Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM


PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KEPUTUSAN
KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Nomor : SK. 199/ Dik/ TU/ Dik-2/9/2022

TENTANG

KURIKULUM PELATIHAN
PENYUSUNAN RENCANA KELOLA PERHUTANAN SOSIAL

KEPALA PUSAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan sumberdaya hutan dan


lingkungan hidup secara lestari diperlukan peran aktif
masyarakat sekitar hutan baik yang tergabung dalam
Kelompok Tani Hutan (KTH), perseorangan, atau masyarakat
hukum adat yang memiliki kompetensi dalam hal
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melaksanakan
kegiatan perencanaan pengelolaan hutan dalam rangka
mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari;
b. bahwa diperlukan peningkatan kompetensi untuk
menyiapkan tenaga teknis perencanaan hutan bagi Kelompok
Tani Hutan (KTH), pendamping, penyuluh dan perencana
KPH;
c. bahwa untuk tercapainya tujuan pada huruf a dan b perlu
ditetapkan kurikulum pelatihan dengan Keputusan Kepala
Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Mengingat : 1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo.
UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perpu No. 1
tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999;
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2010 tentang Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan
dan Pelatihan Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 17);
4. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2021, tentang
Penyelenggaraan Kehutanan;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
7 Tahun 2021, tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan
Hutan, serta Penggunaan Kawasan Hutan;
6. Peraturan Menteri...............

-1-
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
8 Tahun 2021, tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan di Hutan
Lindung dan Hutan Produksi;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
9 Tahun 2021, tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.9/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Sipil
Negara dan Non Aparatur Sipil Negara di Bidang Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (Berita Negara RI Tahun 2019 Nomor
336);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
15 Tahun 2021, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
10. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM LHK No.P.11/P2SDM/SET/DIK.2/9/2017 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan Bidang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM
PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KELOLA PERHUTANAN
SOSIAL
KESATU : Kurikulum Pelatihan Penyusunan Rencana Kelola
Perhutanan Sosial sebagaimana terlampir merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;
KEDUA : Kurikulum sebagaimana diktum KESATU digunakan sebagai
acuan dalam menyelenggarakan Pelatihan Penyusunan
Rencana Kelola Perhutanan Sosial di lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 1 September 2022
KEPALA PUSAT,

KUSDAMAYANTI
NIP. 19670815 199203 2 002

-2-
Lampiran Keputusan Kepala Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor : SK. 199/Dik/TU/Dik-2/9/2022
Tanggal : 1 September 2022

1. Nama Pelatihan : Penyusunan Rencana Kelola Perhutanan Sosial

2. Jenjang Pelatihan : Dasar

3. Latar Belakang :
Kegiatan penyelenggaraan kehutanan di Republik Indonesia saat ini diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 23 Tahun 2021, tentang
Penyelenggaraan Kehutanan. Terbitnya Peraturan Pemerintah tersebut
juga diikuti dengan terbitnya beberapa Peraturan Menteri (Permen), salah
satunya adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(PermenLHK) Nomor 9 tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Adanya peraturan terbaru yang berkaitan dengan pengelolaan hutan dan
kehutanan di Indonesia tersebut membawa beberapa terminologi baru
dalam kegiatan pengelolaan hutan.
PermenLHK Nomor 9 tahun 2021 yang secara khusus mengatur tata cara
pelaksanaan pengelolaan perhutanan sosial menyatakan bahwa kegiatan
pengelolaan hutan lestari juga perlu melibatkan masyarakat setempat atau
Masyarakat Hukum Adat (MHA) sebagai aktor dalam pengelolaan hutan.
Terdapat 5 skema perhutanan sosial yang dapat dipilih dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan oleh masyarakat, antara lain
Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat
(HTR), Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan (KK). Persetujuan
Pengelolaan Perhutanan Sosial dapat diberikan kepada perseorangan
(individu), Kelompok Tani Hutan (KTH), atau koperasi.
Secara umum pengelolaan perhutanan sosial dilakukan melalui 5
kegiatan, antara lain: 1) penataan areal dan penyusunan rencana, 2)
pengembangan usaha, 3) penanganan konflik tenurial, 4) pendampingan,
dan 5) kemitraan lingkungan. Untuk mewujudkan amanah tersebut,
perlunya pelibatan Kelompok Tani Hutan dalam proses pengambilan
keputusan mengelola sumber daya alam secara bijaksana sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin kelestarian hutan,
salah satunya dalam bentuk penyusunan rencana kelola perhutanan
sosial.
Terdapat beberapa kompetensi dasar yang diperlukan untuk menyusun
rencana kelola perhutanan sosial, antara lain: tata batas; inventarisasi
potensi areal kerja; survey dan pemetaan. Kompetensi teknis tersebut

-3-
merupakan pijakan masyarakat untuk menyusun RKU dan RKT guna
terlaksananya kegiatan pengelolaan perhutanan sosial.
Untuk itu perlu kiranya dilakukan upaya meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku bagi masyarakat sekitar hutan seperti
Kelompok Tani Hutan (KTH), pendamping, penyuluh dan perencana KPH
melalui pelatihan agar mereka dapat mengelola hutan dengan baik dan
lestari.

4. Deskripsi Singkat Pelatihan


Pelatihan Penyusunan Rencana Kelola Perhutanan Sosial merupakan upaya
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja masyarakat
pemegang izin pengelolaan perhutanan sosial terhadap substansi kegiatan
perencanaan hutan dalam pengelolaan perhutanan sosial. Materi pokok
yang diberikan pada pelatihan ini mencakup: sig dan pemetaan,
pengukuran dan penataan areal kerja, inventarisasi potensi areal kerja, dan
penyusunan rencana kelola perhutanan sosial.
Pelatihan ini memiliki pilihan skema dalam pelaksanaannya, antara lain: 1)
klasikal (full offline) dan ; dan 2) blended-learning (online dan offline). Skema
klasikal dapat dilakukan dengan tatap muka di kelas maupun lapangan
baik pembelajaran teori maupun praktik. Skema blended-learning
dilakukan dalam dua fase, yaitu Non Tatap Muka (NTM) dan Tatap Muka
(TM). Peserta yang mengikuti fase TM adalah yang berhasil lulus pada fase
NTM. Jumlah Jam Pelajaran (JP) untuk TM dan NTM pada pembelajaran
blended learning diatur dalam skenario dan jadwal pelatihan.
Pada metode pelatihan jarak jauh (elearning) sesi belajar peserta terdiri dari
sesi belajar dalam satu waktu atau synchronous dan sesi secara belajar
mandiri atau asynchronous. Sesi belajar synchronous dapat dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi, mengaplikasikan hasil belajar melalui
penugasan dan atau pembimbingan/coaching serta metode lain yang
relevan dan dilakukan dalam satu waktu dengan peserta. Pada sesi
asynchronous peserta mempelajari materi atau bahan melalui Learning
Management System (LMS), penugasan, diskusi kelompok serta metode lain
yang relevan. Sesi pembelajaran synchronous dan asynchronous merupakan
satu kesatuan pembelajaran yang saling melengkapi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Peserta melakukan proses pembelajaran yang difasilitasi oleh
widyaiswara/tim pengajar yang dilakukan secara partisipatif dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa, meliputi ceramah
interaktif, diskusi, penugasan, simulasi, presentasi hasil serta metode lain
yang relevan.

-4-
Kemajuan hasil belajar diukur dengan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil
belajar dapat dilakukan melalui pre-test, post-test, kuis, studi kasus, ujian
komprehensif, unjuk kerja/kemampuan, penilaian keaktifan dalam diskusi,
presentasi dalam penugasan serta bentuk tes lain yang relevan.
Pada pola pelatihan jarak jauh, tugas mata pelatihan diunggah dalam
bentuk soft file dokumen penugasan, video presentasi, foto-foto bukti
pendukung atau bukti-bukti penugasan lain yang relevan melalui LMS yang
tersedia untuk dinilai oleh pengajar/tutor/fasilitator. Pada pembelajaran
klasikal, hasil akhir tugas disampaikan ke pengajar/tutor. Nilai akhir hasil
evaluasi dan ketepatan waktu pengumpulan tugas akan menjadi kriteria
untuk dalam menilai ketuntasan hasil belajar peserta.

5. Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja untuk melakukan kegiatan perencanaan
hutan hingga menyusun rencana kelola perhutanan sosial.

6. Sasaran Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat :
a. Menjelaskan SIG dan pemetaan
b. Melakukan pengukuran dan penataan areal kerja;
c. Melakukan inventarisasi potensi areal kerja;
d. Menyusun rencana kelola perhutanan sosial

7. Kelompok Sasaran Pelatihan


a. Jumlah peserta : paling banyak 40 orang per kelas.
b. Asal peserta : masyarakat umum sekitar kawasan hutan.
c. Persyaratan Peserta :
- Pendidikan minimal SMU/sederajat;
- Memiliki lahan garapan di dalam kawasan hutan yang telah
mendapatkan izin pengelolaan perhutanan sosial sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
- Umur maksimal 55 tahun;
- Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan
dokter;
- Mampu mengoperasikan smartphone dan alat ukur kehutanan;

8. Pengajar
a. Persyaratan Pengajar:
▪ Menguasai materi yang akan diajarkan dan/atau memiliki
pengalaman dan wawasan yang luas dalam bidang mata pelatihan
yang diajarkan.

-5-
▪ Mampu menyampaikan materi secara team teaching.
▪ Menguasai dan mampu menerapkan metodologi belajar orang dewasa.
▪ Menguasai metode pembelajaran klasikal, maupun metode
pembelajaran jarak jauh (e-learning)
▪ Mampu membuat dan menyampaikan modul dan/atau materi
pembelajaran interaktif.
▪ Mampu mengevaluasi dan memberikan rekomendasi terhadap hasil
pembelajaran baik pembelajaran klasikal maupun pembelajaran jarak
jauh.

b. Asal Pengajar
▪ Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan
▪ Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan
▪ Narasumber yang kompeten dari pihak lain yang relevan dengan
materi yang diajarkan.

9.Tempat Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan di Pusdiklat SDM Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan/atau Balai Diklat LHK serta tempat lain yang memenuhi
persyaratan pembelajaran. Namun pada metode penyelenggaraan secara e-
learning, tempat pembelajaran peserta dilakukan di tempat domisili masing-
masing peserta baik perorangan maupun berkelompok di tempat yang
representatif.

10.Waktu Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan selama 50 Jam Pelatihan (JP) @ 45 menit, yang
terdiri dari 15 JP untuk pembelajaran teori dan 35 JP untuk pembelajaran
praktik.

11.Peralatan dan Bahan Pelatihan


a. Kebutuhan Peserta Pelatihan :
▪ Pada pelatihan e-learning kebutuhan peserta diantaranya jaringan
internet (paket data) yang memadai, ruang kelas virtual pada LMS,
materi ajar elektronik (modul/bahan ajar, bahan tayang dan video
pembelajaran yang relevan) serta kebutuhan lain yang relevan yang
mendukung lancarnya proses pembelajaran.
▪ Pada pelatihan klasikal kebutuhan peserta diantaranya perlengkapan
alat tulis menulis, materi ajar (modul/bahan ajar, bahan tayang dan
video pembelajaran yang relevan), panduan pelatihan, peralatan dan
bahan praktik lapang.

-6-
▪ Ruang kelas yang memadai untuk kegiatan pembelajaran secara
klasikal, jaringan internet yang stabil, spidol, post it, metaplan, kertas
HVS/A4, map, dll.
▪ Identitas peserta (Name tag) pada pembelajaran secara klasikal.
b. Kebutuhan Pengajar/Tutor/Widyaiswara:
▪ Pada pelatihan elearning kebutuhan pengajar diantaranya kelas
virtual pada LMS, jaringan internet (paket data) yang stabil, perangkat
komunikasi digital audio dan visual jarak jauh, perlengkapan kegiatan
mengajar e-learning (headset, alat penerangan) dan kebutuhan lain
yang relevan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
▪ Pada pelatihan klasikal kebutuhan pengajar diantaranya whiteboard
dan spidol, komputer/laptop dan LCD projector, flipchart, kertas
plano, dan kebutuhan lain yang relevan untuk mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran
c. Penyelenggara: menyesuaikan dengan sistem pembelajaran.

12. Daftar Mata Pelatihan

Jam Pelatihan (JP)


No Mata Pelatihan
Teori (T) Praktik (P) Jumlah

1. Penjelasan Program Pelatihan 1 - 1

2. Bina Suasana Pelatihan 2 - 2

3. SIG dan Pemetaan 2 3 5

4. Pengukuran dan Penataan Areal 2 6 8


Kerja

5. Inventarisasi Potensi Areal Kerja 2 6 8

6. Penyusunan Rencana Kelola PS 6 20 26

JUMLAH 15 35 50

-7-
13. Silabus Pelatihan Penyusunan Rencana Kelola Perhutanan Sosial

Jam Pelatihan a. Metode


Sumber
No Mata Pelatihan Indikator Keberhasilan Pokok Bahasan b. Alat Bantu Pembelajaran
Kepustakaan
T P JML

1. Penjelasan Program 1 - 1 Setelah mengikuti mata 1. Program Pelatihan a. Pemutaran Video, Panduan
Pelatihan pelatihan, peserta dapat : Klasikal/e- Teleconference (paparan penyelenggar
1. Menjelaskan Program learning/Blended dan tanya jawab) aan pelatihan
Pelatihan Klasikal/e- Laerning; b. Komputer/ Laptop,
learning/Blended 2. Tata cara Fasilitas Jaringan Internet
Laerning; pembelajaran; dan sistem LMS.
2. Menjelaskan tata cara 3. Penugasan dalam
pembelajaran; pelatihan.
3. Menjelaskan cara
melakukan penugasan
dalam pelatihan.

2. Bina
2 Suasana 2 - 2 Setelah mengikuti mata 1. Pengenalan diri da a. Diskusi, tanya jawab,
Pelatihan pelatihan ini peserta dapat : karakter peserta; bermain peran, permainan
1. Saling mengenal satu 2. Harapan mengikuti b. Post it, metaplan, spidol,
sama lain; pelatihan; kertas
2. Merefleksikan harapan 3. Kekhawatiran dalam HVS/A4,Komputer/
dalam mengikuti pelatihan; Laptop, Fasilitas Jaringan
pelatihan; 4. Pemilihan Dewan Internet dan sistem LMS
3. Merefleksikan Perwakilan Peserta.
kekhawatiran dalam
mengikuti pelatihan;
4. Memilih Dewan
Perwakilan Peserta.

3. SIG dan Pemetaan 2 3 5 Setelah mengikuti mata 1. Konsep, komponen a. Ceramah, Diskusi, Kajian
pelatihan ini peserta dapat : dan jenis data SIG; Dokumen Rencana,
1. Menjelaskan konsep, 2. Pengumpulan data Overlay, Penugasan, dan
komponen dan jenis data SIG; Praktik Lapangan
SIG; 3. Pengolahan data SIG b.LCD Proyektor, Laptop/
2. Mengumpulkan data SIG; dan layout peta. Komputer, Whiteboard,
3. Mengolah data SIG dan Spidol, Handout
layout peta

-8-
Jam Pelatihan a. Metode
Sumber
No Mata Pelatihan Indikator Keberhasilan Pokok Bahasan b. Alat Bantu Pembelajaran
Kepustakaan
T P JML

4. Pengukuran dan 2 6 8 Setelah mengikuti mata 1. Alat ukur tanah dan b. Ceramah, Diskusi, Kajian
Penataan Areal Kerja pelatihan ini peserta dapat : alat pemetaan serta Dokumen Rencana,
1. Mengenal alat ukur tanah penggunaannya. Overlay, Penugasan, dan
dan pemetaan serta 2. Pengertian dan metoda Praktik Lapangan
penggunaannya pengukuran dan c. LCD Proyektor,
2. Menjelaskan cara penataan areal kerja Laptop/Komputer,
pengukuran dan penataan 3. Pengambilan data Whiteboard, Spidol,
areal kerja posisi batas calon Handout, GNSS, kompas,
3. Menjelaskan pembuatan areal kerja rol meter, clinometer, peta
blok dan petak areal kerja 4. Pengukuran dan dan buku ukur
4. Melakukan pengukuran penandaan batas areal
areal kerja kerja
5. Melakukan pembuatan 5. Pembuatan peta kerja
peta areal kerja HDHKm-HTR

5. Inventarisasi
4 Potensi 2 6 8 Setelah mengikuti mata 1. Pengertian dan fungsi a. Ceramah, Diskusi, Kajian
Areal Kerja pelatihan ini, peserta dapat: Inventarisasi Potensi Dokumen Rencana,
1. Menjelaskan pengertian Areal Kerja; Overlay, Penugasan, dan
dan fungsi Inventarisasi 2. Jenis data Bio-fisik; Praktik Lapangan
Potensi Areal Kerja; Hasil Hutan (kayu, b. LCD Proyektor,
2. Menjelaskan jenis data Bukan Kayu, dan Laptop/Komputer,
Bio-fisik; Hasil Hutan Jasling); dan Sosial Whiteboard, Spidol,
(kayu, Bukan Kayu, dan dalam Dokumen Handout, ATK, Dokumen
Jasling); dan Sosial dalam Rencana Kerja Perencanaan Hutan; Peta
Dokumen Rencana Kerja; 3. Teknis pengumpulan Dasar atau tematik
3. Menjelaskan teknis data dalam Perhutanan Sosial; dan
pengumpulan data; dalam penyusunan Form/Tallysheet
penyusunan Dokumen Dokumen Rencana
Rencana Kerja; Kerja
4. Merumuskan data dan 4. Data dan informasi
informasi potensi sumber potensi sumber daya
daya alam. alam

-9-
Jam Pelatihan a. Metode
Sumber
No Mata Pelatihan Indikator Keberhasilan Pokok Bahasan b. Alat Bantu Pembelajaran
Kepustakaan
T P JML

6. Penyusunan 6 20 26 Setelah mengikuti mata 1. Konsepsi Prinsip a. Simulasi, Diskusi, Kajian


Rencana Kelola pelatihan ini peserta dapat : Dasar dan Hierarki Dokumen, Overlay, dan
Perhutanan Sosial 1. Menjelaskan Prinsip Rencana Kerja Penugasan
Dasar, dan Hierarki 2. Proses dan teknis b. LCD Proyektor,
Rencana Kerja penyusunan rencana Laptop/Komputer,
2. Mendiskusikan muatan Kerja Jangka Panjang Flipcharts, Whiteboard,
dan atau substansi dalam (RKPS)) Spidol, Handout, ATK’
dokumen RKPS dan dan 3. Proses dan teknis Dokumen Perencanaan;
RKT penyusunan rencana dan Form/ Tallysheet
3. Mendiskusikan Kerja jangka Pendek
mekanisme dan proses, (RKT)
teknis penyusunan 4. Penyusunan
dokumen Rencana Kerja Dokumen Rencana
Jangka Panjang (RKPS) Kerja Jangka Panjang
dan Rencana Kerja (RKPS)
Tahunan (RKT) 5. Penyusunan
4. Melakukan Penyusunan Dokumen Rencana
Dokumen Rencana Kerja Kerja Jangka Pendek
Jangka Panjang (RKPS) (RKT)
5. Melakukan Penyusunan
Dokumen Rencana Kerja
Jangka Pendek (RKT)

KEPALA PUSAT,

KUSDAMAYANTI
NIP. 19670815 199203 2 002

- 10 -

Anda mungkin juga menyukai