Anda di halaman 1dari 15

Lanskap Manajemen Dan Restorasi

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Mirza Irwansyah, MBA. MLA
(196205261987101001)
Penggunaan Floodway Sungai Krung
Aceh Sebagai Agrowisata Kuliner di
Bawah Jembatan Cot Iri
Aghna Asbar 1804104010055
Pendahuluan
Latar Belakang

Menurut Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra I, eksistensi Kanal Banjir


(floodway) sebagai prasarana Pengendalian Banjir Krueng Aceh mengalami penurunan
fungsi terutama pasca Tsunami, selain akibat permasalahan sedimentasi juga akibat
pemanfaatan bantaran/sempadan yang dapat mengakibatkan meluapnya air di Kanal Banjir
(floodway) dan Krueng Aceh yang akan menggenangi wilayah Aceh Besar dan Kota Banda
Aceh. Pemanfaatan lahan Kanal Banjir (floodway) Krueng Aceh saat ini oleh masyarakat
sangat beragam diantaranya: Peternakan, Pertanian, Perkebunan, Warung kopi / cafe,
Rumah makan, Panglong kayu, Bengkel Las, Rumah tempat tinggal, dan lain-lain.
Keberadaan kanal banjir (floodway) Krueng Aceh sebagai prasarana pengendalian
banjir kini mulai terancam karena mengalami degradasi fungsi akibat pemanfaatan area
bantaran sungai yang tidak sesuai dengan ketentuan. Balai Wilayah Sungai Sumatera I
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR pada tahun 2020 ini memulai
kegiatan penataan Floodway Krueng Aceh yang dibagi dalam 5 zona. Kegiatan penataan ini
kita laksanakan dengan tetap mengedepankan komunikasi yang dibangun dengan baik
antara pemerintah setempat dan warga sipil yang terlibat.
Rumusan Masalah Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang Tujuan kajian adalah untuk
di atas, maka rumusan mengatasi penggunaan
permasalahan dalam kajian wilayah Kanal Banjir
ini adalah bagaimana (flodway) Krueng Aceh di
mengatasi penggunaan
wilayah Kanal Banjir bawah jembatan Cot Iri
(flodway) Krueng Aceh di sebagai Agrowisata
bawah jembatan Cot Iri Kuliner.
sebagai Agrowisata
Kuliner.
Tinjauan Pustaka
Sungai Krueng Aceh
Krueng Aceh memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ± 1.755 Km2 dengan
panjang ± 145 Km yang dapat mengalirkan debit banjir sebesar ± 1.300 m3/detik yang
melintasi Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh dan bermuara di Selat Malaka
mengalir melalui Kota Banda Aceh. Pembangunan Pengendalian Banjir Krueng Aceh
selesai dibangun pada tahun 1993 dengan pola pengendaliannya dibagi dalam dua bagian
yaitu, untuk Krueng Aceh existing (L = 43 Km) yang mengalirkan debit (Q) banjir 400
m3/detik dan ke Floodway (L = 9,70 km) dengan debit banjir 900 m3/detik.

Lahan untuk pembangunan floodway merupakan tanah berupa Barang Milik


Negara yang dibeli dari masyarakat sekitar tahun 1988 melalui pembebasan lahan, lahan
tersebut telah bersertifikat atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan tercatat dalam
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK – BMN) Balai
Wilayah Sungai Sumatera I.
Penataan Kanal Banjir
Balai Wilayah Sungai Sumatera I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian PUPR pada tahun 2020 ini memulai kegiatan penataan Floodway Kr. Aceh
yang dibagi dalam 5 zona. Kegiatan penataan ini kita laksanakan dengan tetap
mengedepankan komunikasi yang dibangun dengan baik antara kita semua.
Penataan Kawasan Kanal Banjir Krueng Aceh
bertujuan mengembalikan fungsi kanal banjir, sehingga
melindungi masyarakat dari bencana banjir serta
menata pemanfaatannya untuk masyarakat. Floodway ini
dibangun untuk mengendalikan banjir di Kota Banda
Aceh dan Kab. Aceh Besar, untuk itu diharapkan
masyarakat ikut menjaga, tidak merusaknya, karena
manfaatnya bukan untuk satu atau dua orang saja, tetapi
sebagian besar warga Kota Banda Aceh dan Kab Aceh
Besar yang terbebas dari ancaman banjir. Bukan untuk
saat ini saja, tapi bahkan sampai puluhan tahun ke
depan.
Pemanfaatan sempadan sungai hanya diperbolehkan secara terbatas untuk:
• Bangunan Prasarana Sumber Daya Air
• Fasilitas Jembatan dan Dermaga
• Jalur Pipa Gas dan Air Minum
• Rentangan kabel listrik dan telekomunikasi
• Bangunan Ketenagalistrikan
• Kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu fungsi sungai, misalnya lapangan olahraga,
ruang terbuka hijau, tempat bermain (play ground), kegiatan menanam tanaman
sayur-mayur dll

Yang tidak diperbolehkan antara lain:


• Menanam tanaman selain jenis rumput / sayur mayur, yaitu berupa tanaman keras.
• Mendirikan bangunan; dan
• Mengurangi dimensi tanggul
Metodologi
Kondisi Umum Objek Kajian
Setelah digusurnya warung kopi di dekat jembatan Cot Iri, tak lama setelah
lahan kosong di bawah jembatan Cot Iri diubah menjadi cafe alam buatan serta dikelilingi
oleh kolam buatan. Serta banyak lahan sekitar semakin diubah menjadi daerah wisata
dimana tempat tersebut seharunya menjadi kanal banjir (floodway) untuk mengatasi banjir
yang sewaktu-waktu akan terjadi mengingat curah hujan ekstrim di daerah Banda Aceh
dan Aceh besar.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode observasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di
lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari
sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan. Dalam proses pengumpulan data
dilakukan dengan tinjauan lapangan dan diperoleh catatan fisik kondisi objek.
Pembahasan
Kondisi Umum Objek Kajian

Analisis Site Kajian

Kolam Buatan Area Parkir

Berdasarkan berbagai sumber diatas bahwa


kegiatan wisata meliputi :
1. Keindahan Alam (sightseeing), diantaranya : Cafe di bawah
keindahan lansekap, kejernihan air, kelancaran jembatan
arus.
2. Rekreasi.
3. Wisata Pendukung, meliputi: kuliner, event,
entertainment.
Analisis Objek Kajian
Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan, terdapat
beberapa hal terkait penggunaan kanal sebagai objek wisata,
yaitu pengaruh bangunan terhadap lingkungan sekitar dan
perkembangan pembangunan daerah setempat.

Pengaruh Bangunan Terhadap Lingkungan Sekitar


Ramainya pengunjung yang datang di setiap harinya untuk menikmati
panorama alam asli memberikan dampat yang signifikan terhadap
lingkungan sekitar mengingat jalan menuju tempat tersebut sering
terjebak dalam kemacetan yang padat. Waktu yang paling sering di
padati pengunjung adalah pada sore hari sembari menikmati momen
tenggelamnya matahari, namun terlihat bahwa walaupun padatnya
pengunjung, mereka tetap menjaga sebaik mungkin untuk tidak
merusak lingkungan sekitar seperti membuang sampah ke sungai.
• Perkembangan Pembangunan daerah Setempat
Terlepas padatnya pengunjung ke wisata bawah jembatan Cot Iri
tidak ditemukan perubahan signifikan pembangunan daerah
setempat selama beberapa tahun terakhir, mengingat daerah
tersebut lebih banyak hanya menjadi jalan penghubung dari satu
kecamatan ke kecamatan lain ditambah tidak adanya perbaikan
jalan yang telah lama rusak tetap tidak mempengaruhi kepadatan
pengunjung yang datang.
Rekomendasi
Meskipun pengembangan wisata sungai umumnya dilakukan melalui
keindahan lansekap, rekreasi, namun keberadaan daya tarik wisata pendukung yang
meliputi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya serta daya tarik wisata minat
khusus lainnya pada destinasi wisata turut dipertimbangkan untuk menciptakan produk
wisata lebih menarik di mata wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan wisata sungai
seharusnya dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai daya tarik wisata disamping
daya tarik alam yaitu sungai itu sendiri, seperti:
1. Perbaikan jalan setempat yang telah lama rusak.
2. Pembatasan di sekitar hilir sungai untuk mencegah kecelakaan mengingat banyak
anak kecil yang berkunjung.
3. Lahan yang banyak kosong sebaiknya ditanam tanaman yang seperti sayur-mayur
yang dapat dipetik oleh pengunjung.
Lahan yang gersang dapat ditanam sayur mayur
yang baik ditanam di sekitar sungai. Menanam
sayur-mayur ini dapat dijadikan sebagai ruang
edukasi dan rekreasi bagi pengunjung.
Kesimpulan

Penggunaan kanal banjir pada sungai sebagai objek wisata baru dilihat namun
bukan yang pertama terjadi. Objek wisata ini bukan hanya memberikan peluang kerja
bagi penduduk sekitar namun juga memberikan objek healing bagi pengunjung yang tidak
mau jauh-jauh pergi ke pantai yang memakan waktu tempuh yang lama. Adapun
diharapkan penggunaan wilayah di kanal banjir tidak merusak kanal yang memang
bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir dari sungai yang meluap akibat deras hujan
yang tinggi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai