Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN LANSKAP DAN

KERJA SAMA MULTI-PIHAK:


SEBUAH SOLUSI UNTUK KEBERLANJUTAN
KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Dr. Dolly Priatna
Belantara Foundation | Prodi Manajemen Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pakuan
bersama
lestarikan nusantara
TOGETHER WE PRESERVE THE ARCHIPELAGO
PENDEKATAN
LANSKAP
Definisi: Upaya menyeimbangkan berbagai kebutuhan dan mengintegrasikan
kebijakan untuk berbagai penggunaan lahan di dalam area tertentu.

Pendekatan lanskap membantu memastikan bahwa upaya konservasi dilakukan


secara komprehensif dan mencakup sektor ekologi, sosial, dan ekonomi.

Pendekatan lanskap membantu mempromosikan penggunaan praktik terbaik dalam


perencanaan, proses pengambilan keputusan, serta implementasi, sehingga bisa
melindungi ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Tujuan: keanekaragaman hayati, menjaga jasa ekosistem, dan mempromosikan


pembangunan berkelanjutan.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


PENDEKATAN
LANSKAP VS YURIDIKSI
Pendekatan lanskap menggunakan perspektif holistik yang lebih luas,
menekankan pelibatan pemangku kepentingan, perencanaan terpadu,
dan keterkaitan di antara komponen lanskap.

Pendekatan lanskap melampaui batas administratif dan mendorong


kolaborasi lintas sektor dan lintas skala.

Pendekatan yurisdiksi, lebih fokus pada yurisdiksi tertentu (kabupaten


atau provinsi), menyelaraskan kebijakan dan tindakan dalam batas-batas
tertentu berdasarkan kerangka hukum dan tata Kelola yang ada.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


PENTINGNYA PENDEKATAN LANSKAP
UNTUK KEBERLANJUTAN
Fungsi Ekosistem: Lanskap merupakan sebuah sistem yang kompleks dimana berbagai
ekosistem dan proses ekologi berinteraksi.
Keterlibatan Para Pemangku Kepentingan: Lanskap umumnya dikelola bersama oleh
banyak pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, pemegang konsesi atau HGU,
lembaga pemerintah, dan sector bisnis.
Perencanaan Tata Guna Lahan Terpadu: Pendekatan lanskap memfasilitasi perencanaan
dan pengelolaan tata guna lahan secara terpadu.
Ketahanan dan Adaptasi: Lanskap menghadapi berbagai tantangan lingkungan dan sosial-
ekonomi, termasuk perubahan iklim, hilangnya habitat, dan bencana alam.
Pembangunan Berkelanjutan: Pendekatan lanskap selaras dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dengan mengintegrasikan pertimbangan sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
Konservasi dan Restorasi: Pendekatan lanskap menyediakan framework untuk upaya
konservasi dan restorasi.
Skala dan Konektivitas: Tantangan lingkungan skala besar, seperti fragmentasi habitat dan
menurunnya jumlah spesies, memerlukan perspektif tingkat lanskap.
JENIS PENDEKATAN LANSKAP
Pendekatan Konservasi Lanskap: Berfokus pada konservasi keanekaragaman hayati,
ekosistem, dan sumber daya alam dalam suatu lanskap.
Pendekatan Restorasi Lanskap: Bertujuan untuk memulihkan lanskap dan ekosistem yang
terdegradasi ke fungsi ekologis dan kondisi yang diinginkan.
Pendekatan Perencanaan dan Desain Lanskap: Berfokus pada perencanaan tata ruang dan
desain lanskap untuk mengoptimalkan tujuan penggunaan lahan, konservasi, dan
pembangunan.
Pendekatan Tata Kelola Lanskap: Menekankan pada proses pengambilan keputusan,
koordinasi, dan implementasi yang efektif dan inklusif dalam pengelolaan lanskap.
Pendekatan Mata Pencaharian Lanskap: Pendekatan ini mempercayai pentingnya lanskap
untuk mendukung mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan Ketahanan Lanskap: Berfokus pada membangun ketahanan lanskap dan
masyarakat untuk mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sosial-
ekonomi.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


MANFAAT PENDEKATAN LANSKAP
BAGI SATWA LIAR BERJELAJAH LUAS
Konektivitas Habitat: Satwa liar berjelajah luas membutuhkan wilayah habitat luas yang
saling terkoneksi untuk memenuhi kebutuhan ekologisnya, termasuk mencari makan,
berkembang biak, dan bermigrasi.
Konservasi Habitat Inti: Spesies satwa liar berjelajah luas umumnya memiliki habitat inti
spesifik yang sangat penting untuk kelangsungan hidupnya.
Fungsi Ekosistem: Spesies satwa liar jelajah luas memainkan peran penting dalam fungsi
ekosistem. Satwa tersebut dapat mempengaruhi struktur vegetasi, penyebaran benih, dan
dinamika predator-mangsa.
Meminimalkan Fragmentasi: Fragmentasi habitat akibat aktivitas manusia, seperti
pembangunan infrastruktur atau konversi lahan, merupakan ancaman yang signifikan bagi
satwa liar berjelajah luas.
Konservasi Kolaboratif: Pendekatan lanskap mempromosikan kolaborasi dan kemitraan di
antara para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan lanskap.
Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Spesies satwa liar berjelajah luas rentan terhadap
dampak perubahan iklim.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


PARTNERSHIP
DALAM PENGELOLAAN LANSKAP
Berbagi Tanggung Jawab: Pengelolaan lanskap melibatkan banyak pemangku
kepentingan dengan beragam kepentingan dan peran.
Pengambilan Keputusan Kolaboratif: Kemitraan menyediakan platform untuk
pengambilan keputusan kolaboratif.
Tindakan Terkoordinasi: Pengelolaan lanskap seringkali memerlukan Tindakan yang
terkoordinasi di berbagai sektor dan tingkat tata kelola.
Peningkatan Kapasitas: Kemitraan dapat mengarah pada pengumpulan dan
pembagian sumber daya, keahlian, dan kapasitas teknis.
Meningkatkan Inovasi dan Kreativitas: Kolaborasi dalam pengelolaan lanskap
seringkali dapat mendorong inovasi dan kreativitas.
Pemberdayaan dan Kepemilikan Pemangku Kepentingan: Pendekatan kemitraan
memberdayakan pemangku kepentingan dengan melibatkan mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan memberi rasa kepemilikan atas lanskap.
Manfaat Sosial dan Ekonomi: Kemitraan dalam pengelolaan lanskap dapat
menghasilkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal.
PENDEKATAN
MULTIPIHAK
Melibatkan beberapa pihak pemangku kepentingan untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan suatu masalah atau mencapai tujuan bersama.
Mendorong partisipasi aktif dan kolaborasi antara berbagai pemangku
kepentingan.
Mengumpulkan perspektif yang beragam, mencapai kesepakatan yang
lebih luas, dan memperoleh hasil yang lebih baik dengan
mengintegrasikan berbagai kepentingan dan pengetahuan dari semua
pihak yang terlibat.
Menghasilkan keputusan yang lebih baik karena melibatkan
pengetahuan dan perspektif yang beragam, serta meningkatkan
pemahaman dan dukungan terhadap solusi yang dihasilkan

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


PENDEKATAN LANSKAP
DAN PENDEKATAN MULTIPIHAK
"Memiliki keterkaitan erat karena keduanya fokus pada kerja sama
antara berbagai pemangku kepentingan untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan"

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


Pemerintah Sektor Swasta

BERBAGI PERAN
Jurnalis/media
KOLABORASI NGO

MULTIPIHAK

Akademisi 06 Kelompok Masyarakat


A STUDY CASE:
GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU
BIOSPHERE RESERVE
Cagar Biosfer pertama di dunia yang telah dimulai dan dikelola secara
bersama oleh sektor swasta dan sektor publik.
Mencakup 705.271 ha gambut yang terbagi menjadi 25% area inti, 32% zona
buffer, dan 43% zona transisi, di Kabupaten Bengkalis dan Siak, Riau,
Sumatra.
Dedikasikan untuk membantu masyarakat sekitar hutan dari
ketergantungan mereka pada sumber daya alam menjadi mata pencaharian
yang dapat berkelanjutan.
GSK-BB merupakan salah satu hutan gambut tropis terbesar di Sumatra
yang memiliki peran penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Ini juga merupakan habitat bagi hewan liar yang karismatik seperti harimau
Sumatera, gajah Sumatera, beruang madu, dan tapir.

Core Area Transition Area Buffer Zone


(25%) (43%) (32%)

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


PETA
CAGAR
BIOSFER
GIAM SIAK
KECIL BUKIT
BATU
AREA INTI
± 178.722 HA

ZONA PENYANGGA
± 222.426 HA

AREA TRANSISI
± 304.123 HA
UPAYA PARA PEMANGKU KEPENTINGAN

Balai Besar Konservasi APP Sinar Mas


Sumber Daya Alam

Zona inti: APP Forest Conservation


Patroli hutan untuk Policy sejak 2013
mengurangi pembalakan liar Pemantauan perubahan
dan kerusakan lahan di Suaka tutupan hutan hampir secara
Margasatwa Siak Kecil dan realtime melalui satelit radar
Bukit Batu sejak 2017
Penegakan hukum
Zona inti:
Zona penyangga: Pencegahan dan penanganan
Kegiatan edukasi konservasi kebakaran gambut; patroli hutan
dan peningkatan kapasitas
Sosialisasi area proteksi Zona penyangga:
untuk mengurangi Monitoring biodiversitas
perambahan lahan Manajemen sistem hidrologi
Membuat sekat kanal gambut untuk mencegah kebakaran
dengan BRGM Mengimplementasikan
manajemen hutan
berkelanjutan.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


Proforest Earthworm
di Sungai Linau di 4 desa (Tasik Betung,
Bencah Umbai, Lubuk Umbut,
Muara Bungkal)
Area Transisi: Area Transisi:
Memfasilitasi masyarakat desa Berkolaborasi dengan pemerintah
untuk mendapatkan SK Hutan desa untuk melakukan
Desa perencanaan penggunaan lahan
Pemetaan partisipatif di area desa partisipatif;
Peningkatan kapasitas tentang Mengembangkan model mata
manajemen kebakaran, teknik pencaharian alternatif yang
monitoring hutan, dll. diprioritaskan bagi pembalak liar;
Pelatihan perkebunan sawit terbaik Di dalam hutan lindung
dan penambahan mata (perkenalkan hasil hutan bukan
pencaharian masyarakat. kayu & teknik produksinya); Di luar
Managemen air untuk mengurangi hutan lindung (spesies pohon serba
kebakaran hutan. guna, nanas dan cabai)

Winrock
di Sungai Mandau

Area Transisi:
Mengimplementasikan paludikultur/ agroforestry
Meningkatkan penghidupan masyarakat

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


CORE Coalition
Beberapa perusahaan atau sektor swasta seperti Musim Mas, Cargil, Neste, GAR, Pepsico, Unilever dan Danone yang
difasilitasi oleh CORE Coalition.
Core Coalition adalah aliansi sektor swasta di Kabupaten Siak, Riau yang bertujuan untuk mendukung Gerakan Siak
Hijau.
Perusahaan-perusahaan ini mendukung komitmen No-Deforestation, Peat, and Exploitation (NDPE) yang lebih efective.
Topik utamanya termasuk deforestasi, restorasi gambut, mendukung petani, dan hak asasi manusia.

WRI Indonesia
Monitoring hutan melalui Radar Alerts for Detecting Deforestation Innovative

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


Program Belantara dan Mitra,di
Giam Siak Kecil Bukit Batu
BIOSPHERE RESERVE
Penguatan manajemen CB GSK-BB, bersama MAB-LIPI.
Rapat koordinasi stakeholders di CB GSK-BB, bersama MAB-LIPI .
Patroli dan perlindungan habitat gajah sumatra, bersama Yayasan
Rimba Satwa.
Pengembangan alternatif pendapatan masyarakat, bersama LPAD dan
kelompok masyarakat.
Forest Restoration Project: SDGs Together, bersama APP Jepang.
Pengembangan Stasiun Penelitian Gambut Humus, kerja sama
penelitian dan magang bersama UNRI, BRIN, Sahabat Pohon Indonesia.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


PENUTUP
Pendekatan lanskap dan kolaborasi multipihak menyatukan kepentingan
dan keterlibatan para pihak dalam upaya konservasi kehati.

Identifikasi dan pemetaan kepentingan dari semua pihak yang terlibat


akan memberikan informasi tentang kebutuhan dan aspirasi masing-
masing pemangku kepentingan.

Kelompok kerja, diskusi, dan kolaborasi akan meningkatkan peluang


untuk mewujudkan tujuan bersama upaya konservasi kehati.

Pemantauan dan evaluasi diperlukan untuk mengukur keberhasilan


sambil mengidentifikasi area untuk perbaikan.

Pendekatan landskap dan kolaborasi multi-pihak memberikan


manfaat seperti integrasi sumber daya dan pengetahuan, mendorong
keberlanjutan, dan mengundang partisipasi masyarakat dalam upaya
konservasi kehati.

PENDEKATAN LANSKAP DAN KERJA SAMA MULTI-PIHAK |


For more information, visit www.belantara.or.id For more information, visit www.unpak.ac.id
or contact us at info@belantara.or.id or contact us at rektorat@unpak.ac.id
Belantara Foundation Cashbac Building, Pakuan Street, Tegallega, Central Bogor District,
3rd Floor Jl. Timor No. 6, Menteng Bogor City. West Java 16143
Jakarta 10350 Indonesia
Universitas Pakuan
Belantara Foundation
@official_unpak
Belantara_Found

Anda mungkin juga menyukai