Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Mekanika
Fluida dan
Hidrolika
Aliran Berubah Lambat Laun
(ABLL)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Teknik Sipil 11017 Gneis Setia Graha, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template Dosen Pengampu dapat menerapkan
Modul Standar untuk digunakan dan menggunakan template modul
dalam modul perkuliahan standar untuk modul-modul yang akan
Universitas Mercu Buana dipergunakannya

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


1 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... 2
BAB 1 Aliran Berubah Lambat Laun (ABLL).................................................................................... 3
1.1 Profil Aliran...............................................................................................................................4
1.1.1 Kurva M (Mild)...............................................................................................................4
1.1.2 Kurva S (Steep)...............................................................................................................5
1.1.3 Kurva C (Critical).............................................................................................................5
1.1.4 Kurva H (Horizontal).......................................................................................................5
1.1.5 Kurva A (Adverse)...........................................................................................................5
1.1.6 PROFIL ALIRAN...............................................................................................................6
1.2 APLIKASI PROFIL ALIRAN...........................................................................................................7
1.3 PERHITUNGAN PROFIL ALIRAN.................................................................................................8
BAB 2 PENGUKURAN DEBIT................................................................................................................... 9
2.1 Bangunan Pengukur Debit........................................................................................................9
2.2 Current Meter...........................................................................................................................9
2.3 Metode Pelampung................................................................................................................11
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... 12

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


2 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BAB 1 Aliran Berubah Lambat Laun (ABLL)
Dpt diartikan sbg perubahan kedalaman/tinggi air di sepanjang saluran yg terjadi secara
perlahan-lahan (tetapi tidak berubah terhadap waktu).
Perubahan kedalaman dpt berubah karena:
 Perubahan kemiringan dasar saluran
 Terdapat bangunan air
 Terdapat kondisi batas berupa tinggi muka air tertentu (tinggi air pasang, tinggi air
waduk, dsb)
 Perubahan jenis aliran (subkrits  superkritis atau sebaliknya)
 Perubahan lebar saluran secara transisi (tidak dibahas)
Berdasarkan definisi tsb, dua buah syarat ABLL:
1. Aliran tetap: sifat-sifat hidraulis aliran tetap konstan selama jangka waktu tertentu.
2. Garis arus praktis sejajar: pada penampang salura terdapat pembagian tekanan
hidrostatis.

Gambar 1 Kontrol volume ABLL

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


3 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.1 Profil Aliran

Jika kedalaman aliran bertambah dalam arah


aliran → lengkung air berbalik (back water)
→ dy/dx (+).

Jika kedalaman aliran berkurang dalam arah


aliran → lengkung surut muka air (drawdown
curve) → dy/dx (-).

Profil aliran terbagi menjadi tiga daerah:

1.1.1 Kurva M (Mild)

Kurva M terjadi apabila I o < I c dan y n > y c . Ada tiga tipe kurva M, sebagai berikut.

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


4 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.1.2 Kurva S (Steep)

Kurva M terjadi apabila I o > I c dan y n < y c . Ada tiga tipe kurva S, sebagai berikut.

1.1.3 Kurva C (Critical)

Kurva M terjadi apabila I o=I c dan y n= y c. Ada tiga tipe kurva C, sebagai berikut.

1.1.4 Kurva H (Horizontal)

Kurva H terjadi apabila I o=0 dan y n=∞. Ada tiga tipe kurva H, sebagai berikut.

1.1.5 Kurva A (Adverse)

Kurva A terjadi apabila I o <0 dan y n=tidak real . Ada tiga tipe kurva A, sebagai berikut.

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


5 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.1.6 PROFIL ALIRAN

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


6 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika
7 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.2 APLIKASI PROFIL ALIRAN

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


8 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika
9 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.3 PERHITUNGAN PROFIL ALIRAN

Kedalaman aliran di sepanjang sungai/saluran dapat dihitung dengan menyelesaikan


persamaan diferensial untuk aliran berubah beraturan.
2
v
H=z + d cos θ+ α
2g
∂y S o −S f
=
∂x Q2T
1−α 3
gA
Tahapan perhitungan muka air:
1. Tentukan elevasi muka air (kedalaman) dan debit dari penampang melintang
sungai/saluran pada lokasi titik kontrol.
2. Tentukan titik control dari penampang memanjang sungai/saluran.
o Aliran subkritis → perhitungan dimulai dari titik paling hilir dan maju ke arah
hulu.
o Aliran superkritis → perhitungan dimulai dari titik paling hulu ke arah hilir.
o Titik control buatan → terletak dibangunan pengontrol (bendung, pintu, dll).

Gambar 2 Titik-titik Kontrol di Saluran Terbuka (Triatmodjo, 2008)

3. Perhitungan profil muka air dilakukan secara bertahap dari satu penampang
melintang ke penampang berikutnya. Jarak antar penampang sebaiknya berjarak
cukup kecil, sehingga permukaan air diantara kedua penampang dapat didekati
dengan garis lurus.
4. Beberapa metode perhitungan profil aliran yang umum digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial ABLL:

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


10 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Integrasi grafis
 Tahapan langsung (direct step method)
 Integrasi langsung/Metode Bresse
 Tahapan standar (standar step method) – untuk saluran non prismatik

BAB 2 PENGUKURAN DEBIT


Pengukuran debit di saluran atau sungai, dapat dilakukan menggunakan bangunan
permanen pengukur debit atau alat ukur debit, seperti: current meter, pelampung, dan lain-
lain.

2.1 Bangunan Pengukur Debit

Bangunan pengukur debit dapat berupa ambang segi empat, ambang segi tiga, ambang
trapesium. Pemilihan jenis bangunan
Pemilihan suatu bangunan pengatur debit antara lain :
 Penampilan hidrolisnya (hydraulic performance);
 Biaya konstruksi; dan
 Pemeliharaan.

Gambar 3 Ambang Segi Emapat (Nippon Koei Co., Ltd, 2003)

2.2 Current Meter

Jenis Current Meter:


 Cup Type à sama dengan untuk mengukur kecepatan udara (Anemometer)
 Vane Type (Propeller type)

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


11 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Persyaratan pengukuran dengan Current Meter:
1) Bahwa kecepatan aliran adalah berbentuk hyperbolic
2) Kecepatan maximal berada antara 0,05y – 0,25y
3) Kecepatan rata-rata berada ± pada 0,6y
4) Kecepatan rata-rata ± 85% dari kecepatan di permukaan
5) Untuk pengukuran yang lebih teliti biasanya dilakukan pada kedalaman 0,8y dan 0,2
y
Cara pengukurannya :
1) Dipilih bagian aliran sungai yang lurus
2) Tidak terdapat aliran turbulent dan angin
3) Lebar saluran / sungai, dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih kurang sama
contoh:

1 2 3 4 n
0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

0,8 0,8 0,8 0,8

4) Dari setiap titik (1,2,3,…,n) dilakukan pengukuran pada kedalaman 0.2y dan 0.8y.

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


12 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.3 Metode Pelampung

1)

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


13 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR ISI
Chow, V. T. (1959). Open Channel Hydraulics. McGraw-Hill Book Company, Inc.

Pasche, E. (2009, October 19). Fundamentals of Fluid Mechanics. Hamburg, German: Technische
Universitat Hamburg-Harburg.

Triatmodjo, B. (2008). Hidraulika II. Yogyakarta: Beta Offset.

US Army Corps of Engineers. (2010). HEC-RAS River Analysis System, Hydraulic Reference Manual.
Davis, CA.

Yudianto, D. (2005). Hidraulika. Bandung, West Java, Indonesia: Universitas Katolik Parahyangan.

‘15 Mekanika Fluida dan Hidrolika


14 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai