KERANGKA ACUAN
DETASERING PETUGAS LAPANGAN RESTORASI GAMBUT
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia tipe hutan rawa gambut ini terdapat di dekat pantai timur Pulau
Sumatera dan merupakan jalur panjang dari Utara ke Selatan sejajar dengan pantai
timur, di Kalimantan mulai dari bagian utara Kalimantan Barat sejajar pantai
memanjang ke Selatan dan ke Timur sepanjang pantai selatan sampai ke bagian
hilir Sungai Barito. Di samping itu terdapat pula hutan rawa gambut yang luas di
bagian selatan Papua.
Jenis-jenis pohon yang banyak terdapat pada tipe hutan ini diantaranya adalah
Alstonia spp, Tristania spp, Eugena spp, Cratoxylon arborescens, Tetramerista
glabra, Dactylocladus stenostacys, Diospyros spp dan Myristica spp. Jenis-jenis
pohon terpenting yang terdapat pada formasi hutan rawa gambut adalah :
Campnosperma sp., Alstonia sp., Cratoxylon arborescens, Jackia ornata dan
Ploiarium alternifolium).
Pemanfaatan lahan gambut untuk tetap dipertahankan sebagai habitat ratusan
species tanaman hutan, merupakan suatu kebijakan yang sangat tepat. Disamping
kawasan gambut tetap mampu menyumbangkan fungsi ekonomi bagi manusia di
sekitarnya (produk kayu dan non kayu) secara berkelanjutan, fungsi ekologi hutan
rawa gambut sebagai pengendali suhu, kelembaban udara dan hidrologi kawasan
akan tetap berlangsung sebagai konsekuensi dari ekosistemnya tidak berubah.
Orientasi pembangunan yang ekspansif di kawasan gambut telah menciptakan
kondisi 57 persen lahan gambut di Indonesia rusak. Ini disebabkan aktivitas
pembuatan saluran kanal dan tata cara pembukaan lahan melalui cara bakar.
Dalam memulihkan kondisi lahan gambut yang saat ini rusak, maka perlu dilakukan
restorasi gambut. Areal Gambut di Indonesia yang harus direstorasi seluas
2.492.527 Ha. Pelaksanaan restorasi gambut memerlukan kolaborasi dan sinergi
antara berbagai pihak, baik instansi pemerintah daerah, Tim Restorasi Gambut
Daerah, Desa, Kecamatan, kelompok masyarakat sipil, donor, dan lain-lain.
Peran serta berbagai pihak dlam restorasi gambut sangat diharapkan. Tidak
terkecuali lulusan SKMA yang telah dididik untuk menjadi tenaga terampil dalam
kegiatan kehutanan. Sehubungan dengan rencana pelaksanaan Restorasi Gambut
tahun 2017, maka diperlukan Detasering Petugas Lapangan, khususnya di 6
provinsi yaitu Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan
Restorasi Gambut
II. TUJUAN
1. Melakukan percepatan penyiapan masyarakat dalam pelaksanaan restorasi
gambut di tingkat tapak
2. Mendukung pelaksanaan kegiatan konstruksi restorasi hidrologi
3. Mendukung penyiapan pemberdayaan masyarakat desa dan perhutanan
sosial di areal restorasi gambut.
dan Sosialisasi, dibantu oleh Kepala Pusrenbang SDM KLHK, Pusat Diklat
SDM LHK, dan Pusluh, BP2SDM KLHK.
6. Pelaksana operasional kegiatan dilakukan oleh Manajer Program yang
mempunyai wilayah kerja Sumatera dan wilayah kalimantan. Evaluasi,
pelaporan dan pengelolaan data dan informasi dilakukan oleh Evaluator
Program.
V. WAKTU
Kegiatan Detasering petugas lapangan restorasi gambut akan dilaksanakan
dengan tahapan sebagai beriku :
1. Tahap persiapan, September 2017 :
a. Pengumuman, Minggu 1
b. Rekrutmen, Minggu 2
c. Penyusunan kurikulum pelatihan, Minggu 1 sd 2
d. Pelatihan dan pembekalan, Minggu 3
e. Penempatan, Minggu 4
2. Tahap pelaksanaan, Oktober-November-Desember 2017
3. Tahap evaluasi, Desember 2017
Anggaran kegiatan berasal dari RKA KL BRG Tahun 2017, untuk komponen
Rekruitmen Tenaga, Diklat Pembekalan, Pelaksanaan Pendampingan dan
operasional kegiatan. Anggaran direncanakan keseluruhan Rp. 15.5 M. Dengan
target peserta 373 orang lulusan SKMA.
Restorasi Gambut