BAB I
PENDAHULUAN
volume atau ketinggian air dan dapat dipasang pada waduk atau bendungan
air atau diujung saluran yang berhubungan dengan badan air.
Salah satu bagian pada bendungan adalah pintu air, pintu air bertujuan
untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap maupun secara
berkelanjutan. Pintu air dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan cara
pengoperasianya. Yaitu pintu air dengan pengoperasian secara manual,
pintu air dengan pengoperasian semi otomatis dan pintu air dengan
pengoperasian full otomatis. Penggunaan pintu air secara manual sering kita
jumpai pada pengaturan irigasi pada persawahan dan aliran dengan tekanan
kecil. Untuk penggunaan pintu air semi otomatis banyak digunakan pada
bendungan yang bertekanan tinggi. Sedangkan untuk pintu air full otomatis
digunakan untuk pengedalian banjir pada bangunan pelimpah pada suatu
bendungan bertekanan tinggi yang bekerja apabila debit air melebihi batas
tertentu akan membuka sendiri secara otomatis.
Pembangunan bendungan di suatu daerah berperan penting bagi
kemajuan daerah disekitar bendungan, karena banyak manfaat yang dapat
dinikmati oleh masyarakat di sekitarnya. Manfaat yang dapat diperoleh oleh
masyarakat yaitu diantaranya untuk persediaan air, sebagai pembangkit
listrik dan sebagai tempat rekreasi.
Stabilitas bendung adalah gambaran yang mendefinisikan bahwa
bendung tersebut dalam keaadaan sempurna dan dapat dimanfaatkan
sebagai suatu bendung, yaitu ditinjau dari ketahanan bendung menerima
gaya-gaya iternal dan external yang dialaminya seperti, gaya guling,
pergeseran, keruntuhan dan gaya external yang diakibatkan oleh gempa.
Rembesan pada bendungan dan pondasi merupakan faktor penting dalam
stabilitas bendung.
Rembesan merupakan aliran yang secara terus menerus mengalir dari
hulu menuju hilir. Aliran air ini merupakan aliran dari air waduk melalu
material yang lulus air (permeable), baik melalui tubuh bendungan maupun
pondasi. Untuk itu, maka pola aliran dan debit rembesan yang keluar
melalui tubuh bendungan dan pondasi sangat penting dan perlu untuk
diperhatikan (Muchammad Ilham,2011). Beberapa kejadian kerusakan
bendungan di Indonesia yang prinsip stabilitasnya sama dengan bendung
adalah peristiwa jebolnya bendungan Sempor di Kabupaten Kebumen pada
27 november 1967, bendungan Lodah di Grobokan, bendungan Situ
Gintung yang jebol pada 17 maret 2009. Untuk mencegah kejadian yang
seperti ini, maka perlu dilakukan perhitungan stabilitas bendung (Tumpal
Alexander Pakpahan,2009)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bendungan
2. Untuk mengetahui fungsi bendungan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis bendungan
4. Untuk mengetahui ciri-ciri bendungan
5. Untuk mengetahui bagian-bagian bendungan
6. Untuk mengetahui material-material pada konstruksi bendungan
7. Untuk mengetahui struktur bendungan
8. Untuk mengetahui perhitungan bendungan
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian bendungan
2. Dapat mengetahui fungsi bendungan
3. Dapat mengetahui jenis-jenis bendungan
4. Dapat mengetahui ciri-ciri bendungan
5. Dapat mengetahui bagian-bagian bendungan
6. Dapat mengetahui material-material pada konstruksi bendungan
7. Dapat mengetahui struktur bendungan
8. Dapat mengetahui perhitungan bendungan