Anda di halaman 1dari 2

Regia Ilmahani 4.

sumber keanekaragaman hayati

Ridadyah Wilujeng Tujuan Pengelolaan Hutan Mangrove

a. Mengoptimalkan manfaat produksi dan manfaat


ekologis dari ekosistem mangrove dengan
Pengelolaan Hutan Mangrove
menggunakan pendekatan ekosistem berdasarkan
Pengertian Hutan Mangrove prinsip kelestarian hasil dan fungsi ekosistem yang
bersangkutan.
Kata mangrove memiliki dua arti, pertama sebagai
komunitas yaitu komunitas atau masyarakat b. Merehabilitasi hutan mangrove yang rusak.
tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar
c. Membangun dan memperkuat kerangka
garam/salinitas (pasang-surut air laut) dan kedua
kelembagaan beserta iptek yang kondusif bagi
sebagai individu spesies. Kata mangrove digunakan
penyelenggaraan pengelolaan mangrove secara baik.
untuk menyebut jenis pohon-pohon atau semak-
semak yang tumbuh diantara batas air tertinggi saat Bentuk-Bentuk Pengelolaan Hutan Mangrove
air pasang dan batas air terendah sampai diatas rata- 1. Perlindungan hutan mangrove
rata permukaan laut. Menunjuk suatu kawasan hutan mangrove untuk
dijadikan kawasan hutan konservasi dan sebagai
Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah
suatu bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai
pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang
2. Rehabilitasi Hutan Mangrove
bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi.
Salah satu upaya rehabilitasi yang bertujuan untuk
Berdasarkan SK Dirjen Kehutanan No.
mengembalikan fungsi ekologis kawasan hutan
60/Kpts/Dj/I/1978, hutan mangrove dikatakan
mangrove adalah kegiatan penghijauan yang
sebagai hutan yang terdapat disepanjang pantai atau
dilakukan terhadap hutan yang telah gundul.
muara sungai dan dipengaruhi pasang surut air laut,
yakni tergenang pada waktu pasang dan bebas Selain itu,program atau cara lain yang dapat
genangan pada waktu surut. digunakan dalam upaya pengelolaan ekosistem
mangrove antara lain ;
Jenis-Jenis Vegetasi di Hutan Mangrove
a. Pembentukan Pelembagaan Formal dalam
Diperkirakan terdapat sekitar 89 species mangrove
Pengelolaah Hutan Mangrove
yaang tumbuh di dunia, yang terdiri atas 31 genera
Kelembagaan formal yang dibentuk dalam
dan 22 famili. Tumbuhan mangrove tersebut pada
menangani kawasan mangrove harus melibatkan
umumnya hidup di hutan pantai Asia Tenggara, yaitu
unsur-unsur masyarakat, pemuda LSM dan
sekitar 74 species dan hanya sekitar 11 species yang
Pemerintah mulai dari unit pengelolaan terkecil untuk
hidup di daeraah Karibbia. Di Indonesia terdapat
menjamin kelestarian fungsi dan manfaat kawasan
sekitar 38 species yang tersebar di Sumatera, Jawa,
hutan mangrove.
Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara
b. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
dan Papua (Soegiarto dan Pollunin, 1982). Beberapa
Upaya peningkatan Sumberdaya Manusia yang ada di
jenis yang dikenal antara lain Tanjang Wedok
dalam dan di sekitar hutan merupakan program yang
(Rhizophora apiculata BL) atau bakau putih, Tanjang
telah dan terus di tingkatkan. Upaya tersebut berupa
Lanang (R. mucronata LMK) atau bakau hitam, dan
kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang dilaksanakan
bakau (R. stylosaGriff).
baik oleh intern Dinas Kehutanan maupun pada
Fungsi Hutan Mangrove lembaga-Diklat Departemen Kehutanan.

1. Menahan aberasi c. Pengadaan Sumber Benih


Dalam pelaksanaan Rehabilitasi hutan dan Lahan,
2. Membentuk lahan baru benih dan bibit yang bermutu memegang peranan
3. menyediakan makanan dan mineral yang sangat penting. Oleh karena itu, pohon
penghasil benih bermutu dan dalam jumlah yang merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman
cukup khususnya mangrove perlu dilakukan seleksi / dan kesadaran dari kelompok sasaran terhadap pesan
penunjukkan sehingga keberlanjutan progran yang disampaikan. Materi pembinaan meliputi
rehabilitasi dapat berjalan dengan dengan baik. penyuluhan tentang pentingnya hutan mangrove dan
Dalam pengelolaan ekosistem mangrove sebaiknya pelestariannya, pengelolaan tambak yang ramah
mencakup tiga bentuk kegiatan , yaitu : lingkungan serta pentingnya organisasi/kelompok
a. Mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan di masyarakat.
hutan mangrove dapat dikendalikan dengan
Strategi Edukatif
penerapan sistem silvikultur dan pengaturan kontrak
(pemberian konsensi). Strategi edukatif dilakukan dalam bentuk pelatihan-
pelatihan. Melalui pelatihan diharapkan dapat
b. Perlindungan dan pelestarian hutan mangrove yang
meningkatkan ketrampilan kelompok sasaran
dilakukan dengan cara menunjuk, menetapkan dan
terhadap suatu aspek tertentu. Kegiatan pelatihan
mengukuhkan hutan mangrove menjadi hutan
yang telah dilakukan adalah peningkatan pemahaman
lindung, hutan konservasi (Suaka Alam, Taman
dan ketrampilan kelompok sasaran di bidang
Nasional, Taman Hutan Raya, Hutan Wisata, dll) dan
rehabilitasi mangrove seperti seleksi buah,
kawasan lindung lainnya (Jalur hijau, sempadan
pembibitan dan penanaman; pelatihan peningkatan
pantai/sungai, dll)
pemahaman dan ketrampilan di bidang perikanan,
c. Merehabilitasi kawasan mangrove yang rusak yaitu budidaya udang tambak ramah lingkungan dan
sesuai dengan tujuan pengelolaannya dengan budidaya bandeng; pelatihan pengembangan
pendekatan pelaksanaan dan penggunaan iptek yang kemampuan dalam pengelolaan kelompok, seperti
tepat guna. administrasi, pengelolaan keuangan, kepengurusan
dan aturan main pelaksanaan program.
Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove melalui
pemberdayaan masyarakat Strategi Fasilitatif

Dalam kerangka pengelolaan dan pelestarian Strategi fasilitatif dilakukan dalam bentuk pemberian
ekosistem mangrove, sedikitnya terdapat dua konsep bantuan usaha yang merupakan salah satu upaya
utama yang dapat diterapkan yaitu protection and dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
rehabilitation of mangrove forest. Salah satu cara rehabilitasi mangrove. Bantuan usaha yang diberikan
yang dapat dilakukan dalam rangka perlindungan umumnya berkaitan dengan program rehabilitasi
terhadap keberadaan hutan mangrove adalah dengan mangrove, baik secara langsung maupun tidak
menunjuk suatu kawasan hutan mangrove untuk langsung. Selain itu bantuan ini juga ditujukan untuk
dijadikan kawasan konservasi (conservation area), meningkatkan kondisi sosial ekonomi kelompok
dan sebagai bentuk sabuk hijau (green belt) di sasaran.
sepanjang pantai dan tepi sungai.

Pola pengelolaan dan pengawasan ekosistem


mangrove yang bersifat partisipatif merupakan salah
satu solusi yang tepat. Dalam upaya pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya alam pesisir dan laut dalam hal ini
termasuk di dalamnya huta mangrove dilakukan
melalui berbagai macam strategi diantaranya: strategi
persuasif, edukatif dan fasilitatif.

Strategi Persuasif

Strategi persuasif dilakukan dalam bentuk


pembinaan-pembinaan. Kegiatan pembinaan

Anda mungkin juga menyukai