Anda di halaman 1dari 60

DINAS KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Jl. Sisingamangaraja Km 5,5 No. 14 Telp. (061) 7862065-7862614


Medan 20147
BAB I
PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan keinginan nyata
pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara. Dalam suatu pemerintahan yang baik salah satu hal
yang diisyaratkan adalah adanya/terselenggaranya good governance. Dalam
rangka mewujudkan hal itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehinggga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme. Untuk itu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dibuat dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Lembaga
serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan atas
penggunaan anggaran dengan didasarkan perencanaan strategik yang
ditetapkan.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini juga merupakan salah


satu perwujudan tekad untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ”good
governance”.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja (LK) Dinas Kehutanan Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2019 adalah sebagai wujud pertanggungjawaban
kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 1


BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas


Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah untuk memaparkan gambaran
pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara mencakup realisasi pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran
2019.

C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kehutanan merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintah Provinsi,


yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan
Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara dan selanjutnya di atur pada
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 38 TAHUN 2016
Tentang Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara,
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut :

a. Tugas pokok
Tugas pokok Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah
melaksanakan urusan bidang yang menjadi kewenangan provinsi dan tugas
pembantuan kepada daerah provinsi.

b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan pengelolaan hutan konservasi sumber daya
hayati dan ekosistem, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat dibidang kehutanan pengelolaan daerah
aliran sungai dan pengawasan kehutanan sesuai dengan lingkup
tugasnya.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 2


BAB I
PENDAHULUAN

2. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan hutan konservasi sumber daya


hayati dan ekosistem, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat dibidang kehutanan pengelolaan daerah
aliran sungai dan pengawasan kehutanan sesuai dengan lingkup
tugasnya.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengelolaan hutan konservasi
sumber daya hayati dan ekosistem, pendidikan dan pelatihan,
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kehutanan
pengelolaan daerah aliran sungai dan pengawasan kehutanan sesuai
dengan lingkup tugasnya.
4. Pelaksanaan administrasi pengelolaan hutan konservasi sumber daya
hayati dan ekosistem, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat dibidang kehutanan pengelolaan daerah
aliran sungai dan pengawasan kehutanan sesuai dengan lingkup
tugasnya.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.

2. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan Tugas, Fungsi dan Tata kerja
Dinas Kehutanan serta Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik
c. Bidang Penatagunaan Hutan, terdiri dari:
1. Seksi Inventarisasi dan Jasa Lingkungan
2. Seksi Penataan Kawasan Hutan
3. Seksi Pengukuran dan Perpetaan Hutan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 3


BAB I
PENDAHULUAN

d. Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan, terdiri dari:


1. Seksi Perhutanan Sosial dan Kemitraan
2. Seksi Penyuluhan dan Pembenihan
3. Seksi Rehabilitasi Hutan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
e. Bidang Pengusahaan hutan, terdiri dari:
1. Seksi Pemanfaatan Hutan Alam
2. Seksi Pemanfaatan Hutan Tanaman
3. Seksi Iuran, Peredaran dan Industri Hasil Hutan
f. Bidang Perlindungan Hutan, terdiri dari:
1. Seksi Pengamanan Hutan
2. Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Konservasi Sumber Daya
Alam
3. Seksi Penegakan Hukum
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
Unit Pelaksana Teknis Dinas yang dibentuk dilingkungan Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 17 (tujuh belas) UPT. yaitu :

a. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah I


berkedudukan di Stabat, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Stabat dengan wilayah kerja KPH Unit I KPHP Langkat
dan Unit V KPHP Deli Serdang.

b. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II


berkedudukan di Pematang Siantar, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Pematang Siantar dengan wilayah kerja KPH Unit X
KPHP Batubara, KPH Unit VI KPHP Simalungun, KPH Unit XII KPHP
Simalungun, dan KPH Unit IX KPHP Serdang Bedagai.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 4


BAB I
PENDAHULUAN

c. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah III


berkedudukan di Kisaran, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Kisaran dengan wilayah kerja KPH Unit XIII KPHL
Asahan, KPH Unit III KPHP Labuhan Batu Utara, dan KPH Unit VII
KPHL Labuhan Batu.

d. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah IV


berkedudukan di Balige, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Balige dengan wilayah kerja KPH Unit XIV KPHL Toba
Samosir dan KPH Unit XXI KPHP Tapanuli Utara.

e. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah V


berkedudukan di Aek Kanopan, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Aek Kanopan dengan wilayah kerja KPH Unit XXII
KPHL Toba Samosir dan Labuhan Batu Utara dan KPH Unit XXIII KPHL
Tapanuli Selatan dan Padang Lawas Utara.

f. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah VI


berkedudukan di Sipirok, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Sipirok dengan wilayah kerja KPH Unit XXVI Tapanuli
Selatan dan Padang Lawas Utara.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 5


BAB I
PENDAHULUAN

g. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah VII


berkedudukan di Gunung Tua, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Gunung Tua dengan wilayah kerja KPH Unit XI KPHP
Labuhan Batu Selatan dan KPH Unit XXXI KPHP Padang Lawas dan
Padang Lawas Utara.

h. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah VIII


berkedudukan di Kotanopan, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Kotanopan dengan wilayah kerja KPH Unit XXX KPHL
Mandailing Natal.

i. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah IX


berkedudukan di Panyabungan, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Panyabungan dengan wilayah kerja KPH Unit XXIX
KPHP Mandailing Natal.

j. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah X


berkedudukan di Padangsidimpuan, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Panyabungan dengan wilayah kerja KPH Unit XXVIII
KPHP Tapanuli Selatan dan Padangsidimpuan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 6


BAB I
PENDAHULUAN

k. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XI


berkedudukan di Pandan, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Pandan dengan wilayah kerja KPH Unit XXIV KPHL
Tapanuli Utara, KPH Unit XXV KPHL Tapanuli Tengah dan Tapanuli
Utara dan KPH Unit XXVII KPHP Tapanuli Selatan dan
Padangsidimpuan.

l. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XII


berkedudukan di Tarutung, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Pandan dengan wilayah kerja KPH Unit XVI KPHL
Tapanuli Tengah dan Humbang Hasundutan, dan KPH Unit XX KPHP
Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

m. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XIII


berkedudukan di Dolok Sanggul, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Dolok Sanggul dengan wilayah kerja KPH Unit XVII
KPHP Humbahas, Samosir, Pakpak Bharat dan Dairi, KPH Unit XVIII
KPHL Humbahas, Samosir, Tobasa dan Tapanuli Utara dan KPH Unit
XIX KPHL Samosir.

n. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XIV


berkedudukan di Sidikalang, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 7


BAB I
PENDAHULUAN

3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat


berkedudukan di Sidikalang dengan wilayah kerja KPH Unit XV KPHP
Pakpak Bharat dan KPH Unit VIII KPHL Dairi.

o. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XV


berkedudukan di Kabanjahe, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Kabanjahe dengan wilayah kerja KPH Unit II KPHL
Karo dan KPH Unit IV KPHP Dairi.

p. Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XVI


berkedudukan di Gunung Sitoli, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
berkedudukan di Gunung Sitoli dengan wilayah kerja KPH Unit XXXII
KPHL Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan dan Gunung Sitoli dan
KPH Unit XXXIII KPHP Nias Selatan.

q. UPT. Pengelolaan Taman Hutan Rakyat (TAHURA) Bukit Barisan yang


berkedudukan di Tongkoh, Kabupaten Karo, terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha


2. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
3. Seksi Perencanaan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam
berkedudukan di Tongkoh Kabupaten Karo dengan wilayah kerja
berada di Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Simalungun.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 8


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 –
2023 sebagai bagian dari RPJMD Provinsi Sumatera Utara 2019 – 2023
merupakan tahap keempat dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) 2005 – 2025 yaitu tahap pemantapan “Tingkat kemandirian
yang tinggi, makmur, berkeadilan dan maju, melalui percepatan pembangunan
semua bidang yang didukung struktur ekonomi yang tangguh” menuju
pencapaian “Masyarakat Sumatera Utara yang Beriman, Maju, Mandiri,
Mapan dan Berkeadilan didalam ke Bhinekaan yang didukung oleh Tata
Pemerintahan yang Baik”. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi,
permasalahan, tantangan dan peluang serta isu – isu strategis yang terjadi di
Sumatera Utara, maka Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
merumuskan tujuan dan sasaran yang mendukung Visi RPJMD Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019-2023 yaitu:

“Sumatera Utara Yang Maju, Aman, Dan Bermartabat”

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:


1) Sumatera Utara, bermakna seluruh wilayah dan komponen/lapisan
masyarakat yang berdiam di Sumatera Utara, yang berasal dari berbagai
ragam adat budaya, etnis, agama dan golongan yang memiliki hak dan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil
pembangunan;
2) Maju, bermakna wilayah Sumatera Utara yang kondusif untuk terjadinya
proses nilai tambah atas potensi yang dimiliki serta penduduk dengan
kualitas kesehatan dan pendidikan yang baik serta berpikiran ke depan,
sehingga Sumatera Utara menjadi wilayah terdepan di Sumatera.
3) Aman, bermakna wilayah dan penduduk Sumatera Utara merasa bebas
dari bahaya gangguan dan terlindungi dari berbagai macam marabahaya
dalam melaksanakan aktivitas kesaharian.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 9


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

4) Bermartabat, bermakna wilayah dan penduduk Sumatera Utara yang


agamis dan menjunjung tinggi etika dan norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan
bermasyarakat, dan menjunjung tinggi supremasi hukum dalam segala
aspek.

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan


kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi
sebagai berikut:
 Misi Pertama :
Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat dalam
kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan
yang cukup, rumah yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang
prima, mata pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang
terjangkau.
 Misi Kedua :
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik dengan
adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah yang
baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan
kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial yang kuat serta harmonis.
 Misi Ketiga
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pendidikan
karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif,
berdaya saing, dan mandiri.
 Misi Keempat
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartapat dalam pergaulan
karena terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan, sehingga
menjadi teladan di Asia Tenggara dan Dunia.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 10


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

 Misi Kelima
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam lingkungan
karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah,
penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab.

Sebagai bagian integral dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, maka


dengan mengacu pada arah kebijakan Pembangunan Sumatera Utara pada
RPJPD Provinsi Sumatera Utara dan Visi Misi Gubernur / Wakil Gubernur
Sumatera Utara terpilih periode 2018 - 2023, serta dengan
mempertimbangkan dan mencermati pelaksanaan kebijakan dan hasil-hasil
yang telah dicapai serta kecenderungan lingkungan strategis kedepan maka
ditetapkan Tujuan dan Sasaran Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Menengah


Adapun Tujuan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai
berikut:
1) Mengoptimalkan tertib penyelenggaraan urusan kehutanan;
2) Mengoptimalkan Pengelolaan Hutan dan Hasil Hutan Secara Lestari.
3) Mengoptimalkan Kualitas Daya Dukung Kawasan Hutan dan Lahan
berbasis lestari
4) Mengoptimalkan Produktifitas Pengelolaan Kawasan Hutan dan hasil
hutan secara lestari.

2. Sasaran Jangka Menengah


Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja pencapaian misi sesuai
dengan tujuannya. Sasaran strategis Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi kurun waktu 2018-2023
adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya cakupan operasional pelayanan kedinasan yang efektif;
2) Terwujudnya tertib pengelolaan kawasan hutan dan hasil hutan;
3) Terwujudnya Pengelolaan Hutan yang sesuai dengan fungsinya;

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 11


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

4) Terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari yang Produktif berbasis


partisipasi stake holder dan masyarakat yang terkait.

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Dinas Kehutanan Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2019 seperti dijelaskan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019.
INDIKATOR KINERJA TARGET
NO. SASARAN STRATEGIS
UTAMA KINERJA
1. Terwujudnya Pengelolaan Hutan 1. Persentase Peningkatan 0,84%
Lestari yang Produktif berbasis PDRB Sektor Kehutanan
partisipasi stake holder dan (%)
masyarakat yang terkait
2. Terwujudnya tertib pengelolaan 1. Penurunan Kerusakan 1.000 Ha
kawasan hutan dan hasil hutan Kawasan Hutan (Ha)

B. PERJANJIAN KINERJA (PK)


Perjanjian Kinerja (PK) adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari
pimpinan instansi lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan Program/Kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam Perjanjian
Kinerja (PK) ditetapkan Rencana Capaian Kinerja Tahunan untuk seluruh
Indikator Kinerja Utama yang ada pada Tingkat Sasaran dan Kegiatan.
Penyusunan Rencana Kerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan
dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk
pencapaiannya dalam tahun tertentu.

Perjanjian Kinerja (PK) yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2019 sebagaimana tercantum dalam Rencana
Strategis.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 12


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Terwujudnya Pengelolaan Hutan 1. Persentase Peningkatan 0,84%


Lestari yang Produktif berbasis PDRB Sektor Kehutanan (%)
partisipasi stake holder dan
masyarakat yang terkait

2. Terwujudnya tertib pengelolaan 2. Penurunan Kerusakan 1.000 Ha


kawasan hutan dan hasil hutan Kawasan Hutan (Ha)

Untuk mewujudkan target kinerja pada Indikator Kinerja Utama tersebut


didukung dengan anggaran sebesar Rp.40.294.906.830,- yang bersumber
dana dari APBD seperti pada Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3.Rekapitulasi Anggaran berdasarkan Program dalam mendukung Perjanjian


Kinerja Tahun 2019 Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
NO. PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN
1. Program Pembinaan dan Penertiban Rp. 1.472.626.990,- APBD
Pemanfaatan Hasil Hutan

2. Program Perhutanan Sosial dan Rp. 3.942.710.500,- APBD


Kemitraan
3. Program Rehabilitasi Hutan dan Rp. 13.652.058.400,- APBD
Lahan
4. Program Perlindungan dan Rp. 5.515.325.420,- APBD
Konservasi Sumber Daya Hutan
5. Program Penataan dan Penggunaan Rp.450.000.000,- APBD
Kawasan Hutan
6. Program Pemberdayaan Masyarakat Rp. 300.000.000,- APBD/DBH-DR
Setempat Dalam Kegiatan Rehabilitasi
Hutan Dan Lahan
7. Program RHL Yang Meliputi Rp. 4.418.000.000,- APBD/DBH-DR
Perencanaan, Pelaksanaan,
Monitoring Dan Evaluasi
8. Program Pengembangan Perbenihan Rp. 884.249.850,- APBD/DBH-DR
9. Program Pemberdayaan Masyarakat Rp. 184.272.000,- APBD/DBH-DR
Setempat Dalam Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan
10. Program Perlindungan dan Rp. 997.063.430,- APBD/DBH-DR
Pengamanan Hutan
11. Program Pencegahan dan Rp. 8.478.600.240,- APBD/DBH-DR
Penanggulangan Kebakaran Hutan
dan Lahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 13


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 43


Tahun 2019 tanggal 11 Oktober 2019 tentang Penjabaran Perubahan APBD
Provinsi Sumatera Utara TA. 2019 menyebabkan perubahan pagu anggaran
Program/Kegiatan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut
menyebabkan adanya perubahan pagu anggaran Program/Kegiatan yang
terdapat pada Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2019 sehingga dipandang perlu untuk menerbitkan Perjanjian
Kinerja Perubahan Tahun 2019. Dalam mewujudkan target kinerja pada
Indikator Kinerja Utama tersebut anggarannya menurun dari
Rp.40.294.906.830,- menjadi Rp. 38.717.146.830,-, dengan program seperti
dalam Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4. Rekapitulasi Anggaran berdasarkan Program pada Perjanjian Kinerja


Perubahan Tahun 2019 Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
NO. PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN

1. Program Pembinaan dan Penertiban Rp. 1.239.656.990,- APBD


Pemanfaatan Hasil Hutan

2. Program Perhutanan Sosial dan Rp. 3.555.970.500,- APBD


Kemitraan
3. Program Rehabilitasi Hutan dan Rp. 13.582.058.400,- APBD
Lahan
4. Program Perlindungan dan Rp. 4.627.275.420,- APBD
Konservasi Sumber Daya Hutan
5. Program Penataan dan Penggunaan Rp.450.000.000,- APBD
Kawasan Hutan
6. Program Pemberdayaan Masyarakat Rp. 300.000.000,- APBD/DBH-DR
Setempat Dalam Kegiatan Rehabilitasi
Hutan Dan Lahan
7. Program RHL Yang Meliputi Rp. 4.418.000.000,- APBD/DBH-DR
Perencanaan, Pelaksanaan,
Monitoring Dan Evaluasi
8. Program Pengembangan Perbenihan Rp. 884.249.850,- APBD/DBH-DR
9. Program Pemberdayaan Masyarakat Rp. 184.272.000,- APBD/DBH-DR
Setempat Dalam Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan
10. Program Perlindungan dan Rp. 997.063.430,- APBD/DBH-DR
Pengamanan Hutan
11. Program Pencegahan dan Rp. 8.478.600.240,- APBD/DBH-DR
Penanggulangan Kebakaran Hutan
dan Lahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 14


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban untuk


mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Uraian akuntabilitas kinerja Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI TAHUN 2019

Tingkat Capaian Kinerja diperoleh dari hasil pengukuran beberapa indikator


kinerja. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Gubernur Sumatera Utara.
Pengumpulan data kinerja dilakukan untuk mendapatkan data kinerja yang
akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten yang berguna bagi pengambilan
keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi pemerintah tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan
efektivitas. Data kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dilakukan
melalui sistem informasi kinerja yang mengintegrasikan data kinerja yang
dibutuhkan dengan unit-unit kerja yang bertanggungjawab dalam pencatatan.
Data yang diperoleh bersumber dari internal Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara yang secara sistematis didasarkan pada laporan bulanan,
triwulan, semester dan tahunan dari unit-unit pelaksana lingkup Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Pada akhir tahun data-data tersebut
dikompilasi dan diolah serta dikomunikasikan kembali kepada unit-unit
pelaksana untuk memperoleh klarifikasi dan penyesuaian seperlunya. Data
tersebut selanjutnya disajikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini.
Hasil analisa dan evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar dalam menentukan
berhasil atau tidaknya suatu OPD dengan skala kategori penilaian seperti pada
Tabel 3.1 berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.1. Skala Kategori Penilaian.


No. RENTANG NILAI (%) KATEGORI

1. >90-100 Sangat Memuaskan

2. >80-90 Memuaskan

3. >70-80 Sangat Baik

4. >60-70 Baik

5. >50-60 Cukup (Memadai)

6. >30-50 Kurang

7. 0-30 Sangat Kurang

Evaluasi dan analisis Capaian Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera


Utara sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan indikator
sasaran strategis pada Indikator Kinerja Utama sebaga berikut:

1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019

Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari yang


Produktif berbasis partisipasi stake holder dan masyarakat yang
terkait.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas hasil hutan
yang dapat berkontribusi pada peningkatan PDRB dari sektor Kehutanan di
Provinsi Sumatera Utara. Produktifitas hasil hutan tersebut dalam bentuk
kayu dan non kayu berupa getah, minyak atsiri, gaharu, madu, rotan dan
lain-lain. Adapun realisasi PDRB sektor kehutanan Tahun 2018 dan 2019
disajikan dalam Tabel 3.2 berikut.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 16


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.2. Realisasi PDRB sektor kehutanan Tahun 2018 dan 2019
Realisasi PDRB Sektor Kehutanan (Rp) Peningkatan
No Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019 Rupiah (%)

Atas Dasar
1. Harga Konstan 4.215.529.180.000 4.322.395.660.000 106.866.480.000 2,54
(2010)

Atas Dasar
2. 6.058.018.270.000 6.621.140.050.000 563.121.780.000 9,30
Harga Berlaku

Dari Tabel 3.2 di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan PDRB
sektor kehutanan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 dibanding Tahun
2018. Peningkatan PDRB tersebut untuk harga Konstan sebesar Rp.
106.866.480.000,- atau 2,54% dan untuk harga berlaku sebesar Rp.
563.121.780.000,- atau sebesar 9,30%.
Target Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara untuk Persentase
Peningkatan PDRB Sektor Kehutanan Tahun 2019 sebesar 0,84% dan
realisasi sebesar 2,54% sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 adalah Sangat
Memuaskan karena mampu merealisasikan Peningkatan PDRB sektor
Kehutanan jauh melebihi target.

Penerimaan PDRB dari sektor kehutanan diperoleh dari produksi kayu dan
non kayu seperti getah gaharu, minyak atsiri, rotan, madu dan lain-lain.
Produksi hasil hutan tersebut diperoleh melalui Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA), Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Tanam (IUPHHK-HT), Izin Perhutanan Sosial dan
perizinan lainnya.

Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya tertib pengelolaan kawasan hutan


dan hasil hutan.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan tertib pengelolaan kawasan
hutan dan hasil hutan di Provinsi Sumatera Utara. Adapun Capaian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 17


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

indikator kinerja sasaran tersebut selama Tahun 2019 disajikan pada Tabel
3.3 berikut.

Tabel 3.3. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 .

CAPAIAN KATEGORI
INDIKATOR REALISASI
TARGET KINERJA
KINERJA UTAMA KINERJA
(%)

Penurunan Kerusakan Sangat


1.000 Ha 1.220 Ha 122%
Kawasan Hutan (Ha) Memuaskan

Pada Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa Penurunan Kerusakan Kawasan


Hutan (Ha) pada Tahun 2019 dinilai sangat memuaskan karena capaian
kinerja mencapai 122% dari target kinerja. Upaya yang dilakukan Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dalam pencapaian target tersebut
dengan melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan melalui kegiatan
penghijauan dengan pembagian bibit ke masyarakat sebanyak 54.850
batang, Reboisasi seluas 540 Ha dan pembangunan konservasi tanah dan
air berupa DAM penahan sebanyak 20 unit, Gully Plug sebanyak 65 Unit
dan Sumur resapan sebanyak 6 unit.
Selain melaui rehabilitasi hutan dan lahan, penurunan kerusakan kawasan
hutan juga dilakukan melalui kegiatan pengamanan hutan seperti patroli
perlindungan hutan, penegakan hukum dibidang kehutanan dan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan termasuk dengan
melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam bentuk MPA (Masyarakat
Peduli Api).

2. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Tahun 2019 Dengan


Tahun Sebelumnya

Rincian capaian indikator kinerja Tahun 2019 dibandingkan dengan


capaian indikator kinerja Tahun 2016, 2017 dan 2018 dapat dilihat
dalam Tabel 3.4 berikut.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 18


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.4. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 dengan


Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016, 2017, dan 2018 serta
program/kegiatan yang mendukungnya.

Indikitor Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019


Kinerja
Utama Kinerj Kinerj Kinerj
Target Real. Target Real. Target Real.
a (%) a (%) a (%)
Persentase
Peningkatan
PDRB
0,84% 0,80% 95 0,84% 0,82% 98 0,84% 2,54% 302
Sektor
Kehutanan

Penurunan
Kerusakan 5.000 11.090,31 3.000 1.494 1.000 1.220
221,8 49,8 122
Kawasan Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Hutan

3. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja serta Solusi


Melalui Program dan Kegiatan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2019 telah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan
kinerja. Upaya-upaya tersebut diarahkan untuk keberhasilan dalam
mencapai target kinerja sebagaimana ditetapkan Perjanjian Kinerja (PK).
Adapun upaya-upaya yang dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara dalam mencapai realisasi kinerja adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari yang


Produktif berbasis partisipasi stake holder dan masyarakat yang
terkait.

Sasarn strategi 1 dicapai melalui peran aktif stakeholder terkait termasuk


kelompok masyarakat yang berdomisili didalam maupun yang berbatasan
langsung dengan kawasan hutan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencapai sasaran strategis tersebut meliputi:
- Melakukan monitoring pembayaran iuran kehutanan DR dan PSDH di 9
(sembilan) Kabupaten dengan realisasi iuran sektor kehutanan PSDH

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 19


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

dan DR sebesar Rp. 34.863.635.693,-.Dari monitoring dan Evaluasi


Hasil Izin Pemanfaatan Kayu (IPK)/Izin Sah Lainnya didapat:
1. Pengenaan sanksi denda administratif terhadap IPK PT. Siparanak
Gabe Maduma di Kab. Karo melalui SK Denda Nomor: 522.1/1454
tanggal 25 April 2019 tentang pengenaan sanksi administratif berupa
pembayaran denda 10 kali PSDH dan kewajiban pokok pembayaran
PSDH dan DR sebesar Rp. 30.135.930,- dan USD$ 842,95.
2. Pengenaan sanksi denda terhadap pemegang izin Pemanfaatan
Kayu yang diakibatkan tidak melakukan penatausahaan kayu
berupa tidak melaporkan hasil produksi atas yang ditebang
berdasarkan keputusan nomor 522.21/4739/Dishut/2019 tentang
Pengenaan sanksi administrasi berupa pembayaran denda sepuluh
kali PSDH dan pokok PSDH dan DR kepada IPK PT SGM sebesar
Rp. 74.546.670,- dan USD 2.109,29.
3. Pengenaan sanksi denda administratif terhadap PT. GRUTI melalui
SK Denda Nomor. 522.21/0965 tanggal 21 Maret 2019 tentang
pengenaan sanksi administratif berupa pembayaran denda 10 kali
PSDH dan kewajiban pokok pembayaran PSDH dan DR kepada
IUPHHK-HA PT. GRUTI di Kab. Nias Selatan sebesar Rp.
351.437.790,- dan USD$ 6.973,78.

Pada tahun 2018 hasil hutan dari Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu Alam adalah sebanyak 49.121 m3, sedangkan pada tahun 2019
menurun menjadi 45.247,26 m3. Jumlah Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu
pada tahun 2018 antara lain Getah pinus sebanyak 1.856.341,21 Kg.
Sedangkan pada tahun 2019 jumlah produksi Hasil Hutan Bukan Kayu
antara lain Getah pinus sebanyak 649.797,00 Kg, Rotan Cacing 20.000 Kg,
Rotan Manau 10.000 kg, Rotan Sega 20.000 Kg, Rotan Semambu 10.000
batang.

Produksi Kayu dari Usaha Pemanfaatan Hutan Kayu Hutan Tanaman


Tahun 2018 adalah sebanyak 1.301.141,96 m3, sedangkan pada tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 20


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

2019 sebanyak 1.194.214,70 m3. Produksi Kayu dari Usaha Pemanfaatan


Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman berupa HKm, HD dan HTR pada tahun
2019 adalah sebanyak 5.712,81 m3.

Dalam meningkatkan usaha kelompok tani hutan pada Tahun 2019 ini
dilaksanakan kegiatan Pemberian Bantuan Peralatan Pengembangan
Usaha Ekonomi Produktif yang bersumber dari Dana alokasi Khusus (DAK)
yang terdiri dari:
- Pada UPT. KPH Wilayah I Stabat berupa alat Pengembangan Sarana
Produksi Gula Aren di Desa Sematar sebanyak 1 unit dan di Desa
Lawan sebanyak 1 unit, Pengadaan Mesin Pendestilasi Minyak Atsiri/
Metabolit Sekunder Tumbuhan/ Tanaman sebanyak 1 unit,
Pengembangan Sarana Produksi Destilasi Cuka Arang sebanyak 2
unit, Pengembangan Sarana Produksi Budidaya Lebah Madu sebanyak
2 unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah II P. Siantar berupa alat Pengembangan
Sarana Produksi Budidaya Lebah Madu sebanyak 2 unit yaitu kepada
KTH On Kopi dan KTH Karya Lestari di Nagori Sibaganding, Kec.
Girsang Sipangan Bolon Kab. Simalungun. Alat Pengembangan Sarana
Produksi Gula Aren sebanyak 2 Unit yaitu kepada KTH Wahana, Nagori
Pondok Buluh Kec. Dolok Panribuan Kab. Simalungun 1 unit dan
kepada KTH DOS ROHA Nagori Panombean Hutaurung Kec. Jorlang
Hataran Kab. Simalungun.
- Pada UPT. KPH Wilayah III Kisaran berupa alat Pengembangan
Sarana Produksi Budidaya Lebah Madu sebanyak 1 unit kepada KTH
Tormatutung.
- Pada UPT. KPH Wilayah V Aekkanopan pemberian berupa sarana
produksi gula aren kepada KTH Satahi Napajoring di Desa Napajoring,
Kec. Nassau, Kab. Toba Samosir sebanyak 1 unit dan KTH Berpacu
Maju di Desa Purba Tua, Kec. Borbor, Kab. Toba Samosir sebanyak 1
unit. Dan Sarana produksi pengolahan andaliman kepada KTH Hutan
Lestari di Desa Batu Nabolon, Kec. Borbor, Kab. Toba Samosir

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 21


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

sebanyak 1 unit dan KTH Makmur di Desa Aek Unsim, Kec. Borbor,
Kab. Toba Samosir.
- Pada UPT. KPH Wilayah VII Gunungtua Pengadaan Mesin Pendestilasi
Minyak Atsiri/ Metabolit Sekunder Tumbuhan/ Tanaman di Desa
Siundol Julu Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang Lawas 1 Unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah VIII Kotanopan Pengadaan Mesin
Pendestilasi Minyak Atsiri/ Metabolit Sekunder Tumbuhan/ Tanaman
sebanyak 2 unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah IX Panyabungan Pengadaan Mesin
Pendestilasi Minyak Atsiri/ Metabolit Sekunder Tumbuhan/ Tanaman
sebanyak 1 unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah X Padangsidimpuan pemberian berupa
Pengadaan Mesin Pendestilasi Minyak Atsiri/ Metabolit Sekunder
Tumbuhan/ Tanaman 2 unit, Pengembangan Sarana Produksi
Budidaya Lebah Madu Kec. Angkola Bara sebanyak 1 unit,
Pengembangan Sarana Produksi Budidaya Lebah Madu Kec. Angkola
Selatan sebanyak 1 unit, Sarana dan Prasarana alat penyulingan serai
wangi sebanyak 2 unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah XII Tarutung Pengadaan Mesin Pendestilasi
Minyak Atsiri/ Metabolit Sekunder Tumbuhan/ Tanaman di KTH Dolok
Imun Lestari sebanyak 1 unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah XIII Doloksanggul berupa Pengembangan
Sarana dan Prasarana Budidaya Lebah Madu : KTH Sehati, Desa
Sitolu Bahal Kec.Lintong Nihuta Kab.Humbang Hasundutan sebanyak 1
unit dan Pengadaan Mesin Pendestilasi Minyak Atsiri /Metabolik
sekunder tumbuhan /tanaman : KTH Tusam Mandiri Dot Com, Desa
Salaon Dolok Kec.Ronggurnihuta Kabupaten Samosir sebanyak 1 unit.
- Pada UPT. KPH Wilayah XV Kabanjahe berupa Pengadaan mesin
pengolah rotan yang direncanakan akan dilaksanakan di Kec. Merek
sebanyak 1 unit dan Pengembangan sarana produksi budidaya lebah
madu yang direncanakan akan dilaksanakan di Kec. Munte sebanyak 1
unit.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 22


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

- Pada UPT. KPH Wilayah XVI Gunungsitoli berupa Pengadaan Mesin


Pendestilasi Minyak Atsiri/ Metabolit Sekunder Tumbuhan/ Tanaman
sebanyak 1 unit.
- Pada UPT. Pengelolaan TAHURA Bukit Barisan berupa
Pengembangan Sarana dan Prasarana Budidaya Lebah Madu pada
KTH Selendang Goni sebanyak 1 unit.

Sasaran Strategis 2: Terwujudnya tertib pengelolaan kawasan hutan


dan hasil hutan.

Dalam pencapaian Realisasi Kinerja pada Indikator Kinerja Utama


Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) dapat tercapai salah satunya
dengan melakukan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan melalui kegiatan
Penghijauan, Reboisasi, Pemeliharaan, atau pembangunan Teknik KTA
pada lahan kritis dan tidak produktif. Kegiatan reboisasi dan penghijauan
pada umumnya dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas penebangan
liar atau pembalakan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut
membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik. Lahan kritis
adalah lahan sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur media, pengatur
tata air, unsur produksi pertanian maupun unsur perlindungan alam dan
lingkungannya. Lahan kritis juga merupakan suatu lahan yang kondisi
tanahnya telah mengalami proses kerusakan fisik, biologi atau kimia yang
pada akhirnya bisa membahayakan fungsi hidrologi, produksi, orologi,
pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di sekelilingnya. Untuk
mencapai hal tersebut dilakukanlah hal-hal sebagai berikut:
- Rehabilitasi hutan dan lahan dengan sumber dana dari DBH DR dan
diserahkan langsung ke KPH untuk dilaksanakan adalah seluas 110
hektar dan dam penahan 10 unit. Rehabilitasi hutan dan lahan seluas
110 hektar terdiri dari hutan rakyat yang dilaksanakan di KPH Wilayah I
Stabat seluas 15 hektar dan di KPH Wilayah IV Balige seluas 15 hektar,
Mangrove dilaksanakan di KPH Wilayah I Stabat seluas 20 hektar, dan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 23


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Reboisasi dilaksanakan di KPH wilayah II Pematang siantar seluas 30


hektar dan di KPH Wilayah IV Balige seluas 30 hektar.
- Reboisasi yang bersumber dari DAK seluas 430 hektar, Dam penahan
20 unit seluas 200 hektar, Gully Plug 65 Unit dan Sumur resapan
sebanyak 6 unit. Reboisasi seluas 430 hektar dilaksanakan di beberapa
KPH antara lain di KPH Wilayah I Stabat seluas 90 hektar, KPH
Wilayah II Pematang Siantar seluas 90 hektar, KPH Wilayah III Kisaran
seluas 45 hektar, KPH Wilayah VIII Kotanopan seluas 45 hektar, KPH
wilayah XI Pandan seluas 90 hektar, KPH wilayah XV Kabanjahe
seluas 25 hektar dan UPT.Tahura seluas 45 hektar.
- Pengadaan Bibit Kayu-kayuan dan MPTS sebanyak 59.000 batang,
yang terdiri dari Asam Gelugur (7.000 batang), Jengkol (7.500 batang),
Kemiri (3.000 batang), Mahoni (2.500 batang), Petai (7.500 batang),
Pulai (3.000 batang), Sengon (3.000 batang), Beringin (500 batang)
dan Mangrove, bibit kayu-kayuan dan MPTS ini diberikan untuk
masyarakat dan penghijauan, bibit ditanam dilahan masyarakat dan di
lahan kritis, sehingga dapat menjaga kelestarian dan mengurangi
kerusakan hutan.
- Tersedianya Bibit Tanaman sebanyak 28.200 batang, yang terdiri dari
Durian (6.000 batang), Petai (6.000 batang), Mahoni (8.000 batang),
Asam Gelugur (5.000 batang), Jengkol (1.000 batang), Gaharu (1.000
batang), dan Kemiri (1.200 batang). Yang digunakan untuk rehabilitasi
hutan dan lahan melalui Kegiatan Kampanye Indonesia Menanam dan
Memelihara Pohon di Desa Binaan di Desa Sisumut Kecamatan Kota
Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan dan Desa Panjang
Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara diharapkan kedepannya dapat
mengurangi kerusakan hutan.
- Tersedianya Lokasi tegakan benih teridentifikasi untuk Kegiatan
Pengembangan Perbenihan/Penyediaan Benih sehingga di dapat benih
yang unggul yang dapat mengurangi kerusakan hutan terindetifikasi
sebanyak 6 Lokasi/Kabupaten, yaitu Kabupaten Karo, Kabupaten

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 24


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun,Kabupaten


Dairi.
- Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Peredaran Benih/Bibit
Bersertifikat untuk Pengembangan Perbenihan/Peredaran Benih/ Bibit
di Kab. Deli Serdang, Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kab. Toba Samosir,
Kab. Labuhan Batu Selatan, dan Kab. Padang Lawas, agar bibit yang
diproduksi dan dimanfaatkan oleh masyarakat adalah bibit yang
berkualitas baik sehingga dapat menjaga kelestarian hutan dan
mengurangi kerusakan hutan.
- Disamping itu juga dapat kami sampaikan bahwa Program Rehabilitasi
Hutan dan Lahan juga dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Wampu Sei Ular seluas 4.024 hektar dan Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Asahan Barumun seluas 13.200
hektar, dam penahan sebanyak 40 unit seluas 400 hektar yang
merupakan UPTD dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
juga sangat membantu dalam hal rehabilitasi hutan dan lahan.

Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan juga dapat tercapai dengan


melaksanakan tugas dalam pengamanan hutan, pengendalian kebakaran
hutan dan konservasi sumber daya alam dan penegakan hukum dibidang
kehutanan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Melaksanakan kegiatan Patroli Pencegahan dan Pembatasan
Kerusakan Hutan, Kawasan Hutan dan Hasil Hutan sebagai berikut:
1. Di Kabupaten Simalungun Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah II
Pematangsiantar, Mengamankan kayu 1 unit truk besarta kayu
pacakan sebanyak 99 batang dengan volume 2,6795 m³ beserta 1
orang tersangka, telah diproses hukum P.21 dengan hukuman 1
tahun penjara.
2. Di Kabupaten Tobasa Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah IV Balige,
Mengamankan kayu 1 unit truk besarta kayu pacakan sebanyak 99
batang dengan volume 2,6795 m³ beserta 1 orang tersangka, telah di
serahkan kepada Kepolisian Resort Tobasa.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 25


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3. Mengamankan barang bukti HHBK getah pinus sebanyak 100 Kg di


kantor UPT. KPH Wilayah IV balige. Menghentikan penyadapan
getah pinus sebelum adanya izin.
4. Di Kabupaten Tobasa Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah IV Balige
Mengamankan 10 truk mengangkut kayu bulat jenis pinus dan
eucalyptus beserta tersangka 10 orang dan diserahkan ke Polres
Tobasa untuk proses penyelidikan setelah olah TKP lokasi
penebangan berada di APL penyidik melimpahkan perkara tersebut
ke Dinas Kehutanan Provsu untuk diberikan sanksi administrasi
pembayaran PSDH/DR . Menghentikan seluruh penebangan yang
tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Di Kabupaten Tapanuli Utara Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah XII
Tarutung, Mengamankan 1 unit truk yang mengangkut kayu olahan
sebanyak 24,1600 m³ dilakukan proses penyelidikan oleh PPNS
untuk Kemudian diberikan sanksi Administrasi pembayaran
PSDH/DR.
6. Di Kabupaten Tapanuli Utara Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah XII
Tarutung Mengamankan 1 unit truk yang mengangkut kayu bulat
jenis pinus sebanyak 101 batang dengan volume 11,35 m³ dan
menyerahkan ke Polres Tarutung untuk proses hukum.
7. Di Kabupaten Samosir Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah XIII
Doloksanggul, Mengamankan pelaku penyadapan getah pinus
sebanyak 9 orang untuk kemudian di serahkan ke Polres Samosir
untuk diproses hukum. Menghentikan penyadapan getah pinus
sebelum adanya izin
- Pengumpulan Data Inventarisasi Kerusakan Kawasan Hutan diperoleh
beberapa data sebagai berikut :
1. UPT KPH I 42 ha
2. UPT KPH II seluas 1.561 ha
3. UPT KPH III seluas 100 ha
4. UPT KPH IV seluas 115 ha

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 26


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

5. UPT KPH V seluas 1.690 ha


6. UPT KPH VI seluas 17 ha
7. UPT KPH VII seluas 574,7 ha
8. UPT KPH XII seluas 1.100 ha
Total data perambahan yang berhasil dikumpulkan adalah seluas
5.199,7 Ha di 8 UPT KPH.
- Menimbulkan Efek Jera bagi Pelaku Perusakan Hutan diperoleh dari
kegiatan:
1. Di Kabupaten Tobasa Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah IV Balige,
Mengamankan kayu 1 unit truk besarta kayu pacakan sebanyak 99
batang dengan volume 2,6795 m³ beserta 1 orang tersangka, telah di
serahkan kepada Kepolisian Resort.
2. Di Kabupaten Tapanuli Utara Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah XII
Tarutung Mengamankan 1 unit truk yang mengangkut kayu bulat
jenis pinus sebanyak 101 batang dengan volume 11,35 m³ dan
menyerahkan ke Polres Tarutung.
- Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara juga melakukan penindakan
sanksi administrasi berupa denda PSDH DR terhadap pelaku tindak
pidana kehutanan sebagai berikut :
1. Di Kabupaten Tobasa Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah IV Balige
Mengamankan 10 truk mengangkut kayu bulat jenis pinus dan
eucalyptus beserta tersangka 10 orang dan diserahkan ke Polres
Tobasa untuk proses penyelidikan setelah olah TKP lokasi
penebangan berada di APL penyidik melimpahkan perkara tersebut
ke Dinas Kehutanan Provsu untuk diberikan sanksi administrasi
pembayaran PSDH/DR . Menghentikan seluruh penebangan yang
tidak sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang
berlaku.
2. Di Kabupaten Tapanuli Utara Wilayah Kerja UPT KPH Wilayah XII
Tarutung, Mengamankan 1 unit truk yang mengangkut kayu olahan
sebanyak 24,1600 m³ dilakukan proses penyelidikan oleh PPNS

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 27


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

untuk Kemudian diberikan sanksi Administrasi pembayaran


PSDH/DR.
- Penurunan tingkat kebakaran hutan adalah terjadi peningkatan luas
areal kebakaran hutan dimana luas areal terbakar pada tahun 2018
adalah seluas 3.138,88 Ha yang pada awalnya diharapkan di tahun
2019 menurun sebesar 5 %, luas kebakaran hutan dan lahan menurun
menjadi seluas 844,75 Ha.
- Pembinaan dan Penyerahan Sarana Prasarana Pengendalian
Kebakaran Hutan kepada UPT KPH dan kepada Masyarakat Peduli Api
(MPA) yang sudah dibentuk dan dikukuhkan oleh Dinas Kehutanan
Propinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
1. Penyerahan Sarpras Pengendalian Karhutla kepada anggota MPA di
UPT KPH Wilayah IV Balige sebanyak 60 orang.
2. Penyerahan Sarpras Pengendalian Karhutla kepada anggota MPA di
UPT KPH Wilayah VII Gunungtua sebanyak 120 orang.
3. Penyerahan Sarpras Pengendalian Karhutla kepada anggota MPA di
UPT KPH Wilayah XII Tarutung sebanyak 60 orang.
4. Penyerahan Sarpras Pengendalian Karhutla kepada anggota MPA di
UPT KPH Wilayah XIII Doloksanggul sebanyak 60 orang.
5. Penyerahan Sarpras Pengendalian Karhutla kepada anggota MPA di
UPT KPH Wilayah XV Kabanjahe sebanyak 75 orang.
- Titik Hotspot sepanjang tahun 2018 adalah 393 titik, pada tahun 2019
turun 0,88 % sebanyak 330 titik. Kegiatan yang dilakukan untuk
pengurangan titik api tersebut adalah Kegiatan patroli dalam rangka
pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan yang dilaksanakan
antara lain:
1. Dilakukannya pemadaman api di kawasan hutan kec. Merek kab.
Karo seluas 160 Ha, penyebab dikarenakan cuaca extrim dan
kelalaian manusia, tidak ditemukan pelaku pembakaran.
2. Di Kabupaten Labuhan Batu Selatan dilakukannya pemadaman
api di kawasan hutan seluas 51,5 Ha, penyebab kebakaran
dikarenakan cuaca extrim dan kelalaian manusia.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 28


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3. Di Kabupaten Padang Lawas Utara dilakukannya pemadaman api


di kawasan hutan seluas 263 Ha penyebab kebakaran
dikarenakan cuaca extrim dan kelalaian manusia.
4. Di Kabupaten Padang Lawas dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 15 Ha penyebab kebakaran dikarenakan
cuaca Extrim.
5. Di Kabupaten Simalungun dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 15 Ha, penyebab kebakaran dikarenakan
cuaca extrim dan kelalaian manusia.
6. Di Kabupaten Labuhan Batu dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 120 Ha, penyebab kebakaran dikarenakan
cuaca extrim dan kelalaian manusia.
7. Di Kabupaten Labuhanbatu Utara dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 104,5 Ha disebabkan cuaca extrim
8. Di Kabupaten Toba Samosir dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 10 Ha, Tidak ditemukan pelaku
pembakaran.
9. Di Kabupaten Tapanuli Selatan dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 8 Ha disebabkan karena kelalaian manusia
10. Di Kabupaten Padang Lawas dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 15 Ha. Disebabkan karena kelalaian
manusia
11. Di Kabupaten Tapanuli Tengah dilakukannya pemadaman api di
kawasan hutan seluas 3 Ha, disebabkan karena cuaca Extrim.
12. Di Kabupaten Samosir dilakukannya pemadaman api di kawasan
hutan seluas 14.5 Ha disebabkan karena kelalaian manusia dan
tidak ditemukan pelaku pembakaran.
13. Di Kabupaten Asahan dilakukannya pemadaman api di kawasan
hutan seluas 15 Ha disebabkan karena kelalaian manusia dan
tidak ditemukan pelaku pembakaran.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 29


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Areal Pinjam Pakai Kawasan Hutan


untuk mendapatkan data tentang perkembangan penggunaan kawasan
hutan dan pemenuhan kewajiban oleh pemegang izin, kegiatan monitoring
dan evaluasi ini telah dilaksanakan terhadap 8 (delapan) Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan (IPPKH), yaitu sebagai berikut:
1. IPPKH untuk kegiatan Operasi Produksi Batu Dolomit seluas ± 5,81 Ha
pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas an. Koperasi Penambang Batu
Dolomit Arih Ersada di Kab Karo, Provinsi Sumatera Utara.
2. IPPKH untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro
(PLTM) Aek Silang 2 pada Kawasan Hutan Lindung seluas 9,48 Ha an.
PT. Bakara Energi Lestari di Kab Humbang Hasundutan, Provinsi
Sumatera Utara.
3. IPPKH untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro
(PLTM) Aek Pungga pada Kawasan Hutan Produksi Tetap an. PT.
Raisan Energi Indonesia di Kab Humbang Hasundutan, Provinsi
Sumatera Utara.
4. IPPKH untuk kegiatan Pembangunan Taman Wisata Rohani Salib
Kasih an. Bupati Tapanuli Utara pada Kawasan Hutan Produksi
Terbatas, seluas ± 72 Ha di Kab Tapanuli Utara.
5. IPPKH untuk Pembangunan Jalan Penghubung Kab. Padang Lawas -
Kab.Mandailing Natal an. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, seluas
± 51,93 Ha pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas
di Kab. Padang Lawas dan Kab Mandailing Natal, Provinsi Sumatera
Utara.
6. IPPKH Kegiatan Penambangan Batu Gunung Quarry Besar an. PT
Paluta di Kab Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.
7. IPPKH untuk Pembangunan Jaringan Transmisi 150 kV dari PLTU
Paluh Kurau ke GI PLTU PLN Belawan pada Kawasan Hutan Lindung
dan Hutan Produksi Terbatas an. PT. Mabar Elektrindo di Kab Deli
Serdang.
8. IPPKH untuk Pembangunan Jalan Lagan Sibagindar seluas 28,29 Ha,
an. Bupati Pakpak Bharat, di Desa Sibagindar Kecamatan Pagindar,

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 30


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Desa Simerpara, Kecupak I dan Aornakan Kec.Pergettenggenteng


Sengkut, Kab. Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara.

Hasil monitoring dan evaluasi sebagian besar pemegang izin belum


sepenuhnya melakukan pemenuhan kewajiban terutama di dalam
pelaksanaan penataan batas areal IPPKH dan upaya - upaya perlindungan
areal IPPPKH dan sekitarnya. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi
IPPKH telah disampaikan kepada pemegang izin untuk segera memenuhi
kewajiban - kewajibannya dan kepada Kementerian LHK sebagai laporan.

Kegiatan penanganan permasalahan kawasan hutan adalah upaya yang


dilakukan di dalam proses penegakan hukum terhadap pelaku kerusakan
hutan yang dilakukan oleh penyidik Poldasu/Polres dan Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Utara, dari 30 Lokasi yang ditarget di dalam DPA telah
dilaksanakan sebanyak 32 (tiga puluh dua) lokasi dengan rincian sebagai
berikut:
1. Identifikasi dan Inventarisasi areal perkebunan dan PKS PT. ALM di
Desa Sikoci dan Harapan Makmur Kab Langkat, permasalahan ini
sedang di proses oleh BPN Provinsi Sumatera Utara.
2. Pengecekan areal PT. Blue Sumatera Falm dan PT. Panca Seksi
Lestari Utama di Desa Bogag Besar Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang
Bedagai, hasil pengecekan sudah disampaikan kepada Penyidik Polda
Sumut.
3. Pengambilan BAP atas Pengecekan areal PT. Blue Sumatera Falm dan
PT. Panca Seksi Lesatri Utama di Desa Bogag Besar Kec Teluk
Mengkudu Kab Serdang Bedagai oleh Penyidik Poldasu.
4. Pengambilan titik koordinat areal IUPHHK-HT PT Hutan Barumun
Perkasa yang diperjual belikan di Desa Sihopuk Kec Halongonan Timur
Kab Paluta, laporan telah disampaikan kepada Penyidik Polres Tapsel.
5. Pengambilan titik koordinat areal perkebunan an. Bindu Siahaan pada
Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) areal IUPHHK-HT PT Hutan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 31


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Barumun Perkasa di Desa Sihopuk Kec Halongonan Timur Kab Paluta,


telah dilakukan BAP Penyidik Poldasu.
6. Gelar Perkara atas kasus jual beli areal IUPHHK-HT PT Hutan Barumun
Perkasa di Desa Sihopuk Kec Halongonan Timur Kab Paluta, gelar
perkara dilaksanakan di Polres Polres Tapsel.
7. Pengecekan areal perkebunan PT. Sungai Wang di Kec Percut Sei
Tuan Kab Deli Serdang, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
Penyidik Ditreskrimsus Poldasu.
8. Pengecekan areal perkebunan PT. Bakrie Sumatera Plantation di Kab
Asaha dan Kab Batu Bara, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
BPK RI.
9. Pengecekan areal perkebunan PT. Bakrie Sumatera Plantation di Kab
Kabupaten Deli Serdang, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
BPK RI.
10. Pengecekan areal perkebunan PT. Nubika di Kab Kabupaten Labuhan
Batu Selatan, hasil pengecekan telah disampaikan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan RI.
11. Pengecekan areal perkenunan KSU Amelia di Desa Wonosari Kec
Panai Hilir Kab Lab Batu, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
Ditreskrimsu Poldasu.
12. Pengecekan areal perbengkelan Kapal Laut an. PT. Karya Delka
Maritim di Kec Hamparan Perak Kab Deli Serdang seluas 12 Ha, hasil
pengecekan telah disampaikan kepada Penyidik Ditpolairud Poldasu.
13. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Agus Sali, di Kecamatan Babalan
Kab Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
Ditreskrimsus Poldasu.
14. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Azhari di Kecamatan Babalan Kab
Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada Ditreskrimsus
Poldasu.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 32


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

15. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi


berada di dalam kawasan hutan an. Geklim di Kecamatan Babalan Kab
Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada Ditreskrimsus
Poldasu.
16. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Kristamto di Kecamatan Babalan
Kab Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
Ditreskrimsus Poldasu.
17. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Ridwan di Kecamatan Babalan Kab
Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada Ditreskrimsus
Poldasu.
18. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Rusdi di Kecamatan Babalan Kab
Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada Ditreskrimsus
Poldasu.
19. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Saili di Kecamatan Babalan Kab
Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada Ditreskrimsus
Poldasu.
20. Pengecekan koordinat lokasi perkebunan dan tambak yang terindikasi
berada di dalam kawasan hutan an. Sukianto di Kecamatan Babalan
Kab Langkat, hasil pengecekan telah disampaikan kepada
Ditreskrimsus Poldasu.
21. Identifiikasi permasalahan kawasan hutan di Kab Simalungun.
22. Identifiksi Perladangan masyarakat di Kec. Hutabayu, Kab. Simalungun.
23. Identifikasi Kebun masyarakat di Kec. Bandar Pulau, Kab. Asahan.
24. Identifikasi Kebun masyarakat di Kec. BP. Mandoge, Kab. Asahan.
25. Identifikasi Tambak dan perladangan di Kec. Sei Laut, Kab. Asahan.
26. Identifikasi Tambak dan perladangan di Kec. Sei Laut, Kab. Asahan.
27. Pengambilan Koordinat Lokasi Penebangan Kayu di areal HTI PT. TPL
Kab. Simalungun.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 33


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

28. Pengambilan Koordinat Lokasi Penebangan Kayu di Kec. Hatonduhan


Kab. Simalungun.
29. Pengambilan Koordinat Lokasi Penebangan Kayu di Kec. Raya Kab.
Simalungun.
30. Pengambilan Koordinat Lokasi Tower Telokomunikasi di Kab. Tapsel.
31. Identifikasi Kebun masyarakat di Kec. Tanjung Balai, Kab. Asahan.
32. Identifkasi Kebun masyarakat di Kec. Sei Kepayang Timur, Kab.
Asahan.

Dalam pembangunan perhutanan sosial dan kemitraan Dinas Kehutanan


Provinsi melakukan pembinaan dan fasilitasi agar kegiatan Perhutanan
Sosial berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pelaksanaan program perhutanan sosial di daerah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.83/ Menlhk/ Setjen/ Kum.1/ 10/ 2016 tentang
perhutanan sosial, bertujuan memberikan akses legal bagi masyarakat
untuk mengelola hutan berdasarkan prinsip hutan lestari, dan masyarakat
sejahtera. Program Perhutanan Sosial ini selaras dengan nawacita (RPJMN
2015-2019) yang ingin membangun Indonesia secara menyeluruh dan
merata, dimulai dari desa-desa yang dapat mewujudkan kemandirian
ekonomi rakyat, mengentaskan kemiskinan dan turut mengakomodir
kearifan lokal yang ada di Sumatera Utara sehingga masyarakat pedesaan
bisa proaktif meningkatkan kesejahteraannya bersamaan dengan menjaga
kelestarian hutan. Terpenuhinya hak dan kewajiban atas perhutanan sosial
kepada masyarakat sekitar hutan di 9 (sembilan) lokasi yaitu:
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan
pada Gabungan Kelompok Tani di Kec. Sumbul Kab. Dairi.
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan
pada Gapoktan Dos ni Tahi di Kec. Adian Koting, Kab. Tapanuli Utara
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan di
Kec. Tano Tombangan Kab. Tapanuli Selatan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 34


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan


pada Gapoktan di Kec. Dolok, Kab. Padang Lawas Utara
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan 45
Desa, 12 Kec. Di Kab. Mandailing Natal
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Tanaman Rakyat
pada Koperasi Tani Sehati di Kec. Sei Kepayang Kab. Asahan
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Tanaman Rakyat
pada Koperasi Lestari Kusuma Bangsa di Kec. Kualuh Leidong, Kab.
Labuhan Batu Utara
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Tanaman Rakyat
pada KSU Binsar dan KSU Saroha Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli
Selatan
- Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan
pada Kelompok Serep Roha dan Sejahtera di Kec. Garoga, Kab.
Tapanuli Utara

Faktor pendukung Keberhasilan pelaksanaan Program dan Kegiatan antara


lain:
- Terjalinnya kerjasama dan koordinasi dengan berbagai instansi terkait
dalam upaya pencegahan Kerusakan Hutan dan Kebakaran Hutan
yang didukung dengan dibentuknya Tim Terpadu Penanggulangan
Kerusakan Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara dan Tim
Terpadu Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
- Sosialisasi dan pendekatan secara persuasif ke masyarakat mengenai
perusakan Kawasan Hutan.
- Tingkat kesadaran masyarakat yang sudah mulai tinggi dalam hal
menjaga hutan.
- Intensifnya pelaksanaan patroli ke daerah-daerah lokasi yang rawan
pengrusakan Kawasan Hutan.
- Memfasilitasi laporan tindak pidana kehutanan yang masuk baik
secara tertulis melalui surat dan media maupun secara lisan untuk

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 35


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

dicek kebenarannya di lapangan guna ditindak lanjuti penyelesaian


masalahnya.
- Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang dilaksanakan oleh Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu Sei Ular dan Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Asahan Barumun yang merupakan
UPT dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang juga
menunjang keberhasilan Dinas Kehuatan Provinsi Sumatera Utara.
- Mengakomodir pengadaan bibit yang berkualitas untuk pemenuhan
permintaan masyarakat dalam kegiatan penghijauan lingkungan.
- Memberikan nilai tambah terhadap aktifitas kelompok tani.

Penyebab Kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan antara lain:


- Minimnya anggaran yang tersedia pada program dan kegiatan yang
menunjang keberhasilan pencapaian kinerja akibat adanya efisiensi
pengurangan pagu anggaran pada DPA APBD 2019 dan jangka
waktu pelaksanaan DPA P. APBD 2019 yang terlalu sempit diakhir
tahun sehingga tidak memberikan ruang gerak yang lebih untuk
pelaksanaannya.
- Kurangnya sarana dan prasarana dalam hal pengamanan hutan
seperti mobil patroli dan kendaraan roda dua untuk melaksanakan
patroli melintasi kawasan hutan.
- Keterbatasan jumlah polhut di Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara.
- Tingginya klaim masayarakat hukum adat.
- Konflik masyarakat dengan pemegang izin IUPHHK-HT dan IUPHHK-
HA.
- Tingginya gangguan terhadap kawasan hutan terutama perambahan,
perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi perkebunan,
pemukiman dan lain-lain.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 36


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Solusi yang dilakukan antara lain:


- Mengusulkan permintaan bantuan sarana dan prasarana ke
Kementerian LHK.
- Memfasilitasi masyarakat di sekitar kawasan hutan dengan
membentuk Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP).
- Mengarahkan pemegang Izin Pengusahaan Hasil Hutan untuk
membentuk posko untuk perlindungan dan pengamanan hutan serta
memfasilitasi terbentuknya Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan
dan Lahan pada desa-desa yang berada di dalam maupun sekitar
areal konsesinya yang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
- Berkoordinasi dengan instansi terkait (pusat maupun daerah) yang
terkait dalam hal perlindungan kawasan hutan dan pencegahan dan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan
- Pendekatan secara persuasif ke masyarakat pelaku perambahan.
- Mengarahkan pemegang Izin Pengusahaan Hasil Hutan untuk
memfasilitasi terbentuknya Masyarakat Peduli Api (MPA) pada desa-
desa yang berada di dalam maupun sekitar areal konsesinya yang
rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Berkoordinasi dengan
instansi terkait (pusat maupun daerah) yang terkait dalam hal
perlindungan kawasan hutan
- Pendekatan secara persuasif ke masyarakat pelaku perambahan
dalam hal pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan
melakukan kerjasama dengan Manggala Agni dan stake holder terkait
lainnya dari pemerintah, swasta maupun masyarakat.
- Melaksanakan semua kegiatan dengan sepenuh hati dengan
anggaran yang tersedia.

4. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya


Aspek penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
- Aspek Sumber Daya Manusia: Keterbatasan jumlah personil dan
kualitas SDM yang belum memadai terkadang menjadi kendala.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 37


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Selama ini Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara mengoptimalkan


Sumber Daya Manusia yang ada dalam pelaksanaan kegiatan,
terutama yang berkaitan dengan pengamanan hutan karena
terbatasnya personil Polhut dan PPNS.
- Aspek Sarana dan Prasarana: Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Perlindungan Hutan seperti perlengkapan dan peralatan kantor yang
minim, kurangnya kendaraan yang menunjang dalam hal pengamanan
hutan dan lahan baik roda empat maupun roda dua serta peralatan
navigasi (GPS) yang tidak seimbang dengan jumlah personil
pengamanan sehingga kedepan penyediaan kelengkapan sarana dan
prasana harus dipenuhi.
- Aspek Penganggaran: Alokasi anggaran sangat minim, diperlukan
penambahan anggaran yang proporsional dalam rangka melaksanakan
tugas dan kewenangan Gubernur sebagai wakil pemerintah dan
Pemerintah Provinsi di wilayah kerja Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara.

5. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Pencapaian Kinerja


Dalam pelaksanaan kegiatan pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara selama Tahun 2019 terus dilakukan upaya-upaya agar semua
kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah
direncanakan dan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
Upaya yang telah dilakukan untuk awal tahun anggaran 2019 adalah
merencanakan semua kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga pada
saat penyerahan DPA dan pencairan anggaran semua kegiatan dapat
terlaksana dengan baik dan tepat waktu, selain itu juga selama tahun 2019
telah dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara dengan melakukan rapat-rapat evaluasi kegiatan, sehingga
semua kendala dan permasalahan yang ditemui pada pelaksanaan
kegiatan dapat diatasi dengan baik.

Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja kegiatan pada Dinas Kehutanan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 38


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Provinsi Sumatera Utara maka diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:


a. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya serta menjaga
kesinambungan pembangunan kedepan perlu diprioritaskan dan
dirumuskan strategi yang akan diambil yaitu menyusun rencana
strategis.
b. Pada Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan, untuk
permasalahan yang dihadapi langkah kedepan yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut (1) untuk barang bukti hasil operasi perlu
pengadaan gudang / tempat barang bukti dan pengangkutan barang
bukti hasil operasi. (2) perlunya pengadaan mobil patroli kehutanan
untuk pelaksanaan operasi tindak kejahatan kehutanan sehingga lebih
cepat dan efisien.
c. Pada Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan solusi untuk
permasalahan yang dihadapi adalah memulihkan kerusakan
sumberdaya hutan dengan melakukan berbagai upaya seperti
Pengadaan bibit, pembinaan agroforestry/sylvofishery dalam rangka
pemberdayaan masyarakat dan penyelamatan kawasan hutan,
kampanye indonesia menanam dan memelihara pohon.

B. REALISASI ANGGARAN

Kinerja keuangan daerah Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Tahun


Anggaran 2019 merupakan bagian integral dari kinerja Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan. Analisis dan evaluasi atas
kinerja keuangan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran
2019 dapat diuraikan sebagai berikut:

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 39


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 3.5. Alokasi Anggaran Belanja Langsung Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2019.

URAIAN ALOKASI DANA REALISASI (%)


(RP) (RP)
I. BELANJA LANGSUNG 77.156.707.170 45.934.250.247 59,53%

1. Pelayanan Administrasi
10.088.854.720 8.187.634.988 81,16%
Perkantoran
2. Peningkatan Sarana dan
11.491.181.600 9.971.494.084 86,78%
Prasarana Aparatur

3. Peningkatan Disiplin Aparatur 200.000.000 172.623.900 86,31%


4. Peningkatan Kapasitas
1.234.000.000 933.066.265 75,61%
Sumberdaya Aparatur
5. Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian 990.253.598 829.763.200 83,79%
Kinerja dan Keuangan
6. Penataan dan Penggunaan
3.014.159.360 2.088.798.498 69,30%
Kawasan Hutan
7. Pembinaan dan Penertiban
1.239.656.990 1.008.093.368 81,32%
Pemanfaatan Hasil Hutan
8. Perlindungan dan dan
4.668.575.420 4.105.331.044 87,94%
Konservasi Sumber Daya Hutan
9. Rehabilitasi Hutan dan Lahan 14.098.072.400 5.254.635.224 37,27%
10. Perencanaan dan
8.959.668.542 3.528.823.182 39,39%
Pengembangan Hutan
11. Perhutanan Sosial dan
4.843.663.300 3.527.622.700 72,83%
Kemitraan
12. Program Perlindungan dan
997.063.430 815.223.220 81,76%
Pengamanan Hutan
13. Program Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran 8.478.600.240 3.197.571.450 37,71%
Hutan dan Lahan
14. Program RHL Yang Meliputi
Perencanaan, Pelaksanaan, 4.843.070.000 1.311.768.385 27,09%
Monitoring dan Evaluasi
15. Program Pengembangan
884.249.850 529.742.329 59,91%
Pembenihan
16. Program Penyuluhan 208.244.320 186.553.208 89,58%
17. Program Pembinaan,
Pengawasan, dan 340.000.000 152.799.250 44,94%
Pengendalian
18. Program Pemberdayaan
Masyarakat Setempat Dalam
577.393.400 132.705.952 22,98%
Kegiatan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 40


BAB IV
PENUTUP

BAB IV
PENUTUP

Laporan Kinerja (LK) Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019
disusun sebagai bahan pertanggungjawaban Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara atas pelaksanaan kegiatan pembangunan sektor kehutanan
tahun 2019.

Dengan dibuatnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini maka diharapkan


kinerja jajaran Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara di masa
mendatang dapat lebih ditingkatkan, dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini
dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur penilaian kinerja, sebagai media
yang sangat penting untuk dipakai sebagai umpan balik pengambilan keputusan
pihak-pihak terkait dan dapat dipakai sebagai alat perbaikan di bidang
manajemen.

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Tahun 2019 telah memberi kontribusi


dalam pencapaian tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2019 - 2023. Namun demikian tidak dapat
dipungkiri dengan kompleksnya dimensi, ruang lingkup, fungsi dan aspek
pengelolaan pemerintahan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara tetap
dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan pembangunan Kehutanan
yang harus diupayakan pemecahannya.

Keberhasilan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh komitmen,


koordinasi, kerjasama, kerja keras dan kemampuan semua elemen yang ada
pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara untuk secara bersama-sama
bergerak mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Permasalahan, kendala dan
kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan, diupayakan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 41


BAB IV
PENUTUP

untuk diperbaiki secara terus menerus agar tujuan dan sasaran Dinas kehutanan
Provinsi Sumatera Utara dapat tercapai.

Demikian Laporan Kinerja Instansi (LK) Dinas Kehutanan Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2019. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pihak
terkait dan menjadi salah satu perwujudan pelaksanaan kegiatan pemerintah
daerah yang lebih transparan dan akuntabel.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2019 42


REALISASI ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN PERJANJIAN KINERJA
OPD DINAS KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN ANGGARAN 2019

No. PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI (%) SISA

1 2 3 4 5 6

I. PROGRAM PEMBINAAN DAN PENERTIBAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN 1.239.656.990 1.008.093.368 81,32 231.563.622

Monitoring Pembayaran Iuran Kehutanan Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan
1 132.599.925 126.038.725 95,05 6.561.200
(PSDH), dan Iuran Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH)
2 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan IUPHHK-HT 179.999.725 149.621.625 83,12 30.378.100

3 Monitoring dan Evaluasi Hasil Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) dan izin sah lainnya 129.999.995 99.321.725 76,40 30.678.270

4 Rekonsiliasi Iuran Kehutanan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) 50.599.985 36.637.200 72,41 13.962.785

5 Perencanaan Kegiatan Penertiban Pengusahaan Hutan 92.519.975 58.195.368 62,90 34.324.607

6 Monitoring dan Evaluasi Hasil Produksi HTR/HD/HKm/ Kemitraan / Pola Kerjasama 71.859.975 64.118.725 89,23 7.741.250

7 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan IUPHHK-HA 144.953.745 105.964.675 73,10 38.989.070

8 Monitoring Peredaran Kayu Rakyat 76.719.875 65.209.725 85,00 11.510.150

9 Pembinaan Penatausahaan Hasil Hutan /Peredaran Hasil Hutan 73.529.975 72.556.225 98,68 973.750

10 Pembinaan dan pengendalian Pelaksanaan RPBBI Pada Industri Primer Hasil Hutan 49.066.240 43.175.000 87,99 5.891.240

Inventarisasi Industri Pengolahan Hasil Hutan Kayu/Non Kayu, Penampungan Hasil Hutan, dan
11 51.519.995 37.742.250 73,26 13.777.745
Sentra Penjualan Hasil Hutan

12 Pemantauan Peredaran Hasil Hutan Lintas Kabupaten / Kota 47.599.985 45.466.725 95,52 2.133.260

13 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan IUIPHHK/ISL 17.071.250 13.770.000 80,66 3.301.250

14 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan IUPHH-BK/ IPHH-BK 17.599.995 11.550.000 65,63 6.049.995
Evaluasi Kepatuhan Pelaksanaan Penatausahaan Hasil Hutan pada IPK/IUPHHK-HA/IUPHHK-
15 104.016.350 78.725.400 75,69 25.290.950
HT/IUIPHHK
No. PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI (%) SISA

1 2 3 4 5 6

II. PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 3.555.970.500 2.711.337.000 76,25 844.633.500

1 Pemberian bantuan, peralatan pengembangan usaha ekonomi produktif 3.122.710.500 2.369.270.700 75,87 753.439.800

2 Pengembangan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dan Kemitraan 433.260.000 342.066.300 78,95 91.193.700

III. PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN 13.582.058.400 4.937.606.294 36,35 8.644.452.106
1 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Secara Vegetatif 8.565.080.000 2.881.090.875 33,64 5.683.989.125
2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Secara Sipil Teknis 4.311.978.400 1.629.091.400 37,78 2.682.887.000

3 Penyediaan Bibit/Pengadaan Bibit untuk masyarakat dan penghijauan 505.000.000 258.562.004 51,20 246.437.996

4 Kampanye Indonesia Menanam dan Memelihara Pohon 200.000.000 168.862.015 84,43 31.137.985

IV. PROGRAM PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN 4.627.275.420 4.097.241.044 88,55 530.034.376
1 Patroli Pencegahan dan Pembatasan kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan 2.950.992.880 2.635.937.104 89,32 315.055.776
2 Pencegahan Dan Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan 1.376.282.540 1.299.722.040 94,44 76.560.500
3 Penanganan Kasus Bidang Kehutanan 300.000.000 161.581.900 53,86 138.418.100

V. PROGRAM PENATAAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN 450.000.000 388.287.801 86,29 61.712.199
1 Monitoring dan Evaluasi Areal Pinjam Pakai Kawasan Hutan 175.000.000 146.739.600 83,85 28.260.400
2 Penanganan Permasalahan Kawasan Hutan 175.000.000 152.560.200 87,18 22.439.800
3 Identifikasi dan Inventarisasi Konflik Tenurial Kawasan Hutan 100.000.000 88.988.001 88,99 11.011.999

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT DALAM KEGIATAN


VI. 300.000.000 - - 300.000.000
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
1 Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial 300.000.000 - - 300.000.000

PROGRAM RHL YANG MELIPUTI PERENCANAAN, PELAKSANAAN, MONITORING


VII. 4.418.000.000 1.132.373.825 25,63 3.285.626.175
DAN EVALUASI

1 Kegiatan Pelaksanaan 4.418.000.000 1.132.373.825 25,63 3.285.626.175


No. PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN REALISASI (%) SISA

1 2 3 4 5 6

VIII. PROGRAM PENGEMBANGAN PERBENIHAN 884.249.850 529.742.329 59,91 354.507.521

1 Penyediaan Benih 240.999.765 106.378.025 44,14 134.621.740


2 Pengedaran Benih dan Bibit 82.748.360 55.291.166 66,82 27.457.194
3 Pembangunan Sumberdaya Genetik 67.499.900 24.824.200 36,78 42.675.700
4 Penyediaan Bibit 400.002.000 343.248.938 85,81 56.753.062
5 Pemuliaan Tanaman Hutan 92.999.825 - - 92.999.825

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT DALAM KEGIATAN


IX. 184.272.000 110.327.000 59,87 73.945.000
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

Kegiatan Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan
1 184.272.000 110.327.000 59,87 73.945.000
Tanaman Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan

X. PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN 997.063.430 815.223.220 81,76 181.840.210

1 Kegiatan Patroli Pengamanan 997.063.430 815.223.220 81,76 181.840.210

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN


XI. 8.478.600.240 3.197.571.450 37,71 5.281.028.790
LAHAN
1 Kegiatan Perencanaan 7.083.600.240 2.247.714.500 31,73 4.835.885.740
2. Kegiatan Penyelenggaraan Pencegahan 1.395.000.000 949.856.950 68,09 445.143.050

JUMLAH : 38.717.146.830 18.927.803.331 48,89 19.789.343.499

Anda mungkin juga menyukai