A. Latar Belakang
Perhutanan sosial menjadi salah satu program unggulan pemerintah dalam sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019. Dalam mendukung tujuan
pembangunan nasional, KLHK menyediakan sebanyak 12,7 juta hektare lahan hutan untuk
peningkatan kemitraan dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui 5 skema
Perhutanan Sosial, yaitu Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan
Adat, dan Kemitraan Kehutanan. Pengembangan perhutanan sosial bertujuan untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola hutan sehingga dapat meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat sekitar hutan. Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial
(Pokja PPS) merupakan kelompok kerja yang membantu fasilitasi dan verifikasi kegiatan
Percepatan Perhutanan Sosial. Pokja PPS beranggotakan Focal Point atau yang melakukan
pendampingan Perhutanan Sosial di lapangan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan fasilitasi pelaksanaan program
Perhutanan Sosial di Provinsi Jambi. Secara umum penataan ruang kawasan perdesaan
diarahkan untuk beberapa hal yaitu pemberdayaan masyarakat perdesaan; pertahanan kualitas
lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya; konservasi sumber daya alam; pelestarian
warisan budaya lokal; pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan
pangan; dan penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan. Penataan ruang
kawasan perdesaan diselenggarakan pada kawasan perdesaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten, atau kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Pertanggal 13 Februari 2020 lalu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Dalam Negeri telah
mengeluarkan Surat Edaran Mendagri No 522/1392/SJ Tahun 2020. Surat ini dirasa penting
dan menjadi pijakan penting dalam kemajuan dan masa depan perhutanan sosial. Dengan surat
edaran ini, maka pengelolaan hutan lestari dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dapat
semakin terwujud. Sebelumnya, yaitu pada tahun 2017, Kemendagri pernah terlibat dalam
pertemuan untuk melakukan fasilitasi percepatan penyelesaian dan integrasi kelembagaan
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai bagian dari UPTD Provinsi. Namun SE yang
sekarang secara substansi lebih secara jelas mengatur detail Dukungan Pengembangan Usaha
Perhutanan Sosial. Demikian pula, jika sebelumnya kerangka kerja aturan perhutanan sosial
dirasa belum jadi prioritas dalam rencana pembangunan daerah maka dengan adanya SE
Mendagri, -selaku instansi otoritatif, dapat turut ‘mengintervensi” agar program Perhutanan
Sosial dapat masuk dan terintegrasi dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah.
Keberadaan SE ini pun dianggap sudah lebih menyasar pada aspek teknis dan fasilitasi.
Arah kebijakan dan strategi RPJMN 2020-2024 menempatkan pengelolaan kawasan hutan oleh
masyarakat melalui skema perhutanan sosial, sebagai bagian dari program pengentasan
kemiskinan. Artinya paradigma perhutanan sosial yang sebelumnya masih dipandang sebagai
kebijakan ekslusif nasional dan kehutanan, didorong didomestifikasi dalam poin-poin rencana
prioritas pembangunan daerah, yang bisa menyumbang PAD dari sektor kehutanan untuk
pemasukan daerah.
Visi RPJMN 2020-2024 Pemerintah diarahkan untuk transformasi Indonesia menuju negara
berpenghasilan menengah atas (upper-middle income countries) dan upaya pengentasan
kemiskinan. Implikasinya alur kerja perhutanan sosial pun didorong untuk pengembangan
usaha berbasis rakyat, sembari merampungkan percepatan usulan kawasan perhutanan sosial
sesuai target RPJMN 2015-2019 yang baru mencapai 4,2 juta ha, dari target seluas 12,7 Juta
Ha. Untuk itu maka kegiatan lokakarya dukungan Peraturan Gubernur mengenai Perhutanan
Sosial akan dilaksanakan.
Maksud kegiatan ini adalah memperkuat kebijakan dan dukungan pemerintah lintas
bidang untuk perhutanan sosial di provinsi Jambi.
Adapun tujuan kegiatan adalah:
1. Mendorong sinergisitas multipihak dalam mendukung Perhutanan Sosial di
Provinsi Jambi.
2. Melakukan penyesuaian kepengurusan Pokja PPS Provinsi Jambi Periode 2020-
2023.
3. Membangun sinergitas Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (POKJA
PPS) Nasional dengan Pokja PPS di Provinsi Jambi
4. Membangun sinergistas program Pokja PPS dengan Program Pemerintah Jambi
Mantap
D. Peserta
Peserta pelatihan berjumlah 102 orang, dengan rincian sebagai berikut :
No Nama Instansi / Lembaga Jumlah
1 Gubernur Jambi 1 Orang
2 Direktur Jendral PSKL 2 Orang
3 Dinas Kehutanan Provinsi Jambi 5 Orang
4 Kepala BPSKL wilayah Sumatera 4 Orang
5 Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari 2 Orang
6 UPTD KPHP Unit XI, XII Batanghari 2 Orang
7 Sekretariat Daerah Kabupaten Bungo 2 Orang
8 UPTD KPHP Unit II, III Bungo 2 Orang
9 Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci 2 Orang
10 UPTD KPHP Unit I Kerinci 2 Orang
11 Bappeda Kabupaten Merangin 2 Orang
12 Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin 2 Orang
13 UPTD KPHP Unit IV, V, dan VI Merangin 2 Orang
14 Sekretariat Daerah Kabupaten Muaro Jambi 2 Orang
15 UPTD KPHP Unit XIII Muaro Jambi 2 Orang
16 Sekretariat Daerah Kabupaten Sarolangun 2 Orang
17 UPTD KPHP Limau Unit VII Sarolangun 2 Orang
18 UPTD KPHP Unit VIII Hilir Sarolangun 2 Orang
19 Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2 Orang
20 UPTD KPHP Limau Unit XV, XVI, XVII Tanjung Jabung Barat 2 Orang
21 Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2 Orang
22 UPTD KPHP Limau Unit XIV Tanjung Jabung Timur 2 Orang
23 Sekretariat Daerah Kabupaten Tebo 2 Orang
24 UPTD KPHP Unit IX Tebo Barat 2 Orang
25 UPTD KPHP Unit X Tebo Timur 2 Orang
26 Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat 1 Orang
27 Balai Besar Taman Nasional Bukit Dua Belas 1 Orang
28 BPKH Wilayah XIII Pangkal Pinang 1 Orang
29 G-Cinde 1 Orang
30 Green Indonesia 1 Orang
31 Institut Aksi Sosial dan Konservasi (INISIASI) 1 Orang
32 Komunitas Masyarakat Peduli Hutan, Tahura, dan Lingkungan 1 Orang
33 Lembaga Pemantau, Penyelamt Lingkungan Hidup (LP2LH) 1 Orang
34 Perkumpulan Amphal 1 Orang
35 Persatuan Petani Jambi 1 Orang
36 Sekretaris Daerah Provinsi Jambi 1 Orang
37 Kepala BAPPEDA Provinsi Jambi 1 Orang
38 Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah 1 Orang
39 Pokja PPS Nasional 1 Orang
40 Kesbangpol Provinsi Jambi 1 Orang
41 BAPPEDA Provinsi Jambi 1 Orang
42 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi 1 Orang
43 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 1 Orang
44 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jambi 1 Orang
45 Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi 1 Orang
46 Pokja Provinsi Jambi 1 Orang
47 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi 1 Orang
48 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi 1 Orang
49 Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi 1 Orang
Jambi
50 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Perempuan 1 Orang
Provinsi Jambi
51 Dinas Sosial dan Kependudukan Catatan Sipil 1 Orang
52 Kantor BPN Provinsi Jambi 1 Orang
53 BPHP Wilayah IV Jambi 1 Orang
54 BPDASHL Batanghari 1 Orang
55 BKSDA Jambi 1 Orang
56 Balai Taman Nasional Berbak Sembilang 1 Orang
E. Biaya
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan dibebankan pada DIPA BPSKL
Wilayah Sumatera Tahun 2021.
F. Fasilitas
Peserta Pelatihan akan mendapat fasilitas berupa :
1. ATK dan perlengkapan peserta
2. Akomodasi dan transportasi
3. Personal use
4. Uang saku
G. Narasumber
1. Gubernur Jambi.
2. Direktur Jendral PSKL
3. Sekretaris daerah Provinsi Jambi
4. Kepala Bappeda Provinsi Jambi
5. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi
6. Kepala Biro Hukum Sekretaris Daerah Provinsi Jambi
7. Kepala Bappeda Kabupaten Merangin
H. Output Kegiatan
Sebagai hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah daftar kegiatan yang dapat
disinkronkan oleh Para Pihak berdasarkan wilayah administrasi yang menjadi lokasi
kegiatan Forest Programme II.
Medan, Desember 2021
Koordinator PIU BPSKL Sumatera
Penyampaian materi 1 Rencana & Arah Dirjen PSKL Pokja PPS Jambi
Perhutanan Sosial, Peran Pokja PS (M Zuhdi)
Nasional dan Pokja PS Provinsi.
Penyampaian materi 2 Dukungan
Pemerintah Provinsi Jambi dalam Sekretaris Daerah
Perhutanan Sosial dan Penguatan Peran Prov. Jambi
Pokja PS Provinsi Jambi
13.00-14.00 Status Draft SK Gubernur Pokja PPS Jambi Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Jambi Jambi
Wrap up & Focus Group Discussion
Pokja PPS
14.00 – 17.00
Provinsi Jambi
Sabtu, 4 Desember 2021
PENYUSUNAN RUMUSAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
08.30 – 11.00 RUMUSAN Pokja PPS Jambi Dishut Prov
MATERI PELATIHAN
Materi 1
Materi 2
Materi 3
Materi : Arah Pembangunan Tebo
Narasumber : Heri Dwi Yanto, SP ( Bappeda Tebo )
Moderator : Mahdayeni (TA BPSKL)
1. Dasar Hukum
a. PERDA KABUPATEN TEBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERDA NOMOR 3
TAHUN 2007 TENTANG RPJP KABUPATEN TEBO TAHUN 2006-2026;
b. PERDA KABUPATEN TEBO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RTRW KABUPATEN TEBO TAHUN 2013-
2033;
c. PERDA KABUPATEN TEBO NOMOR 1 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN PERDA NOMOR 6 TAHUN
2017 TENTANG RPJMD TAHUN 2017-2022
2. PENGGUNAAN LAHAN (Perda RTRW No. 6 Tahun 2013) SK Menteri Kehutanan No.
727 thn 2012
a. Perbandingan Antara Area Penggunaan Lain dengan Kawasan Hutan adalah 53,67% APL dan 46,33%
Kawasan Hutan;
b. 53,67% APL dimanfaatkan untuk fungsi budidaya yakni pertanian, perkebunan, permukiman, dan
peruntukan lainnya
c. 46,33% Kawasan Hutan yang terdiri dari Taman Wisata Alam, Hutan Lindung, Cagar Alam, Taman
Nasional, Hutan Produksi dan Hutan Produksi Terbatas;
3. PENGGUNAAN LAHAN (Revisi RTRW Kab. Tebo) SK Menteri LHK No. 8092 Thn. 2018
a. Perbandingan Antara Area Penggunaan Lain dengan Kawasan Hutan adalah 52,80% APL dan 47,19%
Kawasan Hutan;
b. 52,80% APL dimanfaatkan untuk fungsi budidaya yakni pertanian, perkebunan, permukiman, dan
peruntukan lainnya
c. 47,19% Kawasan Hutan yang terdiri dari Taman Wisata Alam, Hutan Lindung, Cagar Alam, Taman
Nasional, Hutan Produksi dan Hutan Produksi Terbatas;
4. MISI RPJMD KABUPATEN TEBO : Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur layanan umum,
Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta tatanan kehidupan beragama dan berbudaya,
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance); Mendorong tumbuhnya
perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban
dalam kehidupan bermasyarakat
5. RTRW (LOKUS)
a. TUJUAN PENATAAN RUANG : mewujudkan Kabupaten Tebo berbasis agroindustri dalam
mendukung pembangunan yang berkelanjutan;
a. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL; Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Taman Nasional Bukit Dua Belas
b. KAWASAN STRATEGIS PROVINSI ; kawasan permukiman Suku Anak Dalam
c. KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN; kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi; kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya; kawasan
yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Materi 3
Narasumber : Sumarjo
Moderator : Mahdayeni (TA BPSKL Wilayah Sumatera)
7. TUGAS POKOK DAN FUNGSI : Menyusun rencana pengelolaan hutan sesuai peraturan
perundang-undangan, Melaksanakan kegiatan promosi untuk membuka peluang investasi
dalam arealnya, Melaksanakan kegiatan kerjasama dan kemitraan dengan para pemangku
kepentingan, Melaksanakan penataan hutan sesuai dengan zonasi yang ditetapkan,
Melaksanakan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan serta pemanfaatan hasil
hutan, Melaksanakan rehabilitasi dan reklamasi kawasan hutan, Melaksanakan perlindungan
dan pengamanan hutan, Melaksanakan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat sekitar
kawasan hutan, Menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan aset daerah,
Melaksanakan tugas dekon sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
Melaksanakan pembinaan kelompok jabatan fungsional
8. RENCANA KEGIATAN : Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala, Pemanfaatan Hutan
pada Wilayah Tertentu, Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan dan Pemantauan Areal
yang Telah Ada Izin, Penyelenggaraan Rehabilitasi di Luar Izin, Pembinaan dan
Pemantauan Rehabilitasi pada Areal yang Berizin, Perlindungan dan Konservasi Alam,
Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemilik Izin, Koordinasi dan Sinkronisasi dengan
Stakeholder Terkait, Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pendanaan, Pengembangan Database, Rasionalisasi Wilayah Kelola, Review Rencana
Pengelolaan dan Pengembangan Investasi
9. PERMASALAHAN :
a) Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM)
b) Wilayah Tertentu Sebagian menjadi areal perkebunan
c) Pembiayaan kelembagaan KPHP yang masih terbatas
d) Izin pemanfaatan HTI Belum dikelola maksimal
e) Adanya konflik tenurial dan konflik satwa gajah.
f) Kebakaran hutan & Masih Terdapat Illegal Logging
10. Izin Perhuatanan Sosial termasuk Yang Dalam Proses;
a) IUPHHK- HTR / Hkm 23 KTH/Kop/Gapoktan = 1.984 KK ± 25.168 Ha
b) Kemitraan Kehutanan 23 KTH/Gapoktanhut = 1.343 KK ± 5.332 Ha
Materi 4
1. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2013 dan Surat Kepala
BPKH Wil XIII Nomor : S.367/BPKH.XIII-2/2017 tanggal 01 Agustus 2017
2. Tugas Pokok KPH (Peraturan Gubernur Jambi No.33 Tahun 2017) : UPTD KPHP
mempuyai tugas melaksanakan sebagaian tugas teknis operasional pada Dinas di bidang
pengelolaan hutan dalam wilayah kerja KPHP dan KPHL yang telah ditetapkan
3. UPTD KPHP Menyelenggarakn Fungsi : Melaksanakan tata hutan pada wilayah unit
KPHP, Pelaksanaan penyusunan rencana pengelolaan hutan unit KPHP dan
Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah unit
KPHP, Pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi di wilayah unit KPHP dan KPHL,
Pelaksanaan Perlindungan dan konservasi sumber daya alam di wilayah KPHP,
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan mulai dari perencanaan,
pengorganisasiaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian di wilayah
unit KPHP, Pemberdayaan masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan
4. Tujuan pengelolaan hutan yang akan dicapai oleh KPHP adalah Terwujudnya Hutan
Lestari Masyarakat Sejahtera dengan meningkatkan : Peran sektor kehutanan dalam
pembangunan ePkonomi Provinsi Jambi, Produktivitas kawasan hutan melalui
pengembangan kelembagaan pengelolaan hutan pada blok pemberdayaan
masyarakat melalui Program Perhutanan Sosial, Nilai tambah hasil hutan non kayu,
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan, Perlindungan dan pengamanan
hutan, Pelestarian ekosistem habitat fauna yang dilindungi, Pengelolaan hutan lestari
(ekologi, sosial ekonomi) serta wemujudkan;Tata batas yang harmonis dan diakui
semua pihak antara batas luar, dan antara blok dalam wilayah KPHP,
Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin, Koordinasi dan
Sinergi dengan Instansi dan Pemangku kepentingan (Stakeholder) terkait,
Rasionalisasi Wilayah Kelola, Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali)
5. Permasalahan Dalam Kawasan Hutan
a. Adanya illegal logging
b. Adanya konflik tenurial antara pemegang izin dengan masyarakat;
c. Adanya konflik antara pemegang izin/ masyarakat dengan satwa;
d. Banyaknya masyarakat pendatang dari luar daerah yang memasuki dalam
kawasan hutan
Materi 8
1. Mengelola ±88.000 Ha Kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) Karet Alam Berkelanjutan
sejak tahun 2015. PT Royal Lestari Utama merupakan Joint venture Barito Pacific
(Indonesia) dan Michelin Grup (Prancis). >50% dari area HTI didedikasikan untuk area mata
pencaharian masyarakat dan area lindung (konservasi dan restorasi).
2. TANGGUNG JAWAB UTAMA KAMI : Perlindungan terhadap lingkungan, keanekaragaman
hayati, dan satwa liar, serta berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan karyawan. Melayani seluruh pelanggan dan dengan produk-produk yang berkualitas dan
produktivitas yang tinggi. Memastikan kesehatan dan keselamatan seluruh karyawan,
pemasok, dan masyarakat di area operasi dengan memprioritaskan keselamatan di seluruh
kegiatan.
3. VISI : Membangun produksi karet alam berkelanjutan yang terintergrasi di Indonesia
MISI : Menciptakan nilai unggul pada setiap aspek bisnis
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 2 s.d 4 Desember 2021. Pelatihan
dimulai dengan kegiatan registrasi peserta serta pembukaan kegiatan, yang dibuka oleh
Kepala Bappeda Provinsi Jambi.
1. Sasaran utama peserta pelatihan ini adalah semua pihak yang memiliki kepentingan
di bentang alam atau lanskap Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dari unsure
pemerintah daerah, pemerintah desa, serta pihak swasta.
2. Pada saat pelatihan ini dimulai dengan penyampaian materi oleh akademisi
Univeristas Jambi yaitu Zuhratus Saleh, dengan materi Konsep Perencanaan Tata
Guna Lahan Berbasis lanskap, selajutnya paparan materi Kepala Bappeda Provinsi
Jambi, dengan Judul materi RPJMD dan RTRWP Provinsi Jambi.
3. Dilanjutkan hari kedua materi mengenai RTRWK Tebo, kemudian kegiatan
perlindungan satwa dan pemberdayaan masyarakat oleh BKSDA Jambi dan FZS.
Dilanjutkan materi dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Dinas Perkebunan,
Peternakan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan KPH yang ada di Kabupaten Tebo
4. Di ketiga dimulai dengan paparan dari pihak swasta yaitu PT. LAJ, PT. WKS dan PT
ABT kemudian dilanjutkan Kepala desa Muara kilis dan Kepala Desa Suo-suo
berbagi pengalaman dalam penyusunan RTGLD.
5. Secara Teknis Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung cukup lancar, di mana peserta
secara keseluruhan peserta mengikuti rangkaian acara. Narasumber juga bagian
dari peserta sehingga pada saat diskusi kelompok peserta saling mengisi ruang
diskusi.
6. Diskusi hari terakhir yaitu penyusunan tindak lanjut dan kesepakatan bersama.
dan kolaboratif ;
- Peserta memahami Pengelolaan tata
ruang dan pemulihan ekosistem ;
- Peserta memahami Pengelolaan
Populasi Gajah Sumatera di Bentang
Alam Bukit Tiga Puluh secara
partisipatif dan kolaboratif ; .
5. Rencana Kegiatan Konservasi Gajah di - Peserta memahami cara Penanganan
Bentang Alam Bukit Tiga Puluh Konflik Manusia-Gajah Berbasis
Masyarakat
- Peserta memahami yang dimaksud
dengan Pergerakan Dispersal Kelompok
Gajah
DOKUMENTASI KEGIATAN
Photo Bersama
perwakilan BPSKL
wilaayh Sumatera,
KPH, TNKS, POKJA,
Dan Dinas yang ada
di pemerintahan
provinsi jambi
Photo Bersama
setelah acara
pembukaan