Anda di halaman 1dari 18

Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung

Direktorat Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI


PEMBANGUNAN KPH
Oleh:
Dwi Januanto Nugroho
(Subdit Pemanfaatan Hutan Lindung Dit KPHL)

FGD Optimalisasi Peran Kesatuan Pengelolaan Hutan dalam Pemberdayaan


Masyarakat
Bogor, 22 Oktober 2020
Perspektif Kriminologis
Tata Kelola Hutan

FENOMENA
KERUSAKAN
SDH

Persoalan kerusakan hutan yang muncul dalam pengelolaan SDH di Indonesia


masih belum pada kondisi sosial dimana ‘ultimate control’ ada pada
The Crime Prism
masyarakat  diperlukan kontrol sosial yang ketat.
(Sumber: Lanier and Henry, 2010:43)
RETROSPEKSI DAN REFORMULASI
PEMBANGUNAN KPH

UU 41/1999
UU 23/2014
Pengelolaan hutan:
• Tata Hutan & Penyusunan Rencana Pengelolaan
• Pemanfaatan Hutan & Penggunaan Kawasan Hutan
• Rehabilitasi & Reklamasi
• Perlindungan Hutan & Konservasi Alam
Setyarso (2020)

Basis Logika:
KPH akan “hilang” jika tidak mampu
mandiri dan profesional

• JIKA KPH HILANG, KEHUTANAN TIDAK LAGI EKSIS


KPH: berkah atau musibah bagi
daerah?
• Musibah, jika:
• Mindsetnya adalah ijin penebangan
• Mindsetnya adalah sekedar pelaksana teknis kegiatan Dinas Kehutanan –
bukan pemegang hak pengelolaan
• Tidak dimasukkan ke dalam pemeran pembangunan daerah
• Komitmen kepemimpinan daerah kurang
• Berkah, jika:
• Kepemimpinan daerah mendukung – dalam bentuk fasilitasi dan pelayanan
• Kepala KPH (dan jajarannya) profesional
• PHBM terakomodasi – skema kemitraaan
• Bisnis menguntungkan, PAD meningkat
Konsepsi dasar KPH

Kehutanan konvesional hutan (OH) sebagai flora, fauna dan ekosistem. Ontologi ini dirumuskan sebagai OH = f
(flora, fauna, ekosistem) (Awang, 2008:10-1).
Sumber: Nugroho (2019)
KERANGKA LEGAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KPH
No. REGULASI Tentang
1. Peraturan Pemerintah 44/2004 Perencanaan kehutanan
2. Peraturan Pemerintah 6/2007 Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan
3. Permenhut P. 22/Menhut-II/2012 Pedoman Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam
pada Hutan Lindung
4. Permen LHK P.31/MenLHK/ Pedoman Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasal Lingkungan Wisata Alam
Setjen/Kum.1./3/2016 pada Hutan Produksi
5. Permen LHK P.83/MenLHK/- Tentang Pehutanan Sosial
Setjen/Kum.1/10/2017
6. Permen LHK P.49/MenLHK/ Kerjasama Pemanfaatan Hutan pada KPH
Setjen/Kum.1/9/2017
7. Peraturan Dirjen PDASHL Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di
P.6/PDASHL/Set/Kum/1/11/2016 jo. Hutan Lindung
P.12/PDASHL/Set/Kum.1/5/2019
8. Pedoman Dirjen PHPL Pedoman Penyusunan Desain Tapak dan Desain Fisik, Pemberian
P.4/PHPL/Set/4/2017 Tanda Batas, Pembangunan Sarana Prasarana Pengusahaan
Pemanfaatan Jasling Wisata Alam dan Tempat Istirahat pada HP
RETROSPEKSI PEMBANGUNAN KPH
(PERSPEKTIF ORGANISASI, SDM, dan TATA KELOLA)
Perspektif Retrospeksi
• Organisasi - KPH saat ini masih belum “LINCAH” dalam kegiatan
pemanfaatan hutan pengelolaan anggaran utk membiayai
operasionalisasi pengelolaan hutan.
- Diperlukan akselerasi penerapan PPK BLUD KPH
• SDM - Jumlah dan kompetensi SDM KPH tdk memadai
- Diperlukan standar minimal jumlah personil dan Kompetensi
SDM KPH
• Tata Kelola - Sebagian besar KPH dibangun pada lansekap yang sudah
terdegradasi dan mempunyai isu sosial tinggi
- Aktivitas pemanfaatan SDH diarahkan pada produk dan jasa
unggulan dengan skema yg mendukung kemandirian KPH
BENTUK FASILITASI-FASILITASI
Penyusunan Renstra Bisnis
sebanyak 19 Kegiatan
PADA KPHL Penyusunan Desain Tapak
sebanyak 10 Kegiatan

Peningkatan kapasitas personil Pengadaan sarpras kantor


KPH sebanyak 472 orang sebanyak 44 paket

Penanaman tanaman HHBK


seluas 2.031 ha
Fasilitasi 162 KPHL oleh
Pengadaan resort sebanyak 33
Identifikasi Potensi, Produksi, Ditjen PDASHL pada unit
Ekonomi HHBK dan Jasling
sebanyak 40 kegiatan tahun 2015 – 2019
Promosi pemanfaatan hutan
sebanyak 10 kegiatan
Pengadaan sarpras wisata alam
Pelaksanaan tata batas sebanyak 25 paket
blok/petak sepanjang 865, 49
km
Patroli pengamanan sebanyak Pengadaan sarpras pemanfaatan
228 kegiatan HHBK sebanyak 65 paket
INTERAKSI STAKEHOLDERS TERHADAP
HUTAN SEBAGAI SUMBER DAYA PUBLIK

LEMBAGA-
LEMBAGA MITRA
KEHUTANAN
KONSEP TATA KELOLA PEMANFAATAN SDH

(Sumber: Borrini-Feyerabend, 1996)

Dalam konteks KPH  Perlu Dukungan Hukum-hukum Responsif


PERMEN LHK P.49/2017
KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN PADA KPHL
Pemanfaatan Kawasan
(bddy tan obat, jamur,
lebah, HHBK lainya)

Pemanfaatan Jasa
Hutan Lindung
Lingkungan
Persyaratan
Pemungutan HHBK • RPHJP
• RPHJPd
KPHL Pemanfaatan Kawasan
• Melibatkan masyarakat setempat
• PPK-BLUD/ pola keuangan lainnya
Pemanfaatan Jasa
Lingkungan
Hutan Produksi
Pemanfaatan kayu/
(Agroforestry, HHBK
Sylvopastura,
Sylvofishery)
Pemungutan Kayu/
HHBK
PELAKU KERJASAMA
is Gu P.49/2017
ad
K insi be
v rnu KERJASAMA
Sesuai P.83/2016 Pro Koperasi
Setempat
UMKM r PEMANFAATAN HUTAN
Perhutanan Sosial (2.000 Ha)
(2.000 Ha)
BUM Desa, BUMD
(1.000 Ha) (5.000 Ha)

Kelompok BUMN
Masyarakat
(20.000 Ha)
Setempat
Menteri
PELAKU
BUMSI
Perorangan (20.000
Ha)

• Jangka waktu Kerjasama 10 tahun dan dapat diperpanjang setelah evaluasi (kemitraan kehutanan P.83/2016 : 35
th).
• BUMN, BUMSI, atau BUMD yang bekerjasama dengan KPH, HARUS melibatkan masyarakat setempat dalam
bentuk a.l. penyertaan saham, tenaga kerja, & kontrak segmen kegiatan
REKAPITULASI KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN PADA KPH
(SUMBAR; SULSEL; SULBAR, BALI UNTUK PELAKU KERJASAMA BUMSI DAN BUMN)

No. Provinsi KPHL PELAKU KERJASAMA LUAS LUAS YANG TAHUN


KERJASAMA DIMOHONKAN DITETAPKAN KERJASAMA
(Ha) (Ha)
1. SUMBAR KPHL Solok CV Poland Jaya pemungutan 600 600 Oktober 2018
(3) HHBK getah
pinus di hutan
lindung
KPHL Lima PT Tanjung Pauh Pemanfaatan 286 70,82 Mei 2019
Puluh Kota Agrisari kawasan,
pemanfaatan
jasa lingkungan,
pemungutan
hasil hutan
bukan kayu
KPHL Unit PT. Rimba Eko Pemanfaatan 40 40 2020
IV Bukit Wisata Jasa Lingkungan
Barisan WA
lanjutan

No. Provinsi KPHL PELAKU KERJASAMA LUAS LUAS YANG TAHUN


KERJASAMA DIMOHONKAN DITETAPKAN KERJASAMA
(Ha) (Ha)
2. SULSEL KPHL PT. Kencana Hijau pemungutan 10.468,97 10.468,97 Juli 2019
(2) Saddang - I Bina Lestari HHBK Getah
Pinus di Hutan
Lindung
KPHL PT Inhutani I pemungutan 3.148 2.462 Desember 2019
Saddang - I HHBK getah
pinus di hutan
lindung
3. SULBAR KPHL Unit PT. Kencana Hijau pemungutan 14.084 14.084 Januari 2020
(2) IX Mamasa Bina Lestari HHBK getah
Timur Pinus di Hutan
Lindung
KPHL PT. Kencana Hijau pemungutan 5.404 4.000 Desember 2018
Mamasa Bina Lestari HHBK getah
Tengah pinus di hutan
lindung
lanjutan
No. Provinsi KPHL PELAKU KERJASAMA LUAS DIMOHONKAN LUAS YANG TAHUN KERJASAMA
KERJASAMA (Ha) DITETAPKAN (Ha)
4. BALI (8) KPHL Bali PT Sumber Ekologi Pemanfaatan kawasan, 1.622 1.622 Mei 2019
Utara Wisata jasling, kayu dan HHBK
KPHL Bali Barat PT Lestari Alam Pemanfaatan Jasling WA 41,99 41,99 Mei 2019
Sejahtera Mangrove dan Silvofishery
KPHL Bali PT Kharisma Pemanfaatan Kawasan 300 300 Mei 2019
Timur Semesta Alam dengan Pola Agroforestri
dan Jasling WA
KPHL Bali PT Mega Alam Pemanfaatan Jasling WA 230 230 Mei 2019
Selatan Tunggal Mangrove
KPHL Bali PT Panorama Pemanfaatan Jasling WA 50 50 Mei 2019
Selatan Agung Semesta Penyedia Sarana WA
KPHL Bali PT Alamku Mayesti Pemanfaatan Jasling WA 20 20 Mei 2019
Selatan Indah Penyedia Sarana WA
KPHL Bali Barat PT Nawakarsa Pemanfaatan Jasling WA 229 229 Mei 2019
Ambar Dewata Bunga dan Buah Nusantara
KPHL Unit II PT. Surya Wana Pemanfaatan HHBK dan 1.088,82 639 Februari 2020
Bali Utara Makmur pemungutan HHBK
JUMLAH (15 UNIT) 37.612,78 34.857,78

Catatan : Total Wiltu dari 132 unit KPHL yang sudah disahkan RPHJPnya seluas 7.570.898,59 Ha.
CAPAIAN PERHUTANAN SOSIAL NO PROVINSI Alokasi
REALISASI
Capaian JML SK (Unit) JML KK
LUAS (Ha) LUAS (Ha)
SAMPAI DENGAN 29 JULI 2020 1
2
ACEH
SUMATERA UTARA
466,267
569,811
208,834.38
67,329.09
48
124
16,162
15,322
3 SUMATERA BARAT 676,473 227,658.78 243 128,068
Realisasi per Skema PS 4 RIAU 1,311,840 121,464.36 77 24,758
5 JAMBI 367,294 201,102.47 410 33,033

REALISASI
6 SUMATERA SELATAN 378,594 120,962.95 169 25,653
7 BENGKULU 147,199 64,245.63 123 13,154
NO SKEMA LUAS (HA)
8 LAMPUNG 383,594 215,192.86 335 74,498
9 KEP BANGKA BELITUNG 146,874 40,391.82 364 9,330

1 HD 1.629.243,15 4.206.717,32 Ha 10
11
KEP RIAU
JAKARTA
157,102
-
32,695.00
- -
25 3,444
-
2 HKM 773.260,64 12 JAWA BARAT 27,024 31,604.64 119 17,687
3 HTR 354.202,68 13 JAWA TENGAH 35,449 35,829.06 81 17,725
4 KEMITRAAN KEHUTANAN ± 865.104 KK 14 YOGYAKARTA 3,561 1,565.88 45 5,005
A. KULIN KK 436.943,38 15 JAWA TIMUR 138,620 142,671.10 289 92,045
16 BANTEN 8,790 16,372.20 28 10,870
B. IPHPS 26.157,49
5 HA*) 986.909,99
6.668 Unit SK 17 BALI 15,887 18,001.93 90 55,663
18 NUSA TENGGARA BARAT 311,666 34,317.17 140 22,536
JUMLAH 4.206.717,32 19 NUSA TENGGARA TIMUR 519,818 51,403.40 211 16,055

1,584,680.91
*)
- Penetapan Hutan Adat/Hutan Hak = 71.982,86 Ha
Ijin/Hak 20
21
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
1,500,923
1,100,745
477,039.30
257,100.20
180
178
65,151
23,190

1,231,139.27
- Indikatif Hutan Adat = 914.927,13 Ha 22 KALIMANTAN SELATAN 148,416 62,128.29 124 14,400
23 KALIMANTAN TIMUR 423,704 191,269.18 94 10,615
24 KALIMANTAN UTARA 258,776 394,022.27 72 9,596
Realisasi per Tahun

25 SULAWESI UTARA 123,828 37,153.35 208 4,480


26 SULAWESI TENGAH 399,616 200,797.85 1,221 24,116
522,584.26
455,743.87

27 SULAWESI SELATAN 347,427 295,285.77 596 51,698


28 SULAWESI TENGGARA 342,209 85,457.32 184 14,689
280,435.0

162,993.52
151,017.03

221,851.0 29 GORONTALO 50,714 45,652.53 127 9,863


156,141.0
98,558.47
105,897.0

30 SULAWESI BARAT 105,887 45,123.82 469 4,471


32,276.0

1,305.0
26,059.0

42,445.0
31 MALUKU 232,829 184,067.72 112 22,921
3,246.0

1,061.0
164.0

505.0
126.0

261.0
32 MALUKU UTARA 194,746 140,417.83 92 18,456
33 PAPUA BARAT 650,476 63,002.19 55 6,961
2007-2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 34 PAPUA 2,365,708 96,556.99 35 3,489
TOTAL 13,911,867 4,206,717.32 6,668 865,104
Luas (Ha) Jumlah KK Jumlah Unit SK
“Merawat Alam,
Menjunjung Peradaban”

Anda mungkin juga menyukai