Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN GRAND DESIGN AGROFORESTRI


KABUPATEN PRINGSEWU

BAPPEDA KABUPATEN PRINGSEWU


TAHUN ANGGARAN 2015
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN GRAND DESIGN AGROFORESTRI


KABUPATEN PRINGSEWU

1. Latar Belakang : Dengan mempertimbangkan perkembangan praktek


agroforestri di masa kini, istilah agroforestri
mempunyai pengertian; (1) merupakan istilah
kolektif atas berbagai sistem dan teknologi
penggunaan lahan, yang secara terencana
dilaksanakan pada satu unit lahan dengan
memadukan tumbuhan berkayu (seperti pohon,
perdu, palem dan bambu) dengan tanaman
pertanian dan atau hewan (ternak) dan atau ikan,
yang dilakukan pada waktu yang bersamaan atau
bergiliran sehingga terbentuk interaksi ekologis dan
ekonomis antara berbagai komponen yang ada, dan
(2) merupakan sistem penggunaan lahan terpadu
yang menjaga keseimbangan antara aktivitas
produksi dan pelestarian lingkungan, dengan
kombinasi hasil pangan, ternak, pohon serta
mempunyai peran sosial untuk mengurangi potensi
konflik penggunaan lahan, serta dilaksanakan atas
pemahaman multidisiplin keilmuan.

Berdasarkan komponen-komponen penyusunnya,


berbagai bentuk agroforestri dapat dijumpai, yaitu
agroforestri di lahan kering (agrosilviculture),
wanamina (silvofishery), wanahijauan pakan ternak
(silvopasture), budidaya perlebahan (apiculture),
budidaya persuteraan alam (sericulture), dan
budidaya tanaman obat-obatan di bawah tegakan
hutan (wanafarma). Hal ini menunjukkan bahwa
sistem ini bukan hanya menjadi domain sektor
kehutanan. Agroforestri merupakan bagian dari
program pembangunan pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, kelautan, serta kesehatan.
Bahkan agroforestri merupakan program yang
melibatkan sektor hulu hingga hilir, sehingga terkait
pula dengan sektor perindustrian dan perdagangan.

Sebagai suatu sistem pemanfaatan lahan yang telah


disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat,
agroforestri dapat berkontribusi terhadap strategi
pembangunan nasional dengan memberikan
peluang kerja (projob), mengentaskan kemiskinan
(pro poor), meningkatan ekonomi daerah (pro
growth), dengan mempertahankan keseimbangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) 2


lingkungan (pro environment). Kontribusi
agroforestri tersebut diwujudkan di tingkat lokal
dalam bentuk kontribusi terhadap penyediaan
lapangan kerja, pengembangan ekonomi lokal, dan
peningkatan ketahanan lingkungan yang selanjutnya
dapat diperluas pada tingkat nasional.

Selain kontribusi ekonomi, sistem agroforestri juga


memberikan dampak positif bagi aspek konservasi.
Sistem ini terbukti mampu mempertahankan
kesuburan tanah, melindungi daerah tangkapan air,
berkontribusi di dalam upaya penyerapan karbon
dan mendukung upaya konservasi keanekaragaman
hayati dan restorasi lansekap.

Sistem agroforestri diprediksi kuat dapat menjadi


solusi bagi berbagai masalah baik sosial maupun
lingkungan, diantaranya isu global mengenai
kemiskinan, pemanasan global, dan degradasi
lingkungan. Sistem agroforestri merupakan solusi
untuk menjawab tantangan kelangkaan di bidang
pangan, papan, energi, dan air. Keempat komponen
tersebut merupakan kebutuhan dasar umat manusia
yang semua keberadaannya di atas lahan. Konsep
agroforestri merupakan opsi yang tepat dan strategi
yang penting dalam rangka meningkatkan
produktivitas lahan kehutanan karena dapat
menjadi jembatan antara kebutuhan akan lahan
pertanian dan peningkatan ekonomi lokal,
sementara di sisi lain tetap dapat menjaga
kelestarian fungsi hutan.

Pemerintah Kabupaten Pringsewu memiliki potensi


pengembangan lahan agoforestri yang secara
administratif terletak di Pekon Sukoharjo I
Kecamatan Sukoharjo. Dalam kenyataannya,
kawasan ini merupakan model praktik agroforestri
yang dapat dapat dikembangkan guna mendorong
percepatan pembangunan berkelanjutan terkait
dengan fungsi ekonomi dan fungsi konservasinya.

Untuk melalukan pengembangan kawasan


agroforestri di Kabupaten Pringsewu dibutuhkan
sebuh kerangka dasar (grand design)
pengembangan kawasan agroforestri yang dapat
dilakukan di kawasan Pekon Sukoharjo I dan hasilnya
diharapkan dapat menjadi referensi dan dasar
pengembangan agroforestri secara makro di
Kabupaten Pringsewu.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) 3


Grand design ini merupakan rumusan utama yang
memiliki kurun waktu 15 (lima belas) tahun
berisikan langkah-langkah utama pengembangan
kawasan agroforestri berkaitan, setidaknya, dengan
aspek-aspek produktivitas kawasan, keberlanjutan
(sustainability), dan aspek penyebarluasan sistem
agroforestri sebagai akternatif penggunaan lahan
yang lebih baik.

2. Maksud dan Tujuan : a. Maksud dari Penyusunan Grand Design


(Kerangka Umum) Agroforestri Kabupaten
Pringsewu adalah menentukan kerangka dasar
pengembangan kawasan agroforestri
Sukoharjo I sebagai model pengembangan
agroforestri secara makro di Kabupaten
Pringsewu.
b. Tujuan dari Penyusunan Grand Design
(Kerangka Umum) Agroforestri Kabupaten
Pringsewu adalah sebagai berikut.
1) Mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan kawasan
agroforestri di kawasan model di Pekon
Sukoharjo I.
2) Menyusun arah kebijakan, tujuan,
strategi, program unggulan, serta
perangkat-perangkat pelaksanaan
pengembangan kawasan agroforestri
Sukoharjo I.
3) Menganalisis potensi pengembangan
agroforestri secara makro di Kabupaten
Pringsewu.

4) Menyusun rekomendasi sebagai dasar


arah kebijakan pengembangan
agroforestri di Kabupaten Pringsewu.

3. Target/Sasaran : Target/sasaran yang ingin dicapai dalam


Penyusunan Grand Design (Kerangka Umum)
Agroforestri Kabupaten Pringsewu adalah sebagai
berikut.
1) Tersusunnya arah kebijakan beserta strategi
dan program kegiatan unggulan
pengembangan kawasan agroforestri model di
Pekon Sukoharjo I.
2) Hasil analisis potensi pengembangan
agroforestri di Kabupaten Pringsewu.
3) Rekomendasi dasar kebijakan pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) 4


agroforestri di Kabupaten Pringsewu.

4. Lokasi Kegiatan : Lokasi kegiatan Penyusunan Grand Design (Kerangka


Umum) Agroforestri Kabupaten Pringsewu di
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.

5. Sumber Pendanaan : Sumber pendanaan yang diperlukan untuk


membiayai Kegiatan Penyusunan Grand Design
(Kerangka Umum) Agroforestri Kabupaten
Pringsewu adalah APBD Kabupaten Pringsewu
Tahun Anggaran 2015 pada Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Bappeda Kabupaten Pringsewu
Tahun Anggaran 2015.

6. Nama Organisasi : Nama organisasi yang melaksanakan pengadaan


Pengadaan Penyusunan Grand Design (Kerangka Umum)
Barang/Jasa Agroforestri Kabupaten Pringsewu adalah sebagai
berikut.

- Pejabat Pembuat : ?
Komitmen (PPK)
- Satker/SKPD : Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten
Pringsewu

7. Lingkup Kegiatan : Lingkup materi pelaksanaan kegiatan mencakup


bidang pertanian dan kehutanan. Pengembangan
agroforestri mencakup aspek-aspek produktivitas,
keberlanjutan, dan upaya penyebarluasan sistem.

Dari segi kajian ilmiah, bidang-bidang kajian


mencakup bidang kehutanan, pertanian (termasuk
peternakan dan perikanan), perencanaan
pengembangan wilayah/ kawasan, pengolahan
lahan, dan sosial ekonomi pertanian.

8. Keluaran : Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen Grand


Design (Kerangka Umum) Pengembangan
Agroforestri di Kabupaten Pringsewu.

9. Lingkup Kewenangan : Lingkup kewenangan yang sekaligus merupakan


Penyedia Jasa lingkup pekerjaan konsultan, diantaranya adalah :
a. Melakukan tanggapan (bila ada) sekaligus
penjabaran KAK ini, untuk selanjutnya
menyusun rencana kerja dan melakukan
persiapan-persiapan pekerjaan, serta
mengajukannya kepada Pemimpin Pelaksana
Teknis Kegiatan dalam bentuk Laporan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) 5


Pendahuluan, untuk dibahas dalam suatu forum
pertemuan bersama Tim Teknis guna
memperoleh kesepakatan yang akan menjadi
pegangan bersama.
b. Melakukan survei dan kompilasi berbagai aspek
fakta di wilayah project area dan wilayah
pengaruhnya (study area).
c. Melakukan koordinasi dengan masyarakat,
tokoh masyarakat, aparat setempat, dan
instansi terkait, baik secara individu
(berdasarkan surat pengantar dari Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan), maupun secara
lembaga melalui forum rapat pembahasan
dibawah koordinasi Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, guna memperoleh berbagai masukan
yang konstruktif.
d. Melakukan kajian dan analisis berbagai aspek
fakta, dalam rangka memberikan alternatif-
alternatif kebijakan dan rekomendasi kebijakan
yang dipilih.
e. Membuat, menyusun dan mempresentasikan
hasil kompilasi data, fakta, dan analisa, serta
rekomendasinya guna memperoleh
kesepakatan bersama (termasuk
penyempurnaannya).
f. Membuat serta menyerahkan setiap bentuk
dokumentasi kepada Kuasa Pengguna Anggaran
secara tepat waktu dengan suatu Berita Acara
Serah Terima.

10. Jangka Waktu : Jangka waktu penyelesaian seluruh kegiatan ini


Penyelesaian adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender atau 3
Kegiatan (tiga) bulan terhitung sejak penandatanganan SPMK.

11. Personil : a. Tenaga Ahli, terdiri dari :


1) 1 (satu) orang Team Leader/Ahli
Perencanaan Wilayah (minimal S2
Perencanaan Wilayah), pengalaman
profesional minimal 5 (lima) tahun.
2) 1 (satu) orang Ahli Kehutanan.
Sarjana Kehutanan, dengan pengalaman
profesional minimal 5 tahun.
3) 1 (satu) orang Ahli Pertanian.
Sarjana Pertanian, dengan pengalaman
profesional minimal 5 tahun
4) 1 (satu) orang Ahli Sosial Ekonomi.
Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, dengan
pengalaman profesional minimal 5 tahun.
b. Tenaga Pendukung, terdiri dari:

Kerangka Acuan Kerja (KAK) 6


1) Enumerator / Surveyor (4 orang).
2) Staf administrasi (1 orang).
3) Operator komputer (2 orang).

12. Jadwal Tahapan :


Pelaksanaan Kegiatan

Minggu ke-
No. Uraian Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Kegiatan Studi


2. Laporan Pendahuluan
3. Pengumpulan data
4. Kompilasi, pengolahan, dan
analisis data
5. Laporan Antara
6. Laporan Draft Akhir
7. Seminar (ekspos)
8. Laporan Akhir

13. Pelaporan : 1) Laporan Pendahuluan


2) Laporan Antara
3) Laporan Akhir
4) CD Laporan (Data softcopy)

Pringsewu, Februari 2015

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) 7

Anda mungkin juga menyukai