Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

BELANJA JASA KONSULTAN


PEMBANGUNAN EKOWISATA DI KPH WILAYAH II
PEMATANGSIANTAR BIDANG PENGUSAHAAN HUTAN

DINAS KEHUTANAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN ANGGARAN 2022
BELANJA JASA KONSULTAN
PEMBANGUNAN EKOWISATA DI KPH WILAYAH II PEMATANGSIANTAR
BIDANG PENGUSAHAAN HUTAN

URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Hutan merupakan sumber daya alam yang menyangkut hajat orang
Belakang banyak sehingga harus dikelola sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat, sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar
1945. Selama beberapa dasawarsa, pengusahaan hutan di Indonesia
telah memberikan sumbangan yang besar bagi pendapatan Negara.
Dalam rangka desentralisasi pengurusan dan pengelolaan hutan
sebagaimana mandat pada Undang-Undang Nomor 41 Tentang
Kehutanan, seluruh kawasan hutan di Indonesia terbagi habis
pengelolaannya di dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH), baik pada Hutan Produksi oleh KPHP; Hutan Lindung oleh
KPHL dan Hutan Konservasi oleh KPHK.
Pengelolaan hutan oleh KPH pada dasarnya merupakan pengurusan
hutan di tingkat tapak yang dapat menjamin terwujudnya efektivitas
dan efisiensi pengelolaan hutan secara lestari dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat, melalui terwujudnya capaian atau target
program pembangunan nasional dan daerah pada wilayah KPH.
Dalam hal ini, Guna meningkatkan pengelolaan hutan yang dapat
menjamin fungsi hutan sebagai penyangga pembangunan
berkelanjutan, maka pengelolaan hutan harus diarahkan pada
upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat, perluasan
kesempatan kerja dan berusaha serta peningkatan fungsi hutan
untuk kelestarian lingkungan. Sumber daya alam tersebut dikelola
secara terus menerus sebagai usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan rakyat dengan
memperhatikan aspek lingkungan.

1
Pengelolaan hutan lindung di tengah bentang alam hutan yang
terfragmentasi (mosaik) merupakan tantangan tersendiri, sekaligus
membuka peluang untuk dimanfaatkan secara kreatif. Khususnya
bagaimana ekonomi lokal dapat terangkat dengan tetap
memprioritaskan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari.  Adapun
salah satu strategi dalam meningkatkan ekonomi lokal yaitu dengan
Pengelolaan hutan lindung kreatif melalui pengembangan Ekowisata
berbasis budaya lokal dengan harapan dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Pengembangan Ekowisata berbasis kemitraan/kerjasama
merupakan mekanisme pengaturan kelembagaan untuk
mengembangkan tata kelola yang tangguh yang didukung oleh
masyarakat, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pemerintah Daerah
Setempat, para pihak terkait serta Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan di tatanan nasional.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara melalui KPH Wilayah II Pematangsiantar Bidang
Pengusahaan Hutan melakukan kajian terhadap studi
pengembangan Ekowisata di Wilayah kesatuan pengelolaan hutan
KPH Wilayah II Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara dengan
muatan perencanaan studi, identifikasi, survei dan sejenisnya
dengan harapan dapat terkajinya areal hutan yang dapat di
kembangkan untuk kegiatan Ekowisata.

2. Maksud dan Pekerjaan Belanja Jasa Konsultan Pembangunan Ekowisata di KPH


Tujuan Wilayah II Pematangsiantar Bidang Pengusahaan Hutan Provinsi
Sumatera Utara ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
memaksimalkan pengelolaan hutan lindung untuk dimanfaatkan
secara kreatif yang bertajuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan rakyat dengan tetap memprioritaskan prinsip-

2
prinsip pengelolaan hutan lestari.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Mengkaji areal yang berpotensi untuk dikembangkan Ekowisata
di Wilayah kesatuan pengelolaan hutan KPH Wilayah II
Pematangsiantar;
2. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
pengembangan Ekowisata di Wilayah kesatuan pengelolaan hutan
KPH Wilayah II Pematangsiantar;
3. Merumuskan strategi dan program dalam pengembangan
Ekowisata di Wilayah kesatuan pengelolaan hutan KPH Wilayah II
Pematangsiantar.

3. Sasaran Mengacu dari maksud dan tujuan diatas maka sasaran yang ingin
dicapai dengan pekerjaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Tersusunnya studi pembangunan Ekowisata di Wilayah kesatuan
pengelolaan hutan KPH Wilayah II Pematangsiantar;
2. Tersedianya bahan acuan sebagai pendukung pihak pengambil
keputusan dalam pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan
berupa pengembangan Ekowisata di lingkup Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Utara khususnya KPH Wilayah II
Pematangsiantar.

4. Lokasi Lokasi Pekerjaan Belanja Jasa Konsultan Pembangunan Ekowisata di


Pekerjaan KPH Wilayah II Pematangsiantar Bidang Pengusahaan Hutan adalah
wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II
Pematangsiantar.
5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Pemerintah
Pendanaan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2022 dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 100.000.000.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: ……………..

3
Organisasi
Pejabat Nama Satuan Kerja: Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Pembuat Pengguna Anggaran dalam pekerjaan ini adalah Kepala Dinas
Komitmen Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.

DATA PENUNJANG
7. Data Dasar 1. Peta Hutan Provinsi Sumatera Utara sesuai Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.6609/ME NLHK
PKTL/KUH/PUA.2/10/2021 tentang Peta Perkembangan
Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara;
2. Peta Blok Pemanfaatan Kawasan Hutan Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH) Wilayah II Pematangsiantar;
3. Data Ekologi Kawasan Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
Wilayah II Pematangsiantar;
4. Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)
KPHP UNIT I SUMATERA UTARA
5. Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2037;

8. Standar Pedoman umum dan petunjuk teknis yang dipergunakan dalam


Teknis pekerjaan ini, antara lain:
 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 32 Tahun 2009)
 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS (PP No. 46 Tahun 2016)
 Permen ATR Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan Peninjauan Kembali, Revisi Dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang;
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 69
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan PP No. 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS (Permen LHK No. 69 Tahun

4
2017)

9. Pedoman Pedoman teknis dalam studi pembangunan Ekowisata ini mengacu


Teknis pada Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.22/Menhut-II/2012 Tentang Pedoman Kegiatan Usaha
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam Pada Hutan Lindung,
sebagaimana ditetapkan ketentuan dasar dalam Pemanfaatan Hutan
Lindung sebagai usaha pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam.

10. Referensi Dasar hukum untuk melaksanakan kegiatan ini antara lain:
Hukum 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;
2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007
Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian
Alam;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan
Pelestarian Alam;
8. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.6/Menhut-II/2009
Tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.22/Menhut-II/2012 Tentang Pedoman Kegiatan Usaha
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam Pada Hutan Lindung;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik

5
Indonesia Nomor P.49/Menlhk/Setjen/ Kum.1/9/2017 Tentang
Kerja Sama Pemanfaatan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan
Hutan;
11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
SK.6609/ME NLHKPKTL/KUH/PUA.2/10/2021 tentang Peta
Perkembangan Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara;
12. Perda Nomor 2 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2037.

RUANG LINGKUP
11. Lingkup Ruang lingkup kegiatan Konsultan Pembangunan Ekowisata di KPH
Pekerjaan Wilayah II Pematangsiantar Bidang Pengusahaan Hutan ini yaitu
dan dengan menggunakan metode analisis penilaian lokasi dilakukan
Metodologi dengan menggunakan deskriptif, adapun metode ini mengadopsi
teknik analisis kesesuaian lahan yang dikembangkan yaitu:
penentuan lokasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Lingkup Pekerjaan sebagai berikut:
1. Menyusun daftar faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi seperti
data aksesibilitas, kelas lereng dan lahan kritis.
2. Memberikan bobot pada setiap faktor, untuk menggambarkan
seberapa penting faktor tersebut dalam pencapaian tujuan studi
kelayakan.
3. Memberikan nilai pada setiap lokasi sesuai masing-masing faktor.
4. Melakukan identifikasi lokasi yang menjadi rekomendasi
pembangunan Ekowisata.
5. Merumuskan strategi dan program perencanaan pembangunan
Ekowisata serta pembiayaan.

12. Keluaran Output dari pekerjaan ini adalah tersusunnya dokumen studi yang
menjadi bahan acuan sebagai pendukung pihak pengambil

6
keputusan dalam pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan
berupa pengembangan Ekowisata dilingkup Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Utara khususnya KPH Wilayah II
Pematangsiantar.

13. Peralatan, 1. Pengguna jasa akan menyediakan para stafnya untuk dilibatkan
Material, dalam membantu pekerjaan ini.
Personel dan 2. Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa dapat
Fasilitas dari digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa.
Pejabat 3. Beberapa data hasil studi ataupun data lain yang pernah
Pembuat dilakukan oleh instansi pengguna jasa akan diberikan.
Komitmen 4. Akomodasi dan ruangan kantor berserta peralatan penunjang
administrasi perkantoran wajib disediakan oleh penyedia jasa
sedangkan dana operasional atas fungsionalisasi fasilitas
tersebut dapat menggunakan dana pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Pengguna jasa akan menyediakan kebutuhan lainnya yang
diperlukan dalam proses pekerjaan ini.

14. Peralatan 1. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua


dan material fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
dari pelaksanaan pekerjaan.
penyedia 2. Beberapa peralatan minimal yang diprioritaskan dimiliki oleh
jasa penyedia jasa antara lain komputer/laptop, printer, selain
konsultansi tenaga ahli yang sesuai.
3. Penyedia jasa wajib menyediakan berbagai referensi baik
referensi kajian ilmiah maupun peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan pelaksanaan pekerjaan.
4. Penyedia jasa harus mampu menghadirkan ketua tim atau salah
satu tenaga ahli yang dikuasakan sebagaimana nama yang
tercantum dalam dokumen penawaran sebagai penyaji saat

7
pembahasan laporan kemajuan.

15. Lingkup Penyedia jasa berwenang untuk mendapatkan data dan informasi
kewenangan yang dibutuhkan dari Pengguna Jasa dalam rangka membantu
penyedia terlaksananya pekerjaan ini.
jasa
16. Jangka Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan jasa konsultansi ini
waktu diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 60 (enam puluh hari)
penyelesaian hari kalender sejak ditandatanganinya Perjanjian Kontrak Kerja.
pekerjaan
17. Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi ini diperlukan
Penyedia persyaratan kualifikasi Penyedia Jasa Konsultansi sebagai berikut:
Jasa 1. Penyedia Jasa merupakan Badan usaha yang memiliki IUP dan
NIB/TDUP.
2. Penyedia Jasa memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Sub
Bidang AL002 Jasa Pengembangan Wilayah.
3. Memiliki Tenaga Ahli sesuai yang disyaratkan.
4. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan
tahun pajak 2021 (SPT Tahunan).
5. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan)
18. Personil 1. Team Leader. Bertugas sebagai pimpinan proyek yang
bertanggungjawab penuh atas berlangsungnya pekerjaan dari
awal hingga akhir selesainya pekerjaan. Kompetensi Team
Leader yang dipersyaratkan adalah minimal S1 (Sarjana) Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) dengan pengalaman
kerja minimal 5 (lima) tahun dilengkapi referensi kerja dari
pengguna jasa
2. Tenaga Ahli Sarana Prasarana, kualifikasi S-1 Teknik
Arsitektur/Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 3

8
tahun dilengkapi referensi kerja dari pengguna jasa;
3. Asisten Tenaga Ahli. Bertugas membantu tenaga ahli dalam
mencari dan mengolah data-data yang diperlukan dengan
kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah
dan Kota (Planologi)/Teknik Arsitektur dengan pengalaman
kerja setidaknya 1 tahun.
4. Staf Administrasi dan Umum. Bertugas membantu tim dalam
pelaksanaan pekerjaan ini secara keseluruhan dengan kualifikasi
pendidikan minimal DIII dan pengalaman kerja setidaknya 3
tahun
19. Jadwal
tahapan
pelaksanaan
pekerjaan

LAPORAN
20. Laporan- a. Laporan Pendahuluan
Laporan Laporan Pendahuluan berisi pemahaman konsultan terhadap
lingkup pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan
pelaksanaan pekerjaan, program kerja dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan data dan rencana survei
lapangan berikut formulir-formulir survei lapangan yang
diperlukan. Laporan Pendahuluan harus diserahkan sebanyak 5
eksemplar selambat-lambatnya 2 minggu kalender sejak Surat

9
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan.
b. Laporan Akhir
Berisi muatan keseluruhan dari analisa pembangunan Ekowisata
di KPH Wilayah II Pematangsiantar yang mencakup data-data
survei dan hasil analisa dengan keluaran berupa strategi dan
program serta pembiayaan dalam rangka pembangunan
Ekowisata.
Laporan akhir harus diserahkan sebanyak 10 eksemplar beserta
Album Gambar 5 eksemplar selambat-lambatnya 2 bulan sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan.
c. Flashdisk
Soft copy dokumen berisi soft file (.doc), soft file (.shp) dan soft
file (.tif). Soft file (.doc) untuk semua laporan pekerjaan yang
dihasilkan. Soft copy dokumen diserahkan bersamaan dengan
buku Laporan Akhir sebanyak 2 buah Flashdisk.

LAIN-LAIN
21. Produksi Semua pekerjaan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
dalam Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia yaitu di
Provinsi Sumatera Utara.

22. Persyaratan Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerja sama untuk pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi:
1. Ada surat kerja sama.
2. Tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan tetap ada di perusahaan
yang memenangkan pekerjaan ini.

23. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


Pengumpulan 1. Diketahui pihak Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Data 2. Diketahui Unit KPH Wilayah II Pematangsiantar.

10
Lapangan 3. Menjaga kerahasiaan data kecuali mendapat ijin dari Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.

Medan, Oktober 2022


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

…………………………………………
NIP. ………………………………………

11

Anda mungkin juga menyukai