexible hose) dihubungkan dengan pipa peluap,
mengalirkan air kembali ke bak air (sump tank).

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada dinding tangki terdapat skala untuk mengetahui elevasi muka air di
tangki. Penyekat pada dasar tangki menciptakan kondisi aliran air tenang
sebelum keluar dari plat berlubang (orifice plate).

Alat ini dilengkapi dengan dua plat berlubang dengan diameter berbeda yang
dapat dipasangkan dengan menggunakan sekrup (thumb nuts), mengganti
plat berlubang dan mengencangkan skrup kembali. Plat berlubang ini disegel
dengan ring “O” dengan fitting khusus sehingga menciptaan peralihan yang
mulus pada dinding dalamnya.

Lintasan pancaran air dapat digambarkan menggunakan satu set jarum


vertical. Pada saat dioperasikan, selembar kertas ditempelkan pada bidang di
belakang jarum-jarum tersebut dan dijepit dengan penjepit kertas, jarum-
jarum diatur sedemikian rupa sehingga ujung bawah jarum mengikuti lintasan
pancaran air. Jarum-jarum ini dapat dikunci dengan mengencangkan skrup.
Lintasan pancaran air dapat digambarkan dengan menandai posisi puncak
setiap jarum pada kertas.

14.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan

Tujuan perccobaan adalah menentukan koefisien kecepatan (Cv) dan


koefisien debit (Cd) pada dua lubang kecil. Metode penentuan koefisien
kecepatan adalah dengan mengukur lintasan pancaran air yang keluar dari
lubang di sisi tangka pada kondisi aliran tetap (tinggi muka air di tangka tetap
(constant reservoid head))

14.3 Alat – Alat

1. Bangku kerja Hidrauis (Hydroaulics Bench)


2. Peralatan lubang dan pancaran air (Orifice and Jet Apparatus)
3. Stop Watch

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
14.3 Data Teknis

Peralatan dilengkapi dengan dua buah plat berlubang dengan dimensi

• Diameter lubang kecil = 0,003 m


• Diameter lubang besar = 0,006 m

14.3 Dasar Teori / Analisa

Penentuan koefisien kecepatan Cv dari lintasan pancaran air

Dengan menggunakan hokum Bernoulli, kecepatan pancaran air ideal pada


penyempitan maksimum (Vena Contracta) adalah :

𝑉1 = �2 𝑔 ℎ

dimana h adalah tinggi air diatas lubang seperti diperlihatkan pada gambar
14.2

Gambar 14.2 Lubang Pancaran Air

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kecepatan air sebenarnya adalah :

𝑉 = 𝐶𝑣 �2 𝑔 ℎ

dimana Cv Adalah koefisien kecepatan, akibat pengaruh kekentalan sehingga


nilai Cv

Cv dapat ditentukan dari lintasan pancaran air dengan penurunan rumus


berikut.

Bila gesekan udara diabaikan, komponen horizontal dan kecepatan air


diasumsikan tetap, sehingga pada waktu t, jarak horizontal yang ditemouh
adalah

x = v.t

karena gaya gravitasi maka air mempunyai komponen kecepatan vertical ke


bawah, dengan demikian pada saat t (setelah menempuh jarak x), pancaran
air akan bergerak pada arah y, dimana bearnya y adalah :

𝑟2
𝑦=𝑔
2

Atau

𝑦
𝑡 = �2
𝑔

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga :

𝑥
𝐶𝑣 = �𝑦 ℎ
2

Dengan demikian pada aliran tetap,yaitu nilai h tetap, Cv dapat dicari dari
koordinat x dan y dari lintasan pancaran air. Suatu grafik hubungan antara x
dan akan mempunyai kemiringan 2 Cv

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Praktikum
Mekanika Fluida
dan Hidraulika

Prosedur Percobaan Lubang


dan Pancaran Air

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

15
Teknik Teknik Sipil W111700058 Irriene Indah Susanti, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Menjelaskan prosedur percobaan Mahasiswa diharapkan mampu
lubang dan pancaran air menjelaskan prosedur percobaan
lubang dan pancaran air
Pembahasan

Modul 15

Prosedur Percobaan Lubang dan Pancaran Air

15.1 Langkah Kerja Percobaan Menentukan Cv

a. Letakanlah peralatan lubang dan pancaran air D1-17 diatas bangku


kerja hidraulis, disamping saluran samping
b. Hubungkan pipa pemasukan (Intel Pipe) ke pipa suplai dari bangku kerja
hidraulik.
c. Aturlah agar posisi alat horizontal dengan mengatur sekrup pengatur
tinggi kaki (adjustable feet) sampai gelembung udara di alat waterpass
(spirit level) berada di tengah.
d. Pasanglah plat berlubang (orifice plate) padatempatnya dan kencangkan
sekrupnya.
e. Aturlah posisi pipa peluap untuk menghasilkan tinggi tekan (h) yang
besar.
f. Hitunglah pompa dan bukalah katub pengatur aliran secara perlahan –
lahan. Usahakan air dalam tangka naik sampai setinggi 2 – 3 mm diatas
permukaan pipa peluap. Kondisi ini menjamin terjadinya aliran tetap
melalui lubang dengan tinggi pengaliran (head) sebesar h. Catat nilai h.
g. Ukur posisi lintasan pancaran air dengan mengatur posisi ujung bawah
jarum (jarum dapat digerakan dengan terlebih dahulu mengendorkan
sekrup pengunci setiap jarum, setelah posisinya sesuai sekrp
dikencangkan lagi) tepat di sisi atas lintasan pancaran air. Lakukanlah
langkah ini untuk ke 8 jarum.
h. Tempelkan kertas millimeter pada bidang dibelakang jarum dan jepit
dengan penjepit kertas dengan posisi sisi kertas horizontal.
i. Tandai dengan pensil,posisi ujung jarum atas jarum pada kertas. Cata
jarak horizontal terhadap bidang lubang (pada bidang lubang x = 0)
sampai titik koordinat pertama dari jarum pertama. Koordinat pertama

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


2 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini harus cukup dekat dengan lubang sedemikian rupa sehingga y = 0.
Dengan demikian jarak y dihitung terhadap titik ini.
j. Lalu ulangi lagi percobaan untuk h yang kecil.
k. Ulangi seluruh langkah diatas untuk plat berlubang yang kedua.
l. Gambar grafik hubungan antara x dan dan cari keiringan garisnya, maka
besarnya koefisien kecepatan Cv sama dengan kemiringan rata – rata/2.

Tabel 15.1 Data Hasil Percobaan Menentukan Cv

Diameter (…) m – Tinggi air (….) m

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


3 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan Pengisian tabel

Penentuan koefisien debit Cd dari debit aliran pada tinggi air tetap

Dengan menggunakan hokum Bernoulli, kecepatan pancaran air ideal pada


penyempitan maksimum ( vena contracta) adalah :

v1 = �2 𝑔 ℎ

Dimana h adalah tinggi air diatas lubang

Kecepatan air sebenarnya adalah :

v1 = 𝐶𝑣 �2 𝑔 ℎ

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


4 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dimana Cv adalah koefisien kecepatan, akibat pengaruh kekentalan sehingga
nilai Cv<1.

Debit sesungguhnya dari pancaran air adalah :

Q1 = Ac V

Dimana Ac adalah luas penampang pada penyempitan maksimum (vena


contracta), yaitu :

Ac = Cc A0

Dimana A0 adalah luas lubang dan adalah koefisien kontraksi, sehingga

Q1 = Cc A0 Cv �2 𝑔 ℎ

Hasil kali Cc dan Cvdisebut koefisien debit Cd, sehingga :

Q1 = Cd A0 �2 𝑔 ℎ

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


5 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika Cd dianggap tetap, maka grafik hubungan antara Qt dan √ℎ akan linier

dan kemiringan garis, S = Cd A0 �2 𝑔

15.2 Langkah Kerja Menentukan Cd Pada Tinggi Air Tetap

a. Ukur debit aliran dari pancaran air dengan menggunakan tabung literan
dan stop watch
b. Cata tinggi air h
c. Ulangi percobaan untuk tinggi air lain dengan mengatur posisi pipa
peluap
d. Ulangi juga seluruh prosedur untuk plat berlubang yang kedua.
e. Gambar grafik Qt versus , dan tentukan kemiringan dari grafik tersebut.
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
f. Koefisien debit Cd dihitung dengan rumus : Cd =
𝐴0 �2 𝑔

15.3 Tabel Data Hasil Percobaan Menentukan Cd Pada b TETAP

Diameter (….) m

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


6 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan Pengisian tabel

Penentuan koefisien debit Cd dari debit aliran pada air berubah

Untuk aliran tidak tetap (unsteady flow), waktu t, pada saat tinggi air akan
turun dari hi sampai h,digunakan rumus berikut.

𝐴𝑟 2
𝑡= � (√ℎ1 − √ℎ)
𝐶𝑑 𝐴0 𝑔

Dimana Ar adalah luas penampang tangka (termasuk secondary chamber)

Keterangan : rumus tersebut adalah nilai pendekatan, dimana tidak


memperhitungkan

pengaruh aliran tidak langgeng sepenuhnya.

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


7 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
15.3 Langkah Kerja Perobaan Menentukan Cd Pada Debit Dengan

Tinggi Air Berubah

a. Untuk aliran dengan tinggi air berubah, naikka pipa peluap untuk
mendapatkan tinggi muka air maksimum, tangka diisi sampai
mendekati permukaan.
b. Tutup katup pengntril cairan (1C) dan matikan pompa dengan memutar
tombol stater (1D) ke posisi stop.
c. Tekan tombol stop watch pada saat elevasi muka air di tangka
mencapai posisi tertentu (yinggi h1)
d. Baca posisi Mukai air setiap interval waktu 20 sekon, dengan
menempelkan kertas dekat skala, kemudian tadai posisi muka air
setiap interval 20 sekon. Setelah selesai baru dibaca elevasi muka air
tanah setiap interval 20 sekon berdasarkan tanda tersebut.
e. Langkah diatas diulang untuk plat berlubang kedua.
f. Buat grafik t versus dan ditentukan kemiringan garis tersebut.
g. Koefisien debit Cd dapat dihitung dengan rumus :

− 𝐴𝑔 2
𝐶𝑑 = � 𝑆
𝐴0 𝑔

h. Apakah dapat di benarkan bila menganggap bahwa nilai Cd tetap pada


aliran tetap?
i. Mengapa nilai Cd jauh lebih kecil dari 1?
j. Bandingkanlah Cd yang darih tetap dan h berubah. Nilai mana yang
lebih mendukung kebenaran?

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


8 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
15.4 Tabel Data Hasi Percobaan Menentukan Cd Pada Debt Dengan

Tinggi Muka Air Berubah

Diameter (…) m

2020 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika


9 Irriene Indah Susanti, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai