Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336735118

Evaluasi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Dan Perubahan Tutupan


Lahan Pada Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (Iuphkm)
Desa Ujan Mas Atas Kabupaten Kepahiang

Article in Naturalis Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan · October 2019
DOI: 10.31186/naturalis.8.1.9169

CITATIONS READS

0 425

3 authors, including:

Hery Suhartoyo Yansen Yansen


Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu
34 PUBLICATIONS 16 CITATIONS 69 PUBLICATIONS 14 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hosting capacity of climbing plant Tetrastigma to support the life of rare parasitic plant Rafflesiaceae View project

Sand mining View project

All content following this page was uploaded by Yansen Yansen on 16 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN:2302-
P-ISSN: 2302-6715
6715
E- ISSN:2654-
E-ISSN: 2654-7732
7732

EVALUASI PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN (HKM)


DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PADA AREAL IZIN USAHA
PEMANFAATAN HUTAN KEMASYARAKATAN (IUPHKM)
DESA UJAN MAS ATAS KABUPATEN KEPAHIANG

Weli Sulastri1), Hery Suhartoyo2), Yansen3)


1)
Program Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu
1)
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu
2)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
3)
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Indikator keberhasilan program HKm adalah adanya perbaikan tutupan hutan. HKm dapat
dikatakan berhasil apabila secara umum kondisi hutan semakin baik sesuai fungsinya dan
secara ekonomi kesejahteraan petani HKm juga membaik. Beberapa kendala yang
menyebabkan belum berhasilnya pelaksanaan HKm untuk mensejahterakan masyarakat di
sekitar hutan diantaranya adalah luas garapan yang tidak sesuai dengan jumlah peserta,
sistem usaha tani yang masih sederhana, kemampuan swadaya masyarakat yang relatif kecil
sehingga lebih cenderung ke tanaman semusim, serta pengelolaan masih on farm dan belum
memperhatikan input, pascapanen dan pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengevaluasi aspek kelembagaan, teknis, sosial ekonomi dan ekologi serta membandingkan
perubahan tutupan lahan pada IUPHKm Desa Ujan Mas Atas, Kecamatan Kepahiang,
Kabupaten Kepahiang pada tahun 2005, 2010 dan tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di
IUPHKm Desa Ujan Mas Atas, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang. Metode
penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara dan data untuk perubahan
tutupan lahan dikumpulkan dengan cara analisis spasial. Batasan penelitian meliputi aspek
kelembagaan, aspek teknik, aspek sosial, ekonomi, ekologi serta batasan perubahan tutupan
lahan. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa evaluasi HKm menunjukkan indikator baik
dengan total skor yang diperoleh antara 67,25–67,50. Berdasarkan ketiga aspek yang
dievaluasi semua mempunyai kisaran nilai baik dari aspek kelembagaan dengan skor 28,25–
28,50 (baik), aspek teknis dengan skor 24 (sedang), serta aspek sosial, ekonomi dan ekologi
dengan skor 15 (baik). Untuk tipe penutupan lahan yang diperoleh yaitu kebun campuran dan
tegalan, dimana dalam kebun campuran ditanami tanaman keras lebih dari satu jenis atau
tidak seragam yang menghasilkan bunga, buah, serta getah dan cara pengambilan hasilnya
bukan dengan cara menebang pohon dan tegalan digunakan untuk kegiatan pertanian dengan
jenis tanaman semusim.

Kata Kunci : evaluasi pengelolaan hutan kemasyarakatan, perubahan tutupan lahan, izin
usaha pemanfaatan hutan kemasyarakat

PENDAHULUAN kegiatan setelah akhir sebagian atau


seluruh kegiatan usaha pertambangan
Merujuk pada definisi yang untuk memulihkan fungsi lingkungan dan
tertuang dalam UU No 4 tahun 2009 fungsi sosial. Untuk mewujudkan
tentang Pertambangan Mineral dan pembangunan berkelanjutan, kegiatan
Batubara, pascatambang diartikan sebagai usaha pertambangan harus dilaksanakan

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 77


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

dengan memperhatikan prinsip lingkungan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat


hidup, transparansi dan partisipasi untuk kesejahteraan masyarakat dan
masyarakat. Prinsip pengelolaan kelestarian sumberdaya hutan
lingkungan hidup meliputi perlindungan (Kementerian Lingkungan Hidup dan
terhadap kualitas air permukaan, air tanah, Kehutanan, 2016b). Penyelenggaraan
air laut, dan udara sesuai dengan standar HKm dimaksudkan untuk pengembangan
baku mutu lingkungan hidup dan kapasitas dan memberikan akses terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan. masyarakat setempat untuk memecahkan
Berdasarkan Surat Keputusan persoalan ekonomi dan sosialyang terjadi
Menteri Kehutanan Republik Indonesia di masyarakat.
nomor SK.784/Menhut-II/2012, luas Kelurahan Ujan Mas Atas,
kawasan hutan di Provinsi Bengkulu Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten
adalah ±924.631 ha atau 46,42% dari total Kepahiang merupakan salah satu daerah
daratan Provinsi Bengkulu yang luasnya yang mendapatkan IUPHKm selama 35
1.991.933 ha (Badan Pusat Statistik tahun. Masyarakat yang mengelola HKm
Provinsi Bengkulu, 2017). Berdasarkan di Kecamatan Ujan Mas terdiri dari 9
Peraturan Gubernur Bengkulu nomor 36 (Sembilan) kelompok tani dengan luas
Tahun 2013 tentang Rencana Kehutanan 318.5 ha. Kawasan hutan yang diberikan
Tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2014- IUPHKm tersebut merupakan Hutan
2033, luas kawasan hutan lindung di Lindung Bukit Daun. Melalui izin tersebut,
Kabupaten Kepahiang adalah 9.244,96 ha. pemerintah berupaya melibatkan
Hutan lindung ini meliputi, Hutan Lindung masyarakat sekitar hutan sebagai mitra
Bukit Balai Rejang 1.159,72 ha, Hutan dalam melakukan pengelolaan hutan untuk
Lindung Rimbo Donok 362,16 ha, Hutan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lindung Konak 12,52 ha dan Kelompok setempat melalui pemanfaatan sumberdaya
Hutan Lindung Bukit Daun 7.710,56 ha. hutan secara optimal, adil dan
Kelompok Hutan Lindung Bukit Daun berkelanjutan dengan tetap menjaga
terletak di Kecamatan Kepahiang, kelestarian fungsi hutan dan lingkungan
Kecamatan Ujan Mas dan Kecamatan hidup.
Seberang Musi. Luas kawasan Hutan Mengkaji apakah pelaksanaan
Lindung Bukit Daun telah mengalami kegiatan HKm Desa Ujan Mas Atas telah
deforestasi ±70% dengan laju deforestasi dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
dari tahun 2011 sampai 2015 ±200 ha per tujuan yang ingin dicapai, hal-hal yang
tahun (Kementerian Lingkungan Hidup menjadi kendala dalam pengelolaan HKm
dan Kehutanan, 2016a). Kerusakan Hutan dan bagaimanakah kondisi tutupan lahan
Lindung Bukit Daun di Kecamatan setelah adanya pengelolaan HKm maka
Kepahiang dan Kecamatan Ujan Mas dilakukan penelitian ilmiah untuk
mencapai 417 ha pada tahun 2017 (Dinas mengevaluasi pengelolaan IUPHKm
Lingkungan Hidup dan Kehutanan DesaUjan Mas Atas, Kecamatan Ujan
Provinsi Bengkulu, 2017). Mas, Kabupaten Kepahiang. Tujuan
Pemerintah mendorong program penelitian ini adalah mengevaluasi aspek
perhutanan sosial untuk melegalkan akses kelembagaan, teknis, sosial ekonomi dan
masyarakat sekitar hutan dapat ekologi serta membandingkan perubahan
mengelola/memanfaatkan kawasan hutan. tutupan lahan pada IUPHKm Desa Ujan
Program perhutanan sosial tersebut berupa Mas Atas, Kecamatan Kepahiang,
Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD), Kabupaten Kepahiang pada tahun 2005,
Izin Usaha Pemanfaatan Hutan 2010 dan tahun 2015.
Kemasyarakatan (IUPHKm), Hutan
Tanaman Rakyat (HTR), Kemitraan METODE PENELITIAN
Kehutanan atau Pengakuan Dan

78 Volume 8 Nomor 1, April 2019


P-ISSN:2302-
P-ISSN: 2302-6715
6715
E- ISSN:2654-
E-ISSN: 2654-7732
7732

Lokasi, waktu dan alat penelitian Batasan perubahan tutupan lahan


Penelitian ini dilaksanakan di Perubahan tutupan lahan yang
IUPHKm Desa Ujan Mas Atas, diteliti dalam penelitian ini adalah
Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten perubahan tutupan lahan di IUPHKm Desa
Kepahiang dengan luas areal 318, 5 ha Ujan Mas Atas pada tahun 2005, 2010 dan
yang lokasinya berada dalam satu kesatuan tahun 2015. Tipe penutupan lahan pada
bentang alam atau hamparan. Penelitian lokasi penelitian ini adalah pertanian lahan
dilaksanakan selama 2 (dua) bulan mulai kering campur yang terdiri dari kebun
bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2018. campuran dan tegalan.
Alat yang digunakan adalah alat tulis,
kamera, GPS computer/laptop, kalkulator, Metode Pengambilan Sampel
panduan wawancara berupa kuisioner, peta Jumlah populasi kelompok HKm
RBI, peta kawasan hutan, peta areal kerja Desa Ujan Mas Atas dalam penelitian ini
HKm dan peta hasil interpretasi citra berjumlah 229 (dua ratus dua puluh sem-
satelit. bilan) KK terdiri dari 9 (sembilan)
kelompok tani. Pengambilan sampel untuk
Batasan penelitian penelitian yang populasi lebih dari 100
Aspek kelembagaan orang maka batas error yang digunakan
Aspek kelembagaan meliputi adalah 10-15% (Arikunto, 2011). Dalam
bentuk kelompok, struktur organisasi penelitian ini batas error yang digunakan
kelompok, keanggotaan kelompok, areal dalam pengambilan sampel adalah 15%
kelola kelompok, keorganisasian dan penentuan jumlah sampel dilakukan
kelompok, program kerja kelompok dan berdasarkan formula Slovin (Soewadji,
kemandirian kelompok. 2012), dengan rumus sebagai berikut :

Aspek teknis
Aspek teknis adalah aspek Keterangan :
pengelolaan yang meliputi rehabilitasi n = jumlah sampel responden yang
pada blok budidaya yang berupa lahan ter- diambil dalam penelitian
buka, rehabilitasi pada blok budidaya yang N = jumlah populasi petani anggota
sudah berupa kebun dan pengamanan blok kelompok HKm
perlindungan. E = batas error
1 = bilangan konstan
Aspek sosial, ekonomi dan ekologi Jadi, perhitungan jumlah sampel
Aspek sosial meliputi kepastian kelompok Hkm Desa Ujan Mas Atas,
hak kelompok, hubungan masyarakat Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten
kelompok HKm dengan pemerintah dan Kepahiang adalah :
pihak lain dan tertib sosial pengelolaan
sesuai dengan aturan kelompok. Aspek
ekonomi meliputi pendapatan anggota
kelompok, kontribusi kepada pemerintah responden
dalam pembangunan dan usaha ekonomi Pengambilan sampel
kelompok. Aspek ekologi meliputi menggunakan metode simple random
biofisik, keragaman tanaman, dan sampling, karena pengambilan sampel
ketersediaan sumber air. dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada kelompok
HKm Desa Ujan Mas Atas (Sugiono,
2015). Perhitungan jumlah sampel pada

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 79


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

tiap kelompok menggunakan rumus yaitu n = banyaknya sampel


: ni = banyaknya sampel ke-i
ni = x n N = jumlah seluruh populasi
Ni = banyaknya populasi ke-i
Keterangan :

Tabel 1. Jumlah sampel pada tiap kelompok


No. Nama Kelompok tani Jumlah Anggota (orang) Jlh sampel
1. Sematung I 26 4
2. Pinang Jaya 15 2
3. Kali Musi 25 4
4. Tiga serangkai 30 5
5. Sematung II 25 4
6. Usaha Maju 29 5
7. Penado 26 4
8. Tunas Muda 29 5
9. Tanah Tua 24 4
Jumlah 229 37

Metode penelitian dan analisis data mendapatkaan ukuran evaluasi yang


Metode yang digunakan pada didasarkan pada :
penelitian ini diadaptasi dari pedoman a. Sistem skoring, yaitu didasarkan pada
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bobot masing-masing aspek yang dibagi
HKm seperti yang digunakan di secara berimbang sesuai jumlah
Kabupaten Lampung Barat sesuai SK pertanyaan dalam kuisioner. Nilai skor
Bupati Lampung Barat nomor 11 Tahun masing-masing aspek dapat dilihat pada
2004 tentang Panduan Teknis Indikator Tabel 2.
dan Kriteria Monitoring dan Evaluasi b. Penilaian kondisi HKm sesuai aspek
Pelaksanaan Program Hutan pengelolaan sesuai kelasnya didasarkan
Kemasyarakatan di Kabupaten Lampung pada hasil perhitungan skor total.
Barat. Data yang terkumpul selanjutnya Adapun klasifikasinya dapat dilihat
ditabulasi dan dianalisis untuk pada Tabel 3.

Tabel 2. Nilai skor masing-masing aspek pengelolaan HKm


Jlh
No Aspek Pengelolaan HKm Kisaran skor Kelas skor
skor
1. Kelembagaan 40 28 - 40 Baik
14 - 27 Sedang
0 - 13 Buruk
2. Teknik 40 28 - 40 Baik
14 - 27 Sedang
0 - 13 Buruk
3. Sosial, ekonomi dan ekologi 20 14 - 20 Baik
7 - 13 Sedang
0-6 Buruk
Total skor 100
(Sumber : SK Bupati Lampung Barat Nomor 225 tahun 2005)

80 Volume 8 Nomor 1, April 2019


P-ISSN:2302-
P-ISSN: 2302-6715
6715
E- ISSN:2654-
E-ISSN: 2654-7732
7732

Tabel 3. Klasifikasi HKm berdasarkan skor


No. Kelas skor Kisaranskor
1. Baik 61 – 100
2. Sedang 31 – 60
3. Buruk 0 – 30
(Sumber : SK Bupati Lampung Barat Nomor 225 tahun 2005)

Metode analisis untuk laju dulunya merupakan hutan lindung. Sejalan


perubahan tutupan lahan menggunakan dengan pendapat Manan (1976) dalam
analisis spasial GIS dengan cara Sulistyorini et al. (2016) bahwa
membandingkan peta tutupan lahan tahun ketersediaan air baik secara kualitas
2005, 2010 dan 2015. Hal ini dilakukan maupun kuantitas berkaitan erat dengan
untuk membandingkan laju perubahan kualitas hutan atau dengan kata lain
tutupan lahan yang terjadi pada tahun kualitas air merupakan salah satu indikator
2005, 2010 dan 2015. kondisi hutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Pemanfaatan Lahan HKm Ujan


Mas Atas
Ekologi Hasil observasi di areal IUPHKm
Sumber air Desa Ujan Mas Atas diketahui jenis
Data sumber air yang terdapat di tanaman yang ada adalah tanaman
IUPHKm Desa Ujan Mas Atas adalah Smt pertanian seperti kopi (Coffea canephora),
I ada 8, PJ ada 3, KM ada 6, TS ada 6, Smt pala (Myristica fragrans), cabe besar
II ada 6, UM ada 5, Pnd ada 5, TM ada 1, (Capsicum annum L), cabe rawit
TT ada 5. (Capsicum frutescens), lada (Piper
ningrum), aren (Arenga pinata), bambu
Ket : Smt I (Sematung I), PJ (Pinang Ja- (Dendrocalamus sp.), jengkol
ya), KM (Kali Musi), TS (Tiga (Archidendron pauciflorum), alpukat
serangkai), Smt II (Sematung II), (Persea americana), mangga (Mangifera
UM (Usaha Maju), Pnd (Penado), indica), pinang (Areca catechu L.) dan
TM (Tunas Muda), TT (Tanah Tua) jahe (Zingiber officinale). Sedangkan
Dari data tersebut areal IUPHKm tanaman kayu yang ada adalah surian
Desa Ujan Mas Atas memiliki (Toona sureni Merr), durian (Durio
ketersediaan sumber air cukup banyak, zibethinus), johar (Senna siamea), karet
sehingga petani tidak akan kesulitan untuk (Hevea brasiliensis), kemiri (Aleurites
mendapatkan air dalam memenuhi moluccanus), merambung (Vernonia
kebutuhan hidup maupun kegiatan dalam arborea Schreb.Ham), meranti merah
pengelolaan HKm tersebut. Banyaknya (Shorea pinanga), nangka (Artocarpus
sumber air yang tersedia menjadi indikator heterophyllus), dan petai (Leucaena
bahwa masih terjaganya ekosistem pada leucocephala).
IUPHKm Desa Ujan Mas Atas yang

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 81


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Masyarakat yang mengelola HKm


pada umumnya menjadikan pemanfaatan
lahan sebagai sumber penting bahkan
menjadi sumber mata pencaharian yang
utama untuk memenuhi kehidupan sehari-
hari. Pola tanam yang digunakan
masyarakat rata-rata dengan sistem
agroforestry. Karakteristik pola tanam
agroforestry sangat tergantung pada
pemilik lahan serta karakteristik lahannya.

82 Volume 8 Nomor 1, April 2019


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

Evaluasi Pengelolaan HKm bahwa evaluasi kondisi pengelolaan HKm


Evaluasi pengelolaan HKm Ujan pada masing-masing kelompok tani dan
Mas Atas dilakukan pada aspek kondisi pengelolaan HKm secara
kelembagaan, teknis, sosial ekonomi dan keseluruhan disajikan pada Tabel 4 dan
ekologi. Berdasarkan data yang diperoleh Tabel 5.

Tabel 4. Evaluasi Kondisi Pengelolaan HKm Pada Masing-masing Kelompok Berdasarkan


Aspek Kelembagaan, Teknis, Sosial, Ekonomi dan Ekologi
Sko Jumlah Skor Masing-masing Kelompok Tani
Aspek
r Kelas
No pengelolaan Smt
tota Smt I PJ KM TS UM Pnd TM TT skor
HKm II
l
1. Kelembagaan 40 28,25 28,5 28,5 28,25 28,25 28,25 28,5 28,5 28,5 Baik
Sedan
2. Teknis 40 24 24 24 24 24 24 24 24 24
g
Sosial,
3. ekonomi dan 20 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Baik
ekologi
Total skor 100 67,25 67,5 67,5 67,25 67,25 67,25 67,5 67,5 67,5 Baik

Tabel 5. Evaluasi Kondisi HKm Berdasarkan Aspek Kelembagaan, teknis dan Sosial,
Ekonomi dan Budaya
Jumlah
No. Aspek Kelembagaan HKm Jumlah Skor Kelas Skor
Skor
1. Kelembagaan 40 28.25-28.50 Baik
2. Teknis 40 24.00 Sedang
3. Sosial, ekonomi dan ekologi 20 15.00 Baik
Total Skor 100 72.25-72,50 Baik

Hasil evaluasi dan analisis terhadap areal kerja, mempunyai keanggotaan


sembilan (9) kelompok tani menunjukkan kelompok dan program kerja. Segi teknis
indikator baik dengan total skor yang telah melakukan rehabilitasi pada blok
diperoleh antara 67,25 sampai dengan budidaya dan perlindungan blok serta
67,50. Berdasarkan ketiga aspek yang untuk segi sosial, ekonomi dan ekologi
dievaluasi semua mempunyai kisaran nilai terlihat dari dukungan pemerintah untuk
baik dari aspek kelembagaan dengan skor mewujudkan hutan lestari, pendapatan
28,25 sampai dengan 28,50 (baik), aspek masyarakat yang meningkat, keragaman
teknis dengan skor 24 (sedang), serta tanaman yang bervariasi pada areal dan
aspek sosial, ekonomi dan ekologi dengan ketersediaan sumber air.
skor 15 (baik). Terjadi perbedaan nilai Nandini (2013) mengatakan
aspek kelembagaan disebabkan oleh bahwa konsep awal pembentukan HKm
adanya jual beli lahan antar anggota dilakukan dengan pembentukan dan
kelompok tani diantaranya pada Kelompok penguatan kelembagaan, dengan harapan
tani Sematung I, Tiga Serangkai, kelembagaan HKm mampu menjadi ujung
Sematung II, Usaha Maju dan Tanah Tua. tombak dalam pengelolaan HKm pada
Berdasarkan indikator kelembagaan sudah kurun waktu yang panjang. Pada
baik tercermin dari bentuk kelompok, kenyataannya, kelembagaan HKm yang
struktur organisasi, keanggotaan kelompok konsep awalnya telah dirancang secara

82 Volume 8 Nomor 1, April 2019


P-ISSN:2302-
P-ISSN: 2302-6715
6715
E- ISSN:2654-
E-ISSN: 2654-7732
7732

baik tidak dapat menjalankan fungsinya HKm yang telah ada untuk memperbaiki
secara optimal karena tidak ada sistem kelembagaan Hkm.
pendampingan secara utuh dari instansi
terkait. Pendampingan HKm hanya Tutupan Lahan HKm Ujan Mas Atas
dilakukan pada awal kegiatan dandilepas Dari hasil analisis interpretasi citra
ketika kelembagaan HKm belum dapat lansat pada areal IUPHKm Ujan Mas Atas,
mandiri. Dengan kurangnya sumberdaya Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten
manusia yang tepat sebagai pengurus Kepahiang tipe penutupan lahan yaitu
kelembagaan menjadi faktor penambah kebun campuran dan tegalan. Luas tutupan
ketidak berhasilan kelembagaan HKm lahan IUPHKm Desa Ujan Mas Atas pada
dalam mengelola HKm. Untuk tahun 2005, 2010 dan 2015 serta luas
mengatasihal ini perlu suatu langkah tutupan lahan terbaru pada tahun 2017.
pendampingan dari instansi terkait yang Data ini disajikan pada Tabel 6.
disertai dengan reformasi kelembagaan

Tabel 6. Data Luas Tutupan Lahan Berdasarkan Interpretasi Citra Lansat


Penutupan Lahan (Hektar)
Tahun
Tegalan (%) Kebun Campuran (%)

2005 67 21,04 251,5 78,96


2010 50 15,70 268,5 84,30
2015 25 7,85 293,5 92,15
2017 18 5,65 300,5 94,35

Gambar 1. Perubahan Tutupan Lahan IUPHKm Desa Ujan Mas Atas Tahun 2005, 2010 dan
2015

Berdasarkan Tabel 6 pada tahun mengalami peningkatan adalah tipe


2005, luas tipe penutupan lahan kebun penutupan lahan kebun campuran. Tutupan
campuran adalah 251,5 hektar (78,96%) lahan kebun campuran mengalami
dari luas total HKm Ujan Mas Atas 318,5 peningkatan tahun 2015 sebesar 25 hektar
hektar. Sementara luas tipe penutupan (9,31%) lebih luas dibandingkan dengan
lahan tegalan adalah 67 hektar (21,04%). tahun 2010 sebesar 17 hektar (6,76%).
Laju perubahan tutupan lahan yang Laju perubahan tutupan lahan pada tahun

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 83


P-ISSN: 2302- 6715
E- ISSN: 2654-7732

2017 hanya sebesar 7 hektar (2,39%). kelembagaan berada pada kondisi baik
Hasil ini sesuai dengan yang dikemukan dengan skor 28,25-28,50, aspek
oleh Haryadi (2011) dalam Puspasary teknis berada pada kondisi sedang
(2017), mengatakan bahwa hutan dengan skor 24 serta aspek sosial,
kemasyarakatan merupakan suatu sistem ekonomi dan ekologi juga pada kondi
pengelolaan hutan yang ditujukan untuk baik dengan skor 15. Jadi total skor
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di yang diperoleh dari evaluasi
dalam dan sekitar kawasan dengan tetap pengelolaan IUPHKm Desa Ujan Mas
memperhatikan kelestarian fungsi hutan. atas secara keseluruhan adalah dalam
Perubahan tutupan lahan IUPHKm Desa kondisi baik dengan skor 67,25.
Ujan Mas Atas disajikan pada Gambar 1. 2. Tipe penutupan lahan dikelompokkan
menjadi 2 (dua) yaitu kebun campuran
KESIMPULAN dan tegalan. Laju perubahan tutupan
lahan yang mengalami peningkatan
Berdasarkan hasil dan pembahasan adalah kebun campuran. Tutupan
penelitian ini, maka dapat disimpulkan kebun campuran mengalami
bahwa : peningkatan tahun 2015 sebesar 25
1. Hasil evaluasi Pengelolaan IUPHkm hektar (9,31%) lebih luas
Desa Ujan Mas Atas yang diperoleh dibandingkan dengan tahun 2010
berdasarkan data dari masing-masing sebesar 17 hektar (6,76%).
kelompok tani dalam aspek

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Pada Hutan Produksi dan Hutan


Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Lindung di Pulau Lombok. Jurnal
Cipta. Jakarta. Penelitian Hutan Tanaman Vol. 10
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. No. 1.43-55.
2017. Provinsi Bengkulu Dalam Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung
Angka 2017. Bengkulu. Barat. 2005. Keputusan Bupati
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lampung Barat Nomor 225 Tahun
Provinsi Bengkulu. 2017. 2005 Tentang Panduan Teknis
Rekapitulasi Kegiatan Pencegahan Penghitungan Skor dan Bobot
dan Pengamanan Hutan. Bengkulu. Kriteria dan Indikator Monitoring
Kementerian Lingkungan Hidup dan dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Kehutanan. 2016. Data Penutupan Hutan Kemasyarakatan di
Lahan Tahun 2011-2016. Jakarta. Kabupaten Lampung Barat. Lam-
Kementerian Lingkungan Hidup dan pung.
Kehutanan Republik Indonesia. Puspasary, E. 2017. Aspek Pendapatan
2016. Peraturan Direktur Jenderal Pada Sistem Agroforestry di Areal
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Kerja Hutan Kemasyarakatan
Lingkungan Nomor (HKm) Kabupaten Lampung Barat,
P.12/PSKL/SET/PSL.0/11/2016 Provinsi Lampung. Universitas
Tentang Pedoman Verifikasi Lampung. Bandar Lampung.
Permohonan Izin Usaha Soewadji, J. 2012. Pengantar Metodologi
Pemanfaatan Hasil Hutan Penelitian. Mitra Wacana Media.
Kemasyarakatan IUPHKm). Jakar- Jakarta.
ta. Sugiono. 2015. Statistik Nonparametris
Nandini, R. 2013. Evaluasi Pengelolaan Untuk Penelitian. Alfabeta. Ban-
Hutan Kemasyarakatan (HKm) dung.

84 Volume 8 Nomor 1, April 2019


P-ISSN:2302-
P-ISSN: 2302-6715
6715
E- ISSN:2654-
E-ISSN: 2654-7732
7732

Sulistyorini, I.S., M. Edwin, A.S. Arung. Kecamatan Kepahiang, Kecamatan


2016. Analisis Kualitas Air Pada Seberang Musi di Kabupaten
Sumber Mata Air di Kecamatan Kepahiang. PEMDA Kepahiang.
Karangan dan Kaliorang Kepahiang.
Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Surat Keputusan Bupati Lampung Barat
Hutan Tropis. Vol. 4. No. 1. Nomor 11 Tahun 2004 tanggal 11
Surat Keputusan Bupati Kepahiang Nomor Februari 2004
470 Tahun 2009 tanggal 10 No- TentangPanduanTeknisIndikatorda
vember 2009 tentang pemberian nKriteria Monitoring dan Evaluasi
Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Pelaksanaan Program Hutan
Kemasyarakatan (IUPHKm) Kemasyarakatan di Kabupaten
Kepada Kelompok-kelompok Tani Lampung Barat. PEMDA Lampung
Pada Kecamatan Ujan Mas, Barat. Liwa.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 85

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai