pohon yang disesuaikan dengan struktur tanah dan memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat. Bila
ekosistem bendungan yang dibangun indah dan asri tentunya akan meningkatkan meningkatkan
estetika serta memunculkan karakteristik tersendiri. Dalam konstruksi sebuah infrastruktur, yang
dalam hal ini bendungan, harus memiliki kawasan greenbelt yang memadai dan tertata melalui
penanaman pohon. Varietasnya juga disesuaikan dengan struktur tanah yang ada sekaligus memiliki
manfaat ekonomi bagi masyarakat,” imbuhnya. Upaya konservasi yang dilakukan melalui
penanaman pohon di area greenbelt, turut menyumbang pengembangan potensi ekonomi lokal di
sekitar bendungan. Tentunya, dilakukan tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai
tampungan air. Oleh karena itu, peran aktif dari masyarakat sekitar sangat diperlukan
Secara geografis Bendungan Kesi terletak pada posisi 118°11'34" BT dan -8°31'23" LS. Bendungan
Kesi berada pada wilayah Desa Tolokalo, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu. Bendungan Kesi
termasuk dalam DAS Bonto, Sungai Nanga.
Bendungan Kesi merupakan Bendungan yang ada di Sungai Nanga, Desa Tolokalo, Kecamatan
Kempo, Kabupaten Dompu.
Bendungan ini dibangun dengan fungsi utama mengairi areal irigasi seluas 220 Ha, dengan luas area
genangan lebih dari 9,57 Ha, dan dapat menampung air sebesar 11,41 km2
Bendungan kesi saat ini mengalami gangguuan endapan sedimen dan sampah di bagian intake yang
merupakan sarana penyaluran air untk irigasi dan juga sedimentasi pada waduknya.
Sedimentasi yang terjadi di Bendungan Selante harus segera dilakukan upaya penanggulangan agar
keamanan bendungan dapat terjaga, serta mengembalikan fungsi bendungan supaya kapasitas
tampungan waduk dapat sesuai dengan perencanaan awal.
Sungai Nanga yang tepat bermuara di hulu bendungan Kesi MERUPAKAN PENYEBAB UTAMA
PERMASALAHAN SEDIMENTASI BENDUNGAN SAAT INI. Sedimen dan sampah dalam jumlah besar
dari sungai Nanga mengendap di sekitar waduk dan di bagian sisi hulu bendungan.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, volume sedimen yang mengendap sebesar 71.000 m3
Tubuh bendungan merupakan struktur utama dimana bagian ini berfungsi untuk menahan aliran air
dan menaikkan level muka air dari elevasi awal. Bagian ini biasanya dibangun menggunakan bahan
seperti urugan tanah, pasangan batu kali, dan beton yang dibuat dengan melintasi sungai. karena
bagian ini merupakan bagian utama dan berfungsi menahan laju air, maka bangunan ini harus
dipastikan kokoh dan kuat.
Bendungan Kesi dengan tipe urugan tanah zonal memiliki tinggi tubuh bendungan yaitu 16,45 m,
Panjang 159 m, dan lebar 4,10 m.
Tubuh bendungan Selante dengan tipe timbunan tanah memiliki tinggi tubuh bendungan
yaitu 11,29 m, Panjang 219,36 m, dan lebar 4,11 m.
Fungsi utama dari bangunan pelimpah (spillway) adalah membuang kelebihan air waduk, sehingga
air tidak melimpas puncak bendungan (overtopping) yang dapat membahayakan bendungan. Pada
Bangunan pelimpah terdapat kolam olak yang berfungsi meredam energi yang timbul di dalam tipe
air superkritis yang melewati pelimpah. Lebar 15 m, panjang 72,59 m,
Jalan akses
Hulu Bendungan
Hulu bendungan Kesi terbua dari pasangan batu kali dengan kemiringan lereng hulu bendungan
yaitu 1:2
Hilir bendungan Kesi terbua dari pasangan batu kali dengan kemiringan lereng hilir bendungan yaitu
1:2
Ispeksi Bendungan
Setelah bndungan selesai dibangun, keamanan bendungan akan dipengaruhi oleh perubahan
periode waktu, pemeliharaan dan perubahan kondisi operasi. Hanya melalui perawatan secara terus
menerus, inspeksi dan evaluasi, maka akan diketahui perubahan-perubahan yang mengarah pada
kondisi ketidak amanan bendungan.
Dengan melakukan inspeksi atau pemeriksaan bendungan secara rutin dan teratur,
pemilik/pengelola bendungan akan mampu menangkap sedini mungkin tanda-tanda kelainan pada
bendungannya, gangguan operasi atau ancaman terhadap keamanan bendungan, sehingga
pemilik/pengelola bendungan dapat segera melakukan tindakan perbaikan atau pencegahan yang
diperlukan agar tidak terjadinya kondisi yang lebih buruk.
-Pekerjaan Lapangan
-Pekerjaan Laboratorium
-Pemetaan Geologi
Gate Valve
Ada beberapa macam valve (katup) yang dipasang di bendungan (beberapa bendungan
menggunakan valve sebagai pintu pengeluaran), yang macamnya tergantung dengan
kebutuhannya. Tujuan utama dari pemasangan valve pada pintu pengeluaran tersebut adalah
untuk mengatur pengeluaran air dari waduk ke hilir dan yang paling penting adalah untuk
meredam energi air yang keluar
Harapan kami ada peran serta masyarakat dalam pengelolaan air di bandungan untuk
meningkatkan kinerja operasional dan keamanan waduk melalui partisipasi kesadaran,
kepedulian dan kemampuan masyarakat.
Bendungan selante saat ini mengalami gangguuan endapan sedimen dan sampah di area waduk.
Terjadinya kerusakan hutan, juga menyebabkan tingginya erosi di daerah hulu atau di sub daerah
aliran sungai, yang berasal dari beberapa sungai yang bermuara ke waduk, sehingga sedimentasi
menjadi tinggi yang mengakibatkan pengurangan kapasitas waduk dan mempengaruhi jumlah
ketersediaan air waduk serta pada akhirnya berpengaruh terhadap umur layanan/operasi waduk.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penanggulangan yang tepat agar keamanan bendungan
dapat terjaga, serta dapat mengembalikan fungsi bendungan supaya kapasitas tampungan waduk
sesuai dengan perencanaan awal. Salah satunya meningkatkan peran serta masyarakat melalui
partisipasi kesadaran, kepedulian dan kemampuan masyarakat untuk secara bersama sama
mencegah terjadinya hal-hal yang berpotensi / menyebabkan penurunan kinerja operasional
dan keamanan waduk.
Waduk mempunyai pemanfaatan majemuk bagi kesejahteraan manusia baik manfaat yang dapat
dirasakan secara langsung maupun tidak langsung sehingga manusia perlu menjaga kelestarian agar
tidak mengalami kerusakan dan dapat secara kesinambungan untuk kehidupan mendatang
Bendungan selante saat ini mengalami gangguuan endapan sedimen dan sampah di area waduk.
Terjadinya kerusakan hutan, juga menyebabkan tingginya erosi di daerah hulu atau di sub daerah
aliran sungai yang berasal dari beberapa sungai yang bermuara ke waduk, sehingga sedimentasi
menjadi tinggi yang mengakibatkan pengurangan kapasitas waduk dan mempengaruhi jumlah
ketersediaan air waduk serta pada akhirnya berpengaruh terhadap umur layanan/operasi waduk.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penanggulangan yang tepat agar keamanan bendungan
dapat terjaga, serta dapat mengembalikan fungsi bendungan supaya kapasitas tampungan waduk
sesuai dengan perencanaan awal. Salah satunya meningkatkan peran serta masyarakat melalui
partisipasi kesadaran, kepedulian dan kemampuan masyarakat untuk secara bersama sama
mencegah terjadinya hal-hal yang berpotensi / menyebabkan penurunan kinerja operasional
dan keamanan waduk.