Anda di halaman 1dari 16

ILMU LINGKUNGAN DAN

MITIGASI BENCANA
RESTORASI EKOSISTEM HUTAN RAWA

GAMBUT
Kelompok 13 :
1.Amiyolandri Putri
2.Annisa Rohilina
3.Hasby Herdinasrul
4.Muhammad Al Habib (1907155613)

Urgensi Restorasi Ekosistem Hutan Rawa Gambut

Peran Ekosistem Hutan Rawa Gambut


Ekosistem hutan rawa gambut memiliki peran yang sangat vital

secara sosial, ekonomi maupun ekologi baik pada skala lokal

maupun global.
Kemampuan gambut untuk mengatur tata air, menyerap serta

menyimpan cadangan karbon menyebabkan gambut menjadi

perhatian dunia dalam upaya mengurangi laju perubahan iklim


Perkembangan Regulasi Restorasi Ekosistem Gambut
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi saat restorasi ekosistem gambut,

yaitu :
1. Pelaksanaan RE gambut menghadapi tantangan berat khususnya di ekosistem

gambut fungsi lindung. Mengingat kebijakan land swapt tidak berjalan dengan baik,

maka penetapan sebagian besar area konsesi sebagai fungsi lindung akan merugikan

pihak pemegang konsesi.


2. Tantangan restorasi ekosistem lainnya adalah penyamarataan kriteria pemulihan
ekosistem gambut di semua area tanpa memperhatikan kondisi kerusakan awalnya

(baseline).
3. Tingginya konflik dengan masyarakat sekitar. Klaim masyarakat terhadap areal

restorasi di dalam konsesi menyebabkan pelaksanaan restorasi ekosistem gambut

menjadi terhambat.
Restorasi Ekosistem Hutan Rawa Gambut Sebagai Nature Based Solution

Nature-based solution (NBS) merupakan suatu upaya untuk

melindungi, mengelola dan memulihkan alam atau ekosistem

dalam rangka mengatasi berbagai tantangan kehidupan

seperti perubahan iklim, ketahanan pangan dan bencana alam

secara efektif dan adaptif (IUCN, 2016).


NBS memiliki dampak positif terhadap perbaikan kondisi sosial

ekonomi manusia sekaligus menjaga kelestarian biodiversitas

sumber daya alam.


PRASYARAT KEBERHASILAN RESTORASI

EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT


a. Identifikasi Kondisi Ekologi Historis :
Identifikasi kondisi ekologi historis diperlukan untuk menilai apakah dengan kondisi yang ada

sekarang, intervensi perlu dilakukan untuk mencapai tujuan restorasi yang diinginkan.
Variabel yang perlu diperhatikan dalam identifikasi kondisi ekologi adalah aspek tanah, komposisi

jenis dan kerapatan vegetasi, dan tinggi permukaan tanah.

b. Autekologi dan Fenologi Tumbuhan :


Pengetahuan autoekologi diperlukan untuk memahami bagaimana interaksi suatu spesies dengan

berbagai faktor lingkungan.

c. Pemilihan Jenis :
emilihan jenis yang tepat dapat dilakukan dengan memahami karakteristik lokasi restorasi dan

karakteristik ekologi suatu spesies. Penggunaan berbagai spesies dalam upaya revegetasi yang

telah dilakukan juga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pemilihan jenis.
PRASYARAT KEBERHASILAN RESTORASI

EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT


d. Identifikasi Modal Sosial
Identifikasi modal sosial sebelum kegiatan restorasi dimulai sangat penting dilakukan untuk

mengetahui potensi yang ada dan intervensi yang tepat guna meningkatkan peluang

keberhasilan restorasi. Modal sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Modal sosial dapat dibangun dengan cara menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok

masyarakat

e. Kelembagaan Restorasi :
Kelembagaan restorasi dibentuk atas dasar kepentingan stakeholders yang beragam.

Kelembagaan lokal dianggap mampu berkontribusi dalam pengelolaan dan konservasi

hutan. Dalam kelembagaan ini, sistem pengelolaan hutan ditetapkan berdasarkan

masing-masing fungsi dan tipe hutan sesuai dengan pemanfaatan tradisional yang biasa

dilakukan.
Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Gambut
Situs Restorasi Ekosistem Hutan

Rawa Gambut di Areal Konsesi


Pemulihan ekosistem hutan rawa gambut yang terdegradasi

merupakan kewajiban berbagai pihak.

Pemulihan ekosistem gambut di areal konsesi memiliki

karakteristik yang berbeda dengan ekosistem gambut pada

umumnya. Implikasinya antara lain bahwa situs restorasi

ekosistem gambut di areal konsesi perlu diklasifikasi dan

disesuaikan dengan kompartemenisasi pemanfaatan lahan

konsesi.

Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Gambut

Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT)


Areal NKT yang terdegradasi penting untuk dipulihkan karena

pertimbangan konservasi

Studi lapangan di konsesi PT Arara Abadi menunjukkan bahwa areal

lindung telah memberikan fungsi penunjang keanekaragaman hayati bagi

kawasan lindung atau konservasi di dalam dan sekitar perusahaan (NKT

1.1). Areal tersebut terbukti merupakan habitat beberapa spesies yang

terancam punah. Areal NKT 1.3 (Jaringan NKT Indonesia, 2013) juga

merupakan habitat bagi populasi spesies langka yang terancam punah,

wilayah jelajah terbatas, atau dilindungi.

Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Gambut

Retirement area
Rekomendasi terkait penetapan retirement area ditujukan

untuk meminimalkan dampak drainase di lanskap gambut,

memberikan kontribusi yang signifikan tidak hanya untuk

mengurangi hilangnya hutan tetapi juga untuk mengurangi

emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Gambut

Puncak kubah gambut


Puncak kubah gambut memiliki peran yang sangat krusial

dalam menjaga fungsi hidrologis ekosistem gambut

dalam suatu Kesatuan Hidrologis Gambut. Landasan

pemikiran tersebut kemudian menjadi prinsip utama

keluarnya beberapa peraturan terkait dengan pemulihan

puncak kubah gambut.

Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Gambut

Komponen Penting untuk Strategi

Restorasi Hutan Rawa Gambut


Strategi restorasi ekosistem pada hutan rawa gambut

memiliki empat komponen penting sebagai berikut:

1. Perbaikan hidrologi gambut


2. Pengendalian kebakaran gambut
3. Revegetasi hutan rawa gambut
4. Pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat

sekitar hutan

Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Gambut

Strategi Restorasi di Areal Konsesi


Restorasi ekosistem hutan rawa gambut di areal konsesi

memiliki beberapa kelebihan, antara lain sumber daya

manusia pelaksana restorasi sudah cukup memadai.

Namun, keterbatasan juga dijumpai yang menjadi

tantangan pelaksanaan restorasi ekosistem hutan rawa

gambut di areal konsesi yaitu batas kewenangan dalam

suatu areal konsesi menyebabkan restorasi dilaksanakan

secara parsial, belum berbasis lanskap atau belum

terintegrasi dalam satuan unit KHG.

Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
wa

Integrasi dalam KHG Gam but


KHG adalah ekosistem gambut yang letaknya diantara

dua sungai, diantara sungai dan laut, dan/atau pada

rawa (PP No 71/2014 jo PP No 57/2018).

Restorasi ekosistem hutan rawa gambut berbasis KHG

dimulai dengan penyusunan perencanaan restorasi

dengan mempertimbangkan kondisi awal ekosistem

gambut yang akan direstorasi, baik kondisi biofisik

termasuk topografi KHG dan alira air gambut,

kedalaman gambut, tingkat kerusakan gambut, tingkat

resiliensi gambut, pola cuaca, serta kondisi sosial

ekonomi masyarakat yang ada di sekitar KHG.


Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
Restorasi skala kecil wa

Gambut
Pada saat hasil penilaian peluang dan tantangan areal restorasi menunjukkan

tingkat kesulitan yang tinggi dan tingkat degradasi yang sangat berat sehingga

risiko kegagalan restorasi sangat besar, sementara penilaian ketersediaan

sumberdaya yang dimiliki menunjukkan kapasitas yang tidak memadai untuk

melaksanakan restorasi secara menyeluruh, maka restorasi skala kecil dapat

menjadi pilihan yang rasional

Restorasi ekosistem hutan rawa gambut skala kecil perlu didukung oleh beberapa hal,

yaitu:
Persemaian yang memenuhi persyaratan untuk mendukung penanaman.
Kegiatan penyebarluasan anakan alami.
Pemeliharaan proses regenerasi alami tanpa gangguan dan mempercepat

pertumbuhan jenis lain di sekitarnya.


Pemantauan proses pertumbuhan pada area restorasi skala kecil.
Strategi Restorasi

Ekosistem Hutan Ra
Fokus pada pembasahan gambut wa

Gambut
Fokus pada pembahasan gambut yang dimaksud adalah

memprioritaskan kegiatan-kegiatan pembasahan gambut dan

pengaturan hidrologi sebagai prioritas utama, dan proses revegetasi

menjadi prioritas berikutnya.

Fungsi pembasahan gambut tersebut adalah untuk menjaga agar

tidak terjadi kebakaran, serta mempertahankan tata air gambut

untuk prakondisi pertumbuhan regenerasi alami vegetasi pionir. Fokus

kegiatan pembasahan gambut dan pengaturan hidrologi perlu

mencakup semua tahap dari perencanaan, pelaksanaan, dan

monitoring.
THANKYOU.

REFERENSI:
Wordsworth, William. “The Poetical Works of William Wordsworth, Vol. III.” The Project Gutenberg, Project
Gutenberg, 8 Apr. 2018, www.gutenberg.org/files/12383/12383-h/12383-h.htm.

Anda mungkin juga menyukai