Anda di halaman 1dari 32

DOSEN PENGAMPU :

PRATITOU ARAFAT, SP, MLA

RESTORASI EKOSISTEM RIAU


AGHNA ASBAR
1804104010055

LANSKAP MANAJEMEN DAN RESTORASI


KAJIAN :
• Nama : Restorasi Ekosistem Riau (RER)
• Lokasi :
130.000 hektar kawasan hutan di Semenanjung
Kampar
20.000 hektar di Pulau Padang
• Luas : 150.000 hektar
• Biaya : US$100 juta (selama 10 tahun) / Rp >1 triliun
• Dibentuk : Tahun 2013

• Tipe Objek : Hutan Gambut


PETA LOKASI KONSERVASI HUTAN
Latar Belakang
150.000 hektar hutan gambut yang terletak di pantai Timur
Sumatra hingga Barat Daya Singapura merupakan salah satu yang
terbesar di Asia Tenggara dimana daerah ini adalah tempat habitat
bagi beberapa jenis satwa yang terancam dan hampir punah.

Wilayah hutan gambut ini mulai rusak diakibatkan adanya kegiatan


tebang dan bakar untuk pembukaan lahan dan perambahan hutan
secara illegal yang dilakukan dan membuat banyak kanal berakhir
terabaikan sehingga menyebabkan penurunan tinggi muka air di area
rawa gambut dan membuat materi yang terkandung di dalamnya
mengering. Hal ini menyebabkan degradasi lahan dan bertambahnya
risiko lahan terbakar, kedua hal ini juga menyebabkan bertambahnya
konsentrasi karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Kawasan ini
menyimpan stok karbon yang sangat tinggi dan memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi.
Demi pengatasi permasalahan ini pemerintah Indonesia
mengidentifikasi area ini sebagai area potensial untuk Konsesi
Restorasi Ekosistem (yang dikenal sebagai Izin Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu untuk Pemulihan Ekosistem atau IUPHHK-
RE), sebuah pendekatan yang diluncurkan pada tahun 2009
untuk melibatkan pihak swasta dalam melestarikan 1,7 juta
hektar hutan.

RER pertama kali memperoleh IUPHHK-RE pada tahun


2013 untuk melestarikan 20.000 hektar lahan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang kemudian disusul
empat izin lainnya pada tahun 2015 sehingga total area menjadi
seluas 150.000 hektar. Izin ini berlaku untuk pengelolaan
selama 60 tahun.
Metode Restorasi Lanskap
SKEMA
Melindungi Mengkaji
• RER mengadopsi strategi • RER mengumpulkan informasi
perlindungan yang mencakup lebih lanjut serta menelaah
kondisi flora, fauna, dan habitat
patroli jagawana dan satwa liar dengan bantuan dari
penjagaan serta berbagai para pakar yang menjadi mitra
skema perlindungan dan kerja. Penilaian awal terhadap
wilayah serta lingkungan fisik
pengelolaan sumber daya dan sosial juga dilakukan, dan
masyarakat. RER bekerja hasilnya digunakan sebagai
sama dengan kelompok warga tolok ukur (baseline) yang akan
digunakan sebagai pembanding
setempat guna mendapatkan bagi hasil penilaian di masa
solusi yang bersifat praktis mendatang, sekaligus
dan efektif. memastikan bahwa masyarakat
turut menjadi bagian dalam
proses ini.
Metode Restorasi Lanskap
SKEMA
Merestorasi Mengelola
• Setelah dilindungi dan ditelaah, • RER menyusun rencana
RER dengan saksama memulihkan pengelolaan jangka panjang yang
berbagai tapak yang rusak dengan komprehensif bersama tim
melakukan proses penanaman penasihat yang terdiri dari ahli-ahli
kembali (restocking) menggunakan
bibit tanaman dari hutan sekitar. lokal dan internasional guna
Mereka membuat tempat memastikan agar kawasan hutan
pembibitan untuk menyemai bibit yang telah dipulihkan dapat terjaga
anakan alam sebelum kelangsungannya. Penyusunan
melaksanakan program penanaman rencana tersebut turut mencakup
kembali secara bertahap. Pemulihan konsultasi dengan masyarakat
tinggi muka air gambut diterapkan setempat, pemerintah, serta para
untuk menjaga ketinggian air yang pemegang izin usaha kehutanan
penting bagi kesehatan dan fungsi
ekosistem hutan gambut, dengan yang wilayahnya bersebelahan
senantiasa melakukan evaluasi atas dengan wilayah RER, dan hasilnya
efektivitas upaya yang dilakukan. didistribusikan kembali untuk
memperoleh masukan.
Aktor yang terlibat dalam proyek
Aktor-aktor yang terlibat
terbagi ke dalam 3 kelompok

o TIM MANAJEMEN
Mereka bertugas
memimpin dan
mengatur segala
kegiatan yang
dilakukan oleh NYOMAN BRADFORD SANDERS
RER ISWARAYOGA (HEAD OF OPERATIONS)
(DIRECTOR OF
EXTERNAL AFFAIRS)

MUHAMMAD IQBAL
(AHLI EKOLOGI)
Aktor yang terlibat dalam proyek
Aktor-aktor yang terlibat
M. NASHIHIN HASAN
terbagi ke dalam 3 kelompok
Pendiri & Direktur, Bina
Sumber Daya Masyarakat
o DEWAN PENASIHAT (BIDARA)
RER menerima arahan
dari Dewan Penasihat BEY SOO KHIANG JEFFREY ARTHUR
yang terdiri dari para Chairman of APRIL SAYER
ahli terkemuka di Group Profesor Konservasi Hutan
bidangnya masing- Tropis dari the University
masing dari dalam dan of British Columbia
luar negeri.
ANTHONY I MADE SUBADIA
SEBASTIAN GELGEL
Spesialis Perencanaan Direktur Jenderal
Konservasi Perlindugan Hutan dan
Konservasi Alam (2002-
2003)
Aktor yang terlibat dalam proyek
Aktor-aktor yang terlibat o MITRA KERJA
terbagi ke dalam 3 kelompok
Sebagai sponsor proyek, pemegang izin restorasi ekosistem
(IUPHHHK-RE), dan pengelola lahan, APRIL menyediakan komitmen
finansial, kepemimpinan, sumber daya operasional, dan kepakaran teknis.

BIDARA bekerja untuk membangun kemandirian dua masyarakat


perdesaan di Semenanjung Kampar (Pulau Muda dan Desa Segamai) yang
berdampingan dengan kawasan RER. Dengan menerapkan model eco-
village (desa ramah lingkungan), seorang pendamping masyarakat dari
BIDARA melakukan upaya peningkatan kapasitas bagi petani perorangan
serta kelompok warga untuk menggunakan praktik pertanian tanpa bakar,
teknik bercocok tanam organik, dan beternak.

Fauna & Flora International (FFI) merupakan LSM internasional yang


didirikan pada tahun 1903. Misi FFI melestarikan spesies dan ekosistem
yang terancam dengan menggunakan solusi yang dapat dijaga
kesinambungannya yang memadukan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
manusia. Sebagai mitra teknis RER, FFI mengelola unsur-unsur
utama program serta bertanggung jawab dalam melakukan kajian
penting yang terkait dengan keanekaragaman hayati, iklim, dan
masyarakat di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.
Tahapan Tahapan Restorasi
• Dibentuk 2013 • Tahun 2017
Dimulai dengan melindungi dan 344.000 hektar blok hutan gambut di
merestorasi 20.000 hektar hutan Semanajung Kampar yang kualitasnya dijaga
gambut di Semenanjung Kampar, dan terus membaik, serta memberikan
Riau. sebuah hubungan penting antara blok-blok
hutan alam yang tersisa di Riau dan kawasan
Konservasi Satwa Liar Kerumutan
• Tahun 2015 (Kerumutan Wildlife Conservation).
Restorasi hidrologi dimulai dengan
ditutupnya sejumlah kanal lama
yang tidak dikelola atau ilegal, dan
terus berlanjut hingga semua kanal
ditangani.

• Pada COP-21 tahun


2015 di Paris
APRIL mengumumkan perluasan
RER hingga 150.000 hektar yang
mencakupi Pulau Padang, yang juga
berada di Provinsi Riau.
Tahapan Tahapan Restorasi
Penutupan Kanal
Langkah pertama merestorasi lahan gambut yang mengering ialah mengidentifikasi lokasi kanal,
menetapkan penutupan kanal prioritas, dan melakukan survei untuk menentukan tingkat
kemiringan tiap kanal drainase atau yang biasa disebut profile-levelling. Profil semacam ini
memungkinkan ahli pengelolaan air mengetahui panjang dan tingkat kemiringan kanal serta
menetapkan lokasi yang tepat untuk tempat membangun dam/bendungan.

Dam dibangun menggunakan berbagai jenis material. Cara yang paling efektif ialah menggunakan
karung pasir yang diletakkan di mulut kanal, tempat air mengalir masuk ke sungai. Tiap karung
dibuat dari bahan polipropilena sintetis yang dikenal dengan nama geo-reinfox, yang tahan korosi
sekaligus tahan sinar ultra-violet, serta mampu menanggung beban seberat 25-30 kilogram.
Karung-karung tersebut disusun berlapis mengikuti pola tangga agar dapat menahan bobot air yang
menekan dam. Banyaknya karung yang diperlukan akan tergantung pada ukuran lebar dan
kedalaman kanal. Kebutuhan untuk tiap dam berkisar 80-300 karung.
Tahapan Tahapan Restorasi
Pencegahan Kebakaran
RER mengadopsi pendekatan berbasis masyarakat untuk melakukan pencegahan
kebakaran yang disusun dan diterapkan secara sukses oleh APRIL sebagai bagian
dari Program Desa Bebas Api. Upaya ini didukung dengan kemampuan
pemadaman api secara cepat apabila terjadi kebakaran yang tiba-tiba di dalam
kawasan RER.

Pemantauan Curah Hujan


Setiap hari Tim Perlindungan Hutan RER memantau cuaca dari delapan stasiun cuaca yang
dioperasikan oleh RER, PT. RAPP, serta pemasok kayu usaha patungan di sekeliling RER.
Sedangkan di Pulau Padang ada empat stasiun cuaca yang digunakan.

Peringkat Bahaya Kebakaran


Peringkat Bahaya Kebakaran (FDR/Fire Danger Rating)
memberikan estimasi terkait tingkat kemungkinan munculnya api
dan penyebarannya, serta apakah kemunculan tersebut akan
memerlukan pemadaman atau tidak. Dengan mengetahui angka ini,
tim RER dapat menggunakannya sebagai dasar untuk meningkatkan
patroli dan memastikan agar peralatan pemadaman kebakaran
mereka siap untuk digunakan.
Selain itu, RER rutin memantau data titik panas untuk mengidentifikasi titik-
titik yang mungkin berada di dalam atau dekat dengan perbatasan RER. Bila
teramati adanya titik panas, koordinat lokasinya akan segera disampaikan ke
tim lapangan yang langsung mengecek lokasi untuk kemudian mengambil
langkah yang diperlukan. Data titik panas tersedia bagi publik secara daring
melalui satelit NOAA dan MODIS.
Kemitraan dengan Masyarakat
Dengan lebih dari 40.000 orang tinggal di dalam dan di sekeliling Kawasan
RER – yaitu sebanyak 17.000 orang di Semenanjung Kampar dan 24.000 di
Pulau Padang – tim program RER bekerja sama dengan masyarakat setempat
guna memastikan agar kegiatan-kegiatan tradisional, seperti menangkap ikan
dan mengumpulkan madu, tetap terlindungi, agar usaha kecil mendapatkan
dukungan, dan agar masyarakat mendapatkan informasi tentang pentingnya
pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Usaha Tani
RER bekerja dengan penduduk desa Dusun Sangar dan Desa Segamai di
Semenanjung Kampar, serta di empat desa di Pulau Padang, untuk
mendukung praktik pertanian sayur tanpa bakar. Program tani ini
dibentuk untuk mencegah risiko dari praktik pertanian yang
menggunakan cara tebang-bakar (slash and burn) serta untuk memberi
metode alternatif yang bisa digunakan oleh penduduk di sekitar RER
untuk menyiapkan lahan garapan mereka yang akan dapat
memproduksi tanaman pangan.
Penangkapan Ikan
Terdapat empat sungai besar di Semenanjung Kampar – yaitu Sungai Kutup, Turip, Serkap, dan
Sangar– yang membentang antara 20 hingga 30 kilometer hingga ke arah kubah gambut inti di pusat
semenanjung tersebut. Sebelum RER dibentuk, nelayan setempat yang biasa menangkap ikan di
Sungai Serkap dikenal menggunakan praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, yang
menimbulkan risiko bagi kesehatan kehidupan biota air di sungai tersebut.

Suatu perjanjian kerja sama dibentuk pada bulan Desember 2016 untuk membantu merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengomunikasikan isu-isu yang terkait dengan hak dan akses untuk
menangkap ikan, memelihara dan memperbaiki habitat ikan dan hasil tangkapannya, serta praktik
penangkapan ikan yang berkelanjutan.
• Pada tahun 2017
RER menerapkan survei
kamera jebak untuk terus
mengkaji keragaman
spesies yang ada di RER

RER memasang 84 kamera jebak


yang beroperasi selama 7.758
malam, menangkap 6.310 gambar
(snapshot) dan video yang
memungkinkan dilakukannya
identifikasi terhadap 52 spesies
hewan.
HASIL DARI RESTORASI
Salah satu hasil yang didapatkan adalah keberhasilan dalam pengidetifikasian 838
spesies di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang yang merupakan area restorasi RER.

Adapun 838 spesies itu mencakup 78 spesies mamalia, 311 spesies burung, 106 spesies
amfibi dan reptil, 196 spesies pohon, 89 spesies ikan, serta 58 spesies serangga.

Dari angka tersebut, sebanyak 39 spesies masuk ke dalam kategori rentan, 18 spesies
hampir punah, dan 12 terancam punah dalam daftar The International Union for
Conservation of Nature (IUCN). Sementara itu, 117 spesies masuk ke dalam daftar The
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora
(CITES) dan 99 spesies tercatat sebagai spesies yang dilindungi oleh pemerintah.
HASIL DARI RESTORASI

Sampai dengan tahun 2018, RER telah berhasil menutup 16 kanal, dengan
panjang total mencapai 50 kilometer menggunakan 37 dam buatan tangan.

Sejak perjanjian terkait penangkapan ikan, hasil tangkapan mengalami


kenaikan, dan tidak ada lagi kejadian kebakaran. Kegiatan dengan Fauna &
Flora International turut mencakup pelaksanaan survei untuk menelaah status
perikanan di semua sungai di Semenanjung Kampar.
HASIL DARI RESTORASI
RER juga mencatatkan kemajuan dalam upaya pemulihan hutan dengan
merestorasi hutan seluas hampir 12.000 ha.

Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai metode restorasi, seperti


penanaman, pemeliharaan, regenerasi alami dengan bantuan manusia, dan
regenerasi alami.

Melalui upaya pemulihan itu, RER mengembangkan 38.000 bibit di tujuh


persemaian anakan alam yang tersebar di kawasan RER. Tak hanya itu, RER
juga menjalankan restorasi hidrologis. Salah satunya, melalui pembangunan 87
bendungan yang menutup 31 sistem kanal sepanjang 176,3 kilometer (km) di
Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.
Model Produksi-Proteksi
Satu unsur penting dalam prakarsa RER ialah penerapan dan penyelenggaraan model terpadu
produksi-proteksi, yaitu bahwa operasi hutan tanaman industri yang ada di sekeliling kawasan
restorasi tidak hanya memberi perlindungan, namun secara aktif juga memberi pendanaan bagi
restorasi ekosistem dan perlindungan hutan.

Dari Masyarakat
RER memiliki 69 pegawai dan lebih dari 100 anggota tim serta jagawana (ranger) yang bekerja untuk
melindungi dan merestorasi hutan setiap hari. Lebih dari 80 persen tenaga kerja RER berasal dari dua
kabupaten di Riau tempat RER berada, yaitu Pelalawan dan Kepulauan Meranti. Hal ini membantu
RER membangun kepercayaan dan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan para pengguna
hutan.
LESSON LEARNED
Menurut saya kinerja yang diberikan tim RER termasuk dalam kategori sangat baik berdasarkan
dari hasil selama 9 tahun restorasi hutan yang dilakukan terlihat dengan sangat cepat yang
membuktikan bahwa tata cara kelola dan pemulihan dilakukan dengan baik dan cermat dan juga
kerjasama yang diciptakan antara tim dan masyarakat sekitar untuk saling menjaga hutan gambut
ini.
LANSKAP PEMBANDING DI ACEH
Aceh Tengah

Maraknya penambangan serta penebangan


hutan dengan tujuan pembukaan lahan
secara liar
DAFTAR PUSTAKA
1. Rekoforest.org

• Rekoforest.org. (2021). Kemajuan Signifikan Restorasi Ekosistem Riau.


Diakses pada 23 November 2022, dari
https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/kemajuan-signifikan-
restorasi-ekosistem-riau.

• Rekoforest.org. (2021). Tentang RER. Diakses pada 23 November


2022, dari https://www.rekoforest.org/id/program/tentang-rer.

Anda mungkin juga menyukai